Asal-usul Kata Kerja Pasif


Asal-usul Kata Kerja Pasif

Kata kerja pasif dalam bahasa Indonesia merupakan kata kerja yang menunjukkan bahwa subjek dalam kalimat tidaklah melakukan tindakan itu, melainkan menerima tindakan itu secara pasif dari objek. Kata kerja pasif umumnya dibentuk dari kata kerja aktif dengan memberikan awalan di- dan akhiran -i. Namun, bermacam-macam cara penulisan kata kerja pasif dalam bahasa Indonesia khususnya dalam bahasa tulis. Kata kerja pasif sering dipakai dalam bahasa Indonesia ketika pembicara atau penulis ingin menonjolkan objek dalam kalimat.

Konsep kata kerja pasif bukanlah berasal dari bahasa Indonesia, melainkan berasal dari bahasa Latin. Dalam bahasa Latin, kata kerja pasif dibentuk oleh suatu partikel yang disebut ‘passivus’ yang artinya adalah menerima. Kata kerja pasif pertama kali muncul dalam bahasa Latin, ketika orang-orang di sana menulis tentang suatu hal yang dilakukan oleh suatu benda atau suatu objek tertentu. Pada saat itu, kata kerja pasif digunakan untuk menunjukkan objek yang menerima tindakan dari subjek.

Seiring berjalannya waktu hingga pada akhirnya bahasa Latin menjadi bahasa yang dijadikan sebagai bahasa internasional pada masa itu, banyak bahasa yang menerapkan konsep kata kerja pasif dari bahasa Latin. Salah satunya adalah bahasa Indonesia, yang juga memilikinya. Konsep kata kerja pasif ini akhirnya menjadi handal diakui dan sangat menjadi bagian penting dari struktur bahasa Indonesia hingga saat ini.

Meskipun kata kerja pasif berasal dari bahasa Latin, penggunaan kata kerja pasif dalam bahasa Indonesia mempunyai beberapa perbedaan yang yang mencolok dibandingkan dengan bahasa Latin. Salah satunya dalam cara pembentukannya. Dalam bahasa latin, kata kerja pasif dipahami sebagai kata kerja yang memiliki bentuk khusus, baik dari segi penulisan maupun pengucapan. Namun, dalam bahasa Indonesia, bentuk kata kerja pasif umumnya dibentuk dari kata kerja aktif dengan memberikan awalan di- dan akhiran -I.

Kata kerja pasif memang sangat penting dalam bahasa Indonesia, terutama dalam bahasa tulis. Menggunakan kata kerja pasif dalam bahasa tulis dapat membuat suatu kalimat atau teks terdengar lebih formal dan terarah, memberikan kesan tenang dan lebih dihargai oleh pembaca. Selain itu, dengan menguasai penggunaan kata kerja pasif juga akan membantu seseorang untuk lebih memahami isi dari suatu teks tertulis dalam bahasa Indonesia.

Cara Membentuk Kalimat Pasif


Contoh Kalimat Pasif dalam Bahasa Indonesia

Kalimat pasif adalah salah satu jenis kalimat dalam bahasa Indonesia. Kalimat pasif terbentuk dari kata kerja pasif atau to be yang diikuti oleh kata kerja past participle. Kalimat pasif digunakan ketika fokus kalimat ingin diletakkan pada objek atau orang yang menerima aksi, bukan pada pelaku aksi. Berikut ini adalah cara membentuk kalimat pasif:

1. Identifikasi Kata Kerja Aktif dan Objek Kalimat


Identifikasi Kata Kerja dan Objek Kalimat

Cara pertama dalam membentuk kalimat pasif adalah dengan mengidentifikasi kata kerja dan objek kalimat pada kalimat aktif. Kalimat aktif adalah jenis kalimat biasa yang sering digunakan dalam bahasa sehari-hari. Contohnya kalimat “Aku minum segelas susu”. Kata kerja pada kalimat aktif adalah ‘minum’, sedangkan objek kalimatnya adalah ‘seperangkat susu’.

2. Ubah Objek Kalimat Menjadi Subjek Kalimat Pasif


Ubah Objek Kalimat Menjadi Subjek Kalimat Pasif

Setelah mengidentifikasi kata kerja dan objek kalimat pada kalimat aktif, ubah objek kalimat menjadi subjek kalimat pasif. Misalkan pada kalimat “Aku minum segelas susu”, objek kalimatnya adalah “segelas susu”. Maka, subjek kalimat pasifnya adalah “segelas susu”.

