Pengenalan tentang nama hari dalam bahasa Jepang


nama hari dalam bahasa jepang

Nama hari dalam bahasa Jepang terdiri dari tujuh hari, yaitu hari Minggu (Nichiyōbi), hari Senin (Getsuyōbi), hari Selasa (Kayōbi), hari Rabu (Suiyōbi), hari Kamis (Mokuyōbi), hari Jumat (Kinyōbi), dan hari Sabtu (Doyōbi). Setiap hari memiliki karakter dan makna tersendiri yang memengaruhi kebudayaan dan adat istiadat Jepang.

Hari-hari dalam bahasa Jepang memiliki pengaruh dari beberapa budaya dan agama, terutama agama Buddha dan agama Shinto. Setiap hari dalam kalender Jepang juga terdapat warna yang melambangkan setiap harinya. Warna untuk setiap hari dalam bahasa Jepang menunjukkan filosofi dan karakteristik yang berbeda.

Hari-hari dalam bahasa Jepang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya untuk menyebut hari dalam kalender, tapi juga dalam percakapan dan bahkan dalam kegiatan budaya Jepang seperti olah raga Sumo, festival, dan upacara pernikahan.

Sebagian besar hari dalam bahasa Jepang mempunyai akar dari bahasa China atau Korea. Sebagai contoh, kata “nichi” dalam Nichiyōbi berasal dari bahasa China, sementara “yōbi” berarti hari dalam bahasa Jepang. Beberapa karakter dalam nama hari juga serupa dengan karakter dalam bahasa China ataupun Korea.

Hari-hari dalam bahasa Jepang juga memiliki simbol dan huruf Kanji tertentu yang mencerminkan makna dan filosofi setiap hari. Contoh, hari Minggu memiliki simbol matahari, sedangkan hari Sabtu memiliki simbol tanah.

Dalam kebudayaan Jepang, sebelum memulai sesuatu yang baru, seperti bekerja atau mulai belajar, biasanya akan dilihat terlebih dahulu hari apa itu. Hal ini dikarenakan masyarakat Jepang percaya bahwa hari dalam kalender dapat menentukan hasil akhir dari suatu pekerjaan atau aktivitas.

Selain itu, dalam beberapa kegiatan budaya dan upacara pernikahan, di Jepang juga terdapat literatur yang mengacu kepada hari-hari dalam kalender Jepang. Misalnya, dalam upacara pernikahan tradisional Jepang, hari yang dianggap baik untuk menikah adalah hari di mana Teiken (raja bunga) mekar. Ini menunjukkan bagaimana hari-hari dalam kalender Jepang memengaruhi kepercayaan dan tradisi masyarakat Jepang.

Dalam bahasa Jepang, nama hari juga digunakan dalam penanggalan di Jepang. Berbeda dengan kalender di Indonesia, penanggalan di Jepang dimulai dengan kaisar Jepang sekarang. Sebagai contoh, tahun 2021 di Jepang adalah Tahun Heisei ke-33. Dalam penanggalan Jepang, nama hari dipakai dalam penanggalan sehingga setiap tanggal akan diiringi dengan nama hari yang tepat.

Dalam beberapa kasus, nama hari dalam bahasa Jepang juga memiliki berbagai makna ganda dan mendorong adat budaya yang kaya dan unik di Jepang. Misalnya, hari-hari dalam bahasa Jepang sering dihubungkan dengan Shichi-Go-San (acara di mana anak perempuan berusia tujuh tahun, anak laki-laki berusia lima tahun, dan anak laki-laki atau perempuan berusia tiga tahun memakai pakaian tradisional Jepang dan dikunjungi kuil untuk pemujaan), dan pada setiap hari tertentu di antara tiga hari tersebut juga memiliki makna yang spesifik.

Dalam budaya pop Jepang, nama hari dalam bahasa Jepang juga sering digunakan sebagai inspirasi dalam lagu, film, dan anime. Misalnya, lagu “Nihon Yoitoko Makafushigi” (Misteri keindahan Jepang) dengan lirik yang didasarkan pada satu hari dalam seminggu, atau anime populer Naruto yang mengambil referensi dari nama beberapa hari dalam bahasa Jepang dalam para ninjanya.

Asal Usul Nama-Nama Hari di Jepang


Asal Usul Nama-Nama Hari di Jepang

Dalam bahasa Jepang, setiap hari memiliki nama yang berbeda-beda. Nama hari dalam bahasa Jepang tidak hanya digunakan untuk menunjukkan hari dalam seminggu, tetapi juga digunakan sebagai penanggalan kalender Jepang. Asal usul nama-nama hari di Jepang bisa dilihat dari sejarah dan pengaruh dari budaya asing seperti Hindu-Buddha dan China.

