Apa Itu Kalimat Intransitif?


Kalimat Intransitif

Secara sederhana, kalimat intransitif adalah jenis kalimat yang tidak memerlukan objek dalam pelengkapnya. Artinya, kalimat intransitif memiliki kata kerja yang menunjukkan suatu tindakan atau keadaan, namun tidak diikuti oleh kata benda atau kata ganti sebagai pelengkapnya.

Contohnya adalah kalimat “Dia tertawa.” Kata kerja “tertawa” di sini menunjukkan keadaan tindakan yang dilakukan oleh orang yang tidak memerlukan objek dalam aktivitasnya. Jadi, dalam kalimat tersebut, tidak ada kata benda atau kata ganti yang melengkapi aktivitas “tertawa” yang dilakukan oleh orang tersebut.

Secara umum, kalimat intransitif seringkali digunakan untuk menyampaikan informasi tentang keadaan seseorang atau lingkungan tanpa memerlukan objek sebagai pelengkapnya. Selain itu, kalimat intransitif juga dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang suatu kejadian yang sedang berlangsung atau yang sedang dilakukan oleh seseorang tanpa melibatkan pelaku lain sebagai objeknya.

Meskipun tidak memerlukan objek dalam pelengkapnya, kalimat intransitif juga dapat memiliki pelengkap lain seperti keterangan waktu, keterangan tempat, atau keterangan lainnya yang dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang aktivitas yang sedang dilakukan oleh orang yang ditunjuk dalam kalimat intransitif tersebut.

Dalam bahasa Indonesia sendiri, kalimat intransitif sangat umum digunakan dalam percakapan sehari-hari. Bahkan, tanpa kita sadari, kita sering menggunakan kalimat intransitif dalam kegiatan komunikasi sehari-hari seperti ketika menyampaikan informasi tentang keadaan atau aktivitas yang sedang kita lakukan pada orang lain. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami struktur dan penggunaan kalimat intransitif agar dapat memperkaya kosa kata dan kemampuan bahasa Indonesia kita.

Ciri-Ciri Kalimat Intransitif


Kalimat Intransitif Indonesia

Kalimat intransitif adalah kalimat yang tidak membutuhkan objek. Objek adalah kata benda yang menjadi sasaran dari kata kerja. Kalimat intransitif biasanya digunakan untuk menjelaskan keadaan dan tindakan yang terjadi tanpa melibatkan objek seperti makan, tidur, berjalan, dan duduk. Kalimat intransitif terdiri dari tiga jenis yaitu kalimat tak_berpredikat, kalimat intransitif bertanda waktu, dan kalimat intransitif bertanda tempat.

1. Kalimat Tak_berpredikat

Kalimat tak_berpredikat tidak memiliki kata kerja sehingga tidak memerlukan objek. Kalimat tak_berpredikat hanya terdiri dari subjek dan partikel saja seperti:

Contoh kalimat tak_berpredikat:

  • -Dia di ruangan.
  • -Kita di depan toko.

2. Kalimat Intransitif Bertanda Waktu

Kalimat Intransitif Indonesia

Kalimat intransitif bertanda waktu adalah kalimat yang menggunakan kata keterangan waktu sebagai penanda waktu terjadinya tindakan yang dilakukan oleh subjek. Dalam kalimat ini, kata kerja intransitif digunakan sebagai predikat dengan subjek dan kata keterangan waktu. Contoh Kalimat intransitif bertanda waktu :

  • -Dia sedang tidur siang.
  • -Kucing itu tidur setiap malam.

3. Kalimat Intransitif Bertanda Tempat

Kalimat Intransitif Indonesia

Kalimat intransitif bertanda tempat menggunakan kata keterangan tempat sebagai penanda tempat di mana tindakan tersebut terjadi. Dalam kalimat ini, kata kerja intransitif digunakan sebagai predikat dengan subjek dan kata keterangan tempat. Contoh Kalimat intransitif bertanda tempat :

  • -Dia tidur di kamar.
  • -Ikan-ikan itu berenang di laut.

Jadi, itulah tiga ciri-ciri kalimat intransitif yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia. Kalimat intransitif memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menjelaskan keadaan atau suasana. Selain itu, penggunaan kalimat intransitif yang benar dapat membuat tulisan atau percakapan kita lebih efektif dan jelas. Semoga artikel ini dapat membantu anda dalam memahami ciri-ciri kalimat intransitif lebih dalam lagi.

Contoh Kalimat Intransitif dalam Bahasa Jepang


Contoh Kalimat Intransitif dalam Bahasa Jepang

Kalimat intransitif dalam bahasa Jepang adalah kalimat yang tidak membutuhkan objek untuk menyatakan maknanya. Kalimat intransitif terkadang menggunakan partikel “ga”, “wa”, atau “ni”, namun hal ini untuk memberi penekanan pada sesuatu yang dinyatakan. Berikut ini adalah contoh kalimat intransitif dalam bahasa Jepang yang dapat membantu memahami lebih dalam tentang jenis kalimat ini.

