Pengertian Kekkon


Kekkon

Kekkon artinya pernikahan dalam bahasa Indonesia. Pernikahan adalah sebuah ikatan yang sakral di antara dua manusia yang memutuskan untuk hidup bersama dalam sebuah keluarga. Dalam tradisi Jepang, pernikahan juga sama pentingnya dan dianggap sebagai salah satu upacara sakral dalam kehidupan.

Dalam budaya keponakan Jepang, pernikahan juga memiliki makna yang sangat mendalam. Pernikahan di Jepang berasal dari tradisi Shinto, sebuah agama asli Jepang. Tradisi pernikahan Shinto sendiri sudah ada sejak sekitar 1.000 tahun yang lalu. Karena pernikahan sangat penting, proses pernikahan ini pun diatur dengan sangat rapi oleh keluarga pengantin sampai ke hal-hal yang sifatnya sangat detail sekalipun.

Seperti dua calon pengantin yang harus menunjukkan hubungan yang baik selama prosesi pernikahan, prosesi pernikahan hingga kelengkapan adat untuk keluarga pengantin. Maka, jangan heran apabila para tamu yang menghadiri acara pernikahan di Jepang akan memakai pakaian formal serta mengikuti instruksi yang sudah diatur agar acara pernikahan berjalan dengan lancar dan sukses sesuai dengan harapan semua pihak.

Tradisi pernikahan di Jepang ini juga menunjukkan bahwa zaman sekarang tradisi unik seperti ini masih dilakukan dengan sangat kental dan tetap dipatuhi. Para pengantin dan keluarga pada umumnya juga memilih prosesi pernikahan tradisional sebagai simbol agar pernikahan tidak hanya sebagai ritual biasa, namun juga secara simbolis menuju kehidupan baru yang terdapat banyak cinta dan kebahagiaan serta membawa keberuntungan pada hubungan pernikahan mereka.

Proses Kekkon di Jepang


Proses Kekkon di Jepang

Proses kekkon atau pernikahan di Jepang memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui. Tahapan-tahapan tersebut dianggap sangat penting untuk menjaga tradisi dan nilai-nilai yang ada di Jepang. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam proses kekkon di Jepang:

1. Miai (Tunangan)

Miai

Miai adalah tahapan pertama dalam proses kekkon. Pada tahapan ini, kedua keluarga dari calon mempelai bertemu untuk membahas kesepakatan pernikahan. Diskusi pada tahapan ini mencakup banyak hal seperti latar belakang keluarga, pendidikan, pekerjaan, hobi, dan banyak lagi. Pada tahapan ini, kedua calon mempelai belum bertemu satu sama lain, sehingga hal yang dibahas hanya mengenai kriteria pasangan yang diinginkan.

2. Kokuhaku (Orang Kepercayaan)

Kokuhaku

Setelah kedua keluarga mengadakan pertemuan dan menyetujui untuk melanjutkan ke proses selanjutnya, maka calon mempelai laki-laki harus memberitahu teman atau orang kepercayaannya bahwa ia akan melamar calon mempelai perempuan. Persetujuan dari teman atau orang kepercayaan ini sangat penting karena mereka mengenal karakter dan kepribadian dari calon mempelai perempuan. Orang kepercayaan akan memberikan pendapat dan saran untuk menjaga hubungan baik antara kedua keluarga.

3. Yuino (Tukar Hadiah)

Yuino

Tukar hadiah atau yuino adalah tahapan yang wajib dilakukan pada tiap-tiap pernikahan di Jepang. Orang tua dari calon mempelai perempuan akan memberikan yuino kepada calon mempelai laki-laki sebagai tanda terima kasih bahwa ia telah melamar calon mempelai perempuan. Pada tahapan ini, kedua keluarga saling memberikan hadiah sebagai bentuk rasa terima kasih atas segala kebaikan dan kerjasama yang telah dilakukan.

