Pengenalan Imbuhan dalam Bahasa Jepang


Pengenalan Imbuhan dalam Bahasa Jepang

Imbuhan, atau dikenal juga sebagai awalan dan akhiran, merupakan sebuah unsur penting yang digunakan dalam bahasa Jepang untuk mengubah bentuk kata kerja, kata sifat, dan kata benda. Imbuhan dalam bahasa Jepang juga memiliki peranan yang sangat penting terkait dengan pemahaman dan penggunaan bahasa Jepang di berbagai situasi seperti dalam percakapan sehari-hari, membaca buku atau koran, menulis surat, dan masih banyak lagi.

Dalam bahasa Jepang, ada beberapa jenis imbuhan yang berbeda-beda dan biasanya tergantung pada jenis kata yang digunakan. Imbuhan yang diletakkan di depan kata disebut sebagai awalan atau prefix, sedangkan imbuhan yang diletakkan di belakang kata disebut sebagai akhiran atau suffix.

Berikut ini adalah jenis-jenis imbuhan dalam bahasa Jepang:

1. Imbuhan untuk bentuk kata kerja

Imbuhan untuk bentuk kata kerja

Imbuhan ini digunakan untuk mengubah bentuk kata kerja dalam bahasa Jepang sehingga terbentuklah bentuk lampau, bentuk negatif, atau bahkan bentuk potensial. Beberapa imbuhan untuk bentuk kata kerja diantaranya:

  1. -ta: Imbuhan yang digunakan untuk membuat bentuk lampau
  2. -nai: Imbuhan yang digunakan untuk membuat bentuk negatif
  3. -masu: Imbuhan yang digunakan untuk membuat bentuk sopan dalam bahasa Jepang
  4. -rareru: Imbuhan yang digunakan untuk membuat bentuk pasif dalam bahasa Jepang
  5. -tai: Imbuhan yang digunakan untuk membuat bentuk keinginan dalam bahasa Jepang

Contoh penggunaan imbuhan pada kata kerja:

  1. 食べる (taberu) menjadi 食べた (tabeta) untuk bentuk lampau
  2. 見る (miru) menjadi 見ない (minai) untuk bentuk negatif
  3. 話す (hanasu) menjadi 話します (hanashimasu) untuk bentuk sopan
  4. 飲む (nomu) menjadi 飲まれる (nomareru) untuk bentuk pasif
  5. 見る (miru) menjadi 見たい (mitai) untuk bentuk keinginan

Imbuhan untuk bentuk kata kerja sangat penting dalam bahasa Jepang karena bisa mempengaruhi arti dan konteks dari kata itu sendiri. Oleh karena itu, jika ingin memahami dan menggunakan bahasa Jepang dengan baik, pemahaman terhadap penggunaan imbuhan untuk bentuk kata kerja sangatlah penting.

2. Imbuhan untuk bentuk kata sifat

Imbuhan untuk bentuk kata sifat

Imbuhan untuk bentuk kata sifat digunakan untuk mengubah bentuk kata sifat dalam bahasa Jepang sehingga terbentuklah bentuk komparatif atau bahkan superlatif. Beberapa imbuhan untuk bentuk kata sifat diantaranya:

  1. -eru/-aru: Imbuhan yang digunakan untuk membuat bentuk komparatif untuk kata sifat yang tidak beraturan
  2. -sa: Imbuhan yang digunakan untuk membuat bentuk superlatif untuk kata sifat
  3. -nai: Imbuhan yang digunakan untuk membuat bentuk negatif untuk kata sifat

Contoh penggunaan imbuhan pada kata sifat:

  1. 新しい (atarashii) menjadi 新しく (atarashiku) untuk bentuk komparatif
  2. 大変 (taihen) menjadi 大変さ (taihensa) untuk bentuk superlatif
  3. 楽しい (tanoshii) menjadi 楽しくない (tanoshikunai) untuk bentuk negatif

Imbuhan untuk bentuk kata sifat relatif sedikit dibandingkan dengan imbuhan untuk bentuk kata kerja, namun tetap penting dalam penggunaan bahasa Jepang. Dengan memahami imbuhan untuk bentuk kata sifat, pengguna bahasa Jepang bisa memperkaya kosa katanya dan memberikan efek yang lebih indah dalam penggunaannya.

