Pengertian Kanji dan Sejarahnya di Jepang


Jumlah kanji jepang in Indonesia

Kanji atau huruf Cina merupakan salah satu aksara yang digunakan dalam bahasa Jepang. Huruf-huruf tersebut diperkenalkan ke Jepang pada abad ke-4 oleh para pendeta Buddha dari Tiongkok. Pada saat itu kanji hanya digunakan sebagai sarana untuk menulis nama ilmiah tumbuhan dan hewan dalam bahasa Cina. Seiring berjalannya waktu kanji mulai digunakan dalam konteks penyairan dan sastra. Selain itu, para pendeta Buddha juga menggunakan kanji dalam tulisan-tulisan keagamaan untuk memudahkan para murid yang kesulitan memahami bahasa Sanskerta atau bahasa Jepang kuno.

Seiring dengan berkembangnya zaman, penggunaan kanji semakin masif. Dalam abad ke-10, Tategami yang merupakan seorang sarjana Jepang menyelesaikan karya monumentalnya yaitu “Wamyō Ruijushō”, sebuah kumpulan kata-kata penting dan terkenal dalam bahasa Jepang yang disusun dalam kalimat baku Jepang. Karya tersebut menjadi titik balik bagi penggunaan kanji dalam bahasa Jepang. Karya ini didasarkan pada suatu sistem yang terdiri dari 214 buah karakter dan setiap karakter yang terkandung pada karya tersebut memiliki arti tertentu yang bisa dihubungkan atau disatukan dengan karakter tertentu yang lain.

Saat ini, jumlah kanji yang digunakan dalam bahasa Jepang mencapai 2136 karakter. Namun, jumlah karakter tersebut bukanlah angka yang pasti. Pasalnya, pemerintah Jepang menggolongkan kanji menjadi tiga kategori.

  1. Jōyō kanji (Kanji untuk pemakaian umum)
  2. Jinmeiyō kanji (Kanji untuk nama orang)
  3. Hyōgai kanji (Kanji untuk istilah-istilah tertentu)

Jumlah karakter kanji yang termasuk dalam kategori Jōyō kanji sebanyak 2136 karakter. Karakter-karakter tersebut diajarkan pada setiap hari pelajaran bahasa Jepang di Jepang, baik pada SD hingga SMA. Selain itu, karakter-karakter tersebut juga digunakan pada tulisan-tulisan resmi seperti surat kabar, majalah, laporan, dan sebagainya.

Adapun Jinmeiyō kanji adalah kanji yang digunakan untuk menulis nama orang atau nama tempat tertentu. Sebanyak 862 karakter Jinmeiyō kanji dinyatakan sah oleh pihak pemerintah Jepang.

Sedangkan Hyōgai kanji adalah karakter kanji yang sangat jarang digunakan atau bahkan khusus digunakan di daerah tertentu di Jepang. Pada umumnya, Hyōgai kanji lebih banyak digunakan oleh para ahli atau peneliti di bidang tertentu. Namun, jumlah karakter dalam kategori ini tidaklah pasti karena tidak ada kriteria tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam perkembangan Jepang, huruf Cina masih digunakan sampai sekarang. Orang Jepang pun masih belajar menulis kanji sebagai kemampuan khusus, mengingat sama sekali tak ada kemiripan dengan huruf Romawi yang digunakan di bahasa-bahasa lain seperti Inggris maupun Indonesia. Bahkan kanji yang sederhana memiliki kelokan-kelokan yang rumit. Namun tanpa belajar menulis kanji, orang Jepang umumnya tidak akan bisa memahami dokumen yang tertulis dalam bahasa Jepang dengan baik.

Tidak hanya di Jepang, di Indonesia sendiri jumlah karakter kanji yang diajarkan juga semakin banyak. Kanji tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran pelengkap bahasa Jepang saja namun merupakan mata pelajaran yang terpisah. Sebagian besar sistem pendidikan bahasa Jepang mengajarkan kanji untuk pemakaian umum maupun untuk nama orang maupun tempat. Hal ini menunjukkan bagaimana pentingnya mempelajari bahasa Jepang dalam era global saat ini.

