Pengantar

Halo, Pembaca rinidesu.com! Apakah Anda mencari informasi tentang pernikahan adat Makassar? Jika iya, Anda berada di tempat yang tepat. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara mendalam tentang pernikahan adat Makassar, mulai dari sejarah hingga prosesi pernikahan yang sangat kental dengan nilai-nilai adat. Selain itu, kami juga akan membahas kelebihan dan kekurangan dari pernikahan adat Makassar, serta kesimpulan yang mengajak pembaca untuk melakukan aksi positif.

Sebelum kita membahas lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui dulu Makassar. Makassar adalah sebuah kota di Sulawesi Selatan dengan sejarah panjang dan kental dengan nilai-nilai budaya yang kuat. Salah satu bagian dari budaya Makassar yang masih dilestarikan hingga hari ini adalah pernikahan adat. Pernikahan adat Makassar mengandung nilai-nilai luhur dan disebut sebagai pernikahan “massalajang” atau “nikah lari”. Dalam istilah Makassar, “massalajang” berarti perkawinan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan dilindungi oleh hukum adat. Oleh karena itu, pernikahan adat Makassar bukan hanya sekedar upacara melangsungkan pernikahan, melainkan juga upaya untuk mempertahankan nilai-nilai budaya dan hukum adat yang telah diwariskan oleh nenek moyang.

Sejarah Pernikahan Adat Makassar

Pernikahan adat Makassar telah ada sejak zaman kerajaan Gowa-Tallo. Saat itu, upacara pernikahan diadakan secara sederhana, tanpa adanya pakem resmi. Pernikahan adat Makassar baru mengalami perkembangan setelah adanya penyebaran agama Islam di Sulawesi Selatan. Sejak itulah, makna pernikahan adat Makassar menjadi lebih kuat, mulai dari prosesi hingga adat yang harus dipatuhi. Dalam pernikahan adat Makassar, ada banyak simbol dan nilai-nilai yang harus dipatuhi, seperti tradisi pangkas rambut pengantin pria dan adanya “rodat”, yaitu perlengkapan pernikahan yang harus dipersiapkan oleh kedua belah pihak.

Dalam perkembangannya, prosesi pernikahan adat Makassar telah mengalami beberapa revisi dan penyesuaian dengan zaman. Namun, nilai-nilai luhur dan simbol-simbol yang kuat masih dilestarikan hingga hari ini. Sebagai contoh, pada zaman kerajaan Gowa-Tallo, adanya “cambuk suji” atau ritual pukulan yang dilakukan pada pengantin pria. Namun, setelah Islam masuk ke daerah tersebut, ritual tersebut diganti dengan “mangngupi’ bola”, yaitu ritual menggambar bola di bawah kaki pengantin pria yang menggambarkan dukungan, kekuatan, dan janji kesetiaan.

Prosesi Pernikahan Adat Makassar

Prosesi pernikahan adat Makassar diawali dengan “mappaciaraung” atau lamaran. Pada saat ini, keluarga pengantin pria akan berkunjung ke rumah pengantin wanita dan memberikan hadiah, seperti sirih, pinang, dan baju adat. Setelah itu, datanglah waktu “mappasaolung” atau prosesi pernikahan.

Prosesi pernikahan adat Makassar dimulai dengan pengantin pria dan pengantin wanita yang bersanding di pelaminan. Setelah itu, pengantin pria akan dipingit oleh kerabatnya. Ketika pengantin wanita datang, pengantin wanita dan keluarganya akan melalui prosesi “maccera tapparanngiang”, yaitu prosesi merangkai benang yang melambangkan kebersamaan dalam hidup sambil menyanyikan lagu-lagu tradisional Makassar. Setelah itu, pengantin pria dibuka pintunya dan kegiatan lamaran dilakukan.

Setelah itu, diadakanlah prosesi “maccera’ padapa” atau prosesi memandikan pengantin. Biasanya, prosesi ini dilakukan pada malam hari di jalanan, sehingga bisa disaksikan oleh masyarakat. Selain itu, ada pula prosesi “mangngederri” yaitu menghias rumah pengantin pria dengan bunga-bunga dan sirih pinang dengan tujuan agar pengantin pria merasa nyaman dan damai.