3. Imbuhan untuk bentuk kata benda

Imbuhan untuk bentuk kata benda

Imbuhan untuk bentuk kata benda digunakan untuk mengubah atau memberikan arti khusus pada kata benda dalam bahasa Jepang, misalnya untuk menunjukkan tempat asal, bahan pembuat, dan masih banyak lagi. Beberapa imbuhan untuk bentuk kata benda diantaranya:

  1. -gata: Imbuhan yang digunakan untuk membuat kata benda dengan arti seperti ‘jenis’
  2. -ka: Imbuhan yang digunakan untuk membuat kata benda dengan arti seperti ‘orang yang’
  3. -dai: Imbuhan yang digunakan untuk membuat kata benda dengan arti seperti ‘ukuran’

Contoh penggunaan imbuhan pada kata benda:

  1. 紙 (kami) menjadi 紙製 (kamisei) untuk memberikan arti ‘dibuat dari kertas’
  2. 教師 (kyoushi) menjadi 教師方 (kyoushigata) untuk memberikan arti ‘jenis guru’
  3. 子供 (kodomo) menjadi 子供達 (kodomotachi) untuk memberikan arti ‘anak-anak’

Imbuhan untuk bentuk kata benda merupakan imbuhan yang sangat membantu dalam memperjelas arti dan konteks dari kata benda tersebut. Oleh karena itu, dengan memahami imbuhan untuk bentuk kata benda, pengguna bahasa Jepang bisa memperkaya kosa katanya dan membuat pembicaraannya lebih jelas.

Jenis-jenis Imbuhan dalam Bahasa Jepang


jepang language

Dalam bahasa Jepang, imbuhan atau sering juga disebut dengan suffix merupakan bagian penting untuk memperkaya kosa kata karena dapat mengubah arti kata dasar. Imbuhan juga berguna untuk menambahkan informasi tambahan pada kata. Berikut ini beberapa jenis imbuhan yang sering digunakan dalam bahasa Jepang:

1. Imbuhan Nya


imbuhan nya di jepang

Imbuhan “nya” sering digunakan pada kata benda yang mengacu pada hewan atau benda mati. Imbuhan ini memberikan pengertian “yang berwujud seperti”, sehingga konsep atau keadaan yang diungkapkan dapat dibandingkan dengan makhluk hidup pada umumnya. Contohnya, “neko” (kucing) menjadi “neko-nya” yang berarti “yang seperti kucing”. Begitu pula dengan “kare” (alat tulis) menjadi “kare-nya” yang berarti “yang seperti alat tulis”.

2. Imbuhan Me


imbuhan me jepang

Imbuhan “me” digunakan pada kata benda yang menunjukkan sifat atau keadaan objek. Imbuhan ini memberikan arti “berkali-kali lipat” atau “sangat”. Contohnya, “warui” (buruk) menjadi “warui-me” yang berarti “sangat buruk”. Begitu pula dengan “samui” (dingin) menjadi “samui-me” yang berarti “sangat dingin”.

Selain itu, imbuhan “me” juga dapat digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang terjadi sebelumnya. Contohnya, “au” (bertemu) menjadi “atte-me” yang berarti “bertemu lagi setelah sebelumnya bertemu”.

3. Imbuhan Tachi


imbuhan tachi di jepang

Imbuhan “tachi” sering digunakan pada kata benda yang merujuk pada manusia atau makhluk hidup lainnya. Imbuhan ini dapat menunjukkan makhluk hidup dalam jumlah yang banyak atau dalam kelompok. Contohnya, “kodomo” (anak kecil) menjadi “kodomo-tachi” yang berarti “anak-anak kecil”.