4. Nasake Yamai (Penyakit Kepedulian)

Nasake Yamai

Penyakit kepedulian atau nasake yamai adalah tahapan yang mencerminkan bahwa calon mempelai wanita sangat merindukan calon mempelai laki-laki. Pada tahapan ini, calon mempelai perempuan berpura-pura sakit dan calon mempelai laki-laki akan merawatnya seperti orang yang sedang sakit. Ada beberapa aktivitas yang biasanya dilakukan pada tahapan ini seperti shiromuku, yaitu pakaian tradisional putih yang dipakai oleh calon mempelai perempuan.

5. Shugi Bukuro (Uang Pengantin)

Shugi Bukuro

Uang pengantin atau shugi bukuro adalah hadiah yang diberikan kepad calon mempelai perempuan dari calon mempelai laki-laki. Hadiah ini diberikan pada hari pernikahan, yang di dalamnya terdapat uang untuk membantu biaya pernikahan. Pada hari pernikahan, mereka juga akan memberikan hadiah lainnya seperti kado atau kue dari daerah asal mereka sebagai bentuk rasa terima kasih yang telah hadir dalam pernikahan tersebut.

Dari tahapan-tahapan yang ada, proses kekkon di Jepang sangatlah unik dan sarat dengan nilai-nilai tradisional. Setiap tahapan memiliki arti dan makna yang sangat penting dalam kehidupan pernikahan di Jepang. Bagi kalian yang ingin menikah di Jepang, teman-teman harus mengikuti tahapan-tahapan tersebut dengan baik dan menjaga tradisi dan nilai-nilai yang ada di Jepang.

Syarat-syarat Kekkon di Jepang


Syarat-syarat Kekkon di Jepang

Sebelum menikah di Jepang, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pengantin. Syarat-syarat kekkon di Jepang ini bertujuan untuk memastikan bahwa pernikahan tersebut berjalan dengan lancar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Jepang. Berikut adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi:

1. Melakukan Pemberitahuan Perkawinan

Pemberitahuan Perkawinan

Calon pengantin harus memberitahukan perkawinan mereka ke kantor pemerintah setempat dengan cara mengisi formulir pendaftaran perkawinan. Pemberitahuan perkawinan harus dilakukan minimal 30 hari sebelum tanggal pernikahan. Dalam formulir tersebut, harus diinformasikan identitas kedua pasangan serta tempat dan tanggal pernikahan. Setelah formulir diisi, calon pengantin akan mendapatkan sebuah sertifikat yang berisi nama-nama pasangan serta tanggal perkawinan

2. Melakukan Tes Kesehatan

Tes Kesehatan untuk Kawin

Calon suami dan istri harus menjalani tes kesehatan yang disebut “Rontgen” guna memastikan mereka tidak menderita penyakit menular seperti sifilis, TBC , Hepatitis atau HIV/AIDS. Tes ini diambil di rumah sakit pemerintah dan berlaku untuk setiap pasangan yang ingin menikah di Jepang. Hasil tes ini akan dijadikan sebagai syarat wajib untuk membuat dokumen pernikahan.

3. Menyajikan Dokumen-dokumen Penting

dokumen nikah

Selain melakukan tes kesehatan, calon pengantin juga harus menyajikan dokumen-dokumen penting lainnya, seperti KTP, Paspor dan KTP Jepang ( jika pasangan menikah di Negara Jepang). Apabila calon pengantin berasal dari Negara asing maka mereka harus membawa dokumen visa, Paspor, dan kartu penduduk asli serta sertifikat pernikahan yang menyatakan bahwa status mereka single atau sudah bercerai.

Dalam setiap dokumen yang diajukan untuk pernikahan, harus sesuai dengan nama keduap pasangan. Calon pengantin juga perlu mengisi formulir pernyataan bahwa mereka mempunyai hubungan yang sah. Pasangan juga harus membawa buku tabungan dan mencantumkan jumlah uang yang dimiliki di dalam buku. Harus diingat, bahwa dokumen yang diserahkan akan menjadi referensi saat mendaftar perkawinan.

