Penyebutan Bulan April dalam Bahasa Jepang


Penyebutan Bulan April dalam Bahasa Jepang

Bulan April di Jepang dikenal dengan sebutan “shigatsu.” Dalam pengucapannya, kata tersebut terdiri dari satu suku kata yang berisi suara “shi” dan “gatsu.” Awalan “shi” pada kata tersebut sebenarnya memiliki arti keberuntungan buruk dalam bahasa Jepang. Oleh karena itu, dalam penulisan tanggal, angka 4 dihindari karena angka tersebut juga dianggap membawa keberuntungan buruk.

Cuaca di bulan April di Jepang termasuk musim semi. Musim semi di Jepang sering kali dianggap sebagai keindahan alam yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Pada musim ini, bunga sakura mekar dengan indahnya memberikan suasana yang sangat romantis. Hal ini juga berdampak pada seni dan budaya di Jepang. Banyak karya seni seperti lukisan, puisi, dan lagu menggambarkan keindahan bunga sakura.

Di Jepang, bulan April juga merupakan awal tahun ajaran baru di sekolah. Kebanyakan siswa masuk ke sekolah baru pada bulan April. Sebelum masuk ke sekolah, para siswa telah melakukan ujian masuk ke sekolah yang mereka inginkan. Setelah masuk ke sekolah, para siswa harus mengikuti serangkaian acara untuk memperkenalkan diri mereka dan melangkah untuk memulai tahun ajaran barunya.

Pada bulan April, Jepang juga memperingati beberapa hari libur nasional. Salah satunya adalah hari Kelahiran Kaisar. Perayaan ini dimaksudkan untuk memperingati kelahiran Kaisar era yang sekarang, Kaisar Naruhito. Di hari tersebut, istana kerajaan juga dibuka untuk umum sehingga pengunjung dapat memperoleh informasi tentang sejarah dan budaya Jepang.

Selain itu, pada tanggal 29 April, Jepang juga merayakan hari libur nasional yang disebut “shōwa no hi.” Hari tersebut dirayakan sebagai penghormatan kepada Kaisar Shōwa yang merupakan kaisar yang paling lama bertahta di Jepang. Pada hari ini, banyak orang di Jepang mengunjungi kuil dan kuil keluarga untuk melakukan shūkatsu, yaitu menghormati orang yang telah meninggal.

Dalam upacara tradisional Jepang pada bulan April, sejumlah makanan khas juga menjadi pusat perhatian. Salah satu menu yang menjadi favorit adalah ohanami bento. Bento ini mengandung aneka makanan yang disajikan dalam bentuk bento yang cantik. Makanan tersebut antara lain nasi dengan bentuk yang unik, telur dadar, dan daging ayam panggang yang disajikan dengan beragam warna yang cerah seperti merah, oranye, dan hijau.

Dalam pengucapan kata “shigatsu,” Jepang juga memiliki makna yang mendalam. “Shi” memiliki arti “kematian” dan “gatsu” memiliki arti “bulan.” Oleh karena itu, dalam pengucapannya, kata tersebut juga memiliki mati yang diartikan sebagai “bulan kematian.” Namun, di Jepang, mati juga dianggap sebagai awal lagi. Dalam artian ini, “bulan kematian” juga berarti “bulan kelahiran yang baru.”

Berbicara tentang bulan April di Jepang benar-benar tidak lengkap jika tidak membahas festival sakura yang menjadi daya tarik utama pada musim semi. Selain bunga sakura, beberapa festival juga digelar pada bulan ini. Festival yang paling terkenal adalah Festival Bunga Musim Semi di Jepang Utara yang diadakan di kota Hirosaki. Festival ini menampilkan lebih dari 2.600 pohon sakura dan menjadikan taman Hirosaki sebagai tempat yang sangat populer untuk berwisata pada musim semi.

Bulan April tentunya memiliki banyak arti dan makna bagi masyarakat Jepang. Mulai dari bulan kelahiran yang baru, mekar bunga sakura, awal tahun ajaran baru di sekolah, hingga upacara tradisional Jepang dan festival sakura yang dibarengi dengan makanan yang khas. Hal-hal tersebut menunjukkan betapa Jepang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaannya.