4. Imbuhan Kun


imbuhan kun jepang

Imbuhan “kun” sering digunakan pada nama orang atau hewan peliharaan. Imbuhan ini memberikan rasa keakraban atau kasih sayang yang ditunjukkan. Contohnya, nama “Kei” menjadi “Kei-kun” yang berarti “Kei yang saya sayangi”.

5. Imbuhan Chan


imbuhan chan jepang

Imbuhan “chan” juga sering digunakan pada nama orang, terutama pada anak perempuan dan sahabat dekat. Imbuhan ini memberikan kesan kecil, lucu, dan menggemaskan. Contohnya, nama “Nana” menjadi “Nana-chan” yang berarti “Nana yang lucu”.

Imbuhan-imbuhan tersebut sering digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh masyarakat Jepang karena memberikan konotasi tertentu pada kata dasar. Namun, perlu diperhatikan bahwa penggunaan imbuhan dalam bahasa Jepang juga tergantung pada situasi dan konteks percakapan.

Fungsi Imbuhan dalam Pembentukan Kata dalam Bahasa Jepang


imbuhan jepang

Imbuhan atau yagari dalam bahasa Jepang memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kata. Imbuhan sendiri dapat diartikan sebagai partikel atau awalan yang dimasukkan ke dalam kata dasar agar memperkaya makna kata tersebut. Dalam bahasa Jepang sendiri, terdapat banyak imbuhan yang sering digunakan dan memiliki makna yang berbeda-beda. Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai fungsi imbuhan dalam pembentukan kata dalam bahasa Jepang.

1. Menambahkan Makna pada Kata Dasar


imbuhan

Imbuhan digunakan dalam pembentukan kata agar kata dasarnya memiliki makna yang lebih kompleks atau spesifik. Misalnya, imbuhan “o” dapat digunakan untuk menunjukkan kepunyaan seperti dalam kata “omise” yang berarti “toko”. Dengan demikian, penggunaan imbuhan dapat memperkaya makna sebuah kata dan membuatnya lebih mudah untuk dipahami.

2. Mengubah Bentuk Kata


imbuhan

Imbuhan juga dapat digunakan untuk mengubah bentuk kata, baik itu dari bentuk kata kerja ke bentuk kata benda atau sebaliknya. Misalnya, kata kerja “nomu” yang artinya “minum” dapat diubah menjadi kata benda “nomimono” yang artinya “minuman” dengan menambahkan imbuhan “mono”. Hal ini sangat berguna dalam komunikasi sehari-hari agar pembicaraan terlihat lebih formal.

3. Menentukan Kepentingan Gramatikal Kata


imbuhan

Imbuhan juga dapat digunakan untuk menentukan fungsi gramatikal suatu kata dalam sebuah kalimat. Di dalam bahasa Jepang sendiri, keterangan waktu atau tempat dapat ditemukan pada imbuhan seperti “ni” dan “de”. Misalnya, “Ashita, Tokyo ni ikimasu” yang artinya “besok, saya akan pergi ke Tokyo”. Dalam kalimat ini, “ni” berfungsi sebagai penunjuk tempat, dan memberikan makna yang jelas pada kalimat.

Jadi, itu adalah tiga fungsi utama imbuhan dalam pembentukan kata dalam bahasa Jepang. Selain itu, penggunaan imbuhan juga dapat memberikan nuansa yang berbeda tergantung pada konteks dan kata yang digunakan. Oleh karena itu, penguasaan imbuhan sangat penting bagi siapa saja yang ingin belajar dan menggunakan bahasa Jepang.