4. Saksi Pernikahan

Saksi Pernikahan

Pernikahan di Jepang harus disaksikan oleh minimal dua orang saksi. Saksi pernikahan harus berusia minimal 20 tahun dan bukan keluarga dekat dari kedua pasangan pengantin. Saksi ini disediakan oleh masing-masing istri dan laki-laki serta bertindak sebagai pengawas atau pengamat atas jalannya pernikahan.

5. Syarat Photocopy Dokumen Pernikahan

photocopy dokumen pernikahan

Selain menyerahkan dokumen wajib yang diminta, calon pengantin juga harus membawa salinan dokumen-dokumen tersebut. Ketika mengisi formulir pendaftaran perkawinan, calon pengantin harus meletakkan salinan dokumen ke dalam lembar formulir tersebut. Dokumen-dokumen yang harus disalin seperti Paspor, KTP, Rontgen, dan Kartu penduduk Jepang. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa dokumen asli dan salinannya sesuai satu sama lain.

6. Memahami Undang-Undang Pernikahan Jepang

Undang-Undang Pernikahan Jepang

Suami dan istri di Jepang harus memahami undang-undang pernikahan di Jepang. Di Jepang terdapat undang-undang pernikahan yang mengatur semua hal terkait pernikahan. Hal ini bertujuan untuk menjaga keutuhan kehidupan pernikahan serta keberlangsungan hidup sebagai pasangan suami istri. Pasangan yang melanggar undang-undang pernikahan di Jepang akan dikenakan sanksi berupa denda atau pengurangan hak.

Dengan memenuhi syarat-syarat kekkon ini di atas diharapkan pernikahan yang akan dilangsungkan dapat berjalan dengan lancar. Namun, harus diingat bahwa syarat ini bisa berbeda tergantung situasi dan kondisi pasangan atau lokasi di mana pasangan akan melangsungkan pernikahan. Pastikan juga untuk memverifikasi persyaratan-pernikahan di kantor perkawinan setempat. Serta ingatlah bahwa pernikahan yang sah adalah yang dibangun di atas dasar kasih sayang, saling percaya, dan komitmen yang kuat antara kedua pasangan suami-istri.

Tradisi Perkawinan di Jepang


Tradisi Perkawinan di Jepang

Kekkon artinya pernikahan dalam bahasa Jepang. Tradisi pernikahan di Jepang telah ada sejak lama. Ada beberapa kelompok etnis di Jepang yang berbeda-beda, sehingga acara pernikahan pun berbeda-beda pula. Namun ada beberapa hal yang umumnya terjadi dalam acara pernikahan di Jepang.

Tradisi pernikahan di Jepang menjadikan keluarga dan kepercayaan sebagai hal yang sangat penting. Oleh karena itu, keluarga besar di Jepang selalu hadir dalam acara pernikahan. Bahka dalam beberapa kasus, teman dekat keluarga juga diundang ke acara pernikahan. Selain itu, pihak keluarga membayar semua biaya yang berkaitan dengan acara pernikahan.

Seperti yang kita ketahui, di Jepang sangat menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat. Oleh karena itu, banyak tradisi yang dilakukan saat acara pernikahan di Jepang. Misalnya saja, pada saat upacara pernikahan, pengantin masuk dengan mengenakan kimono tradisional yang disebut dengan Shinto.

Shinto adalah baju pengantin tradisional dari Jepang yang terdiri dari beberapa lapisan pakaian dan dihiasi dengan berbagai motif tradisional. Selain itu, pengantin wanita biasanya menutupi wajah mereka dengan topeng berwarna putih untuk menandakan bahwa mereka sudah menyerahkan diri kepada calon suami mereka.

Selain itu, upacara pernikahan di Jepang biasanya diadakan di kuil Shinto dan dihadiri oleh keluarga dan teman-teman terdekat kedua pasangan pengantin. Setelah upacara selesai, ada acara resepsi di mana tamu yang hadir diberikan hadiah kepada pengantin. Hadiah tersebut dapat berupa uang atau hadiah lain yang dianggap berguna bagi pengantin.

