Asal Mula dan Penggunaan Akhiran “Au”


Akhiran Au Indonesia

Akhiran “au” adalah bagian dari bahasa Indonesia yang sering digunakan dalam bahasa sehari-hari oleh banyak orang. Namun, tidak semua orang tahu asal mula dan penggunaan akhiran ini secara detail. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang asal mula dan penggunaan akhiran “au” di Indonesia.

Secara harfiah, “au” berarti memiliki atau mempunyai. Maka, akhiran ini banyak digunakan dalam kata kerja untuk menunjukkan kepemilikan, seperti memiliki, membawa, dan sebagainya. Contoh paling sederhana seperti “saya punya buku” atau “kamu bawa payung, ya” adalah penggunaan dari akhiran “au”.

Akan tetapi, tidak banyak orang yang tahu bahwa asal mula penggunaan akhiran “au” berasal dari bahasa sanskerta. Bahasa sanskerta pertama kali digunakan di Indonesia saat Kerajaan Sriwijaya memperkenalkannya pada abad ke-7. Dalam bahasa sanskerta, akhiran “au” juga digunakan untuk menunjukkan kepemilikan atau pengambilan. Meskipun begitu, pemakaian akhiran ini dalam bahasa Indonesia tentunya dapat berbeda dalam arti dan pemakaiannya.

Lebih jauh lagi, dalam bahasa Indonesia, akhiran “au” juga dapat digunakan dalam kata benda. Biasanya, akhiran ini ditambahkan pada kata benda yang memiliki makna abstrak atau sulit dipahami seperti cinta atau kesederhanaan. Contohnya adalah “kecantikanmu membawaku terpesona” atau “ketulusan hatinya mampu merangkul orang banyak”.

Ada juga penggunaan akhiran “au” dalam bahasa gaul atau bahasa sehari-hari yang dikenal dengan istilah “au – au”. Penggunaan istilah ini sering banget terdengar di kalangan anak muda Indonesia. Contohnya seperti “aku mau ikut juga, yuk!” atau “aku nggak mau masuk ke sana, deh”.

Dalam bahasa gaul, akhiran “au” digunakan untuk menunjukkan suatu keinginan atau permohonan, seperti “mau” dan “tidak mau”. Biasanya, bentuk kelompok kata seperti ini digunakan tanpa ada kata kerja atau subyek agar terdengar lebih singkat dan mudah diucapkan.

Penggunaan akhiran “au” sebenarnya tidak hanya terbatas pada beberapa kasus di atas saja. Bahkan kata-kata yang asalnya tidak memiliki akhiran “au” dapat dikreasikan dengan menambahkan akhiran ini untuk membuat makna kata tersebut lebih dalam atau bahkan menjadi kata gaul yang asik banget. Seperti misalnya kata “lelah” yang jika ditambahkan akhiran “au” menjadi “keh belelahan”.

Secara keseluruhan, akhiran “au” merupakan bagian penting dalam bahasa Indonesia. Meski terlihat sederhana, akhiran ini memiliki banyak fungsi dalam bahasa sehari-hari, bahasa formal, bahasa sastra, dan bahasa gaul. Sebagai penduduk Indonesia, sudah selayaknya kita memahami penggunaan kata dalam bahasa Indonesia, termasuk penggunaan akhiran “au” ini.

Perbedaan Antara Akhiran “Au” dan “U”


akhiran au dan u

Akhiran “au” dan “u” seringkali membuat bingung para penutur bahasa Indonesia. Kedua akhiran ini memang sangat mirip, namun memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Pada umumnya, akhiran “au” dan “u” berfungsi sebagai penanda nomina atau kata benda dalam bahasa Indonesia. Namun, terkadang kedua akhiran ini juga dapat berfungsi sebagai penanda adjektiva atau kata sifat.

Perbedaan utama antara kedua akhiran ini terletak pada kata dasar yang digunakan. Akhiran “au” biasanya digunakan pada kata dasar yang memiliki konsonan “p” atau “k”. Contohnya adalah kata “kapal” yang diberi akhiran “au” menjadi “kapalau”, atau kata “sepatu” yang diberi akhiran “au” menjadi “sepatuau”. Sedangkan akhiran “u” biasanya digunakan pada kata dasar yang memiliki konsonan selain “p” atau “k”. Contohnya adalah kata “rumah” yang diberi akhiran “u” menjadi “rumahmu”, atau kata “buku” yang diberi akhiran “u” menjadi “bukumu”.

akhiran au dan u

Perbedaan kedua antara “au” dan “u” adalah dalam hal penggunaan. Akhiran “au” biasanya digunakan untuk menyatakan kepemilikan, sedangkan akhiran “u” digunakan untuk menyatakan penggantian atau substitusi.

