Pengertian Kalimat Bentuk Pasif


Kalimat Bentuk Pasif

Kalimat bentuk pasif adalah salah satu jenis kalimat dalam Bahasa Indonesia yang menggambarkan sebuah kalimat dengan objek sebagai subjek kalimat. Contohnya, kalimat aktif “Siti membeli buku” jika diubah menjadi kalimat pasif akan menjadi “Buku dibeli oleh Siti”. Dalam kalimat pasif, objek menjadi subjek kalimat, sedangkan subjek kalimat menjadi pelengkap.

Kalimat pasif sering digunakan dalam tuturan sehari-hari, terutama dalam laporan, teks berita, atau deskripsi suatu kegiatan. Kalimat ini digunakan untuk menunjukkan bahwa subjek tidak begitu penting, sedangkan objek lebih diutamakan.

Ciri khas dari kalimat pasif adalah menggunakan kata “oleh” atau “dari”. Kata “oleh” digunakan untuk menyatakan pembuat atau pelakunya, sedangkan kata “dari” digunakan untuk menyatakan sumber atau asal. Jika kalimat aktif menggunakan pelaku sebagai subjek kalimat, maka kalimat pasif menggunakan objek sebagai subjek kalimat.

Contoh kalimat pasif yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, misalnya “Rumahku dibangun oleh tukang”. Dalam kalimat ini, objek “rumahku” menjadi subjek kalimat pasif, sedangkan subjek kalimat “tukang” menjadi pelengkap.

Kalimat pasif juga memiliki keunggulan, yaitu membuat narasi terdengar lebih sopan dan formal. Seringkali kalimat pasif digunakan dalam berbagai jenis tulisan, seperti laporan penelitian atau karya tulis ilmiah. Selain itu, kalimat pasif juga digunakan untuk menghindari kesalahan atau kontroversi yang mungkin timbul karena menyebutkan pelaku atau subjek yang tidak diinginkan.

Namun, penggunaan kalimat pasif juga memiliki kelemahan, yaitu terlalu jauh dari pelaku atau objek yang terlibat. Hal ini menyebabkan kalimat pasif sulit dipahami atau kurang menarik. Oleh karena itu, sebagai penulis atau pembicara yang baik, kita perlu memastikan penggunaan kalimat pasif yang tepat dan sesuai dengan konteks.

Secara umum, penggunaan kalimat pasif dalam Bahasa Indonesia sangat penting dan bermanfaat, terutama dalam berbagai jenis tulisan formal dan ilmiah. Dengan menggunakan kalimat pasif, kita dapat mengungkapkan informasi dengan cara yang tepat dan sopan. Selain itu, kita juga dapat meningkatkan kemampuan menulis dan berbicara dengan menggunakan kalimat pasif secara benar.

Cara Membentuk Kalimat Bentuk Pasif


Kalimat Bentuk Pasif

Kalimat bentuk pasif adalah kalimat di mana subjek dalam kalimat itu dikenai atau menjadi objek. Dalam bahasa Indonesia, kalimat bentuk pasif terdiri dari dua jenis: pasif dalam bentuk kata kerja biasa dan pasif dalam bentuk kata kerja bantu + kata kerja biasa.

Kalimat Bentuk Pasif dengan Kata Kerja Biasa


Passive Voice Indonesia

Kalimat bentuk pasif dengan kata kerja biasa dibentuk dengan mengubah objek pada kalimat aktif menjadi subjek dan menambahkan kata “di” di depan kata kerja. Berikut adalah langkah-langkah cara membentuk kalimat bentuk pasif dengan kata kerja biasa:

  1. Tentukan kalimat aktif dan cari objeknya.
  2. Ubah objek menjadi subjek kalimat pasif.
  3. Tambahkan kata “di” di depan kata kerja.
  4. Ubah kata kerja ke dalam bentuk kata kerja pasif (jika diperlukan).
  5. Tambahkan pelengkap kalimat (jika diperlukan).

Contohnya:

Kalimat aktif: Saya makan pizza.

Kalimat pasif: Pizza dimakan oleh saya.

Pada contoh di atas, objek “pizza” pada kalimat aktif diubah menjadi subjek kalimat pasif dan “makan” diubah menjadi “dimakan”.

Kalimat Bentuk Pasif dengan Kata Kerja Bantu + Kata Kerja Biasa


Passive Voice Indonesia

Kalimat bentuk pasif dengan kata kerja bantu + kata kerja biasa dibentuk dengan cara menambahkan kata kerja bantu yang sesuai dan kata “di” di depan kata kerja biasa. Berikut adalah langkah-langkah cara membentuk kalimat bentuk pasif dengan kata kerja bantu dan kata kerja biasa:

  1. Cari kata kerja biasa pada kalimat aktif.
  2. Tambahkan kata kerja bantu yang sesuai (tergantung pada kata kerja biasa).
  3. Tambahkan kata “di” di depan kata kerja.
  4. Ubah kata kerja ke dalam bentuk kata kerja pasif (jika diperlukan).
  5. Tambahkan pelengkap kalimat (jika diperlukan).

