Apa Arti Deshita dalam Bahasa Jepang?


Deshita in japanese

Deshita adalah salah satu kata kerja bantu dalam bahasa Jepang. Kata ini termasuk dalam golongan kata kerja bantu yang digunakan untuk menyatakan kejadian atau aktivitas yang sudah terjadi di masa lalu. Dalam bahasa Indonesia, kata kerja bantu ini sering diterjemahkan sebagai kata kerja lampau, seperti “telah”, “sudah”, atau “pernah”.

Deshita sering digunakan untuk menyatakan kejadian yang terjadi pada waktu yang spesifik di masa lalu. Jadi, jika kita ingin menyatakan bahwa kita sudah makan pagi, kita bisa menggunakan kata kerja bantu ini dengan kalimat: “Watashi wa asa-gohan o tabemashita” yang artinya “Saya telah makan pagi”.

Pada umumnya, kata kerja bantu deshita digunakan dalam bentuk kata kerja lampau dan kata sifat lampau. Misalnya, jika kita ingin mengatakan bahwa cuaca kemarin sangat buruk, kita bisa menggunakan kata deshita dengan kata sifat buruk menjadi “kinō no tenki wa hijō ni warukatta” atau “Cuaca kemarin sangat buruk”.

Selain itu, deshita juga sering digunakan dalam bahasa Jepang untuk menyatakan penghormatan terhadap lawan bicara atau subjek pembicaraan. Kata ini adalah salah satu bentuk tingkat tinggi dalam bahasa Jepang, sehingga sering digunakan di lingkungan formal atau resmi.

Meskipun begitu, kita juga perlu memperhatikan bahwa deshita hanya digunakan untuk menyatakan kejadian atau aktivitas yang terjadi di masa lalu saja. Untuk menyatakan kejadian yang sedang berlangsung atau yang akan terjadi di masa depan, kita harus menggunakan kata kerja bantu yang berbeda.

Dalam bahasa Jepang, terdapat beberapa kata kerja bantu lain yang sering digunakan bersama dengan deshita. Beberapa di antaranya adalah arimasu (ada), imasu (berada), shimashita (telah dilakukan), dan shimasu (melakukan). Kita bisa menggunakan kata kerja bantu ini untuk memberikan informasi tambahan tentang kejadian atau aktivitas yang terjadi di masa lalu, seperti lokasi kejadian, siapa yang terlibat, dan seberapa sering kejadian tersebut terjadi.

Dalam konteks bahasa Jepang, penggunaan deshita sangat penting untuk memperjelas arti dari kalimat. Oleh karena itu, sebagai pembelajar bahasa Jepang, kita perlu memahami dan bisa menggunakan kata kerja bantu ini dengan benar.

Kapan Harus Menggunakan Deshita?


Kapan Harus Menggunakan Deshita?

Sebagai bahasa yang sangat kaya, Bahasa Jepang memiliki berbagai macam tata bahasa yang harus dipelajari oleh pembelajar. Salah satu tata bahasa yang sangat penting untuk dipelajari adalah Deshita. Deshita adalah bentuk lampau yang dipakai untuk menyatakan suatu peristiwa atau keadaan yang terjadi di masa lalu. Namun, ada beberapa situasi di mana Deshita harus digunakan, berikut adalah beberapa situasinya:

1. Menceritakan pengalaman masa lalu

Jika Anda ingin menceritakan pengalaman masa lalu Anda, maka menggunakan Deshita adalah cara yang tepat. Misalnya, jika Anda ingin menceritakan tentang liburan Anda ke Hokkaido pada tahun lalu, maka Anda dapat menggunakan Deshita dalam bahasa Jepang. Contohnya adalah:

私は去年北海道に行きました。 (Watashi wa kyonen Hokkaido ni ikimashita.)

Artinya, “Saya pergi ke Hokkaido tahun lalu.”

2. Menjelaskan tentang kejadian di masa lalu

desu sheeta

Saat Anda ingin menjelaskan kejadian di masa lalu, maka Deshita harus digunakan dengan tepat. Ada beberapa situasi di mana Anda perlu menggunakan Deshita saat menjelaskan suatu kejadian di masa lalu:

  • Jika Anda ingin mengatakan bahwa Anda sakit atau merasa sakit di masa lalu seperti contohnya “Saya sakit dua hari lalu” atau “Saya merasa sakit minggu lalu”, maka Anda perlu menggunakan Deshita dengan kata kerja yang sesuai seperti pergi ke dokter, minum obat, dan lain sebagainya. Contohnya:
  • 私は2日前に病院に行きました。(Watashi wa futsuka mae ni byouin ni ikimashita.)

    Artinya, “Saya pergi ke rumah sakit pada dua hari yang lalu.”

    私は先週風邪をひきました。(Watashi wa sen-shuu kaze wo hikimashita.)

    Artinya, “Saya terserang flu minggu lalu.”