1. Hari Minggu (Nichiyōbi)

Hari Minggu (Nichiyōbi)

Hari Minggu (Nichiyōbi) merupakan hari paling penting dalam seminggu karena mengacu pada kepercayaan umat Kristen. Nama “Nichiyōbi” diambil dari bahasa Mandarin “riyītīan” yang artinya “hari matahari”. Nama Minggu atau “Dimanche” dalam bahasa Prancis juga berasal dari bahasa Latin “Dies Dominicus” yang artinya “hari Tuhan”.

2. Hari Senin (Getsuyōbi)

Hari Senin (Getsuyōbi)

Nama “Getsuyōbi” berasal dari bahasa Mandarin “xīngqīyī” yang artinya “hari pertama”. Namun, di Jepang Hari Senin juga dikenal sebagai “tsuki no hi” yang artinya “hari bulan”. Nama “tsuki no hi” ini berasal dari kepercayaan kuno di Jepang bahwa bulan memiliki pengaruh pada kehidupan manusia.

3. Hari Selasa (Kayōbi)

Hari Selasa (Kayōbi)

Hari Selasa (Kayōbi) berasal dari bahasa Mandarin “xīngqīèr” yang artinya “hari kedua”. Di Jepang, Hari Selasa juga disebut “karesansui no hi” yang artinya “hari taman batu kerikil yang indah”. Nama ini berasal dari kepercayaan bahwa batu kerikil dapat membawa rasa tenang dan keindahan pada taman Jepang.

4. Hari Rabu (Suiyōbi)

Hari Rabu (Suiyōbi)

Hari Rabu (Suiyōbi) berasal dari bahasa Mandarin “xīngqīsān” yang artinya “hari ketiga”. Di Jepang, Hari Rabu juga dikenal sebagai “mizu no hi” yang artinya “hari air”. Nama ini berasal dari kepercayaan kuno bahwa air adalah sumber kehidupan yang penting.

5. Hari Kamis (Mokuyōbi)

Hari Kamis (Mokuyōbi)

Hari Kamis (Mokuyōbi) berasal dari bahasa Mandarin “xīngqīsì” yang artinya “hari keempat”. Di Jepang, Hari Kamis juga dikenal sebagai “mokuyō no hi” yang artinya “hari pohon”. Nama ini berasal dari kepercayaan kuno bahwa semua makhluk hidup dan lingkungan alam harus dihormati dan dilindungi.

6. Hari Jumat (Kinyōbi)

Hari Jumat (Kinyōbi)

Hari Jumat (Kinyōbi) berasal dari bahasa Mandarin “xīngqīwǔ” yang artinya “hari kelima”. Di Jepang, Hari Jumat juga dikenal sebagai “kin no hi” yang artinya “hari emas”. Nama ini berasal dari kepercayaan bahwa emas mewakili nilai dan keindahan yang tinggi.

7. Hari Sabtu (Doyōbi)

Hari Sabtu (Doyōbi)

Nama “Doyōbi” berasal dari bahasa Mandarin “xīngqīliù” yang artinya “hari keenam”. Di Jepang, Hari Sabtu juga dikenal sebagai “daiyōkai no hi” yang artinya “hari festival besar”. Nama ini berasal dari kepercayaan kuno bahwa setiap Sabtu adalah hari untuk berdoa dan merayakan kehidupan.

Itulah asal usul nama-nama hari dalam bahasa Jepang. Apapun nama hari dalam bahasa Jepang, setiap hari penting dan memiliki makna yang berbeda. Pengetahuan tentang nama hari dalam bahasa Jepang dapat membantu kita lebih memahami budaya dan sejarah Jepang secara keseluruhan.

Cara membaca dan menulis nama hari dalam kanji


Cara membaca dan menulis nama hari dalam kanji

Nama hari dalam bahasa Jepang ditulis dengan menggunakan huruf kanji. Cara membaca dan menulis nama hari dalam kanji bisa menjadi sangat mudah jika Anda mengikuti panduan berikut ini.

1. Hari Minggu:日曜日 (Nichiyōbi)
Kanji yang digunakan untuk hari Minggu adalah 日曜日. Huruf 日 (nichi) berarti ‘hari’ sedangkan 曜日 (yōbi) berarti ‘minggu’. Anda bisa membacanya dengan menggabungkan kedua kanji tersebut, yakniNichiyōbi.

2. Hari Senin:月曜日 (Getsuyōbi)
Kanji yang digunakan untuk hari Senin adalah 月曜日. Huruf 月 (getsu) berarti ‘bulan’ sedangkan 曜日 (yōbi) berarti ‘minggu’. Gabungkan kedua kanji tersebut untuk membentuk kata Getsuyōbi.

