Bank dalam Bahasa Jepang: Asal Usul Istilahnya


Bank Dalam Bahasa Jepang

Bank dalam Bahasa Jepang memiliki istilah yang berbeda dari bahasa Indonesia. Istilah tersebut tak hanya berbeda dalam pelafalannya, tetapi juga memiliki asal usul yang berbeda. Istilah-istilah tersebut sering digunakan di media maupun pembicaraan sehari-hari di Jepang. Berikut ini penjelasan mengenai asal usul beberapa istilah dalam Bahasa Jepang terkait bank.

1. 銀行 (Ginkou)

Gambar Ginkou

Kata ginkou dalam bahasa Indonesia adalah bank. Ginkou terdiri dari dua karakter kanji, 銀 (Gin) yang berarti perak dan 行 (Kou) yang berarti lembaga atau badan. Asal usulnya berasal dari zaman Edo ketika kebutuhan akan tempat penyimpanan uang meningkat misalnya dari hasil penjualan produk-produk pertanian dan perkebunan. Tempat penyimpanan tersebut diberi nama ‘ganjitsu kaban’ atau ‘kinban’ yang dimaksudkan agar masyarakat mudah mengenalinya. Kemudian, pada zaman Meiji (1868-1912) bentuk bank mulai dibuat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pemerintah.

2. 預金 (Yokin)

Gambar Yokin

Kata Yokin merujuk pada setoran atau deposito. Istilah ini berasal dari dua karakter kanji, 預 (Yo) yang berarti menitipkan dan 金 (Kin) yang berarti uang atau emas. Dalam pengertian yang lebih luas, terdapat somei (sebutan untuk pinjaman uang di era Edo) yang dikaitkan dengan jaman dulu ketika seseorang mendapat pinjaman uang di toko-toko atau tempat tempat tertentu dalam lingkup keluarga hingga bergeser pada bank pada saat ini.

3. 通貨 (TSUUKA)

Gambar TSUUKA

Kata tsuuka dalam Bahasa Indonesia berarti mata uang. Tsuuka terdiri dari dua karakter kanji, 通 (TSUU) yang berarti umum atau sering terjadi dan 貨 (KA) yang berarti uang atau barang. Sejarahnya, kata tsuuka mulai digunakan pada zaman dulu, Saat terjadi perkembangan ekonomi dan bertumbuhnya perdagangan orang mulai menggunakan uang atau sistem ini sebagai alat pembayaran perdagangan dan pada akhirnya uang atau mata uang.

4. 為替 (Kawase)

Gambar Kawase

Kata kawase dalam Bahasa Indonesia berarti mata uang asing atau pun juga berguna untuk istilah valuta. Kata kawase memiliki dua karakter kanji, 為 (Kawari) yang berarti ganti atau substitusi, dan 替 (Kae) yang berarti ubah atau tukar. Sejarahnya, Kata kawase muncul pada zaman Edo ketika perdagangan dengan negara lain merebak dan diwujudkan dengan adanya bank kami atau bank tembaga. Dalam urusan perdagangan, bank di zaman itu terlibat dalam perdagangan mata uang asing seperti emas dan perak diantara beragam negara.

Nah, itulah tadi asal-usul dari beberapa istilah dalam Bahasa Jepang yang terkait dengan bank. Penggunaan istilah-istilah tersebut dipengaruhi oleh sejarah perdagangan dari waktu ke waktu seiring perkembangan negara Jepang. Semoga penjelasan di atas bermanfaat bagi para pembaca.

Mengenal Bank dalam Bahasa Jepang Secara Umum


Bank Dalam Bahasa Jepang

Bank merupakan salah satu institusi keuangan yang paling penting bagi masyarakat. Institusi ini sama pentingnya seperti asuransi dan dana pensiun. Di Jepang, bank juga dianggap sangat penting dalam membantu masyarakat dalam mewujudkan tujuan keuangan mereka. Sebagai contoh, untuk membeli rumah atau mobil, biasanya masyarakat Jepang membutuhkan kredit dari bank.

Di Jepang, kata untuk “bank” adalah “ginkou” (銀行). Kata ini berasal dari bahasa Mandarin dengan karakter yang sama artinya. Selain itu, ada juga kata lain yang sering digunakan yaitu “yokin” (預金) yang sebenarnya berarti “menyimpan uang”. Meskipun kata ini tidak merujuk secara khusus pada bank, tetapi sering digunakan untuk merujuk pada tabungan di bank.

Berikut adalah beberapa jenis bank yang ada di Jepang:

1. Bank Umum (銀行)


Bank Umum Jepang

Bank umum adalah jenis bank yang paling umum dan terbesar di Jepang. Mereka menawarkan layanan seperti tabungan, pinjaman, kartu kredit, dan transfer uang. Ada tiga jenis bank umum di Jepang: bank swasta besar, bank swasta kecil, dan bank nasional.

Bank swasta besar adalah bank yang dapat ditemukan di seluruh Jepang dan biasanya menangani bisnis internasional. Bank swasta kecil biasanya memiliki cabang di daerah terpencil dan memfokuskan diri pada melayani masyarakat setempat. Sementara itu, bank nasional dikelola oleh pemerintah dan fokus pada mempromosikan pertumbuhan ekonomi.