Prosesi pernikahan adat Makassar dilanjutkan dengan “mappacantikkan”, yaitu prosesi menghias pengantin dengan bunga-bunga dan baju adat. Usai prosesi ini, pengantin diarak keliling kampung dengan diiringi lagu-lagu tradisional Makassar oleh relawan yang terdiri dari keluarga, tetangga, dan sahabat dekat.

Setelah pengantin kembali ke pelaminan, diadakan acara “mangngareppang”, yaitu pengantin pria memotong rambutnya dan pengantin wanita memotong kuku. Seusai acara ini, dilanjutkan dengan prosesi “mapacciung” atau pengantin berjabat tangan sambil melakukan doa. Kemudian, diadakanlah prosesi “randasa” atau malam pertama.

Kelebihan Pernikahan Adat Makassar

Pernikahan adat Makassar memiliki kelebihan yang cukup banyak, di antaranya adalah:

✅ Mengajarkan nilai-nilai adat dan budaya yang luhur. Melalui pernikahan adat Makassar, masyarakat turut mengenal adat dan budaya Makassar yang kental dan memiliki simbol-simbol penting.

✅ Meningkatkan rasa persaudaraan. Pernikahan adat Makassar merupakan momen yang dimanfaatkan oleh keluarga dekat dan kerabat untuk berkumpul dan saling mengenal antar keluarga.

✅ Memupuk nilai-nilai kekeluargaan. Pernikahan adat Makassar menyatukan dua keluarga menjadi satu kesatuan, sehingga cara berpikir dan bersikap juga ikut menyatu.

✅ Memiliki nilai-nilai yang Islami. Meskipun bersifat adat, prosesi pernikahan adat Makassar senantiasa mengedepankan nilai-nilai Islami, seperti menafkahi keluarga dari sumber yang halal dan menjaga kehormatan serta ketentraman rumah tangga

✅ Menjaga martabat wanita. Pada prosesi pernikahan adat Makassar, keluarga pengantin wanita diberikan perlindungan dan pemenuhan hak-haknya secara adil.

Kekurangan Pernikahan Adat Makassar

Namun di sisi lain, pernikahan adat Makassar juga memiliki kekurangan sebagai berikut:

❌ Kebutuhan biaya yang cukup besar. Prosesi pernikahan adat Makassar melibatkan banyak anggota keluarga dan kerabat, sehingga biayanya pun cukup besar.

❌ Prosedur yang terlalu rumit. Ada banyak prosedur yang harus ditempuh dalam pernikahan adat Makassar, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.

❌ Keterbatasan merayakan pernikahan di tempat terbuka. Dalam adat Makassar, pernikahan biasanya dilangsungkan di rumah atau panggung yang terbatas kapasitasnya, dan tidak dianjurkan dilaksanakan di tempat terbuka karena dianggap kurang etis.

❌ Adanya unsur tekanan sosial. Dalam budaya Makassar, pernikahan dianggap sebagai penghargaan terhadap keluarga dan budaya, sehingga terkadang menimbulkan tekanan sosial bagi pasangan yang ingin melewatkan tradisi pernikahan adat Makassar.