Contoh Penggunaan Imbuhan dalam Kalimat dalam Bahasa Jepang


Imbuhan dalam Bahasa Jepang

Bahasa Jepang sangat terkenal dengan penggunaan imbuhan nya dalam berbicara. Imbuhan ini sangat penting bagi orang yang ingin belajar bahasa Jepang karena sangat membantu untuk membuat kalimat lebih jelas dan mudah dipahami. Ada banyak jenis imbuhan dalam bahasa Jepang, mulai dari imbuhan sifat, imbuhan kata benda, imbuhan kata kerja, dan masih banyak lagi.

1. Imbuhan Sifat
Imbuhan sifat sangat membantu untuk menjelaskan karakteristik atau sifat suatu benda atau orang. Contohnya adalah imbuhan “kawaii” yang artinya lucu, “atsui” yang artinya panas, dan “ookii” yang artinya besar.

2. Imbuhan Kata Benda
Imbuhan kata benda dalam bahasa Jepang sangat bermanfaat karena dengan menambahkan imbuhan pada kata benda, kita dapat menentukan jumlah, bentuk, tingkat formalitas, atau ketidaklayakan suatu benda. Contoh imbuhan kata benda adalah “hon” yang artinya buku, “kaban” yang artinya tas, dan “kutsu” yang artinya sepatu.

3. Imbuhan Kata Kerja
Imbuhan kata kerja sangat penting digunakan dalam kalimat bahasa Jepang. Imbuhan kata kerja menentukan makna dari kata kerja itu sendiri. Dalam bahasa Jepang, banyak kata kerja yang terbentuk dari imbuhan. Contoh kata kerja dengan imbuhan adalah “taberu” yang artinya makan, “asobu” yang artinya bermain, dan “nageru” yang artinya melempar.

4. Imbuhan “nya”
Imbuhan “nya” biasanya digunakan pada kata benda untuk menunjukkan bahwa objek atau orang yang dimaksud adalah milik atau punya pemilik. Misalnya “Kamar nya” artinya kamar yang dimiliki atau miliknya. Namun, fungsi imbuhan “nya” tidak hanya sebagai penunjuk kepemilikan benda atau orang, tetapi juga dapat berarti tempat atau lokasi. Misalnya “Tokonya” artinya toko tempat seseorang bekerja atau tempat jualan.

Dalam bahasa Jepang, penggunaan imbuhan “nya” tidak berlaku pada kata sifat maupun kata kerja. Imbuhan “nya” akan selalu diikuti oleh kata benda. Sebagai contoh, jika ingin mengatakan “kuda saya”, kita katakan “watashi no uma”, tidak boleh mengatakan “watashi no hayai” yang artinya “saya yang cepat”.

Kesimpulannya, imbuhan termasuk salah satu bagian penting dalam bahasa Jepang. Teruslah belajar bahasa Jepang, karena dengan menguasai imbuhan dalam bahasa Jepang, maka kita dapat membuat kalimat yang lebih jelas dan mudah dipahami.

Kesalahan Umum dalam Penggunaan Imbuhan dalam Bahasa Jepang


kesalahan umum dalam penggunaan imbuhan dalam bahasa jepang

Imbuhan atau akhiran biasanya digunakan untuk mengubah arti dari kata dasar. Namun, dalam bahasa Jepang, banyak kesalahan umum dalam penggunaan imbuhan yang dapat mempengaruhi makna dan kesan bahasa yang ingin disampaikan. Berikut adalah kesalahan umum dalam penggunaan imbuhan dalam bahasa Jepang.

Kesalahan dalam Penggunaan Imbuhan -nya


imbuhan -nya

Salah satu kesalahan umum dalam penggunaan imbuhan dalam bahasa Jepang adalah dengan menggunakan imbuhan -nya. Imbuhan -nya biasanya digunakan untuk menunjukkan ‘milik’, namun, terkadang imbuhan ini digunakan walaupun tidak dibutuhkan. Penggunaan imbuhan -nya tidak tepat dalam kalimat-kalimat berikut:

  • Rumahku sepi.
  • Mobilnya bagus.