Tradisi Ulang Tahun Kaisar dalam Bahasa Jepang


Kaisar Jepang

Setiap tanggal 29 April, Jepang merayakan salah satu hari libur nasional mereka yaitu “Showa no Hi” atau “Hari Showa”. Tanggal ini ditetapkan untuk memperingati masa pemerintahan Kaisar Hirohito, yang memerintah dari tahun 1926 hingga 1989. Meskipun dijadikan hari libur nasional untuk menghormati Kaisar Hirohito, sebenarnya di dalam bahasa Jepang tradisi dan kebiasaan ini lebih dikenal dengan sebutan “Tennou Tanjoubi” atau “Ulang Tahun Kaisar” yaitu perayaan ulang tahun kaisar yang sebenarnya jatuh pada tanggal 23 Desember.

Ketika Kaisar Hirohito masih memerintah, hari ulang tahunnya dijadikan sebagai libur nasional di Jepang. Namun ketika ia meninggal, pemerintah Jepang memutuskan untuk menjadikan tanggal 29 April sebagai hari libur nasional, bukan tanggal 23 Desember. Hal ini dilakukan untuk menghindari perdebatan dan kontroversi di Jepang, karena tanggal 23 Desember juga dianggap sebagai hari libur nasional di Jepang untuk memperingati kaisar yang lebih dulu, seperti kaisar Meiji.

Tradisi ulang tahun kaisar di Jepang sangat berbeda dengan perayaan ulang tahun pada umumnya, karena di negara ini perayaan ulang tahun dianggap sebagai sebuah perayaan khusus dan penting. Sebagai contohnya adalah ketika ulang tahun sang empunya ketua keluarga yang merayakan ulang tahun ke 60, dirayakan dengan sangat mewah dan banyak tamu yang diundang.

Namun pada saat perayaan ulang tahun Kaisar Jepang pada tanggal 23 Desember, tradisinya sangat berbeda. Perayaannya agak meriah namun sangat sederhana dan tidak ada pesta atau pun kerumunan orang. Perayaan ini dilakukan lebih formal dan diselenggarakan oleh Keluarga Kekaisaran Jepang, yang biasanya melibatkan upacara penghormatan di depan Kaisar dan Permaisuri serta tarian tradisional yang dilakukan untuk menghormati sang kaisar.

Selain itu, pada saat perayaan ulang tahun kaisar ini, biasanya pejabat-pejabat penting juga mengirimkan surat ucapan selamat kepada sang Kaisar dan Permaisuri. Selain itu, orang-orang Jepang pun memperingati hari ulang tahun Kaisar dengan berbagai cara, misalnya dengan menyiarkan acara televisi dan juga memajang bendera Jepang di sekitar rumah mereka sebagai tanda penghormatan dan rasa syukur.

Selain itu, dalam bahasa Jepang juga ada kata yang dikhususkan untuk menyambut hari ulang tahun kaisar yaitu “Tennouheika” yang artinya “Kaisar merayakan ulang tahun”. Idiom yang umum dipakai dalam bahasa Jepang juga terkait dengan perayaan ulang tahun kaisar, seperti “Tennou no michi o iku” yang artinya “ikut serta dalam jalan Kaisar Jepang”, yang berarti menunjukkan rasa hormat dan kesetiaan kepada keluarga Kekaisaran Jepang.

Sekarang, ketika kita melihat perayaan ulang tahun kaisar di Jepang, kita dapat lebih memahami dan menghargai kebudayaan dan tradisi dari negeri Sakura ini. Bagi sebagian orang, perayaan ulang tahun Kaisar Jepang mungkin tampak sederhana dan tidak istimewa, tapi justru hal itu yang membuatnya terasa lebih unik dan kaya dengan nilai-nilai budaya yang sangat dihargai oleh masyarakat Jepang hingga saat ini.

Perayaan Hari Bunga Sakura dalam Bahasa Jepang


Perayaan Hari Bunga Sakura dalam Bahasa Jepang

Bulan April selalu identik dengan Sakura atau bunga Sakura di Jepang. Tak heran, jika tiap tahunnya selalu diadakan perayaan Hari Bunga Sakura yang disebut Hanami dalam Bahasa Jepang. Pada perayaan tersebut, warga Jepang memadati taman-taman untuk menikmati keindahan Sakura yang sedang mekar. Namun, bagaimana sebenarnya perayaan Hari Bunga Sakura dalam Bahasa Jepang itu di Indonesia? Berikut penjelasannya.