Jumlah Kanji Jepang dan Perpustakaan Nasional


Perpustakaan Nasional

Perpustakaan Nasional Indonesia adalah salah satu lembaga penting yang memiliki tugas utama sebagai pengumpul, pemelihara, serta penyaji informasi nasional dalam berbagai bentuk dan jenis. Perpustakaan Nasional juga memiliki koleksi terlengkap di Indonesia, termasuk di dalamnya koleksi buku mengenai bahasa Jepang dan jumlah Kanji Jepang.

Kanji Jepang

Dalam koleksi buku Perpustakaan Nasional, terdapat ratusan buku bahasa Jepang yang membahas mengenai Kanji. Jumlah kanji Jepang sendiri mencapai ribuan karakter, yang merupakan sistem penulisan huruf yang sangat khas dan rumit. Namun, seiring dengan semakin diminatinya budaya Jepang di Indonesia, termasuk bahasa Jepang dan Kanji, maka semakin banyak pula buku yang mengulas mengenai bahasa tersebut.

Perpustakaan Nasional memberikan akses ke koleksi buku tersebut secara online melalui situs web mereka. Pengunjung dapat melakukan pencarian buku dengan mudah melalui fitur pencarian berdasarkan judul, pengarang, dan kata kunci tertentu. Selain itu, Perpustakaan Nasional juga menyediakan akses ke database jurnal internasional untuk memperdalam pengetahuan mengenai Kanji dan bahasa Jepang secara luas.

Tak hanya itu, Perpustakaan Nasional juga sering mengadakan kegiatan dan pelatihan yang berkaitan dengan budaya Jepang, termasuk pelatihan bahasa Jepang dan penulisan Kanji. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih lanjut budaya Jepang pada masyarakat Indonesia, serta memberikan kesempatan bagi mereka yang tertarik untuk lebih mengenal dan memahami bahasa Jepang dan Kanji.

Sebagai sebuah lembaga yang penting dalam penyimpanan dan penyebaran informasi, Perpustakaan Nasional Indonesia memiliki peran yang sangat strategis dalam memperkenalkan Bahasa Jepang dan Kanji pada masyarakat Indonesia. Dengan koleksi bukunya yang lengkap, serta berbagai kegiatan dan pelatihan yang diselenggarakan secara berkala, Perpustakaan Nasional mampu menjadi pusat informasi dan edukasi yang penting bagi mereka yang ingin lebih mengenal budaya Jepang.

Pendidikan Kanji di Sekolah-sekolah Jepang


Belajar Kanji di Sekolah Jepang

Salah satu hal yang paling menonjol dalam belajar bahasa Jepang adalah belajar kanji, karakter yang diambil dari tulisan Han China dan digunakan dalam bahasa Jepang. Secara keseluruhan, terdapat lebih dari 2000 jumlah kanji jepang, meskipun hanya sekitar 1000-2000 yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai negara asal bahasa Jepang, pendidikan kanji di sekolah-sekolah Jepang mendapatkan perhatian yang serius.

Sejak tahun 1947, sistem pendidikan di Jepang telah menetapkan standard pendidikan di negara ini mengenai kanji jepang. Sekolah dasar mengajarkan hiragana dan katakana, dan mulai mengenalkan kanji pada kelas 2. Siswa diharuskan belajar 80 kanji pada kelas 1 dan 160 kanji pada kelas 2, sebanyak 200 kanji pada kelas 3-4, sekitar 200-300 pada kelas 5-6, dan sekitar 350 pada kelas 7-9. Hal ini membuat siswa di Jepang bisa membaca dan menulis setidaknya 1000-2000 kanji pada akhir sekolah menengah pertama.

Belajar kanji di sekolah Jepang biasanya dilakukan dengan metode membaca, menulis dan menghafal. Namun, sejak beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Jepang telah mencoba mengadopsi cara pembelajaran yang lebih kreatif dan efektif dalam mempelajari kanji.

