Definisi Kata Kerja Pasif


Definisi Kata Kerja Pasif

Kata kerja pasif adalah salah satu jenis kata kerja dalam bahasa Indonesia, yang digunakan untuk menunjukkan bahwa subjek dari kalimat tidak mengeksekusi aksi, tetapi menerima aksi yang dilakukan oleh objek. Dalam kata kerja pasif, objek menjadi subjek dan subjek diubah menjadi objek. Dengan kata lain, kata kerja pasif menunjukkan bahwa suatu kegiatan atau perbuatan dilakukan pada subjek, bukan oleh subjek.

Secara lebih rinci, kata kerja pasif adalah bentuk kalimat yang menampilkan subjek yang menerima tindakan daripada mengeksekusinya. Jadi, pastikan untuk memperhatikan perbedaan antara kata kerja aktif dan pasif saat membuat sebuah kalimat. Kata kerja pasif dapat digunakan dalam beberapa tenses, termasuk present, past dan future, dengan cara mengubah bentuk kalimat menjadi pasif sesuai dengan tense yang digunakan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kata kerja pasif adalah bahwa penggunaannya biasanya lebih formal dan ringan, serta sering digunakan dalam dokumen resmi, laporan, atau karya tulis ilmiah. Namun pada kenyataannya, kata kerja pasif juga dapat digunakan dalam situasi sehari-hari, seperti dalam percakapan atau pembicaraan antar teman.

Sebagai contoh, kalimat ‘Dia memperbaiki mobil’ dalam bentuk aktif dapat diubah menjadi ‘Mobil diperbaiki olehnya’ dalam bentuk pasif. Dalam bentuk pasif, objek “mobil” menjadi subjek kalimat, dan kata kerja menjadi bentuk pasif “diperbaiki”. Dengan menggunakan bentuk pasif ini, kita dapat menekankan bahwa mobil yang menerima aksi, bukan orang yang melakukan aksi.

Secara keseluruhan, kata kerja pasif memainkan peran penting untuk menunjukkan aksi atau kegiatan yang dilakukan pada subjek yang diberikan, bukan oleh subjek itu sendiri. Oleh karena itu, penting untuk mengenali bentuk kalimatnya dan memahami penggunaannya dalam situasi tertentu dalam bahasa Indonesia.

Cara membuat kalimat pasif


Cara membuat kalimat pasif

Kalimat pasif digunakan untuk menjelaskan suatu kejadian atau tindakan, yang mana subjek atau pelaku kejadian atau tindakan tersebut tidak disebutkan secara langsung. Dalam bahasa Indonesia, kata kerja pasif dibentuk dengan menggunakan kata bantu “di”, “ter” atau “ke”.

Contoh:
Kalimat aktif: Saya membeli buku itu di toko.
Kalimat pasif: Buku itu dibeli oleh saya di toko.

Dalam contoh di atas, kata bantu “di” digunakan sebagai bentuk pasif untuk kata kerja “beli”. Dalam kalimat pasif, subjek atau pelaku kejadian adalah “buku itu” dan kata kerja menjadi objek yang ditempatkan di depan subjek.

Berikut adalah cara untuk membuat kalimat pasif dalam bahasa Indonesia:

1. Mencari kata kerja aktif

Langkah pertama untuk membuat kalimat pasif adalah dengan mencari kata kerja di kalimat aktif. Kata kerja ini akan menjadi awal dari kalimat pasif. Misalnya, dalam kalimat aktif “Saya membuka pintu.”, kata kerja aktif adalah “buka”.

2. Menambah kata bantu “di”, “ter”, atau “ke” pada kata kerja

Langkah selanjutnya adalah menambahkan kata bantu “di”, “ter”, atau “ke” pada kata kerja yang telah dicari. Pemilihan kata bantu ini tergantung pada konteks kalimat dan jenis kata kerja.

Contoh:
– Kata kerja yang berawalan huruf vokal atau “m”: diberi (di+beri), terendam (ter+endam), kelepasan (ke+lepasan)
– Kata kerja yang berawalan huruf konsonan: disimpan (di+simpan), terbakar (ter+bakar), kemakan (ke+makan)

Setelah menambahkan kata bantu, kalimat pasif bisa dibentuk dengan menempatkan subjek atau pelaku di depan kata kerja.