Untuk mengubah objek kalimat menjadi subjek kalimat pasif, tambahkan kata ‘oleh’ setelah kata kerja pasif atau to be. Misalnya, pada kalimat “Aku minum segelas susu”, objek kalimat “segelas susu” diubah menjadi subjek kalimat pasif “Segelas susu diminum oleh aku”.

3. Ubah Kata Kerja Aktif Menjadi Kata Kerja Pasif


Ubah Kata Kerja Menjadi Kata Kerja Pasif

Setelah mengubah objek kalimat menjadi subjek kalimat pasif, ubah kata kerja aktif menjadi kata kerja pasif. Kata kerja pasif adalah kata kerja yang mengindikasikan bahwa objek kalimat sedang menerima aksi, bukan melakukan aksi. Misalnya, pada kalimat “Aku minum segelas susu”, kata kerja aktif adalah ‘minum’. Maka, kata kerja pasifnya adalah ‘diminum’.

Kata kerja pasif selalu diawali dengan ‘to be’ atau kata kerja pasif tertentu, seperti ‘diberi’, ‘dibuat’, ‘diambil’, dan ‘ditulis’. Misalnya, kalimat “Aku minum segelas susu” diubah menjadi “Segelas susu diminum oleh aku”. Kata kerja ‘minum’ pada kalimat aktif diubah menjadi ‘diminum’ untuk memperlihatkan bahwa objek kalimat, yaitu ‘segelas susu’, sedang menerima aksi.

4. Tambahkan Kata Kerja Past Participle


Contoh Kata Kerja Past Participle

Setelah mengubah kata kerja aktif menjadi kata kerja pasif, tambahkan kata kerja past participle pada kalimat pasif. Kata kerja past participle adalah kata kerja yang mengindikasikan bahwa aksi sudah selesai dilakukan. Misalnya, pada kalimat “Aku minum segelas susu” diubah menjadi “Segelas susu diminum oleh aku”. Kata kerja pasifnya yaitu ‘diminum’, dan kata kerja past participle-nya adalah ‘diminum’.

Kata kerja past participle ditemukan dengan menggunakan rumus ‘to be’ ditambahkan dengan kata kerja yang diubah menjadi bentuk ketiga atau past participle-nya. Contoh kata kerja past participle adalah ‘diminum’, ‘ditulis’, ‘diberi’, ‘dibuat’, ‘dibangun’, dan lain-lain.

5. Tambahkan Preposisi “oleh” (Optional)


Preposisi oleh

Preposisi “oleh” merupakan kata depan yang sering ditambahkan pada kalimat pasif untuk memperjelas pelaku aksi atau subjeknya. Preposisi “oleh” dapat diletakkan sebelum pelaku aksi atau sesudah kata kerja pasif. Pada saat kalimat pasif sudah mencantumkan pelaku aksi atau subjeknya, penambahan preposisi “oleh” menjadi opsional atau tidak perlu dilakukan sama sekali.

Contoh kalimat pasif dengan preposisi “oleh” adalah “Sepeda motor sudah diperbaiki oleh mekanik tadi pagi” dan “Ponsel sudah dibawa oleh adikku ke sekolah”.

Dalam bahasa Indonesia, kata kerja pasif sering digunakan pada kalimat-kalimat berita dan laporan, seperti “Gedung baru telah dibangun oleh pemerintah” atau “Pendapatan bisnis naik 15% tahun ini”. Dalam kalimat-kalimat tersebut, fokus kalimat ingin diletakkan pada objek atau kejadian yang terjadi, bukan pada pelaku aksi atau subjeknya.

Contoh Kalimat Pasif dengan Objek Berbeda


Contoh Kalimat Pasif dengan Objek Berbeda

Kata kerja pasif adalah kata kerja yang menunjukkan bahwa subjek atau pelaku dalam suatu kalimat tidak melakukan tindakan, tetapi menerimanya. Dalam Bahasa Indonesia, kalimat pasif dibentuk dengan menggunakan kata kerja bantu “di” atau “ter” sebelum kata kerja utama. Kalimat pasif sering digunakan dalam bahasa tulis dan lisan untuk memperjelas peristiwa atau kejadian yang terjadi. Salah satu cara untuk membentuk kalimat pasif adalah dengan menggunakan objek berbeda. Berikut ini adalah contoh kalimat pasif dengan objek berbeda dalam bahasa Indonesia.