Ketiga, perbedaan antara “au” dan “u” terletak pada makna. Akhiran “au” biasanya digunakan untuk memberi penekanan pada pemilik atau pelaku suatu tindakan. Contohnya adalah kata “kucing” yang diberi akhiran “au” menjadi “kucingau”, atau kata “pohon” yang diberi akhiran “au” menjadi “pohonau”. Adapun akhiran “u” umumnya digunakan untuk memberi penekanan pada barang atau benda yang sedang dibicarakan. Contohnya adalah kata “kursi” yang diberi akhiran “u” menjadi “kursimu”, atau kata “mobil” yang diberi akhiran “u” menjadi “mobilmu”.

akhiran au dan u

Perbedaan terakhir antara “au” dan “u” terletak pada kelas kata yang dapat digunakan. Kendati kedua akhiran ini umumnya digunakan pada nomina atau kata benda, terkadang juga digunakan pada kata sifat atau adjektiva. Namun, penggunaan akhiran “au” pada adjektiva tidaklah umum dan terkesan kaku. Sedangkan penggunaan akhiran “u” pada adjektiva sudah lazim terjadi. Contohnya adalah kata “cantik” yang diberi akhiran “u” menjadi “cantikmu”, atau kata “besar” yang diberi akhiran “u” menjadi “besarmu”.

Jadi, itulah beberapa perbedaan antara akhiran “au” dan “u” dalam bahasa Indonesia. Meskipun terdengar mirip, namun perbedaan yang cukup signifikan dalam hal penggunaan dan makna dapat ditunjukan pada kedua akhiran ini. Dalam berbicara atau menulis, penting untuk menggunakan kata-kata yang tepat dan benar agar tidak menimbulkan kebingungan bagi pendengar atau pembaca.

Contoh Kata dengan Penggunaan Akhiran “Au”


Au akhiran Indonesia

Akhiran “au” dapat ditemukan dalam bahasa Indonesia dan sering digunakan dalam pembentukan kata benda atau kata kerja. Dalam bahasa Indonesia, akhiran ini memiliki beberapa variasi penggunaan tergantung pada kata dasarnya.

1. Kata benda dengan akhiran “au”


Akhiran Au pada kata benda

Kata benda dengan akhiran “au” diakhiri dengan suku kata “au”. Adapun beberapa contoh kata benda yang menggunakan akhiran “au” di antaranya: cincin emasau, lautau, kebunau, dan inovasau.

2. Kata sifat dengan akhiran “au”


Akhiran Au pada kata sifat

Kata sifat dengan akhiran “au” diakhiri dengan suku kata “au”. Contoh kata sifat dengan akhiran “au” di antaranya: miskinau, bodohau, serta gagalau. Kata-kata ini menggambarkan sifat subjek dalam kalimat.

3. Kata kerja dengan akhiran “au”


Akhiran Au pada kata kerja

Kata kerja dengan akhiran “au” diakhiri dengan suku kata “au”. Contoh kata kerja dengan akhiran “au” di antaranya: menggambarau, menulisau, serta menyanyiau. Kata-kata ini digunakan untuk membentuk kata kerja transitif atau kata kerja yang dapat diikuti oleh objek dalam kalimat.

Semua kata dengan akhiran “au” memiliki makna yang berbeda sesuai dengan kata dasarnya. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua kata memiliki akhiran “au” sebagai bagian dari pembentukan kata benda atau kata kerja. Ini hanya beberapa contoh penggunaan akhiran “au” dalam bahasa Indonesia.

Cara Memperluas Kosa Kata dengan Akhiran “Au”


Akhiran Au Indonesia

Akhiran “au” adalah salah satu bentuk imbuhan dalam Bahasa Indonesia. Imbuhan ini memberikan makna pada kata dasar dengan cara menambahkan akhiran “au” pada kata tersebut. Semakin banyak kosa kata yang bisa Anda gunakan, maka semakin kaya pula kosakata Anda dalam berbahasa. Ada banyak sekali kosa kata dalam bahasa Indonesia yang bisa diperluas dengan menambahkan akhiran “au”. Berikut beberapa cara memperluas kosa kata dengan akhiran “au”.

1. Menggunakan kata kerja aktif


Kata Kerja Aktif

Cara pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kata kerja aktif lalu menambahkan akhiran “au”. Contohnya adalah kata kerja aktif “belajar” yang bisa dipergunakan dengan imbuhan “au” menjadi “belajau”. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan kata kerja aktif lain seperti “menyapu” dan menambahkan “au” menjadi “sauapau” atau “melihat” menjadi “liat-au”.

2. Menggunakan kata benda


Kata Benda

Selain kata kerja aktif, kata benda juga dapat diperluas dengan menggunakan akhiran “au”. Misalnya saja kata “buku” menjadi “bukau” atau “pulpen” menjadi “pulpau”. Anda juga bisa menggunakan kata benda yang lebih rumit seperti “sahabat” dan menambahkan imbuhan “au” menjadi “sahabau”.

3. Menggunakan kata sifat


Kata Sifat

Penggunaan akhiran “au” tidak hanya pada kata kerja aktif dan kata benda saja, tetapi juga pada kata sifat. Kata “cerah” bisa menjadi “ceriau”, atau “ramah” bisa menjadi “ramau”. Ada banyak kata sifat yang dapat diperluas dengan menggunakan akhiran “au”.