Contoh:
Kalimat aktif: Saya memasak nasi di dapur.
Kalimat pasif: Nasi dimasak oleh saya di dapur.

Pada contoh di atas, kata kerja “masak” diubah menjadi “dimasak” dengan menambahkan kata bantu “di”. Subjek “saya” menjadi objek dan ditempatkan setelah kata kerja.

3. Menempatkan pelengkap pada kalimat pasif (opsional)

Setelah kalimat pasif terbentuk, bisa ditambahkan pelengkap seperti keterangan waktu atau tempat untuk menjelaskan lebih detail tentang kejadian atau tindakan yang dijelaskan dalam kalimat pasif.

Contoh:
Kalimat aktif: Dia menjual bunga di pasar.
Kalimat pasif: Bunga dijual oleh dia di pasar pada hari Kamis.

Pada contoh di atas, kata kerja “jual” diubah menjadi “dijual” dengan menambahkan kata bantu “di”. Subjek “dia” menjadi objek dan ditempatkan setelah kata kerja. Kemudian, ditambahkan pelengkap “pada hari Kamis” untuk menjelaskan waktu kejadian dan pelengkap “di pasar” untuk menjelaskan tempat kejadian.

Dengan memahami cara membuat kalimat pasif, kamu bisa lebih luwes dalam mengekspresikan ide dan informasi dalam bahasa Indonesia. Namun, penting untuk diingat bahwa kalimat pasif harus digunakan dengan tepat dan sesuai konteks agar tidak menghasilkan kalimat yang ambigu atau membingungkan.

Apa itu Kata Kerja Pasif di Indonesia?

Ada dua jenis kata kerja dalam bahasa Inggris, yaitu kata kerja aktif dan kata kerja pasif. Dalam kalimat aktif, subjek melakakukan tindakan sesuai dengan kata kerja. Dalam bahasa Indonesia, kita mengenalnya sebagai kalimat aktif. Namun, apa itu kalimat pasif? Ini adalah kalimat di mana subjek sedang menerimanya tindakan atau tindakan dilakukan terhadap subjek.

Kelebihan dan kekurangan kalimat pasif


Kelebihan dan kekurangan kalimat pasif

Seperti yang Anda lihat, kalimat pasif berbeda dengan kalimat aktif, dan bahkan meskipun mereka berkaitan dalam bahasa Inggris dan Indonesia, kelebihan dan kekurangan masing-masing sangat berbeda. Mari kita bahas kelebihan dan kekurangan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia.

Kelebihan kalimat pasif


Kelebihan kalimat pasif

Sebagian orang memilih untuk menggunakan kalimat pasif ketika mereka ingin menekankan kepada subjek, atau ketika mereka tidak ingin menunjukkan siapa yang melakukan tindakan. Contohnya, dalam kalimat ini: “Dinding ini dicat merah,” kita tidak perlu menunjukkan siapa yang membuat dinding ini dicat merah.

Kalimat pasif juga digunakan ketika subjeknya tidak dikenal atau tidak penting. Misalnya, dalam kalimat ini: “Rumah ini akan disewakan dalam waktu dekat”, subjeknya tidak dijelaskan karena tidak penting untuk informasi kalimat tersebut.

Keuntungan menggunakan kalimat pasif lainnya adalah ketika penulis ingin menghindari nilai sentimen dari kalimat. Seperti kalimat “kecelakaan itu terjadi”, di mana penulis dapat menjelaskan kejadian tetapi tidak menggunakan kata “saya” atau “dia” untuk menghindari menunjukkan nilai sentimen terhadap kejadian tersebut.

Kekurangan kalimat pasif


Kekurangan kalimat pasif

Kelemahan dari kalimat pasif adalah penulisan kalimat pasif sering membuat kalimat menjadi lebih panjang dan kurang efektif. Hal ini terutama terjadi ketika penulis menambahkan kata “oleh” untuk menunjukkan siapa yang melakukan tindakan terhadap subjek. Misalnya, dalam “Makanan itu dimakan oleh Juliet,” mengizinkan konstruksi kalimat berulang yang juga tidak efektif. Selain itu, kalimat pasif kurang persuasif karena tidak menampilkan informasi secara terbuka.