1. Objek Langsung dan Objek Tidak Langsung Berbeda

Contoh Kalimat Pasif dengan Objek Berbeda 1

Kalimat pasif dengan objek langsung dan tidak langsung berbeda adalah tipe kalimat pasif dengan dua objek yang berbeda yang terdapat karakteristik saling melengkapi satu sama lain. Sebagai contoh, “Guru memberikan tugas kepada murid” bisa dirubah menjadi kalimat pasif dengan objek berbeda seperti, “Tugas diberikan oleh guru kepada murid.” Pada kalimat ini objek langsungnya adalah “tugas” dan objek tidak langsungnya adalah “murid.”

2. Objek Tunggal dan Objek Jamak Berbeda

Contoh Kalimat Pasif dengan Objek Berbeda 2

Objek tunggal dan objek jamak berbeda sering digunakan pada kalimat pasif dengan benda-benda seperti alat tulis, furnitur, atau kendaraan. Misalnya, “Kami membeli satu meja” dapat diubah menjadi “Meja dibeli oleh kami.” Sedangkan kalimat seperti “Mereka membeli beberapa buku” menjadi kalimat pasif “Buku-buku dibeli oleh mereka.”

3. Objek Manusia dan Objek Benda Berbeda

Contoh Kalimat Pasif dengan Objek Berbeda 3

Objek manusia dan objek benda berbeda sering digunakan pada kalimat pasif yang berisi tindakan yang dilakukan oleh manusia terhadap benda. Sebagai contoh, “Dia menghancurkan kotak” bisa diubah menjadi “Kotak dihancurkannya.” Kotak dalam kalimat ini dinyatakan sebagai objek benda, sedangkan “dia” yang menjadi subjek dari kalimat asli menjadi objek pelaku dalam kalimat pasif.

Itulah tiga contoh kalimat pasif dengan objek berbeda dalam Bahasa Indonesia. Dalam bahasa tulis maupun lisan, penggunaan kalimat pasif ini memang sangat diperlukan untuk menyampaikan informasi atau kejadian dengan lebih jelas dan ringkas. Seiring dengan waktu, semoga kamu semakin mahir dalam menggunakan kata kerja pasif dan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Keuntungan menggunakan kata kerja pasif


Keuntungan menggunakan kata kerja pasif

Kata kerja pasif digunakan dalam bahasa Indonesia ketika subjek dari suatu kalimat tidak berperan secara aktif dalam suatu kegiatan. Dalam hal ini, objek menjadi fokus utama dalam kalimat tersebut. Penggunaan kata kerja pasif memiliki beberapa keuntungan yang tidak didapatkan dengan penggunaan kata kerja aktif biasa, antara lain:

1. Memperjelas objek dalam suatu kalimat

Memperjelas objek

Jika kita ingin memperjelas objek dalam suatu kalimat, menggunakan kata kerja pasif bisa menjadi pilihan yang tepat. Hal ini karena, dengan menggunakan kata kerja pasif maka objek yang ingin diperjelas akan menjadi fokus utama dalam kalimat tersebut. Contohnya, jika kita ingin menjelaskan kepada pengguna jalan raya bahwa jalan tersebut sedang dalam perbaikan, maka kita dapat menggunakan kata kerja pasif seperti “Jalan raya sedang diperbaiki” agar fokus utama adalah jalan raya dalam kondisi perbaikan.

2. Menonjolkan hasil atau tindakan yang dilakukan

Menonjolkan hasil atau tindakan yang dilakukan

Ketika kita ingin menonjolkan hasil atau tindakan yang dilakukan, menggunakan kata kerja pasif juga bisa menjadi pilihan yang tepat. Hal ini karena objek dalam suatu kalimat menjadi lebih menonjol daripada subjek dalam kalimat tersebut. Sebagai contoh, “Bukit itu dijadikan tempat pembangkit listrik” lebih menonjolkan hasil daripada subjek.

3. Menghindari kesalahan interpretasi dalam suatu kalimat

Menghindari kesalahan interpretasi dalam suatu kalimat

Saat menggunakan kata kerja aktif, subjek dalam suatu kalimat menjadi fokus utama sehingga ada kecenderungan subjek bisa diartikan sebagai pembuat tindakan. Hal ini bisa menjadi masalah jika kita ingin memperjelas peran dalam kalimat tersebut. Dengan menggunakan kata kerja pasif, kita dapat menghindari kesalahan interpretasi sehingga jelas siapa yang melakukan tindakan dan siapa yang menerima tindakan. Contohnya, “Bunga ditanam oleh saya” akan lebih jelas daripada “Saya menanam bunga.”