  • Jika Anda ingin mengatakan bahwa Anda melakukan sesuatu di masa lalu atau Anda pernah melakukan sesuatu di masa lalu seperti contohnya “Saya pernah mengunjungi Kyoto” atau “Saya sudah pernah mencoba makanan Jepang sebelumnya”, maka Anda perlu menggunakan Deshita dengan kata kerja yang sesuai. Contohnya:
  • 私は去年、京都を訪れました。(Watashi wa kyonen, Kyoto wo otozuremashita.)

    Artinya, “Saya mengunjungi Kyoto tahun lalu.”

    私は過去に日本食を食べたことがあります。(Watashi wa kako ni Nihonshoku wo tabeta koto ga arimasu.)

    Artinya, “Saya sudah pernah mencoba makanan Jepang sebelumnya.”

Deshita sangat penting dalam Bahasa Jepang untuk menunjukkan kejadian di masa lalu, jadi pastikan untuk mempelajari tata bahasa ini dengan baik dan benar. Semoga tulisan ini dapat membantu memperjelas penggunaan Deshita dalam Bahasa Jepang.

Cara Menggunakan Deshita dalam Kalimat Positif


Deshita artinya

Deshita adalah kata dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk menunjukkan pernyataan lampau yang sudah selesai dilakukan sebelum waktu berbicara atau pernyataan tentang masa lalu. Kata ini sangat sering digunakan dalam bahasa Jepang dan menjadi bagian penting dalam kegiatan belajar bahasa Jepang. Dalam artikel ini, akan dibahas cara menggunakan deshita dalam kalimat positif.

1. Menunjukkan Tindakan yang Sudah Selesai Dilakukan


Tindakan

Kata deshita digunakan untuk menunjukkan kegiatan atau tindakan yang sudah selesai dilakukan dengan baik dan benar. Misalnya, “Sudah selesai mengerjakan PR” artinya adalah PR yang diberikan sudah selesai dikerjakan.

Contoh kalimat positif dalam penggunaan deshita dalam kalimat tindakan yang selesai adalah “Anako-san wa resutoran de tabeta gyouza o oishiku tabechatta deshita” artinya “Anako sudah makan gyoza yang lezat di restoran”. Perhatikan kata deshita yang digunakan untuk menunjukkan bahwa Anako sudah selesai makan gyoza enak di restoran.

2. Menunjukkan Sifat dalam Kalimat Lampau


Sifat

Kata deshita juga dapat digunakan untuk menunjukkan sifat yang dimiliki dalam kalimat lampau dengan status sudah selesai. Contoh kalimat positif dalam penggunaan deshita dalam menunjukkan sifat dalam kalimat lampau meliputi: “Sakura ga kirei deshita” artinya “Bunga sakura cantik saat sudah mekar sempurna.” Perhatikan kata deshita yang digunakan untuk menunjukkan bahwa keindahan bunga Sakura sudah selesai dan lampau.

3. Menunjukkan Kejadian pada Waktu Lampau


Waktu lampau

Kata deshita juga digunakan untuk menunjukkan kejadian atau peristiwa yang sudah terjadi pada waktu lampau. Seperti, “Aku pernah mengunjungi kota Bandung” yang artinya aku sudah pernah mengunjungi kota Bandung sebelum waktu berbicara, pada masa lalu.

Contoh kalimat positif dalam penggunaan deshita dalam kalimat yang menunjukkan kejadian pada waktu lampau adalah “Sora wa harete ita deshita” artinya “Langit cerah waktu itu”. Perhatikan kata deshita yang digunakan untuk menunjukkan keadaan langit yang cerah sudah berlalu dan menjadi lampau.

Dalam penggunaannya, kata deshita harus dicantumkan dalam kalimat seperti pada contoh di atas agar pernyataan tentang masa lampau menjadi jelas.

Itulah tiga cara yang sering digunakan dalam penggunaan deshita pada kalimat positif. Anda dapat berlatih menggunakan deshita dalam percakapan sehari-hari sehingga akan lebih lancar dalam berbicara bahasa Jepang.

Cara Menggunakan Deshita dalam Kalimat Negatif


Cara Menggunakan Deshita dalam Kalimat Negatif

Sejauh ini, kita sudah membahas tentang apa itu deshita dan bagaimana cara menggunakannya pada kalimat positif. Sekarang, mari kita lihat bagaimana menggunakan deshita dalam kalimat negatif. Pada dasarnya, penggunaan deshita dalam kalimat negatif hampir sama dengan penggunaannya dalam kalimat positif. Yang perlu diubah hanyalah akhiran deshita menjadi dewa nakatta.

Untuk lebih memahami cara menggunakannya, mari kita perhatikan contoh kalimat berikut:

1. 日本語を話しました。 (Nihongo o hanashimashita.)

Artinya: Saya telah berbicara bahasa Jepang.

2. 日本語を話しませんでした。 (Nihongo o hanashimasen deshita.)

Artinya: Saya tidak berbicara bahasa Jepang.

Dari kedua contoh di atas, perbedaan antara kalimat positif dan kalimat negatif sangat jelas. Pada kalimat positif, penggunaan deshita menunjukkan bahwa pembicara telah melakukan tindakan berbicara bahasa Jepang. Sedangkan pada kalimat negatif, penggunaan dewa nakatta menunjukan bahwa pembicara tidak melakukan tindakan tersebut.