Ada juga kasus di mana penggunaan kalimat pasif dapat membingungkan pembaca. Contohnya, dalam kalimat ini: “seluruh klasifikasi dibangun oleh para ahli,” pembaca tidak kedapatan mengerti siapa yang membangun klasifikasi tersebut, apakah ahli dalam kelompok tersebut atau di luar kelompok. Kalimat ini juga kurang memberi informasi lain, seperti mengapa klasifikasi ini dibangun atau siapa yang membutuhkan klasifikasi tersebut.

Kalimat pasif dapat berguna dalam banyak situasi, terutama ketika penulis ingin menekankan pada subjek tanpa melibatkan penggunaan kata mereka secara langsung. Namun, penulisan kalimat pasif membutuhkan lebih banyak usaha untuk memberi makna yang jelas dan juga kurang efektif dalam penyampaian informasi. Penting untuk mempertimbangkan tujuan dan konteks penulisan saat menggunakan kata kerja pasif di dalam bahasa Indonesia.

Contoh Kalimat Pasif dalam Bahasa Jepang


Contoh Kalimat Pasif dalam Bahasa Jepang

Bahasa Jepang adalah bahasa yang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia dan memiliki banyak struktur kalimat yang unik. Salah satu jenis kalimat yang sering digunakan adalah kalimat pasif, yang lebih dikenal dengan istilah kata kerja pasif atau passive voice. Di dalam bahasa Jepang, kalimat pasif digunakan untuk menggambarkan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau sesuatu yang menjadi objek dari kalimat, sedangkan orang atau benda yang melakukan perbuatan diabaikan.

Contoh kalimat pasif dalam bahasa Jepang dapat ditemukan dalam berbagai macam situasi, seperti saat mempelajari sejarah, membaca berita, atau mengikuti acara televisi. Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat pasif dalam bahasa Jepang:

  1. 被害者は病院に運ばれました。(Higaisha wa byouin ni hakobaremashita.)
    Artinya: Korban telah dibawa ke rumah sakit.
  2. 大勢の人々が撮影されました。(Ooizei no hitobito ga satsuei saremashita.)
    Artinya: Banyak orang telah difoto (oleh fotografer).
  3. このスーパーは毎日清掃されます。(Kono suupaa wa mainichi seiso saremasu.)
    Artinya: Supermarket ini dibersihkan setiap hari.

Dari contoh kalimat di atas, dapat dilihat bahwa dalam kalimat pasif, unsur yang biasanya ditandai sebagai subjek dalam kalimat aktif, yaitu orang atau benda yang melakukan perbuatan, diubah menjadi objek dengan menambahkan awalan 被 (hi) sebelum kata kerja. Sebagai hasilnya, perbuatan atau kegiatan lebih diprioritaskan dalam kalimat pasif dan orang atau benda yang melakukannya menjadi sekunder.

Selain itu, dalam bahasa Jepang juga dikenal adanya kata sifat pasif atau keiyoushi teki doushi, yaitu kata sifat yang digunakan untuk menjelaskan kondisi atau keadaan objek dalam kalimat pasif. Beberapa contoh dari kata sifat pasif adalah:

  1. 悲しい (kanashii): sedih
  2. 嬉しい (ureshii): senang
  3. やさしい (yasashii): baik hati
  4. 美味しい (oishii): enak
  5. 好き (suki): suka

Contoh penggunaan kata sifat pasif:

  • その犬は飼い主に見捨てられたので、とてもかわいそうです。(Sono inu wa kainushi ni misuterareta node, totemo kawaisou desu.)
    Artinya: Anjing itu sangat kasihan karena ditinggalkan oleh pemiliknya.
  • あの本はみんなに読まれているので、売り切れになってしまいました。(Ano hon wa minna ni yomarete iru node, urikire ni natte shimaimashita.)
    Artinya: Buku itu habis terjual karena semua orang membacanya.

Sebagai kesimpulan, kalimat pasif dalam bahasa Jepang sering digunakan untuk menunjukkan perbuatan atau kegiatan tanpa harus menekankan siapa yang melakukan perbuatan tersebut. Biasanya kalimat pasif diawali dengan 被 (hi) dan ditambahkan kata sifat pasif untuk menjelaskan kondisi atau keadaan objek. Penting untuk diingat bahwa pemahaman tentang struktur dasar bahasa Jepang sangat penting untuk dapat menguasai bentuk-bentuk kalimat, seperti kalimat pasif, dengan baik dan benar.

