Apa itu Yokka?


Yokka Artinya di Indonesia

Yokka artinya sendiri dalam bahasa Jepang adalah “empat hari”. Namun, dalam konteks zaman sekarang, istilah tersebut tak lagi terbatas pada konotasi harfiahnya. Kini, di Indonesia, Yokka menjadi semacam fenomena populer terkait performance art, khususnya berupa teater.

Secara spesifik, Yokka adalah sebuah performance art yang memadukan berbagai unsur seni seperti musik, tari, gambar, dan dialog. Sama seperti teater lain pada umumnya, teater Yokka juga menampilkan cerita secara visual dan audiovisual melalui aksi-aksi panggung yang melibatkan para pemain. Namun, apa yang membuat Yokka berbeda adalah penggunaan teknologi multimedia serta cara penyampaiannya yang menarik dan mengundang emosi para penonton.

Cerita yang disajikan oleh Yokka biasanya memiliki konsep yang relatif abstrak, namun memiliki pesan tersirat yang cukup dalam. Melalui perpaduan antara lagu, gerakan, gambar, dan kata, penonton dibuat memahami makna dibalik keindahan visual yang ditampilkan. Dalam salah satu pertunjukan Yokka yang telah digelar, misalnya, penonton dihadapkan pada tema mengenai “rumor”. Di dalamnya, cerita tentang rumor yang muncul dalam suatu komunitas dari berbagai macam sudut pandang ditampilkan dengan sangat indah dan emosional.

Adapun para pelaku di balik Yokka yang selalu berhasil membuat penonton terkagum-kagum dibalik pementasan teater mereka, cukup beragam. Ada Arham Rahman, Dimas Satria, Irsyad Thaha, dan Tara Raises serta pengisi suara Teo Santoso dan asti sitorus. Tiap individu membawa karakternya masing-masing dalam pementasan Yokka.

Perjalanan Yokka dalam dunia seni di Indonesia memang tak bisa disebut mudah. Namun, berkat kepiawaian para penciptanya, Yokka sukses menarik perhatian publik dari tahun ke tahun. Tak hanya sekedar teater biasa, Yokka memang berhasil menciptakan genre dan pengalaman yang unik, mengundang para penonton untuk melepaskan diri dari kenyamanan dan berimajinasi ke dalam dunia cerita yang tak terduga.

Makna dalam Bahasa Jepang


yokka artinya in indonesia

Yokka artinya dalam Bahasa Jepang adalah “Hari keempat”. Yokka merupakan kata yang terdiri dari dua karakter yaitu “yok” dan “ka”, yang secara harfiah dapat diartikan sebagai “empat” dan “hari”. Yokka artinya adalah hari keempat dalam bahasa Jepang. Penulisan “yokka” dalam huruf kanji (Salah satu aksara Jepang ) adalah 四日. Yokka adalah salah satu nomor dalam bahasa Jepang yang penting diingat apabila Anda ingin berbicara mengenai Hari.

Hampir semua bahasa memiliki penamaan tanggal berdasarkan urutan angka. Seperti pada bahasa Inggris, tanggal 4 dapat disebutkan sebagai “4th”. Sedangkan pada Bahasa Jepang, “hari ke 4” atau “Yokka”lah yang menjadi pilihan kata yang tepat. Yokka digunakan dalam kalender, jadwal kegiatan, acara, dan dokumen resmi lainnya. Oleh karena itu, penting bagi pelajar dan mahasiswa asing yang tinggal di Jepang untuk menghafal penamaan tanggal dalam bahasa Jepang. Dengan memahami penamaan tanggal dalam bahasa Jepang, kita bisa memahami faktor-faktor budaya dan lingkungan yang berakar di Jepang.

Di dalam Bahasa Jepang, terdapat beberapa frasa penting yang kerap digunakan sehari-hari ketika menyebutkan tanggal. Kata-kata ini bisa memudahkan pengucapan tanggal dengan cara merekamnya dalam otak. Beberapa contohnya adalah :

1. Kyou wa nan-nichi desu ka? (Hari ini tanggal berapa?)

Kau ini tanggal berapa?

Pernahkah kamu bertanya-tanya tentang tanggal hari ini tanpa mengetahui kalender? Jika iya, Anda bisa bertanya dengan kalimat “Kyou wa nan-nichi desu ka?”. Frase ini memiliki arti “Hari ini tanggal berapa?”. Anda pasti sering mendengarnya di drama-drama Jepang atau mungkin dalam percakapan sehari-hari dengan teman Jepang. Sehingga, baik disadari atau tidak kita telah terbiasa mendengarkan atau mengucapkannya.

2. Soshite Yokka desu ne? (Lalu besok tanggal 4, benar?)

Besok Tanggal 4, Benar?

Frase ini merujuk pada tanggal 4 untuk hari besok. Banyak dari kita mungkin akan merasa frasa tersebut terkesan aneh, tetapi hal ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari di Jepang. Jika Anda ingin mengatur janji temu atau jadwal kegiatan pada tanggal 4, Anda akan perlu menggunakan frasa tersebut dalam percakapan Jepang. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya bagi kita untuk belajar mengucapkan frasa seperti ini untuk dapat beradaptasi di lingkungan Indonesia-Jepang.