Belajar Kanji dengan Menipu Sistem Saraf Otak

Berbagai inovasi dalam pengajaran kanji di sekolah Jepang menyoroti pentingnya pentingnya metode kreatif dan interaktif dalam pembelajaran bahasa. Beberapa cara yang digunakan siswa Jepang untuk mempermudah belajar kanji antara lain dengan membuat narasi atau cerita tentang kanji, membentuk kalimat dengan kanji yang diajarkan, penambahan gambar atau visual pada kanji, dan belajar kanji dalam bentuk game atau kuis online.

Salah satu contoh metode pembelajaran kreatif adalah menggunakan sains untuk menipu sistem saraf otak. Dalam metode ini, siswa menggunakan taktik-taktik seperti mengulang-ulang suatu karakter, merestui, atau membentuk bentuk-bentuk karakter tersebut menggunakan tangannya, untuk memperkuat ingatan mereka.

Usaha untuk meningkatkan pembelajaran kanji juga terlihat pada penerapan teknologi dalam proses pembelajaran. Beberapa aplikasi belajar kanji seperti Kanji Senpai, Obenkyo atau NHK-Easy News juga sering digunakan oleh siswa dan masyarakat di Jepang. Selain itu, beberapa sekolah juga melakukan kerjasama dengan perusahaan teknologi untuk memanfaatkan alat pendukung pembelajaran seperti Augmented Reality (AR) atau Virtual Reality (VR).

Dengan menggunakan teknologi modern, siswa dapat memahami penggunaan dan makna dari kanji dengan mudah. Misalnya, dengan menggunakan AR, siswa bisa melihat dan memahami penggunaan karakter dalam kehidupan sehari-hari dengan menunjukkan layar tablet atau smartphone pada benda-benda yang menyertakan karakter tersebut.

Pendidikan kanji di sekolah-sekolah Jepang diberikan dengan metode pembelajaran yang serius dan kreatif. Pembelajaran yang inovatif membuat belajar kanji tidak lagi menjadi hal yang membosankan dan sulit bagi siswa. Dengan cara yang tepat, siswa bisa menguasai ribuan karakter kanji dan membuat mereka mampu berkomunikasi dengan bahasa Jepang yang baik dan benar.

Kemampuan Membaca Kanji dan Tingkat Kesulitannya


Kemampuan Membaca Kanji dan Tingkat Kesulitannya

Untuk bisa membaca teks berbahasa Jepang secara menyeluruh, kemampuan membaca kanji adalah hal yang terpenting karena banyak kata-kata dalam bahasa Jepang yang menggunakan kanji sebagai tulisan resminya. Di Indonesia, jumlah kanji jepang yang harus dipelajari cukup banyak dan memerlukan kesabaran untuk menghafalnya satu per satu.

Kesulitan Ketika Belajar Kanji

Tingkat kesulitan ketika belajar kanji bergantung pada dua faktor utama, yaitu kompleksitas bentuk dan jumlah garis yang digunakan dalam menuliskan kanji tersebut. Terdapat lebih dari 2.000 kanji yang digunakan dalam bahasa Jepang, dan masing-masing kanji memiliki arti yang berbeda. Namun, ada beberapa kanji yang memiliki bentuk dan arti yang mirip atau bahkan sama, sehingga sulit untuk membedakannya. Selain itu, beberapa kanji memiliki banyak cara untuk membacanya tergantung pada konteks penggunaanya.

Tingkatan Pembelajaran Kanji

Pembelajaran kanji dilakukan secara bertahap dan terbagi ke dalam beberapa tingkatan. Biasanya, sekolah-sekolah bahasa Jepang menggunakan sistem pembelajaran JLPT (Japanese Language Proficiency Test) untuk menentukan tingkat kemampuan siswanya. JLTP sendiri terbagi menjadi 5 level, dimulai dari N5 sebagai level yang paling rendah hingga N1 sebagai level yang paling tinggi. Untuk jumlah kanji jepang, setiap level JLPT memiliki jumlah kanji dan kosakata sendiri.

Level N5

Level N5 merupakan level dasar dan paling rendah dari tes kemampuan bahasa Jepang. Untuk tingkat ini, siswa minimal harus menguasai sekitar 100 kanji dan 800 kosakata. Jumlah kanji yang harus dipelajari dalam level ini tidak begitu banyak dan umumnya kanji yang dipelajari berupa bahasa sehari-hari dan kata-kata sederhana.