2. Bank Regional (地方銀行)


Bank Regional Jepang

Bank regional adalah jenis bank yang lebih kecil dari bank umum dan akan lebih difokuskan pada pelayanan setempat. Biasanya mereka memiliki beberapa cabang di wilayah tertentu. Beberapa bank regional bahkan sering menjadi sponsor untuk acara dan pertandingan lokal untuk mempromosikan diri mereka pada masyarakat setempat.

3. Bank Kooperatif (信用金庫)


Bank Kooperatif Jepang

Bank Kooperatif adalah jenis bank yang lebih kecil dari bank regional dan merujuk pada bank yang dimiliki dan dioperasikan oleh anggota koperasi atau serikat pekerja. Biasanya mereka menawarkan layanan seperti pinjaman, tabungan, dan asuransi.

Seperti halnya dengan bank di negara lain, di Jepang juga sudah menggunakan terobosan teknologi, dimana akhir-akhir ini banyak orang menggunakan layanan e-banking, atau perbankan online. Keuntungan dari layanan ini adalah nasabah dapat mengakses akun mereka dimanapun dan kapanpun, memeriksa transaksi terbaru, dan mentransfer uang ke rekening tertentu tanpa harus pergi ke kantor bank.

Nah, itulah beberapa jenis bank yang ada di Jepang. Selain itu, masyarakat juga dapat memanfaatkan jaringan ATM yang tersedia di seluruh penjuru kota Jepang. Jadi, sudah siap untuk memulai pengalamannya di Jepang?

Bank Komersial dalam Bahasa Jepang: Jenis dan Fungsinya


Bank Komersial dalam Bahasa Jepang

Bank komersial dalam bahasa Jepang dikenal dengan nama ‘shōdan ginkō’ atau ‘kigyō ginkō’. Bank komersial ini menyediakan berbagai layanan keuangan untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Bank seperti ini biasanya menargetkan pemilik bisnis kecil dan menengah sebagai kliennya. Berikut adalah tiga jenis bank komersial dalam bahasa Jepang beserta fungsinya:

1. Mizuho Bank (三菱UFJ銀行)

Mizuho Bank

Mizuho Bank adalah bank terbesar di Jepang dan termasuk dalam kelompok Mitsubishi Motors. Bank ini memiliki banyak cabang di seluruh dunia, dan cabang terbesarnya berada di London, New York, dan Hong Kong. Mizuho bank menghadirkan beberapa layanan seperti deposito, pinjaman, investasi, dan layanan valuta asing.

2. Sumitomo Mitsui Banking Corporation (三井住友銀行)

Sumitomo Mitsui Banking Corporation

Sumitomo Mitsui Banking Corporation berdiri pada tahun 2001 melalui penggabungan Sumitomo Bank dan Mitsui Banking Corporation. Menjadi salah satu bank terbesar di Jepang dan menjadi pemimpin dalam layanan perbankan global. Bank ini menyediakan layanan seperti pembukaan deposito, kredit, pembiayaan proyek, akses internet banking, dan sistem pembayaran.

3. Resona Bank (りそな銀行)

Resona Bank

Resona Bank adalah bank besar Jepang, hanya beroperasi di wilayah Jepang. Bank ini menyediakan layanan seperti kartu kredit, deposito, pinjaman, reksa dana, dan akses internet banking. Resona Bank dikenal dengan tarif rendah dan layanan pelanggan yang baik.

Dalam bisnis, wajar jika perlu untuk penggunaan fasilitas perbankan. Melalui bank komersial, pengusaha kecil dapat mendapatkan uang untuk mengembangkan bisnis, membeli barang atau jasa, serta memenuhi kebutuhan operasional. Dengan variasi layanan, para pelaku bisnis dapat memilih layanan perbankan mana yang paling sesuai untuk kebutuhannya.

Sejarah Perbankan di Jepang dan Pengaruhnya


Sejarah Perbankan Jepang

Di Jepang, sejarah perbankan dimulai pada awal abad ke-17, dengan adanya bank swasta yang menjalankan tindakan bisnis dengan meminjamkan uang kepada penduduk setempat dan dikenal sebagai “mizu shobai”. Selanjutnya, pada pertengahan abad ke-19, Jepang membuka diri untuk imigrasi dan melakukan perdagangan internasional, yang berdampak pada berkembangnya bisnis perbankan di negara itu.

Pada tahun 1872, pemerintah Jepang mendirikan Bank of Japan, yang bertindak sebagai bank sentral negara dalam menjalankan kebijakan moneter dan panggilan merahasiakan untuk memeriksa risiko sistematis dalam sistem perbankan. Kemudian pada tahun 1880, bank swasta pertama di Jepang didirikan dengan nama Daiwa Bank, kemudian diikuti dengan Sumitomo Bank pada tahun 1895 dan Bank of Mitsubishi pada tahun 1919.