3. Myoubi wa nannichi desu ka? (Hari Rabu tanggal berapa?)

Hari Rabu tanggal berapa?

“Myoubi” dalam bahasa Jepang merujuk pada hari Rabu. Sama seperti pertanyaan nomor satu, frasa ini digunakan untuk menanyakan tanggal. Namun, kali ini dalam konteks hari dan tanggal.

Jadi, sudahkah kamu memahami arti dari yokka dalam bahasa Jepang dan beberapa frasa penting terkait kalender? Semoga, dengan mengerti akan pentingnya penamaan tanggal dalam hal kehidupan sehari-hari di Jepang, Anda lebih siap dan mudah dalam beradaptasi di lingkungan Indonesia-Jepang.

Penggunaan Yokka dalam Kehidupan Sehari-hari


yokka artinya

Yokka adalah bahasa Jepang yang artinya adalah ‘empat hari’. Istilah ini selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari di Jepang untuk menunjukkan waktu. Di sisi lain, Yokka juga sering digunakan sebagai slang dalam bahasa Indonesia dan menunjukkan waktu tergantung pada konteksnya. Berikut ini adalah beberapa cara penggunaan Yokka dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia:

1. Yokka dalam menyebut hari

Penggunaan Yokka dalam percakapan sehari-hari di Indonesia ialah untuk menunjukkan hari. Terkadang, orang Indonesia juga memperpendek Yokka menjadi ‘Yok’ saat menyebutkan hari. Berikut adalah contoh penggunaan Yokka dalam percakapan sehari-hari terkait dengan menunjukkan hari:

– Hari ini sudah Yokka, berarti berapa hari lagi menuju akhir pekan?
– Hanya tiga hari lagi!
– Saya harus datang ke acara itu pada Yokka, bisa sampaikan detailnya?
– Yakin, akan saya sampaikan detailnya melalui pesan WhatsApp.

2. Yokka sebagai slang dalam meminta uang

yokka

Selain menunjukkan hari, Yokka juga sering digunakan sebagai slang dalam meminta uang bagi orang Indonesia. Slang ini digunakan saat ada seseorang meminta uang sebanyak 4000 Rupiah. Hal ini dikarenakan Yokka artinya adalah 4 (dalam bahasa Jepang mempunyai arti empat), dan 4000 Rupiah juga sama-sama memiliki angka 4. Berikut ini adalah contoh pemakaian Yokka sebagai slang dalam meminta uang:

– Mas, boleh minta 4000 Rupiah gak?
– Apa gak bisa minta 5000 Rupiah saja?
– Iya, tapi saya cukup butuh Yokka dulu.
– Oke, ini 4000 Rupiah.

3. Yokka dalam Makanan

yokka dori

Penggunaan Yokka dalam makanan merupakan hal yang jarang diketahui oleh orang Indonesia. Yokka merupakan nama satu dari banyak jenis ayam yang berasal dari Jepang. Di lain pihak, untuk orang Indonesia, Yokka juga menjadi nama suatu tempat yang menjual berbagai macam hidangan ayam, terutama Chicken Katsu dan Chicken Teriyaki. Berikut ini adalah contoh penggunaan Yokka dalam kelompok makanan:

– Kamu sudah pernah mencoba chicken katsu dari Yokka dori?
– Belum pernah, di mana tempatnya?
– Di dekat sekolahku, akan saya ajak kamu nanti kalo pulang sekolah.

Dalam kesimpulannya, Yokka memiliki beberapa penggunaan dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, baik itu untuk menunjukkan hari, sebagai slang dalam meminta uang, maupun dalam kelompok makanan. Oleh karena itu, kita harus lebih memahami konteks dari setiap penggunaan Yokka agar tidak salah pengertian.

Yokka dalam Konteks Budaya Jepang


Yokka artinya in Indonesia in Japanese cultural context

Yokka bukan hanya sekadar sebuah kata biasa dalam bahasa Jepang. Bagi orang Jepang, angka 4 ini mengandung banyak makna. Yokka artinya adalah angka 4 dalam bahasa Jepang, tetapi di Jepang sendiri angka ini dianggap sebagai angka buruk yang membawa kesialan bagi kehidupan manusia.

Kesialan yang ditimbulkan oleh angka 4 bukan hanya dianggap sebagai sebuah legenda, tetapi sudah menjadi bagian dari budaya populer Jepang. Orang Jepang yang membeli mobil atau membeli rumah, misalnya, sering kali sengaja menghindari angka 4 pada nomor plat mobil atau nomor rumah mereka. Mereka bahkan memilih nomor-nomor lain hanya untuk menghindari angka 4.

Fenomena angka 4 ini disebut shi (死) dalam bahasa Jepang, yang juga berarti “kematian”. Hampir setiap orang di Jepang, tidak peduli berapa umurnya, mengetahui arti buruk dan dampak yang ditimbulkan oleh angka 4 ini. Karena itu, hotel-hotel dan rumah sakit di Jepang biasanya tidak memiliki lantai keempat atau nomor-nomor kamar dengan angka 4 di dalamnya.