1. Penanaman Bunga Sakura di Indonesia

Penanaman Bunga Sakura di Indonesia

Meskipun Indonesia tidak memiliki cuaca dingin seperti di Jepang, namun bunga Sakura dapat tumbuh di Indonesia. Salah satu tempat yang terkenal dengan penanaman bunga Sakura adalah Taman Sakura di Summarecon Bekasi, Jawa Barat. Pada musim semi atau bulan April, para pengunjung dapat menikmati keindahan bunga Sakura yang sedang mekar. Penanaman tersebut sengaja dihadirkan untuk memberi alternatif kepada masyarakat yang ingin merasakan sensasi Hanami.

2. Beragam Festival Jepang di Indonesia

Festival Jepang di Indonesia

Selain perayaan Hanami, munculnya beragam festival Jepang di Indonesia juga menjadi sebuah alternatif bagi para penggemar budaya Jepang. Salah satunya adalah Japan Festival yang rutin diselenggarakan tiap tahunnya di Jakarta. Berbagai kegiatan menarik seperti parade cosplay, penampilan seni Jepang, hingga workshop bahasa Jepang dapat dinikmati oleh pengunjung. Selain itu, di beberapa kota di Indonesia juga diselenggarakan acara Bon Odori, festival hari raya yang ditujukan untuk menghormati arwah leluhur dalam budaya Jepang.

3. Kuliner Jepang

Kuliner Jepang di Indonesia

Tidak lengkap rasanya jika membahas tentang budaya Jepang tanpa membahas kuliner Jepang. Di Indonesia, banyak restoran atau kafe yang menyediakan kuliner Jepang dan menjadi spot yang ramai dikunjungi. Terlebih pada saat perayaan Hanami, banyak restoran dan kafe yang mengadakan promo atau diskon untuk merayakan perayaan tersebut. Makanan seperti ramen, sushi, dan takoyaki menjadi salah satu kuliner Jepang yang sangat populer di Indonesia.

Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para penggemar budaya Jepang di Indonesia untuk merayakan Hari Bunga Sakura atau Hanami. Maka jangan lewatkan perayaan tersebut untuk merasakan sensasi yang sama seperti di Jepang, dan menambah wawasan terkait budaya Jepang yang semakin populer di Indonesia.

Ungkapan dan Frasa yang Sering Digunakan pada Bulan April dalam Bahasa Jepang


Bahasa Jepang Bulan April

Bulan April di Jepang adalah bulan yang penuh dengan perayaan dan acara khusus. Ada banyak ungkapan dan frasa dalam bahasa Jepang yang terkait dengan bulan April yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Berikut adalah beberapa ungkapan dan frasa yang sering digunakan pada bulan April dalam bahasa Jepang:

1. 桜 (さくら) 見 (み) 物 (もの) (Sakura Mi Mono) – Melihat Bunga Sakura

Melihat Bunga Sakura

Bulan April di Jepang adalah waktu yang sangat spesial untuk menikmati pemandangan bunga sakura yang mekar di mana-mana. Oleh karena itu, ungkapan “sakura mi mono” atau melihat bunga sakura menjadi ungkapan yang populer selama bulan April. Ungkapan ini sering digunakan untuk berkumpul bersama teman-teman dan keluarga untuk menikmati keindahan bunga sakura.

2. 入学式 (Nyugaku Shiki) – Upacara Masuk Sekolah

Upacara Masuk Sekolah

Di Jepang, bulan April adalah waktu di mana siswa-siswa baru memasuki sekolah. Oleh karena itu, “nyugaku shiki” atau upacara masuk sekolah adalah acara resmi yang sering diadakan pada awal bulan April. Di acara ini, siswa baru dihormati dan disambut dengan hangat oleh siswa dan staf lainnya.

3. 新年度 (Shin Nen Do) – Tahun Baru Akademik

Tahun Baru Akademik

Bulan April di Jepang dianggap sebagai awal dari tahun baru akademik. Oleh karena itu, “shin nen do” atau tahun baru akademik menjadi ungkapan yang sering digunakan pada bulan April. Siswa-siswa baru memulai tahun ajaran baru dan pelajar serta guru-guru melihat ini sebagai kesempatan untuk memulai kembali dan menghasilkan peningkatan signifikan di tahun ajaran baru.