1. 食べる (taberu) – Makan

食べる - Makan

Contoh kalimat intransitif dengan kata kerja “taberu” adalah:

  • 昨日はお肉をたくさん食べた。 (Kinou wa oniku wo takusan tabeta) – Kemarin saya makan banyak daging.
  • 毎朝、パンを食べる。 (Maiasa, pan wo taberu) – Setiap pagi, saya makan roti.

Pada kedua kalimat tersebut, tidak diperlukan kata benda lagi setelah kata kerja “taberu” untuk memahami maknanya. Artinya, kata tersebut sudah bagi dirinya sendiri menyampaikan pesan yang jelas tanpa perlu benda benda tambahan.

2. 歩く (aruku) – Berjalan

歩く - Berjalan

Contoh kalimat intransitif dengan kata kerja “aruku” adalah:

  • 毎朝、公園に散歩に行く。 (Maiasa, Kōen ni sanpo ni iku) – Setiap pagi, saya pergi berjalan di taman.
  • きょうは学校まで歩いて行った。 (Kyou wa gakkou made aruite itta) – Hari ini saya berjalan ke sekolah.

Pada kedua kalimat di atas, kata kerja “aruku” sudah cukup dalam memberikan makna tentang berjalan.
Jadi, tidak perlu ada objek untuk menjelaskan kata kerja “aruku”.

3. 寝る (neru) – Tidur

寝る - Tidur

Contoh kalimat intransitif dengan kata kerja “neru” adalah:

  • 昨日は早く寝たから、今日は元気だ。 (Kinou wa hayaku neta kara, kyō wa genki da) – Kemarin tidur cepat, jadi hari ini merasa bugar
  • つかれたから、今日は早く寝るよ。(Tsukareta kara, kyō wa hayaku neru yo) – Capek, jadi tidur lebih cepat hari ini.

Kata kerja “neru” sudah memberikan informasi lengkap tentang tidur, tidak butuh tentang benda tambahan, sehingga termasuk dalam kalimat intransitif.

4. 泣く (naku) – Menangis

泣く - Menangis

Contoh kalimat intransitif dengan kata kerja “naku” adalah:

  • 彼女は昨夜、泣いていたよ。 (Kanojo wa sakuya, naiteita yo) – Dia menangis semalam.
  • 私は下山するときに泣いている子供を見た。 (Watashi wa geranjiru suru toki ni naiteiru kodomo wo mita) – Saya melihat anak kecil menangis saat turun gunung.

Kata kerja “naku” sudah bisa memberikan informasi lengkap tentang menangis pada subyeknya, sehingga merupakan kalimat intransitif.

5. 笑う (warau) – Tertawa

笑う - Tertawa

Contoh kalimat intransitif dengan kata kerja “warau” adalah:

  • あの人はいつもにこにこ笑っている。 (Ano hito wa itsumo nikoni ko waratteiru) – Dia selalu tersenyum lebar.
  • 友達と一緒に映画を見て、たくさん笑いました。 (Tomodachi to issho ni eiga wo mite, takusan waraimashita) – Saya menonton film bersama teman dan tertawa sebanyak-banyaknya.

Kata kerja “warau” sudah bisa memberikan informasi lengkap tentang tertawa pada subyeknya, sehingga merupakan kalimat intransitif.

6. 始まる (hajimaru) – Dimulai

始まる - Dimulai

Contoh kalimat intransitif dengan kata kerja “hajimaru” adalah:

  • 試合は7時に始まる。 (Shiai wa shichiji ni hajimaru) – Pertandingan dimulai jam 7.
  • 明日、新しい仕事が始まるよ。 (Ashita, atarashii shigoto ga hajimaru yo) – Besok mulai kerja baru, loh.

Kata kerja “hajimaru” sudah cukup untuk memberikan informasi lengkap tentang dimulainya suatu acara atau kegiatan pada subyeknya, tidak membutuhkan objek benda lagi sehingga termasuk dalam kalimat intransitif.

Itulah contoh-contoh kalimat intransitif dalam bahasa Jepang, semoga dapat menjadi pembelajaran yang bermanfaat dan meningkatkan pemahaman tentang bahasa Jepang.

Cara Membedakan Kalimat Transitif dan Intransitif


Kalimat Transitif dan Intransitif

Kalimat transitif adalah kalimat yang memerlukan objek yang dikenai oleh kata kerja. Sebaliknya, kalimat intransitif adalah kalimat yang tidak memerlukan objek yang dikenai oleh kata kerja. Membedakan keduanya cukup penting, terutama bagi penutur asing yang sedang mempelajari bahasa Indonesia. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan kalimat transitif dan intransitif dalam bahasa Indonesia.

1. Identifikasi kata kerja


Kata Kerja

Cara pertama untuk membedakan kalimat transitif dan intransitif adalah dengan mengidentifikasi kata kerja dalam kalimat tersebut. Kata kerja dalam kalimat transitif selalu diikuti oleh objek. Misalnya dalam kalimat “Saya membeli buku”, kata kerja “membeli” memerlukan objek “buku”. Sedangkan kalimat intransitif tidak memerlukan objek, seperti “Dia tertawa” atau “Mereka berkumpul di taman”.