3. Hari Selasa:火曜日 (Kayōbi)
Kanji yang digunakan untuk hari Selasa adalah 火曜日. Huruf 火(kanji) berarti ‘api’ sedangkan 曜日 (yōbi) berarti ‘minggu’. Gabungkan kedua kanji tersebut untuk membentuk kata Kayōbi.

4. Hari Rabu:水曜日 (Suiyōbi)
Kanji yang digunakan untuk hari Rabu adalah 水曜日. Huruf 水 (sui) berarti ‘air’ sedangkan 曜日 (yōbi) berarti ‘minggu’. Gabungkan kedua kanji tersebut untuk membentuk kata Suiyōbi.

5. Hari Kamis:木曜日 (Mokuyōbi)
Kanji yang digunakan untuk hari Kamis adalah 木曜日. Huruf 木 (moku) berarti ‘pohon’ sedangkan 曜日 (yōbi) berarti ‘minggu’. Gabungkan kedua kanji tersebut untuk membentuk kata Mokuyōbi.

6. Hari Jumat:金曜日 (Kinyōbi)
Kanji yang digunakan untuk hari Jumat adalah 金曜日. Huruf 金 (kin) berarti ‘emas’ sedangkan 曜日 (yōbi) berarti ‘minggu’. Gabungkan kedua kanji tersebut untuk membentuk kata Kinyōbi.

7. Hari Sabtu:土曜日 (Doyōbi)
Kanji yang digunakan untuk hari Sabtu adalah 土曜日. Huruf 土 (do) berarti ‘tanah’ sedangkan 曜日 (yōbi) berarti ‘minggu’. Gabungkan kedua kanji tersebut untuk membentuk kata Doyōbi.

Menulis dan membaca nama hari dalam bahasa Jepang dengan menggunakan huruf kanji memang terlihat sulit pada saat pertama kali melihatnya. Namun, dengan meluangkan waktu untuk mempelajarinya, Anda dapat dengan mudah memahami cara menulis dan membaca nama hari dalam bahasa Jepang dengan menggunakan huruf kanji.

Tradisi dan kebiasaan di setiap hari dalam bahasa Jepang


Tradisi dan kebiasaan di setiap hari dalam bahasa Jepang

Setiap negara memiliki tradisi dan kebiasaan yang berbeda-beda, termasuk tradisi dan kebiasaan di Jepang yang sangat unik dan menarik untuk dibahas. Jepang merupakan negara yang kaya akan budaya dan adat istiadat, mulai dari cara berpakaian hingga upacara-tepung tawar pada saat memasuki rumah baru. Tak heran jika ada banyak tradisi dan kebiasaan di setiap hari dalam bahasa Jepang yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya.

Berikut adalah beberapa tradisi dan kebiasaan di setiap hari dalam bahasa Jepang:

Hari Senin


Hari Senin

Hari Senin di Jepang merupakan hari dimana anak sekolah dan karyawan kembali ke sekolah dan kantor setelah akhir pekan. Selain itu, pada hari Senin, ada sebuah istilah ‘Getsuyou no onnatachi’ atau ‘Wanita Senin’. Istilah ini merujuk pada sebuah fenomena dimana para wanita Jepang mengenakan pakaian bertema khusus dan berdandan cantik pada hari Senin. Seperti contohnya, memakai baju berwarna merah muda untuk mengusir rasa malas pada awal minggu.

Hari Selasa


Hari Selasa

Pada hari Selasa, masyarakat Jepang sering menyantap makanan yang sarat dengan protein, yaitu sushi. Tradisi ini disebut dengan ‘kaibashira no hi’ atau ‘hari sushi’. Kebiasaan ini dijalankan sebagai bagian dari memperhatikan kesehatan tubuh dengan menjaga asupan gizi dan protein setelah libur panjang akhir pekan.

Hari Rabu


Hari Rabu

Hari Rabu di Jepang merupakan hari ‘furikae kyūjitsu’ atau ‘hari cuti tergantung’. Artinya, jika hari libur nasional jatuh pada hari kerja, maka hari kerja tersebut dipindahkan ke hari Rabu. Selain itu, pada hari Rabu biasanya dilakukan kegiatan olahraga bersama rekan kerja atau teman sekolah dan rumah tangga dengan tujuan untuk menjaga kesehatan tubuh.

Hari Kamis


Hari Kamis

Ternyata, pada hari Kamis, masyarakat Jepang memiliki kebiasaan yang cukup menarik. Mereka mengenakan pakaian berlengan panjang dengan motif garis-garis vertikal. Hal ini berkaitan dengan tren fashion di Jepang yang tumbuh pada era 1970-an dan 1980-an, yang memopulerkan kemeja kotatsu, atau kemeja rajutan yang panjang, dan baju turtleneck sebagai pakaian kantor.