Contohnya:

Kalimat aktif: Dia sedang menulis surat.

Kalimat pasif: Surat sedang ditulis olehnya.

Pada contoh di atas, kata kerja bantu “sedang” ditambahkan dan kata kerja “menulis” diubah menjadi “ditulis”. Objek pada kalimat aktif dihilangkan dan “olehnya” ditambahkan sebagai pelengkap kalimat pada kalimat pasif.

Semoga penjelasan tentang cara membentuk kalimat bentuk pasif di atas dapat membantu meningkatkan pemahaman Anda mengenai tata bahasa bahasa Indonesia serta dapat dipraktikkan dalam penggunaannya sehari-hari. Yuk, coba praktikkan sekarang!

Fungsi Kalimat Bentuk Pasif


Fungsi kalimat bentuk pasif

Sebenarnya, kalimat bentuk pasif tidak terlalu sering digunakan dalam bahasa Indonesia sehari-hari. Namun, meskipun jarang digunakan, kalimat bentuk pasif memiliki fungsi yang sangat penting dalam bahasa Indonesia. Berikut adalah beberapa fungsi kalimat bentuk pasif tersebut:

1. Membuat kalimat lebih halus dan sopan.

Kalimat bentuk pasif dan sopan

Salah satu fungsi kalimat bentuk pasif adalah untuk membuat kalimat terdengar lebih halus dan sopan. Dalam bahasa Indonesia, kita sering menggunakan kalimat bentuk pasif untuk menghindari penggunaan kata-kata yang terlalu tegas atau kasar. Contohnya, jika Anda ingin mengatakan bahwa seseorang melakukan kesalahan, Anda bisa menyatakan “Kesalahan telah dilakukan” daripada “Kamu melakukan kesalahan”.

2. Menyoroti objek atau benda yang sedang dibicarakan.

Kalimat bentuk pasif menyoroti objek

Fungsi lain dari kalimat bentuk pasif adalah untuk menyoroti objek atau benda yang sedang dibicarakan. Dalam kalimat aktif, subjek biasanya menjadi fokus utama kalimat, sementara objek atau benda menjadi bagian yang kurang penting. Namun, dalam kalimat bentuk pasif, objek atau benda yang sedang dibicarakan menjadi fokus utama kalimat. Contohnya, jika Anda mengatakan “Buku ini telah dicari-cari”, maka yang menjadi fokus utama kalimat adalah buku tersebut, bukan orang yang mencarinya.

3. Menghindari penunjukan subjek.

Kalimat bentuk pasif menghindari subjek

Beberapa situasi memerlukan penggunaan kalimat yang tidak menyebutkan subjeknya secara langsung. Misalnya, ketika kita tidak ingin menyalahkan atau menuduh seseorang secara langsung, namun tetap ingin membawa topik tersebut ke dalam pembicaraan. Dalam hal ini, kalimat bentuk pasif dapat digunakan untuk menghindari penunjukan subjek secara langsung. Contohnya, Anda bisa mengatakan “Uang telah dicuri” daripada “Orang ini telah mencuri uang”.

4. Menghindari repetisi kata kerja.

Kalimat bentuk pasif menghindari repetisi

Kalimat bentuk pasif juga dapat digunakan untuk menghindari repetisi kata kerja. Dalam bahasa Indonesia, kita sering menggunakan kata kerja yang sama untuk subjek dan objek dalam kalimat aktif. Contohnya, “Saya memasak nasi” dan “Dia memasak mie”. Namun, dalam kalimat bentuk pasif, kita dapat menghindari repetisi kata kerja dengan menggunakan bentuk pasif dari kata kerja tersebut. Contohnya, “Nasi dimasak” dan “Mie dimasak”.

Secara keseluruhan, kalimat bentuk pasif memang tidak terlalu sering digunakan dalam bahasa Indonesia sehari-hari. Namun, pemahaman tentang fungsi kalimat bentuk pasif sangat berguna bagi mereka yang ingin menggunakan bahasa Indonesia secara lebih tepat dan efektif.

Kelebihan dan Kekurangan Kalimat Bentuk Pasif


Kelebihan dan Kekurangan Kalimat Bentuk Pasif

Kalimat bentuk pasif merupakan salah satu jenis kalimat yang sering digunakan dalam Bahasa Indonesia. Kalimat ini terdiri dari subjek yang memerankan peran sebagai objek dan kata kerja yang diterima oleh objek. Kelebihan dari kalimat bentuk pasif adalah kemampuannya untuk memberikan penekanan pada objek dalam suatu kalimat. Selain itu, kalimat ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan hasil atau akibat dari suatu perbuatan.