4. 入社式 (Nyusha Shiki) – Upacara Masuk Kantor

Upacara Masuk Kantor

Tidak hanya di sekolah, di perusahaan besar Jepang upacara masuk kantor (nyusha shiki) juga diadakan pada bulan April. Dalam acara ini, karyawan baru dihormati dan disambut hangat oleh karyawan lainnya. Acara ini juga menjadi kesempatan bagi karyawan untuk memperkenalkan diri dan mempererat hubungan dengan rekan kerja baru.

5. 花粉症 (Kafunsho) – Alergi Pollen

Alergi Pollen

Bulan April disambut dengan mekarnya bunga sakura yang indah, tapi juga tanda musim alergi pollen yang tiba. “Kafunsho” atau alergi pollen menjadi udara yang sering ditemukan pada bulan ini. Ada banyak orang yang kesulitan akibat alergi pollen, dan ungkapan ini sering digunakan selama bulan April untuk membicarakan kondisi kesehatan mereka.

Itulah beberapa ungkapan dan frase yang sering digunakan pada bulan April dalam bahasa Jepang. Dengan mengetahui ungkapan dan frasa ini, kamu dapat menambah kosakata bahasa Jepang kamu dan meningkatkan kemampuan percakapan kamu.

Keunikan dalam Pembelajaran Bahasa Jepang pada Bulan April


Bahasa Jepang Bulan April

Bagi para pelajar bahasa Jepang, bulan April menjadi bulan yang cukup istimewa. Bulan ini menjadi awal dari tahun ajaran baru di Jepang, sehingga banyak kegiatan khusus yang dilakukan dalam pembelajaran bahasa Jepang di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa keunikan dalam pembelajaran bahasa Jepang pada bulan April.

Pelatihan Kepanitiaan Festival Budaya Jepang


Festival Budaya Jepang

Pada bulan April, biasanya banyak sekolah dan universitas yang mengadakan Festival Budaya Jepang. Festival ini menjadi salah satu momen bagi para siswa/mahasiswa untuk memperlihatkan kemampuan bahasa Jepang dan budaya Jepang yang dimilikinya. Oleh karena itu, di bulan April biasanya dilakukan pelatihan kepantiaan festival ini. Pelatihan ini diadakan untuk melatih para siswa/mahasiswa agar bisa bekerja bersama-sama dalam panitia festival dan juga untuk melatih keterampilan bahasa Jepang dalam rangka persiapan festival.

Pemilihan Pengurus Organisasi Penggemar Budaya Jepang


Organisasi Penggemar Budaya Jepang Indonesia

Bulan April juga menjadi waktu yang cocok untuk pemilihan pengurus organisasi penggemar budaya Jepang di Indonesia. Organisasi penggemar ini merupakan sebuah wadah yang dibentuk oleh para penggemar budaya Jepang di Indonesia untuk saling berbagi informasi dan pengalaman tentang budaya Jepang. Selain itu, organisasi ini juga seringkali dijadikan tempat pembelajaran bahasa Jepang, belajar tradisi dan kultur Jepang, serta mengadakan acara yang berhubungan dengan budaya Jepang.

Penampilan Teater Jepang oleh Pelajar


Teater Jepang Indonesia

Pada bulan April, biasanya banyak sekolah dan universitas yang mengadakan penampilan teater Jepang oleh pelajar. Teater Jepang ini biasanya berisi lakon-lakon yang berasal dari Jepang dan diperankan oleh para pelajar. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk membiasakan para pelajar dengan kebudayaan Jepang, serta melatih kemampuan bahasa Jepang para pelajar yang terlibat dalam pementasan.

Penanaman Tanaman Sakura


Tanaman Sakura

Sakura atau bunga cherry blossoms merupakan salah satu simbol budaya Jepang yang sangat populer di seluruh dunia. Pada bulan April, biasanya banyak sekolah di Indonesia yang melakukan penanaman tanaman sakura sebagai bagian dari rangkaian kegiatan pembelajaran bahasa Jepang. Melalui penanaman tanaman sakura ini para pelajar diharapkan menjadi lebih dekat dengan budaya Jepang dan memahami pentingnya menjaga alam sekitar.

Iklan