Tradisi Simbol Keberuntungan di Jepang


simbol keberuntungan jepang

Jepang memiliki banyak simbol keberuntungan yang baik dan mengagumkan yang sering digunakan sebagai bagian dari tradisi mereka. Berikut beberapa simbol keberuntungan populer di Jepang dan makna di baliknya:

1. Manekineko

manekineko

Manekineko atau kucing penarik keberuntungan adalah simbol keberuntungan yang populer di Jepang. Orang-orang percaya bahwa Manekineko membawa keberuntungan dan kekayaan kepada mereka yang memilikinya. Biasanya terlihat sebagai patung kucing dengan satu atau kedua kaki depannya sedang diangkat. Jika kaki kanan sedang diangkat, diyakini akan membawa keberuntungan finansial, sedangkan jika kaki kiri yang diangkat, itu membawa keberuntungan dalam percintaan atau hubungan.

2. Daruma

daruma

Daruma adalah patung berbentuk bulat yang biasanya terbuat dari bahan serat kertas atau kayu dan digunakan sebagai simbol keberuntungan. Orang Jepang percaya bahwa Daruma dapat membantu mereka mencapai tujuan mereka. Biasanya, bagian mata Daruma tidak diwarnai, tapi ketika seseorang ingin mencapai tujuannya, mereka akan mewarnai satu mata daruma dan mengejar tujuan mereka. Setelah mereka mencapai tujuan, mereka akan mewarnai mata yang lainnya.

3. Koin keberuntungan

koin keberuntungan

Koin keberuntungan atau ‘engimono’ adalah koin khusus dengan lukisan atau gravir simbol keberuntungan atau dewa tertentu dan diyakini dapat membawa keberuntungan dan perlindungan. Biasanya, koin-koin ini dijual di kuil atau kuil kecil di seluruh Jepang untuk orang mengambilnya sebagai pengingat mereka untuk mempercayai keajaiban dan keberuntungan dalam hidup mereka.

4. Shide

shide

Shide adalah kertas yang digunakan dalam ritual Shinto. Kertas ini digunakan sebagai simbol keberuntungan dan persembahan kepada dewa. Shide memiliki bentuk segitiga dan biasanya diikatkan ke ranting pohon suci atau persembahan lainnya. Orang Jepang percaya bahwa Shide dapat membawa keberuntungan dan perlindungan dari dewa.

5. Hachimaki

hachimaki

Hachimaki adalah bandana yang digunakan oleh orang Jepang di kepala mereka dan biasanya digunakan oleh para atlet atau pekerja keras. Namun, Hachimaki juga digunakan sebagai simbol keberuntungan dan keberanian dalam hidup. Biasanya, Hachimaki diberikan kepada seseorang yang ingin mencapai tujuan atau hasil yang lebih baik dan dipercaya dapat membawa keberuntungan dan energi positif.

6. Omamori

omamori

Omamori adalah tas kecil yang diisi dengan berbagai rintisan suci dan diyakini dapat membawa keberuntungan dan kekuatan kepada pemiliknya. Biasanya, Omamori dijual di kuil atau kuil kecil dan dipilih sesuai dengan kebutuhan orang yang membelinya, seperti keberuntungan dalam karir, keberuntungan dalam asmara, kesehatan, dan lain-lain. Orang-orang sering memasang Omamori di tas, kendaraan, atau tempat-tempat lainnya di mana mereka merasa perlu perlindungan dan keberuntungan.

Keberuntungan dalam Bahasa Jepang dan Perannya dalam Kehidupan Sehari-hari


Keberuntungan dalam Bahasa Jepang

Jepang adalah salah satu negara yang terkenal dengan budaya dan tradisinya. Salah satu hal yang menarik dari Jepang adalah kepercayaan mereka terhadap keberuntungan. Keberuntungan dalam bahasa Jepang disebut “unsei” atau “kaiun”. Menurut kepercayaan mereka, keberuntungan bisa membawa dampak positif atau negatif dalam hidup seseorang. Oleh karena itu, banyak sekali cara dan simbolisme yang berkaitan dengan keberuntungan dalam budaya Jepang.

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Jepang sering mengikuti beberapa kepercayaan dan simbolisme dalam upaya untuk mendapatkan keberuntungan. Berikut adalah beberapa contoh kepercayaan dan simbolisme dalam budaya Jepang yang berkaitan dengan keberuntungan:

1. Omamori

Omamori

Omamori adalah amulet atau charm keberuntungan dalam budaya Jepang. Biasanya omamori berbentuk segitiga dan terbuat dari kain. Di dalam omamori ada tulisan atau gambar yang berkaitan dengan kepercayaan dan simbolisme keberuntungan seperti uang koin untuk kekayaan, onigiri untuk kenyang, atau keramik untuk kesehatan. Masyarakat Jepang sering membawa omamori di tas atau dompet mereka sebagai simbol keberuntungan.