Pada saat acara resepsi, sering terjadi hal yang disebut dengan sake sharing. Sake sharing adalah tradisi seremonial di mana keluarga kedua pasangan pengantin menuangkan sake ke dalam cangkir kecil dan meminumnya bersama-sama sebagai simbol persatuan antara kedua keluarga.

Saat acara resepsi selesai, biasanya pasangan pengantin melakukan foto bersama sebagai kenang-kenangan bagi tamu undangan. Setelah itu, mereka pergi bulan madu yang seringkali di luar negeri.

Nah, itu dia beberapa tradisi pernikahan di Jepang yang masih dijalankan hingga saat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai kebudayaan Jepang.

Perkawinan Pria Jepang dan Wanita Asing


Perkawinan Pria Jepang dan Wanita Asing

Perkawinan antara pria Jepang dan wanita asing mulai menjadi tren di Jepang. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya pria Jepang yang menjalankan karir di luar negeri dan bertemu dengan wanita asing. Namun, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang proses perkawinan tersebut. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diketahui jika ingin menikah dengan pria Jepang dan menjadi warga negara Jepang.

Cara Menikah dengan Pria Jepang


Cara Menikah dengan Pria Jepang

Untuk menikah dengan pria Jepang, pasangan harus terlebih dahulu mendapatkan ‘Certificate of Eligibility’ yang dikeluarkan oleh kantor imigrasi Jepang. Setelah itu, pasangan tersebut dapat mendaftar pernikahan di kantor pemerintah setempat. Namun, prosesnya akan memakan waktu lebih lama jika pasangan tersebut bertempat tinggal di luar Jepang. Pasangan tersebut harus mematuhi regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang, seperti pendaftaran perkawinan di kantor desa atau kota setempat.

Pernikahan Campuran di Jepang


Pernikahan Campuran di Jepang

Pernikahan campuran di Jepang juga membutuhkan beberapa prosedur. Pasangan harus mengajukan permohonan di kantor imigrasi Jepang. Dalam permohonan tersebut, penggantian status visa untuk melanjutkan ke akta kelahiran anak harus disertakan. Selain itu, keluarga Pria Jepang biasanya mengadakan upacara adat pernikahan, seperti ‘Shinto’ atau ‘Buddhist’. Namun, ada juga keluarga yang memilih untuk mengadakan resepsi sederhana bersama keluarga dan teman-teman mereka.

Keuntungan Menikah dengan Pria Jepang


Keuntungan Menikah dengan Pria Jepang

Menikah dengan Pria Jepang memiliki beberapa keuntungan, salah satunya yaitu hak tinggal di Jepang tanpa visa kerja. Hal tersebut tentu memudahkan pengurusan visa bagi pasangan yang ingin tinggal di Jepang. Selain itu, pasangan yang menikah dengan warga negara Jepang tidak perlu lagi memperpanjang visa mereka setiap beberapa tahun sekali.

Tantangan Menikah dengan Pria Jepang


Tantangan Menikah dengan Pria Jepang

Meskipun menikah dengan Pria Jepang memberikan keuntungan, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah bahasa. Sebagian besar masyarakat Jepang menguasai bahasa Jepang, dan sulit untuk berkomunikasi jika tidak menguasai bahasa tersebut. Selain itu, kebudayaan juga menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Jepang memiliki aturan-aturan yang cukup ketat dalam berbicara, bertindak dan juga etika dalam berperilaku. Sebagai pasangan, harus merangkul kebudayaan Jepang dan menghormatinya jika ingin menikah dengan pria Jepang.

Kesimpulan


Kesimpulan

Menikah dengan pria Jepang membutuhkan persiapan yang cukup dan memperhatikan beberapa tahapan yang perlu dilalui. Namun, jika sudah mengetahui tahapannya, menikah dengan pria Jepang juga memiliki banyak keuntungan yang tidak bisa diabaikan. Selain itu, tantangan yang harus dihadapi juga perlu dihadapi dengan lapang dada. Akhirnya, keputusan untuk menikah adalah keputusan yang harus dipertimbangkan dengan matang.

Iklan