Sejarah Gelas di Budaya Jepang


Sejarah Gelas di Budaya Jepang

Jepang merupakan negara yang memiliki berbagai budaya unik dan menarik untuk dipelajari. Salah satu di antaranya adalah adanya kebiasaan untuk minum teh dengan menggunakan gelas khusus yang disebut chawan. Chawan juga menjadi salah satu wadah untuk minum sake, minuman beralkohol khas Jepang. Tidak hanya sebagai wadah minuman, gelas dalam budaya Jepang juga memiliki nilai estetika dan simbolisme yang dalam. Berikut ini adalah sejarah gelas dalam budaya Jepang.

Di zaman kuno, orang Jepang menggunakan jenis cangkir dari tanah liat yang disebut yunomi. Cangkir ini berasal dari China dan dibawa ke Jepang oleh para biksu Budha pada abad ke-9. Yunomi terbuat dari tanah liat yang dioven dengan teknik khusus hingga menghasilkan ketebalan dan kelenturan yang pas. Sedangkan untuk mempertahankan panas dan aroma minuman, cangkir ini dikemas dengan penutup dari bambu yang disebut chasen. Dalam tradisi minum teh Jepang, yunomi digunakan untuk menyajikan teh hijau yang dipanaskan.

Pada masa pemerintahan Shogun Ashikaga Yoshimasa pada tahun 1429, adat minum teh Jepang berkembang pesat dan teknik pembuatan chawan semakin berkembang dengan menggunakan tingkat kehalusan tanah liat yang semakin tinggi. Hal ini mendorong munculnya seni rupa dalam pembuatan chawan. Para seniman mulai membuat chawan dengan mengeksploitasi sifat tanah liat dan membentuk motif unik sesuai dengan keindahan dan idealisme yang ingin diwakili.

Salah satu jenis chawan yang terkenal adalah raku yaki. Seniman bernama Chojiro membuat raku yaki pada abad ke-16, yang terkenal karena permukaan luar yang kasar dan berpori-pori, namun bagian dalamnya halus seperti sutra. Karya Chojiro sangat dihargai oleh kalangan aristokrat kala itu dan hingga sekarang mereka menjadi koleksi seni.

Secara simbolis, chawan menjadi bagian yang penting dalam tradisi minum teh Jepang karena terkait dengan konsep kesederhanaan, kebersihan, dan perasaan yang ikhlas. Bahkan dalam upacara minum teh yang sangat formal, chawan terkadang juga dibalik sisi terbalik pada saat disajikan kepada tamu sebagai simbol kerendahan hati.

Demikianlah sejarah gelas dalam budaya Jepang yang sejak lama telah menjadi bagian dari kehidupan orang Jepang. Kini, warung kopi atau gerai minuman kelas atas di Jepang tetap menggunakan chawan untuk menyajikan minuman dalam upaya melestarikan budaya ini. Semoga kebiasaan minum teh dengan chawan bisa kita pelajari dan terapkan di Indonesia.

Jenis-Jenis Gelas Khas Jepang


Bentuk gelas khas Jepang

Jepang dikenal sebagai negara yang memiliki banyak tradisi, salah satunya adalah dalam hal minum. Salah satu hal yang menarik adalah bentuk gelas yang digunakan untuk minum. Berbeda dengan bentuk gelas di negara lain, gelas khas Jepang memiliki bentuk yang unik dan menarik. Berikut adalah beberapa jenis gelas khas Jepang beserta keunikan masing-masing :

1. Guinomi

Guinomi

Guinomi adalah gelas kecil khas Jepang yang biasanya digunakan untuk minum sake atau whiskey. Guinomi terbuat dari keramik atau kaca dan memiliki ukuran yang kecil, biasanya hanya memiliki kapasitas sekitar 45 ml. Keunikan dari guinomi adalah desainnya yang sederhana namun elegan. Karena digunakan untuk minuman beralkohol, guinomi juga sering dijadikan koleksi oleh para penggemar sake atau whiskey.