2. Daruma

Daruma

Daruma adalah boneka keberuntungan yang terbuat dari kertas atau kayu. Daruma tidak memiliki kaki dan tangan yang dapat bergerak, hanya memiliki wajah yang menunjukkan keseriusan dan tekad dalam mencapai suatu tujuan. Ketika seseorang ingin mencapai tujuan, mereka harus menggambar satu mata dari Daruma dan mengisinya. Setelah berhasil mencapai tujuan tersebut, barulah mereka menggambar mata yang satunya lagi. Daruma sering diberikan sebagai hadiah keberuntungan di Jepang.

3. Shichi-Go-San

Shichi-Go-San

Shichi-Go-San adalah festival keberuntungan yang dirayakan di Jepang pada tanggal 15 November. Festival ini berkaitan dengan keberuntungan anak-anak yang berumur 3, 5, dan 7 tahun. Masyarakat Jepang percaya bahwa usia tersebut merupakan usia penting dalam hidup anak-anak. Pada hari festival, anak-anak dipakaikan kimono dan dibawa berjalan-jalan ke kuil untuk berdoa dan mengucapkan terima kasih. Mereka juga membawa permen yang dibungkus dengan kertas merah dan putih sebagai simbol keberuntungan.

Itulah beberapa contoh kepercayaan dan simbolisme yang berkaitan dengan keberuntungan dalam budaya Jepang. Meski terdengar konvensional, kepercayaan ini tetap lebih dipilih untuk membuat mereka tetap memercayainya dan kembali ke dalam kepercayaan asing untuk menemukan kebahagiaan atau yang disebut sebagai “ikan yang besar”. Sampai saat ini, kepercayaan dan simbolisme keberuntungan masih diterapkan secara luas di Jepang. Bagi masyarakat Jepang, keberuntungan menjadi bagian penting dalam hidup dan budaya mereka.

Objek dan Warna yang Membawa Keberuntungan dalam Masyarakat Jepang


Keberuntungan Jepang

Di Jepang, keberuntungan sangat penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, banyak masyarakat Jepang yang mempercayai bahwa ada beberapa objek dan warna yang dapat membawa keberuntungan dalam kehidupan mereka. Berikut adalah beberapa objek dan warna keberuntungan dalam masyarakat Jepang:

1. Omamori


Omamori

Omamori adalah talisman keberuntungan dalam kepercayaan Shinto dan Buddhisme Jepang. Omamori berbentuk kantong kecil yang diisi dengan doa dan mantra, biasanya diberikan oleh kuil atau kuil-shrine bawa untuk dijadikan acuan ataupun untuk tempat pelindung. Di dalam omamori terdapat tujuh jenis keberuntungan yang dapat kita pilih, mulai dari keberuntungan dalam mencari pekerjaan, keberuntungan dalam ujian, keberuntungan dalam percintaan, dan banyak lagi. Omamori biasanya dijual di kuil-kuil di Jepang dan dianggap sebagai suvenir yang sangat baik.

2. Daruma


Daruma

Daruma adalah boneka keberuntungan asal Jepang, yang digunakan untuk mewakili tujuan atau tujuan yang ingin dicapai. Daruma biasanya dijual tanpa warna. Warna merah dan putih untuk daruma adalah simbol keberuntungan dalam jangka panjang terutama pada hari perayaan shogatsu atau hari tahun baru. Daruma dianggap sebagai simbol ketaatan dan kesabaran, karena mereka akan terus berdiri kembali jika jatuh.

3. Koin Kebahagiaan


Koin Kebahagiaan

Koin kebahagiaan Jepang atau “Omikuji” dianggap sebagai alat yang paling umum digunakan untuk membawa keberuntungan dalam kehidupan. Umumnya koin berisi ungkapan kebahagiaan dan nasihat baik yang disampaikan dari kuil atau candi di Jepang. Ini adalah koin kecil biasanya dibeli di tempat suci yang difungsikan sebagai tempat pasar oleh masyarakat. Selain itu dalam budaya modern yang sudah sangat berkembang, koin kebahagiaan juga dibuat dalam bentuk digital atau game yang dapat memberikan keberuntungan kepada pemainnya.

4. Warna Merah


Warna Merah

Warna merah dianggap sebagai warna keberuntungan dalam masyarakat Jepang. Warna merah ditemukan di seluruh Jepang selama perayaan Tahun Baru. Warna merah juga menjadi warna yang banyak dipakai dalam acara perkawinan di Jepang. Warna merah mengangkat semangat dan keberanian.

5. Teru teru bozu


Teru teru bozu

Teru teru bozu melambangkan keberuntungan dalam cuaca. Cultural Jepang memercayai bahwa waktu yang cerah pada hari ulang tahun seseorang kurang beruntung dibandingkan dengan cuaca hujan karena waktu hujan berarti “kotori wo senjyousaseru” menurunkan kotoran, muka-muka buruk, atau rasa bersalah yang mungkin seseorang alami. Teru teru bozu biasanya dilakukan pada saat musim hujan. Manusia Jepang yang penasaran dengan ramalan cuaca menyebutnya dengan “teru teru bozu”. Teru teru bozu adalah boneka kecil yang dibuat dengan kertas tissue dan dijepitkan di luar kamar tidur di malam hari agar besoknya tidak hujan.