Bagi kita yang tidak berasal dari Jepang, fenomena angka 4 ini memang terdengar aneh, bahkan mungkin sangat berlebihan. Namun, dalam budaya Jepang, angka 4 benar-benar dianggap sebagai angka buruk. Bahkan dalam dunia seni, angka 4 memiliki dampak yang cukup besar.

Dalam seni kaligrafi Jepang, “empat baris” disebut “Yokka Koji” dan merupakan salah satu teknik dasar dalam seni kaligrafi. Teknik ini merupakan dasar dari semua bentuk tulisan tangan dalam bahasa Jepang. Setiap kali seorang seniman kaligrafi menulis sebuah karakter Jepang, seperti “ho,” “ni,” atau “su,” ia harus melakukannya dengan menggunakan teknik Yokka Koji.

Teknik ini melibatkan pembentukan karakter dalam empat bagian yang sama besar. Empat bagian ini tidak harus sempurna sama besar, tetapi harus sama dalam proporsi dan keseimbangan. Setiap karakter yang ditulis hampir selalu dimulai dari garis horizontal yang menjadi dasar dari teknik Yokka Koji. Kemudian, garis horizontal ini digunakan sebagai pedoman untuk membagi karakter menjadi empat bagian yang sama besar.

Dalam seni kaligrafi Jepang, teknik Yokka Koji dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting dan dapat memberikan dampak yang besar pada hasil akhir dari karya seni tersebut. Teknik ini juga mengajarkan seniman kaligrafi tentang keindahan, keseimbangan, dan proporsi dalam menulis karakter Jepang.

Kesimpulannya, sikap buruk orang Jepang terhadap angka 4 memang cukup sulit dimengerti bagi kita yang tidak berasal dari budaya mereka. Namun, kita dapat memahami bahwa budaya dan kepercayaan yang dianut oleh suatu masyarakat tidak dapat dianggap enteng. Seni kaligrafi Jepang juga menunjukkan bahwa bahasa dan budaya suatu bangsa dapat diwujudkan melalui bentuk seni dan karya kreatif.

Yokka dan Tradisi Shinto di Jepang


Yokka dan Tradisi Shinto di Jepang

Di Jepang, Shinto adalah agama asli yang dianut oleh mayoritas penduduk. Salah satu tradisi yang terkait dengan agama tersebut adalah Yokka. Yokka memiliki arti harfiah “empat hari” dalam bahasa Jepang, dan merujuk pada ritual atau upacara yang dilakukan oleh masyarakat pada tanggal 4 atau 14 setiap bulannya. Pada bulan tertentu, Yokka bisa jatuh pada tanggal 24, yang disebut Nijuyokka.

Ritual Yokka diyakini berasal dari kepercayaan masyarakat Jepang pada dewa dan roh yang melindungi alam dan kehidupan sehari-hari. Dalam tradisi Shinto, dewa-dewa dan roh-roh tersebut dihormati melalui upacara dan persembahan, karena diyakini dapat memberikan berkah dan melindungi masyarakat dari bencana atau kesulitan.

Pada hari Yokka, masyarakat akan datang ke kuil atau tempat suci Shinto untuk berdoa dan menghormati dewa atau roh yang dipuja. Mereka akan membawa persembahan berupa makanan, minuman, atau benda-benda lain yang sesuai dengan tema yang ditetapkan untuk setiap Yokka.

Misalnya, Yokka pada bulan November disebut “Shichigosan” yang berarti “Tiga Lima Tujuh”. Uniknya, anak-anak berusia tiga, lima, atau tujuh tahun akan dibawa ke kuil oleh orang tua mereka untuk menghadiri upacara dan berdoa. Mereka akan mengenakan pakaian tradisional dan membawa persembahan seperti permen dan biskuit.

Selain itu, juga terdapat ritual Yokka yang dikhususkan untuk hewan peliharaan, seperti kucing dan anjing. Ritual ini disebut “Ehon-darake” yang dilakukan pada bulan Oktober. Pemilik hewan peliharaan akan membawa mereka ke kuil atau tempat suci Shinto untuk menghormati dewa dan roh yang melindungi hewan peliharaan mereka. Mereka akan membawa persembahan seperti makanan, mainan, atau aksesori.

Upacara Yokka juga dilakukan untuk menghormati para pendiri dan pemimpin kuil, dan untuk menghormati dewa atau roh yang bertanggung jawab atas keanggotaan dan kegiatan di kuil. Mereka akan melakukan persembahan yang sesuai dengan tema yang ditetapkan, seperti persembahan dari anggota keolahragaan atau persembahan dari anggota instrumen musik di kuil.

Secara keseluruhan, Yokka adalah salah satu tradisi unik dalam agama Shinto di Jepang. Walaupun telah mengalami perubahan dan modifikasi dari waktu ke waktu, ritual ini masih terus dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada dewa dan roh yang dihormati.

Iklan