2. Yunomi

Yunomi

Yunomi adalah gelas berbentuk silinder yang biasanya digunakan untuk minum teh. Yunomi terbuat dari keramik dan memiliki ukuran yang sedikit lebih besar dari guinomi. Keunikan dari yunomi adalah dekorasi yang terdapat pada permukaannya. Dekorasi tersebut bisa berupa gambar-gambar tradisional Jepang atau bahkan karakter anime. Hal ini membuat yunomi menjadi salah satu pilihan kado yang cocok untuk para penggemar anime atau budaya Jepang.

3. Choko

Choko

Choko adalah gelas kecil khas Jepang yang digunakan untuk minum sake. Choko terbuat dari keramik atau kaca dan memiliki ukuran yang mirip dengan guinomi. Perbedaan utama antara choko dengan guinomi adalah pada desainnya. Choko biasanya memiliki desain yang lebih sederhana dan minimalis.

4. Sakazuki

Sakazuki

Sakazuki adalah gelas khas Jepang yang digunakan pada ritual minum sake di acara-acara formal seperti pernikahan atau upacara shinto. Sakazuki terbuat dari keramik atau perak dan memiliki bentuk yang lebar dan datar. Keunikan dari sakazuki adalah pada bagian bawahnya yang bergelombang dan digunakan untuk menyimpan sake yang akan diminum bersama-sama.

5. Katakuchi

Katakuchi

Katakuchi adalah jenis gelas khas Jepang yang digunakan untuk menuangi minuman, seperti sake atau air. Katakuchi terbuat dari kayu, kaca, atau keramik dan memiliki bentuk yang unik dan menarik. Keunikan dari katakuchi adalah pada bagian bibirnya yang melengkung sedikit ke atas, sehingga memudahkan pengguna untuk menuangkan minuman tanpa tumpah.

Itulah beberapa jenis gelas khas Jepang yang memiliki bentuk dan keunikan masing-masing. Selain digunakan untuk minum, gelas-gelas tersebut juga sering dijadikan koleksi oleh para penggemar budaya Jepang atau minuman tertentu. Anda dapat mencoba merasakan pengalaman minum dengan gelas khas Jepang pada toko-toko khusus atau restoran Jepang yang ada di Indonesia.

Fungsi Gelas dalam Upacara Minum di Jepang


Bahasa Jepang Gelas

Upacara minum di Jepang memiliki nilai budaya yang penting bagi masyarakat Jepang. Upacara minum ini biasanya dilakukan pada saat mengunjungi tamu, acara pernikahan, pesta ulang tahun, atau dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk penghormatan terhadap para tamu. Bahasa Jepang gelas memiliki peran yang sangat penting dalam upacara minum di Jepang. Berikut adalah tiga fungsi penting dari gelas dalam upacara minum di Jepang:

1. Sebagai Simbol Kesopanan


Bahasa Jepang Gelas

Upacara minum di Jepang memiliki aturan yang sangat ketat, sehingga gelas memiliki peran penting sebagai simbol kesopanan. Seperti yang telah kita ketahui, di Jepang, tamu dipandang sebagai orang yang sangat penting. Oleh karena itu, tuan rumah harus memberikan pelayanan yang terbaik dalam bentuk minuman, yang disajikan dalam gelas yang tepat. Pemilihan gelas yang tepat akan menunjukkan rasa hormat dan menjaga adab agar tidak menyinggung perasaan tamu. Biasanya, gelas yang digunakan dalam upacara minum di Jepang adalah jenis gelas yang dibuat khusus, dengan bentuk dan warna yang indah dan menarik.

2. Sebagai Simbol Persaudaraan


Bahasa Jepang Gelas

Gelas di Jepang juga memiliki peran sebagai simbol persaudaraan. Biasanya, upacara minum akan diikuti oleh seluruh anggota keluarga atau teman-teman. Ketika tamu telah menerima gelas yang disajikan oleh tuan rumah, tamu akan membalas dengan segera menuangkan minuman ke dalam gelas tuan rumah. Hal ini menunjukkan adanya hubungan kerja sama dan rasa kebersamaan, serta memperkuat persaudaraan dan kekeluargaan.