Hari Jumat


Hari Jumat

Hari Jumat di Jepang dijadikan sebagai hari ‘atsu-kon’ atau ‘mengejar cinta’. Istilah ini merujuk pada kebiasaan anak-anak muda untuk mengejar sang kekasih atau teman wanita pada hari Jumat malam setelah pulang kantor atau sekolah. Hal ini juga dikaitkan dengan kepercayaan bahwa wanita memiliki semacam hidden beauty (kecantikan tersembunyi) pada hari Jumat.

Hari Sabtu dan Minggu


Hari Sabtu dan Minggu

Hari Sabtu dan Minggu di Jepang seringkali dijadikan sebagai waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan teman-teman. Pada akhir pekan, masyarakat Jepang menyempatkan diri untuk berlibur, berwisata ke tempat-tempat indah, dan menikmati makanan dan minuman khas Jepang. Selain itu, pada akhir pekan, banyak toko tutup lebih lama dari biasanya, untuk memberikan kesempatan kepada staf dan karyawan untuk bersantai bersama keluarga atau menikmati kegiatan rekreasi.

Darah kebudayaan yang kental di Jepang membuat negara ini kaya akan tradisi dan kebiasaan yang menarik dan unik. Hal ini juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Tak heran jika negara ini seringkali menjadi tujuan wisata favorit bagi banyak orang, karena banyak hal yang bisa dipelajari dan dinikmati di sana.

Perbandingan Nama-Nama Hari dalam Bahasa Jepang dengan Bahasa Indonesia


perbandingan nama-nama hari dalam bahasa jepang dengan bahasa indonesia

Apakah kamu tahu bahwa nama-nama hari dalam bahasa Jepang berbeda dengan bahasa Indonesia? Mari kita bandingkan nama-nama hari dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia.

1. Senin (Monday)

Di Jepang, Senin disebut “Getsuyōbi” (月曜日), yang artinya adalah “hari bulan”. Ini sama dengan bahasa Indonesia, yang memiliki arti yang sama. Kata “getsu” (月) berarti “bulan”, dan “yōbi” (曜日) berarti “hari”.

2. Selasa (Tuesday)

Di Jepang, Selasa disebut “Kayōbi” (火曜日), yang artinya adalah “hari api”. Ini berbeda dengan bahasa Indonesia, yang menyebutnya “Selasa”. Kata “ka” (火) berarti “api”, dan “yōbi” (曜日) berarti “hari”.

3. Rabu (Wednesday)

Di Jepang, Rabu disebut “Suiyōbi” (水曜日), yang artinya adalah “hari air”. Sedangkan di bahasa Indonesia, Rabu merupakan bentuk termodifikasi dari dilakukannya doa atau ritual di atas puncak gunung tertentu. Kata “sui” (水) berarti “air”, dan “yōbi” (曜日) berarti “hari”.

4. Kamis (Thursday)

Di Jepang, Kamis disebut “Mokuyōbi” (木曜日), yang artinya adalah “hari kayu”. Di Indonesia, Kamis memiliki arti doa atau ritual bulanan. Kata “moku” (木) berarti “kayu”, dan “yōbi” (曜日) berarti “hari”.

5. Jumat (Friday)

jumat

Di Jepang, Jumat disebut “Kinyōbi” (金曜日), yang artinya adalah “hari emas”. Ini berbeda dengan bahasa Indonesia, yang menyebutnya “Jumat” dan memiliki arti ritual bulanan. Kata “kin” (金) berarti “emas”, dan “yōbi” (曜日) berarti “hari”.

6. Sabtu (Saturday)

Di Jepang, Sabtu disebut “Doyōbi” (土曜日), yang artinya adalah “hari tanah”. Ini sama dengan bahasa Indonesia, yang memiliki arti yang sama. Kata “do” (土) berarti “tanah”, dan “yōbi” (曜日) berarti “hari”.

7. Minggu (Sunday)

Di Jepang, Minggu disebut “Nichiyōbi” (日曜日), yang artinya adalah “hari matahari”. Sedangkan di Indonesia, hari Minggu memiliki arti “hari yang terang”. Kata “nichi” (日) berarti “matahari”, dan “yōbi” (曜日) berarti “hari”.

Jadi, itu adalah perbandingan nama-nama hari bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia. Ada beberapa persamaan dan perbedaan antara keduanya, namun tetap saja keduanya memiliki makna yang menarik dan unik.

Iklan