Pada masa resesi ekonomi tahun 1990-an, sistem perbankan di Jepang mengalami beberapa masalah yang mempengaruhi ekonomi domestik dan internasional, yaitu terutama karena kasus bad loan (pinjaman buruk). Namun, selama dekade terakhir, sejumlah reformasi telah dilakukan untuk meningkatkan kesehatan keuangan dan daya saing sektor perbankan Jepang. Sejak tahun 2000-an, bisnis perbankan di Jepang telah bergabung dengan perusahaan asing dan melakukan merger untuk meningkatkan kapasitas perbankan.

Pengaruh Perbankan di Jepang

Perbankan di Jepang memainkan peran penting dalam membantu industrialisasi dan ekonominya pada awal abad ke-20, yang berperan besar dalam menyelesaikan masalah keuangan dan menjaga stabilitas ekonomi. Saat ini, perbankan di Jepang tetap menjadi pemain kunci dalam kegiatan ekonomi negara tersebut.

Bisnis perbankan di Jepang telah berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi negara tersebut, dengan mengidentifikasi kemajuan-kemajuan yang terjadi di seluruh dunia. Sejak reformasi perbankan tahun 1990-an, Jepang terus melakukan peningkatan sistem perbankan mereka, seperti memperluas layanan keuangan yang tersedia dan berinovasi dalam teknologi layanan perbankan online. Perbankan di Jepang juga dimaksudkan untuk menciptakan layanan yang dapat menciptakan sistem perbankan yang stabil dan tahan terhadap fluktuasi ekonomi global.

Dengan begitu, bisnis-bisnis di Jepang dapat melakukan pengembangan usaha dan menjalankan kegiatan investasi sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi negara.

Bank Jepang di Era Digital: Keunggulan dan Tantangannya

Bank Digital di Jepang

Jepang, menjadi salah satu negara yang sangat maju dalam teknologi dan inovasi. Tidak heran apabila bank-bank di Jepang juga sangat maju dalam mengadopsi teknologi digital sebagai strategi bisnisnya. Dalam era digital saat ini, bank-bank di Jepang harus mampu menyesuaikan diri untuk menjawab kebutuhan nasabah dengan berinovasi dalam pelayanannya. Dalam artikel ini, mari kita simak beberapa keunggulan dan tantangan bank di Jepang dalam menghadapi perkembangan teknologi.

1. E-Money

E-Money Jepang

Salah satu keunggulan bank di Jepang adalah menyediakan e-money (uang elektronik) yang sangat populer di kalangan masyarakat Jepang. Dengan adanya e-money, pemegang kartu tersebut bisa melakukan transaksi secara mudah dan cepat melalui sistem pembayaran digital. E-money ini sangat cocok bagi mereka yang tidak ingin membawa uang tunai ke dalam dompet, sehingga lebih aman dan praktis.

2. Mobile Banking

Mobile Banking Jepang

Berikutnya, bank di Jepang menyediakan layanan mobile banking yang memungkinkan nasabahnya untuk melakukan transaksi melalui gadget. Dengan mobile banking ini, nasabah tidak perlu repot-repot datang ke bank untuk melakukan transaksi apapun. Hanya dengan mengunduh aplikasi mobile banking dari bank, nasabah bisa langsung mengakses rekeningnya dan melakukan transfer dana, pembayaran tagihan, dan masih banyak lagi.

3. Cashless society

Cashless Society Jepang

Jepang menjadi salah satu negara yang mengusung gerakan “cashless society,” yang artinya masyarakat menggalakkan penggunaan uang digital. Bank-bank di Jepang menjadi pelopor dalam mewujudkan gerakan ini dengan membuat berbagai inovasi teknologi. Beberapa inovasi tersebut antara lain, mengenalkan sistem pembayaran digital di stasiun kereta, minimarket, hingga restoran sehingga masyarakat dapat lebih mudah melakukan transaksi dengan e-money atau cara pembayaran digital lainnya.

4. Artificial Intelligence (AI)

AI Bank Jepang

Bank-bank di Jepang juga mulai memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah. Contohnya, seorang nasabah bisa bertanya dan mendapatkan informasi tentang produk-produk bank yang diinginkan secara real time melalui sistem chatbot yang tersedia di aplikasi mobile banking atau website resmi bank tersebut.

5. Tantangan yang dihadapi

Keamanan Digital Bank Jepang

Seiring dengan semakin maraknya transaksi digital, keamanan digital menjadi salah satu isu yang sangat penting di dalam dunia perbankan khususnya di era digital. Bank-bank di Jepang tidak terkecuali, mereka juga harus menghadapi tantangan dalam menjaga keamanan digital mereka dari ancaman hacking dan kejahatan siber lainnya. Karena itu, bank-bank di Jepang tidak bisa hanya mengandalkan teknologi semata, melainkan harus memperhatikan ketahanan sistem keamanan digital mereka dan membangun infrastruktur IT yang kuat dan andal.

Itulah beberapa keunggulan dan tantangan dari bank-bank di Jepang dalam menghadapi perkembangan teknologi dan pasar di era digital ini. Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran yang jelas dan menarik bagi Anda. Terima kasih telah membaca!

Iklan