3. Sebagai Simbol Keindahan


Bahasa Jepang Gelas

Upacara minum di Jepang juga menekankan pada nilai kesenian dan keindahan. Biasanya, gelas-gelas yang digunakan dalam upacara minum di Jepang memiliki bentuk, warna, dan ukiran yang indah dan menarik. Selain itu, bahan pembuatannya pun dibuat dengan sangat detail agar mampu memberikan kesan yang artistik dan eksotis. Hal tersebut menjadikan pengalaman minum lebih dari sekadar minuman biasa, tetapi juga sebuah pengalaman artistik yang indah dan berkesan.

Dalam budaya Jepang, upacara minum memang merupakan tradisi yang sangat penting. Bagi orang-orang Jepang, upacara minum ini bukan sekadar menghormati para tamu, tetapi juga sebagai bentuk penghargaan terhadap nilai-nilai estetika dan kesenian yang dijunjung tinggi dalam budaya Jepang. Dalam upacara minum tersebut, gelas memiliki peran yang sangat penting sebagai simbol kesopanan, persaudaraan, dan keindahan yang mendalam. Oleh karena itu, gelas bukan lagi hanya sekadar wadah untuk minum, tetapi juga telah menjadi warisan budaya yang harus disanjung dan dijaga keberadaannya.

Pengaruh Budaya Jepang pada Kebiasaan Minum Teh dengan Gelasnya


Pengaruh Budaya Jepang pada Kebiasaan Minum Teh dengan Gelasnya

Minum teh adalah salah satu kebiasaan yang sudah menjadi budaya di Indonesia. Banyak dari kita seringkali menikmati segelas minuman yang hangat ini pada pagi hari atau ketika sedang berkumpul dengan keluarga dan teman-teman. Tapi tahukah kamu, bahwa kebiasaan minum teh dengan gelas yang sekarang menjadi populer di Indonesia ternyata berasal dari budaya Jepang?

Sejak abad ke-9, minum teh sudah menjadi salah satu kebiasaan yang populer di Jepang. Bahkan, mereka memiliki tradisi yang disebut Chanoyu atau “the way of tea”, yang dipercaya bisa membantu membebaskan pikiran dari kekhawatiran dan memberikan ketenangan jiwa.

Salah satu ciri khas dari cara minum teh tradisional Jepang adalah penggunaan gelas atau cangkir yang terbuat dari keramik atau tanah liat, yang disebut chawan. Chawan memiliki bentuk yang berbeda-beda dan biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan gelas teh pada umumnya.

Penggunaan chawan pada kebiasaan minum teh Jepang menjadi populer di Indonesia pada tahun 1990-an. Hal ini terjadi karena banyaknya warga Indonesia yang menempuh pendidikan di Jepang atau yang bekerja di perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Kebiasaan ini kemudian menyebar ke masyarakat Indonesia secara umum dan menjadi populer hingga kini.

Namun, tahukah kamu bahwa penggunaan chawan dalam minum teh Jepang sebenarnya juga mempengaruhi cara kita dalam menikmati teh? Berbeda dengan gelas teh pada umumnya yang biasanya digunakan dengan satu tangan, chawan dapat digunakan dengan dua tangan, yaitu tangan kanan dan tangan kiri. Ini adalah salah satu cara untuk menunjukkan penghargaan terhadap minuman dan yang memberikan efek relaksasi pada diri seseorang.

Keunikan dalam minum teh dengan chawan juga ada pada cara kita memegang gelas pada saat minum. Biasanya ketika kita minum teh dengan menggunakan gelas, kita akan memegang gelas pada bagian pinggirnya. Namun, ketika minum teh dengan chawan, kita harus memegang chawan pada bagian tengah dengan ibu jari di dalamnya dan empat jari di luar chawan. Cara memegang ini disebut dengan teknik hiraude.

Terlepas dari budaya asalnya, penggunaan chawan dalam minum teh di Indonesia hari ini telah menjadi bagian dari kebiasaan dan budaya masyarakat. Banyak kafe dan restoran di Indonesia yang menyediakan teh dengan menggunakan chawan, dan banyak orang Indonesia yang lebih memilih minum teh dengan chawan ketimbang gelas biasa.

Jadi, itulah sedikit pengaruh budaya Jepang pada kebiasaan minum teh dengan gelasnya di Indonesia. Kita bisa belajar banyak dari budaya asing, dan hal itu bisa mempengaruhi cara kita melihat dunia dan melakukan sesuatu.

Iklan