Itulah beberapa objek dan warna keberuntungan dalam masyarakat Jepang. Walau objek dan warna keberuntungan ini mungkin berbeda-beda di negara lain, namun kepercayaan terhadap keberuntungan membuat kita lebih bersemangat menjalani hidup. Kuncinya adalah terus berdoa dan bersikap positif serta selalu berusaha mencapai tujuan hidup kita.

Filosofi Keberuntungan dalam Konsep Jepang Yinyang dan Wabi-Sabi


Yinyang WabiSabi

Keberuntungan atau yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan “unsei” memiliki peran yang besar dalam budaya Jepang. Banyak orang percaya bahwa keberuntungan dapat membawa kebahagiaan, kesuksesan, dan kesejahteraan dalam hidup. Tidak hanya itu, keberuntungan juga dipercaya dapat mempengaruhi alam semesta serta nasib seseorang. Dalam konsep Jepang sendiri, keberuntungan dipersepsikan dengan dua filosofi, yaitu yinyang dan wabi-sabi.

1. Yinyang

Yinyang symbol

Konsep yinyang berasal dari filsuf Tiongkok kuno bernama Zhu Xi, yang menunjukkan bahwa kehidupan manusia terdiri dari dua hal yang berlawanan, yaitu yin dan yang. Yin diartikan sebagai elemen feminin dan hitam, sedangkan yang diartikan sebagai elemen maskulin dan putih. Keduanya saling berkaitan dan memberikan dampak pada keberuntungan seseorang. Misalnya, jika seseorang memiliki terlalu banyak unsur yin dalam hidupnya, maka ia akan mengalami kesedihan, kegagalan, dan depresi. Sebaliknya, terlalu banyak unsur yang dapat membuat seseorang arogan dan tidak menghargai orang lain. Oleh karena itu, keberuntungan dapat terwujud ketika seseorang memiliki keseimbangan antara yin dan yang.

2. Wabi-Sabi

Wabi-sabi concept

Konsep wabi-sabi merupakan bentuk penghormatan pada keindahan alami, kesederhanaan, dan ketidaksempurnaan. Hal ini berawal pada zaman Edo (1603-1867) yang merupakan periode seni yang sangat mendukung ide wabi-sabi. Dalam konsep ini, keberuntungan diartikan sebagai pemahaman mengenai kesederhanaan, kebahagiaan, dan ketenangan. Maksud dari seni wabi-sabi adalah mencari keindahan dalam kesederhanaan dan keharmonisan. Jadi, keberuntungan dalam konsep wabi-sabi ditemukan dalam ketentraman dan kebahagiaan yang berasal dari kesederhanaan, sehingga orang tersebut dapat menikmati kehidupan dengan lebih baik.

3. Yinyang dan Wabi sabi

wabi sabi yin yang

Yinyang dan wabi-sabi memiliki filosofi yang sangat berbeda satu sama lain. Namun, keduanya memiliki satu tujuan yang sama, yaitu mencapai keberuntungan. Sebagaimana dipahami oleh orang Jepang, keberuntungan berarti mengalami keseimbangan antara hal-hal yang berlawanan dalam hidup mereka. Sedangkan dalam sebuah kehidupan sederhana yang mendukung wabi-sabi, penyimpanan barang-barang yang tidak berguna atau tidak dibutuhkan harus dibuang, karena barang tersebut hanya akan memberikan gangguan pada keharmonisan. Konsep yinyang dan wabi-sabi tersebut mengajarkan untuk melakukan keseimbangan antara hal-hal yang berlawanan dalam hidup. Hal ini dapat membantu seseorang dalam mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.

4. Keberuntungan dalam kehidupan sehari-hari

Three lucky charms in Japan

Banyak cara yang digunakan orang Jepang dalam upaya untuk menarik keberuntungan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah dengan mempertimbangkan tiga hal: orang, barang, dan kejadian. Menurut tradisi Jepang, bahwa pertemuan antara tiga hal tersebut dapat menentukan peluang keberuntungan seseorang. Sebagai contoh, jika seseorang bertemu dengan orang yang baik, menggunakan barang-barang berkualitas, dan mengalami beberapa kejadian positif, maka ia dianggap beruntung. Selain itu, di Jepang terdapat beberapa simbol keberuntungan seperti daruma, fukurokuju, dan koin emas. Orang Jepang percaya bahwa jika mereka memiliki simbol keberuntungan di dalam rumah atau tempat kerja mereka, maka keberuntungan akan tetap ada di sana.

5. Kesimpulan

conclusion icon

Konsep yinyang dan wabi-sabi dapat memberikan pemahaman mengenai keberuntungan dalam budaya Jepang. Baik yin-yang dan wabi-sabi menitikberatkan pada keseimbangan dalam hidup. Oleh karena itu, orang Jepang percaya bahwa untuk mendapatkan keberuntungan, seseorang harus tetap berada dalam keseimbangan dalam hidupnya. Apapun itu, keberuntungan tetaplah merupakan sesuatu yang subjektif dan dapat dipersepsi berbeda oleh tiap orang.

Iklan