Level N4

Tingkat N4 merupakan tahap selanjutnya dan jumlah kanji yang harus dipelajari dalam tingkatan ini sekitar 300 kanji dan 1500 kosakata. Level ini lebih kompleks dari N5 karena sudah banyak mengandung kanji yang lebih sulit untuk dipelajari dan kosakata yang lebih banyak daripada N5.

Level N3

Pada level N3, siswa harus menguasai sekitar 600 kanji dan 3000 kosakata. Di tingkatan ini, kanji yang dipelajari sudah banyak yang saling berhubungan dan memiliki banyak variasi dalam ejaan dan pembacaannya, sehingga tingkat kesulitannya sudah meningkat.

Level N2 dan N1

Untuk tingkatan paling tinggi yaitu N2 dan N1, siswa harus menguasai sekitar 1000 kanji untuk N2 dan sekitar 2000 kanji untuk level tertinggi yaitu N1. Pada tingkatan ini, kanji dan kosakata yang dipelajari sudah banyak yang bersifat keilmuan dan sulit, serta memiliki banyak kemiripan dalam bentuk dan pengucapannya.

Meski terdapat beberapa kesulitan dalam menghafal jumlah kanji jepang yang cukup banyak, namun bukan berarti sulit untuk dipelajari. Dengan tekun belajar dan didukung oleh metode belajar yang tepat, pasti akan bisa menguasai dan meningkatkan kemampuan membaca kanji.

Penggunaan Kanji dalam Kehidupan Sehari-hari di Jepang


Kanji

Kanji, yang juga disebut sebagai Hanzi dalam bahasa Mandarin atau Hanja dalam bahasa Korea, adalah aksara yang digunakan oleh orang Jepang dalam menulis teks dan kaligrafi. Di Indonesia sendiri, pemakaian kanji hanya sedikit digunakan. Namun, di Jepang, kanji memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

Membaca Kanji dalam Nama Restoran dan Toko


Restoran Jepang

Di Jepang, kanji sangat sering ditemui di setiap toko, restoran, dan bisnis. Orang Jepang biasanya akan membaca dan menuliskan kanji ketika mereka menyusun naskah untuk dokumen pribadi dan bisnis seperti nota restoran atau toko. Jadi, jika Anda berkunjung ke Jepang, bisa membaca kanji cukup penting untuk memudahkan Anda berbelanja dan menikmati kuliner di tempat tersebut.

Memasak dengan Menggunakan Kanji dalam Resep


Masakan

Orang Jepang menggunakan kanji pada label makanan, terutama untuk memberikan informasi tentang kandungan gizi, tanggal kedaluwarsa, komposisi, dan merek makanan tertentu. Selain itu, kanji juga digunakan pada resep masakan tradisional Jepang, seperti chawanmushi, shabu-shabu, dan sushi. Oleh sebab itu, selain tampilannya yang cantik, mengetahui kanji juga membantu dalam memasak makanan tradisional Jepang.


Papan Reklame

Papan reklame dan brosur di Jepang seringkali menampilkan kanji-kaji tertentu agar orang segera mengetahui jenis perusahaan apa yang mereka miliki. Selain itu, kanji juga digunakan pada papan nama gedung, papan instruksi dan tanda-tanda petunjuk, serta bangunan dan transportasi umum, seperti jalan, kereta bawah tanah, dan terminal bus. Dengan kata lain, mengetahui kanji juga memudahkan dalam berkeliling di Jepang.

Mengelola Perpustakaan dengan Kanji


Perpustakaan

Perpustakaan di Jepang menggunakan kanji pada rak buku untuk membuat pencarian dan katalogisasi buku menjadi lebih mudah dan sistematis. Setiap buku akan diatur berdasarkan tema dan judulnya, kemudian dibagi ke beberapa bagian disusun sesuai dengan huruf pertama dari judul buku. Dengan menggunakan kanji pada rak buku, pencarian buku menjadi lebih mudah dan praktis.

Iklan