Dalam kalimat pertama, penggunaan imbuhan -nya menjadi tidak tepat karena kata rumah tidak memiliki pemilik yang jelas. Oleh karena itu, kalimat tersebut seharusnya ditulis “Rumah sepi.” Sedangkan pada kalimat kedua, penggunaan imbuhan -nya menjadi tidak tepat karena tidak ada yang disebutkan sebagai pemilik mobil. Seharusnya kalimat tersebut dibuat menjadi “Mobil bagus.” agar lebih tepat dan mudah dipahami.

Kesalahan dalam Penggunaan Imbuhan -Tachi


imbuhan -tachi

Imbuhan -tachi digunakan untuk menunjukkan plural dalam bahasa Jepang. Namun, kesalahan umum yang sering terjadi adalah penggunaan imbuhan -tachi pada kata-kata yang tidak bisa menjadi bentuk jamak. Misalnya, kata-kata yang merepresentasikan hal-hal abstrak seperti kegembiraan, kesedihan, kebahagiaan dan lain-lain. Penggunaan imbuhan -tachi pada kata-kata tersebut menjadi tidak tepat. Sebaiknya dalam penggunaan imbuhan -tachi digunakan pada kata-kata benda saja seperti meja, kursi, baju, buku dan lain-lain.

Kesalahan dalam Penggunaan Imbuhan -Ka/Kah


imbuhan -ka dan -kah

Imbuhan -ka/kah digunakan untuk menanyakan pertanyaan dalam bahasa Jepang. Namun, kesalahan umum dalam penggunaan imbuhan -ka/kah adalah dengan menggunakannya pada kalimat tanya yang sebenarnya sudah jelas. Sebagai contoh, “Kamu mau makan kue, kan?” Dalam kalimat tersebut, penggunaan imbuhan -kah menjadi tidak tepat karena isi dari pertanyaan tersebut sudah sangat jelas dan tidak perlu ada tanda tanya tambahan. Penggunaan imbuhan -kah seharusnya digunakan pada kalimat yang memang membutuhkan tanda tanya, seperti “Siapa yang memenangkan lomba?”

Kesalahan dalam Penggunaan Imbuhan -No/De/Ne


imbuhan -no, -de, -ne

Imbuhan -no, -de, -ne memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bahasa Jepang. Imbuhan -no digunakan untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat atau pertalian antara 2 kata. Manakala, imbuhan -de digunakan untuk menjelaskan bagaimana suatu proses terjadi. Sedangkan imbuhan -ne digunakan untuk menyatakan permintaan pendapat atau persetujuan. Kesalahan umum dalam penggunaan imbuhan -no, -de, -ne adalah dengan menggunakan imbuhan yang tidak sesuai dengan konteks dari kalimat yang sedang dibuat. Oleh sebab itu, perlu memahami fungsi dari setiap imbuhan agar bisa menggunakan imbuhan tersebut dengan tepat dan sesuai fungsinya.

Kesalahan dalam Penggunaan Imbuhan -Iku/ Kuru/ Suru


imbuhan -iku, -suru, -kuru

Imbuhan -iku, -kuru, -suru adalah imbuhan yang digunakan dalam bahasa Jepang sebagai tata bahasa. Imbuhan -iku digunakan untuk menggambarkan pergerakan dari seseorang atau benda ke arah yang tidak dekat dengan orang yang berbicara. Sedangkan imbuhan -kuru digunakan untuk menggambarkan pergerakan ke arah yang dekat dengan orang yang berbicara. Terakhir, imbuhan -suru digunakan untuk menggambarkan proses tertentu atau aksi yang sedang dilakukan. Kesalahan umum dalam penggunaan imbuhan -iku, -kuru, -suru adalah dengan menggunakan imbuhan yang tidak tepat untuk konteks dari kata atau kalimat yang sedang dibuat. Oleh karena itu, pahami fungsi dari setiap imbuhan agar bisa digunakan dengan tepat dalam kalimat yang dibuat.

Iklan