FAQ tentang Pernikahan Adat Makassar

Pertanyaan Jawaban
Apa arti dari “nikah lari” dalam pernikahan adat Makassar? “Nikah lari” atau “massalajang” adalah upacara perkawinan yang dilangsungkan secara sembunyi-sembunyi dan dilindungi oleh hukum adat.
Apakah pernikahan adat Makassar wajib dilangsungkan di tengah-tengah kampung atau di tempat terbuka? Tidak. Pernikahan adat Makassar biasanya dilangsungkan di rumah atau panggung yang terbatas kapasitasnya, dan tidak dianjurkan dilaksanakan di tempat terbuka karena dianggap kurang etis.
Bagaimana prosedur meminang calon pengantin di pernikahan adat Makassar? Prosedur meminang calon pengantin di pernikahan adat Makassar dilakukan dengan mengawali keluarga pihak pria datang ke rumah calon pengantin di waktu yang dijadwalkan, lalu melakukan perkenalan secara simbolis beserta mempersembahkan buah-buahan, sirih pinang, dan baju.
Apakah wanita diperbolehkan membuka jilbab saat prosesi dan acara pernikahan adat Makassar? Tidak dianjurkan. Pada pernikahan adat Makassar, wanita diharuskan menutup auratnya, sehingga tidak dianjurkan membuka jilbab.
Bagaimana membuat rodat pada pernikahan adat Makassar? Rodat adalah perlengkapan penting dalam pernikahan adat Makassar. Untuk membuat rodat, diperlukan bahan-bahan seperti emas, perak, kain, dan sebagainya. Biasanya, pembuat rodat akan mencari ahli emas dan perak untuk membuat bagian-bagian rodat, setelah itu dirakit menjadi perlengkapan pernikahan.
Apakah pada pernikahan adat Makassar ada ritual pukulan seperti pada zaman kerajaan Gowa-Tallo? Tidak. Sejak Islam masuk ke daerah tersebut, ritual pukulan dalam pernikahan adat Makassar diganti dengan “mangngupi bola”, yaitu ritual menggambar bola di bawah kaki pengantin pria yang menggambarkan dukungan, kekuatan, dan janji kesetiaan.
Apakah sesorang yang tidak beragama Islam, tetap dapat melaksanakan pernikahan adat Makassar? Tentu saja bisa. Meskipun banyak nilai-nilai Islami yang turut dijunjung tinggi, prosesi pernikahan adat Makassar terbuka untuk masyarakat dari semua agama dan keyakinan.
Apakah hukuman bagi seseorang yang melanggar hukum adat dalam pernikahan adat Makassar? Biasanya hukuman adalah sangsi sosial, yang diantaranya mengirim uang ke lembaga adat, meminta maaf secara resmi kepada pihak yang dirugikan, atau memberikan sesajen ke tempat-tempat sakral.
Adakah caara untuk mengajarkan pernikahan adat Makassar kepada generasi muda yang kurang tertarik? Tentu saja ada. Salah satu cara mengajari pernikahan adat Makassar kepada generasi muda adalah dengan menerbitkan buku atau video pendek tentang pernikahan adat Makassar, serta mengadakan seminar atau workshop dengan para ahli adat.
Apakah pernikahan adat Makassar cocok untuk dijadikan tema pada pernikahan modern? Tergantung. Jika pasangan yang bersangkutan memiliki keinginan untuk mengenalkan budaya dan tradisi Makassar kepada tamu undangan yang datang, maka tema pernikahan adat Makassar dapat digunakan. Namun, jika tidak memiliki keinginan, maka tidak disarankan menggunakan tema pernikahan adat Makassar.
Apakah ada aturan khusus tentang pakaian pengantin dalam pernikahan adat Makassar? Tidak ada aturan khusus. Namun, kebanyakan pengantin akan mengenakan pakaian adat Makassar dengan ornamen dan warna yang berbeda-beda sesuai dengan kesukaan mereka.
Apakah dalam pernikahan adat Makassar diadakan resepsi? Tidak dianjurkan. Dalam pernikahan adat Makassar, tidak diadakan resepsi seperti dalam pernikahan pada umumnya. Setelah prosesi pernikahan selesai, keluarga dan tamu undangan langsung makan bersama dan bercengkerama untuk memupuk rasa kebersamaan dan kekeluargaan.
Bagaimana cara memilih datuk yang akan digunakan dalam pernikahan adat Makassar? Memilih datuk yang akan digunakan dalam pernikahan adat Makassar biasanya akan menjadi tanggung jawab bagi orangtua. Mereka akan memilih datuk berdasarkan tradisi keluarga dan kepemimpinan di masyarakat setempat, yang biasanya berawalan dari Tu

Iklan