Perbedaan antara kalimat aktif dan kalimat pasif


Kalimat Aktif Dan Pasif

Kalimat aktif dan kalimat pasif adalah bentuk kalimat yang melibatkan kata kerja. Kalimat aktif digunakan ketika subjek dalam kalimat melakukan tindakan atau pekerjaan, sedangkan kalimat pasif digunakan ketika subjek menerima tindakan atau pekerjaan yang dilakukan oleh objek atau sesuatu. Perbedaan antara kalimat aktif dan kalimat pasif dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:

1. Subjek dan Objek

Kalimat Aktif Dan Pasif - Subjek Dan Objek

Pada kalimat aktif, subjek melakukan tindakan pada objek. Contohnya: “Sita membeli sebuah baju baru”. Subjek dalam kalimat ini adalah “Sita”, sedangkan objeknya adalah “sebuah baju baru”. Sedangkan pada kalimat pasif, subjek menjadi penerima tindakan dari objek. Contohnya: “Sebuah baju baru dibeli oleh Sita”. Pada kalimat ini, objeknya adalah “sebuah baju baru”, sedangkan subjeknya adalah “Sita”

2. Susunan Kata

Kalimat Aktif Dan Pasif - Susunan Kata

Pada kalimat aktif, susunan kata biasanya S-P-O (subjek-predikat-objek), sedangkan pada kalimat pasif, susunan katanya O-P-S (objek-predikat-subjek). Contohnya: “Bayu membawa tas ke sekolah”. Pada kalimat aktif ini susunan katanya S-P-O, sedangkan pada kalimat pasifnya menjadi “Tas dibawa oleh Bayu ke sekolah”. Pada kalimat ini susunan katanya O-P-S, di mana objek (tas) dipindahkan ke posisi awal, kemudian predikat (dibawa), dan subjek (Bayu) berada di posisi akhir.

3. Fokus Kalimat

Kalimat Aktif Dan Pasif - Fokus Kalimat

Kalimat aktif dan pasif dapat mempengaruhi fokus dari kalimat tersebut. Pada kalimat aktif, fokus utama berada pada subjek atau pelaku tindakan. Contohnya: “Farah mencuci baju pagi ini”. Kalimat ini menekankan bahwa Farah yang melakukan tindakan mencuci baju yang waktu dilakukannya hari ini. Sedangkan pada kalimat pasif, fokus utama berada pada objek atau barang yang menerima tindakan. Contohnya: “Baju dicuci oleh Farah pagi ini”. Kalimat ini menekankan bahwa baju yang menjadi objek dari tindakan mencuci, dan Farah hanya melakukan tindakan tersebut.

4. Kepentingan Informasi

Kalimat Aktif Dan Pasif - Kepentingan Informasi

Pemilihan kalimat aktif atau pasif dapat disesuaikan dengan kepentingan informasi. Kalimat aktif cenderung digunakan untuk menunjukkan siapa yang melakukan tindakan dalam kalimat, sehingga lebih cocok digunakan dalam tulisan yang bersifat naratif atau ringan. Sementara itu, kalimat pasif cocok digunakan ketika objek atau barang yang mengalami tindakan lebih penting untuk disampaikan daripada siapa yang melakukan tindakan. Contohnya, dalam prosedur penggunaan sebuah peralatan, kalimat pasif dapat digunakan untuk memfokuskan pada peralatan tersebut dan bagaimana cara menggunakannya.

5. Keformalan Kalimat

Kalimat Aktif Dan Pasif - Keformalan Kalimat

Penggunaan kalimat aktif dan pasif juga dapat mempengaruhi tingkat keformalan dalam bahasa yang digunakan. Kalimat aktif cenderung digunakan dalam bahasa sehari-hari yang lebih santai dan informal, sementara kalimat pasif lebih sering digunakan dalam bahasa formal seperti dalam karya tulis ilmiah atau dokumen resmi. Contohnya, kalimat aktif “Saya memakan nasi” lebih informal daripada kalimat pasif “Nasi dimakan oleh saya”.

Dalam kesimpulannya, perbedaan antara kalimat aktif dan kalimat pasif terletak pada penggunaan subjek dan objek, susunan kata, fokus kalimat, kepentingan informasi, dan tingkat keformalan bahasa. Pilihan antara kalimat aktif dan pasif dapat disesuaikan dengan keperluan dan keadaan dalam penggunaannya.

Iklan