Namun, meskipun memiliki kelebihan, kalimat bentuk pasif juga memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan dari kalimat ini adalah cenderung membuat kalimat terlihat bertele-tele dan kurang tegas. Hal ini membuat kalimat sulit dipahami oleh pembaca atau pendengar.

Kelebihan dari kalimat bentuk pasif adalah dapat membantu penulis atau pembicara untuk memfokuskan perhatian pada objek dalam suatu kalimat. Hal ini berguna terutama jika objek tersebut merupakan hal yang penting atau memerlukan penekanan. Contohnya, dalam kalimat “Proyek itu selesai dalam waktu tiga bulan”, subjeknya adalah “Proyek”. Namun, jika kita mengubah kalimat tersebut ke bentuk pasif menjadi “Waktu tiga bulan dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek itu”, objeknya yaitu “waktu” menjadi lebih ditekankan.

Kelebihan lain dari kalimat bentuk pasif adalah kemampuannya untuk menunjukkan hasil atau akibat dari suatu perbuatan. Misalnya, dalam kalimat “Dokumen itu telah dikoreksi oleh asisten dosen”, subjeknya adalah “asisten dosen”. Namun, jika kita mengubah kalimat tersebut menjadi bentuk pasif menjadi “Dokumen itu telah dikoreksi”, perhatian pembaca atau pendengar akan lebih difokuskan pada hasil dari koreksi tersebut daripada pada orang yang melakukan koreksi.

Meskipun memiliki kelebihan, kalimat bentuk pasif juga memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan dari kalimat ini adalah cenderung membuat kalimat terlihat bertele-tele dan kurang tegas. Hal ini sering membuat kalimat sulit dipahami oleh pembaca atau pendengar. karena dapat membingungkan dalam memahami makna kalimat yang sebenarnya. Kalimat bentuk pasif juga cenderung membuat kalimat terlihat lebih formal atau kaku, sehingga kadang-kadang tidak sesuai digunakan dalam situasi informal atau percakapan sehari-hari.

Sebagai penutup, kalimat bentuk pasif memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya terletak pada kemampuannya untuk memberikan penekanan pada objek dalam suatu kalimat dan menunjukkan hasil atau akibat dari suatu perbuatan. Namun, kekurangannya adalah cenderung membuat kalimat terlihat bertele-tele dan kurang tegas. Oleh karena itu, pemakaian kalimat bentuk pasif perlu disesuaikan dengan situasi dan tujuan penggunaannya.

Contoh Kalimat Bentuk Pasif dalam Bahasa Jepang


Contoh Kalimat Bentuk Pasif dalam Bahasa Jepang

Kalimat pasif dalam bahasa Jepang dibentuk dengan menambahkan kata 「れる」atau 「られる」 pada kata kerja. Namun, kata kerja yang terikat dengan partikel seperti 「を」atau「に」dapat diganti dengan partikel 「が」. Contoh dari keduanya akan dijelaskan di bawah ini.

1. 「私 は 辞書 で 単語 を 調べる。」(Watashi wa jisho de tango wo shiraberu.)

Saya mencari kata-kata di kamus.

→ 「単語が調べられる。」(Tango ga shiraberareru.)

Kata-kata dapat dicari.

2. 「私 は 先週 新しい 車 を 買った。」(Watashi wa senshuu atarashii kuruma wo katta.)

Saya membeli mobil baru minggu lalu.

→ 「新しい車が買われた。」(Atarashii kuruma ga kawareta.)

Mobil baru telah dibeli.

3. 「彼女 が パーティー の 準備 を している。」(Kanojo ga paatii no junbi wo shite iru.)

Dia sedang mempersiapkan pesta.

→ 「パーティーの準備がされている。」(Paatii no junbi ga sarete iru.)

Pesta sedang dipersiapkan.

4. 「私たち は 午後 3時 に 会社 を 出た。」(Watashitachi wa gogo sanji ni kaisha wo deta.)

Kami meninggalkan kantor pada pukul 3 sore.

→ 「会社から出されたのは午後3時だった。」(Kaisha kara dasareta no wa gogo sanji datta.)

Kami meninggalkan kantor pada pukul 3 sore.

5. 「店員 が 商品 を 箱 に 入れた。」(Ten’in ga shouhin wo hako ni ireta.)

Pegawai toko telah memasukkan barang ke dalam kotak.

→ 「商品は箱に入れられた。」(Shouhin wa hako ni irerareta.)

Barang telah dimasukkan ke dalam kotak.

Jadi, kata kerja dapat diubah menjadi pasif dengan menambahkan kata 「れる」atau 「られる」 di akhir kata kerja dan menyesuaikan partikel jika perlu. Ini adalah contoh kalimat yang menggunakan kata-kata tersebut dalam bahasa Jepang.

Iklan