2. Perhatikan pola kalimat


Pola Kalimat

Cara kedua adalah dengan memperhatikan pola kalimat. Kalimat transitif memiliki pola subjek + kata kerja transitif + objek. Sedangkan kalimat intransitif hanya memiliki pola subjek + kata kerja intransitif. Sebagai contoh, kalimat “Saya meminjamkan uang pada teman” adalah kalimat transitif, karena memiliki kata kerja transitif “meminjamkan” dan diikuti oleh objek “uang”. Sedangkan kalimat “Anak-anak bermain di taman” adalah kalimat intransitif, karena hanya memiliki subjek “anak-anak” dan kata kerja intransitif “bermain”.

3. Coba tambahkan objek pada kalimat intransitif


Menambahkan Objek

Cara ketiga adalah dengan mencoba menambahkan objek pada kalimat intransitif. Jika tidak ada objek yang cocok untuk tambahan, maka kalimat tersebut adalah kalimat intransitif. Sebagai contoh, pada kalimat intransitif “Dia tidur”, kita tidak dapat menambahkan objek. Namun, pada kalimat transitif “Saya memasak makanan”, kita bisa menambahkan objek “nasi” atau “ayam”.

4. Perhatikan hubungan antara subjek dan kata kerja


Hubungan antara Subjek dan Kata Kerja

Cara keempat adalah dengan memperhatikan hubungan antara subjek dan kata kerja. Jika subjek dapat menjalankan aksinya sendiri tanpa memerlukan objek, maka kalimat tersebut adalah kalimat intransitif. Sedangkan jika subjek memerlukan objek untuk dapat menjalankan aksinya, maka kalimat tersebut adalah kalimat transitif. Sebagai contoh, pada kalimat intransitif “Bunga mekar di taman”, subjek “bunga” dapat mekar sendiri tanpa memerlukan objek. Namun, pada kalimat transitif “Saya mengajar anak-anak”, subjek “saya” memerlukan objek “anak-anak” untuk dapat mengajar.

Dengan memahami perbedaan antara kalimat transitif dan intransitif, kita dapat menghindari kesalahan dalam berkomunikasi. Selain itu, memahami perbedaan ini juga dapat membantu kita dalam mempelajari bahasa Indonesia dengan lebih baik dan efektif.

Perbedaan Penggunaan Partikel di Kalimat Transitif dan Intransitif


perbedaan penggunaan partikel

Salah satu bagian penting dalam tata bahasa bahasa Indonesia yaitu kalimat intransitif. Kalimat intransitif adalah kalimat yang tidak memerlukan objek karena objeknya sendiri merupakan subjeknya. Namun demikian, terdapat perbedaan penggunaan partikel di kalimat transitif dan intransitif.

1. Partikel “lah”

partikel lah

Partikel “lah” digunakan dalam kalimat intransitif dan transitif. Namun, untuk kalimat intransitif, partikel “lah” memiliki fungsi untuk memperkuat makna kata kerja dalam kalimat tersebut. Contohnya pada kalimat “Dia makan”, jika ditambahkan “lah” menjadi “Dia makanlah”, artinya adalah dia makan dengan lahap.

2. Partikel “pun”

partikel pun

Partikel “pun” pada kalimat transitif dan intransitif berfungsi sebagai penguat makna dan berada di belakang kata benda atau kata kerja. Pembedaan penggunaan partikel ini dapat dilihat pada contoh kalimat “Dia makan nasi” dan “Dia pulang pun”.

3. Partikel “kah”

partikel kah

Partikel “kah” hanya digunakan dalam kalimat tanya pada kalimat transitif. Jika pada kalimat intransitif, partikel “kah” tidak digunakan karena kurang bersifat wajib untuk digunakan. Contohnya pada kalimat “Makan nasi” jika diubah menjadi kalimat tanya menjadi “Apakah dia makan nasi?” hal tersebut benar.

4. Partikel “sih”

partikel sih

Partikel “sih” digunakan dalam kalimat intransitif atau transitif dengan fungsi untuk memberikan penekanan pada kata dalam kalimat tersebut. Contohnya pada kalimat “Saya sudah makan” menjadi “Saya sudah makan sih”. Hal tersebut memberikan penekanan pada kata “sudah” sebagai penegasan bahwa ia sudah makan sebelumnya.

5. Partikel “kan”

partikel kan

Partikel “kan” digunakan dalam kalimat intransitif atau transitif memiliki fungsi untuk memberikan penegasan dalam kalimat tersebut sehingga terdapat pemahaman yang lebih jelas. Contohnya pada kalimat “Dia makan” menjadi “Dia makan kan”. Dengan penambahan “kan” pada akhir kalimat, artinya adalah bahwa orang tersebut memang sengaja makan.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan penggunaan partikel di kalimat transitif dan intransitif. Partikel-partikel tersebut digunakan untuk memberikan penekanan pada kata-kata dalam kalimat dan memberikan makna yang lebih jelas dalam kalimat.

Iklan