4. Lebih sopan dan disiplin bahasa

Lebih sopan dan disiplin bahasa

Penggunaan kata kerja pasif juga bisa menghasilkan kalimat yang lebih sopan dan disiplin dalam bahasa Indonesia. Dalam beberapa situasi, menggunakan kata kerja aktif bisa membuat kalimat terdengar agresif atau tidak sopan. Dalam percakapan formal atau bisnis, menggunakan kata kerja pasif justru dianggap lebih disiplin dan sopan. Sebagai contoh, “Dana sudah diberikan kepadanya oleh perusahaan” lebih disiplin dan sopan daripada “Perusahaan sudah memberikan dana kepada dia.”

Dalam kesimpulannya, penggunaan kata kerja pasif memiliki beberapa keuntungan yang tidak dimiliki oleh kata kerja aktif biasa. Keuntungan tersebut antara lain memperjelas objek dalam suatu kalimat, menonjolkan hasil atau tindakan yang dilakukan, menghindari kesalahan interpretasi dalam suatu kalimat, serta lebih sopan dan disiplin dalam bahasa Indonesia.

Perbedaan antara kata kerja aktif dan pasif


Perbedaan aktif dan pasif

Kata kerja merupakan suatu unsur penting dalam bahasa Indonesia. Saat kita berbicara atau menulis, tanpa sadar kita menggunakan kata kerja hampir setiap kalimat. Di dalam bahasa Indonesia, ada dua jenis kata kerja yaitu aktif dan pasif. Perbedaan antara kata kerja aktif dan pasif bisa dilihat pada pelaku atau objek dari suatu pernyataan.

Kata kerja aktif merupakan kata kerja yang pelakunya jelas dan aktif melakukan tindakan tersebut. Misalnya, “Dia membuat kue” yang mana “Dia” adalah pelaku atau subjek, dan “membuat” adalah kata kerja aktif. Sementara itu, kata kerja pasif adalah kata kerja yang objeknya menjadi subjek atau fokus. Misalnya, “Kue dibuat oleh dia” yang mana objek “kue” menjadi subjek, sedangkan pelaku “dia” menjadi objek atau lebih tepatnya dihilangkan dari kalimat.

Contoh kata kerja aktif dan pasif

Untuk lebih memahami perbedaan antara kata kerja aktif dan pasif, berikut contoh kalimat beserta penjelasannya:

Kata Kerja Aktif

1. “Dia menulis novel.”

Kalimat ini memiliki pelaku yang jelas, yaitu “Dia” dan kata kerja “menulis” sebagai tindakan yang dilakukan oleh pelaku tersebut.

2. “Ani membawa tas ke sekolah.”

Kalimat ini juga memiliki pelaku yang jelas, yaitu “Ani” dan kata kerja “membawa” menunjukkan bahwa dia aktif melakukan perbuatan tersebut.

Kata Kerja Pasif

1. “Novel ditulis oleh dia.”

Pada kalimat ini, pelaku atau subjek sebenarnya adalah “dia” tapi tidak disebutkan. Objek “novel” menjadi subjek kalimat, dan kata kerja “ditulis” menunjukkan bahwa objek tersebut menjadi fokus dari kalimat.

2. “Tas dibawa ke sekolah oleh Ani.”

Kalimat ini juga sama dengan contoh pertama, dimana pelaku “Ani” tidak muncul di awal kalimat. Yang ditonjolkan adalah objek “tas” sebagai fokus dari kalimat.

Dalam penggunaan kata kerja pasif, objek atau bagian yang dijadikan fokus harus diawali oleh “dengan”. Misalnya, “Buku dibaca dengan teliti oleh saya.” Di mana “buku” menjadi fokus dari kalimat, sedangkan “saya” sebagai pelaku disebutkan di akhir kalimat.

Contoh Kalimat Pasif

Perbedaan antara kata kerja aktif dan pasif berdampak pada penempatan subjek dan objek dalam suatu kalimat. Saat menggunakan kata kerja aktif, pelaku atau subjek yang melakukan aksi diperlihatkan di awal kalimat, sedangkan objek mengikuti di belakang kata kerja. Sedangkan pada kata kerja pasif, fokus adalah objek yang diletakan di awal kalimat dan pelaku dihilangkan atau disebutkan diakhir kalimat.

Memahami perbedaan antara kata kerja aktif dan pasif akan membantu kita dalam menulis dan berbicara. Meskipun keduanya bisa digunakan dalam situasi yang berbeda-beda, namun penggunaan kata kerja pasif lebih sering dalam kalimat ilmiah atau formal. Sedangkan kata kerja aktif lebih umum digunakan dalam kalimat sehari-hari dan tulisan yang lebih santai.

Iklan