4. Menambahkan awalan pada imbuhan “au”


Awalan pada Imbuhan Au

Cara penambahan imbuhan “au” yang terakhir adalah dengan menambahkan awalan sebelum kata dasar. Hal ini bertujuan untuk memberikan variasi pada kata yang diperluas. Sebagai contoh, Anda bisa menambahkan awalan “ber” pada kata kerja “bicara”, sehingga menjadi “berbicarau”. Atau dengan menambahkan awalan “te” pada kata kerja “lari”, sehingga menjadi “telarau”.

Nah, itu dia cara memperluas kosa kata dengan akhiran “au” dalam Bahasa Indonesia. Selain 4 cara di atas, Anda juga bisa mencari referensi lain dan terus mengembangkan kosakata Anda. Hal ini akan sangat membantu dalam berkomunikasi sehari-hari dan menghindari penggunaan kata yang repetitif. Selamat mencoba!

Kaitannya dengan Budaya Jepang dan Kepopulerannya di Indonesia


Gambar yang menunjukkan budaya Jepang di Indonesia

Dalam masyarakat Indonesia, pengaruh budaya Jepang terlihat dengan mudah. Seperti halnya di dalam bahasa Indonesia, pengaruh bahasa Jepang juga memiliki tempat yang penting di Indonesia. Salah satu contoh pengaruh bahasa Jepang di Indonesia adalah akhiran au, yang sangat populer di Indonesia. Akhiran au dalam bahasa Jepang mengacu pada ‘bertemu’. Namun, dalam bahasa Indonesia, kata-kata yang mengandung akhiran au memiliki arti yang berbeda-beda.

Bagaimana akhiran au bisa menjadi populer di Indonesia? Tentu saja, fenomena ini tidak terjadi dengan sendirinya. Budaya Jepang memiliki pengaruh besar di Indonesia. Akhiran au pertama kali dikenalkan di Indonesia melalui anime dan manga dari Jepang. Banyak dari anime dan manga tersebut memiliki karakter dengan nama-nama yang memiliki akhiran au, seperti Naruto, Sasuke, dan banyak lagi. Serial anime dan manga ini sangat populer di Indonesia. Oleh karena itu, ketika orang Indonesia merujuk pada karakter-karakter khas Jepang, mereka akan menggunakan akhiran au di dalam pengucapannya.

Namun, pengaruh Jepang yang membawa akhiran au ke Indonesia tidak berhenti pada anime dan manga saja. Ada banyak sekali stasiun televisi di Indonesia yang menayangkan program-program Jepang seperti drama dan variety show. Kebanyakan program-program tersebut memiliki judul yang menggunakan akhiran au. Oleh karena itu, tenggang waktu ini, banyak penggemar Jepang di Indonesia yang menggunakan akhiran au dalam bahasa Indonesia. Akhiran au digunakan untuk mengucapkan nama orang atau objek yang asing asal bahasa Jepang.

Selain itu, produk-produk Jepang juga mempengaruhi penggunaan akhiran au di Indonesia. Beberapa merek Sepatu atau sepatu yang diimpor dari Jepang dst juga memiliki nama dengan akhiran au. Contohnya adalah merek sepatu seperti Onitsuka Tiger, Asics, Mizuno, dan lain-lain. Oleh karena itu, orang Indonesia kerap menggunakan akhiran au ketika bicara atau mereferensikan merek produk-produk Jepang.

Akhiran au pada awalnya digunakan dan diartikan sebagai ‘bertemu’. Namun, sekarang di Indonesia, akhiran au lebih banyak digunakan sebagai pemanis kata. Orang Indonesia menggunakan akhiran au dalam bentuk singkatan yang merangkum beberapa aspek, seperti populer dan mood. Misalnya, kata-kata seperti sehat-sehatan, kerja-kerjaan, baca-bacaaan, miskin-miskinan, dan masih banyak lagi.

Akhiran au sudah menjadi bagian penting dari bahasa Indonesia. Pengaruh Jepang telah memperkaya bahasa Indonesia dengan menambahkan kata-kata baru yang dapat digunakan dalam hubungan harian. Bahkan, saat ini, banyak orang Indonesia yang mengatakan bahwa akhiran au adalah salah satu ciri khas bahasa Indonesia. Karena kata-kata yang mengandung akhiran au sudah sangat populer, tidak sulit untuk menemukan mereka dalam percakapan sehari-hari.

Dari menjadikan akhiran au sebagai bentuk menghormati budaya Jepang hingga menggunakannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari bahasa Indonesia, akhiran au sudah diterima di Indonesia. Bahkan, kita sekarang diminta untuk mengajarnya ke orang asing yang bertanya tentang bahasa Indonesia. Kesimpulannya, akhiran au bukan hanya tentang bahasa Jepang, tetapi juga telah menjadi bagian penting dari bahasa Indonesia.

Iklan