Dalam penggunaannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan deshita dalam kalimat negatif:

1. NAI atau arimasen

Dalam bahasa Jepang, kata “tidak” diganti dengan akhiran nai atau arimasen. Oleh karena itu, ketika ingin membuat kalimat negatif, kita perlu mengganti akhiran deshita dengan dewa nakatta, dan menambahkan kata nai atau arimasen setelah kata kerja.

2. Pola kata kerja

Dalam bahasa Jepang, terdapat dua tipe kata kerja, yaitu kata kerja ichidan dan kata kerja godan. Kata kerja ichidan mengikuti pola infleksi yang sama pada setiap bentuknya, sedangkan kata kerja godan mengikuti pola infleksi yang berbeda-beda tergantung pada bentuk kerja tersebut. Oleh karena itu, ketika ingin menggunakan deshita pada kalimat negatif, kita perlu memperhatikan pola kata kerja yang digunakan.

3. Partikel negatif

Partikel negatif は (wa) dan が (ga) juga perlu diperhatikan ketika menggunakan deshita dalam kalimat negatif. Pada kalimat negatif, partikel negatif yang digunakan adalah は (wa) untuk menyatakan objek dalam kalimat tersebut.

4. Contoh kalimat

Berikut adalah beberapa contoh kalimat menggunakan deshita dalam kalimat negatif:

・ 私は昨日電話をかけませんでした。 (Watashi wa kinou denwa o kakemasen deshita.)

Artinya: Saya tidak menelepon kemarin.

・ 彼は日本語を話しませんでした。 (Kare wa nihongo o hanashimasen deshita.)

Artinya: Dia tidak berbicara bahasa Jepang.

・ このレストランはおいしくなかったです。 (Kono resutoran wa oishikunakatta desu.)

Artinya: Restoran ini tidak enak.

・ あの映画は面白くなかったです。 (Ano eiga wa omoshirokunakatta desu.)

Artinya: Film itu tidak lucu.

Dengan memperhatikan beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan deshita dalam kalimat negatif, kita dapat secara mudah membuat kalimat negatif dengan penggunaan deshita. Jangan lupa untuk berlatih membuat kalimat negatif dengan penggunaan deshita agar semakin terbiasa dalam penggunaannya.

Contoh Kalimat dengan Penggunaan Deshita


Contoh Kalimat dengan Penggunaan Deshita

Dalam bahasa Jepang, kata ‘deshita’ sangat sering digunakan dalam berbagai situasi yang berbeda. Ada beberapa contoh kalimat dengan penggunaan kata ‘deshita’ yang dapat kita pelajari.

1. Kemarin saya pergi ke pasar. – Sabishikatta deshita. (Saya merasa kesepian)

Dalam kalimat ini, kita menggunakan kata ‘deshita’ dengan arti ‘merasa’. Kata ‘sabishikatta’ berarti ‘kesepian’ atau ‘merasa sepi’. Jadi, kalimat tersebut bisa diartikan menjadi ‘Kemarin saya pergi ke pasar, tapi aku merasa sepi’.

2. Dia berbicara dengan temannya. – Yasashikatta deshita. (Dia berbicara dengan cara yang lembut)

Di sini, kata ‘deshita’ digunakan sebagai bentuk lampau dari ‘desu’, dan digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu perbuatan atau keadaan terjadi di masa lalu. Kata ‘yasashikatta’ berarti ‘dengan lembut’ atau ‘ramah’. Jadi, kalimat ini bisa diartikan sebagai ‘Dia berbicara dengan temannya dengan cara yang lembut’.

3. Saya berada di kantong penjara. – Tsumaranakatta deshita. (Merasa membosankan)

Kata ‘tsumaranai’ berarti ‘membosankan’, sedangkan kata ‘katta’ menunjukkan bentuk masa lampau dari kata tersebut. Jadi, kalimat ini bermakna ‘Saya berada di kantong penjara dan merasa bosan’.

4. Saya mengerjakan tugas saya. – Tanoshikatta deshita. (Saya merasa senang melakukannya)

Kata ‘tanoshii’ berarti ‘senang’ atau ‘menyenangkan’, sedangkan ‘katta’ menunjukkan suatu keadaan terjadi di masa lalu. Dalam kalimat ini, ‘deshita’ digunakan untuk menunjukkan bahwa perbuatan tersebut sudah terjadi di masa lalu. Jadi, kalimat ini bisa diartikan sebagai ‘Saya mengerjakan tugas saya dan merasa senang melakukannya’.

5. Dia pergi ke Tokyo. – Issho ni ikitakatta deshita. (Dia ingin pergi bersama-sama saya)

Pemandangan di Tokyo

Di sini, ‘deshita’ lagi-lagi digunakan untuk menunjukkan bahwa perbuatan tersebut sudah terjadi di masa lampau. Kata ‘ikitakatta’ berarti ‘ingin pergi’, sementara ‘issho ni’ berarti ‘bersama-sama’. Jadi, kalimat ini bisa diartikan sebagai ‘Dia ingin pergi ke Tokyo bersama-sama dengan saya’.

Dalam bahasa Jepang, penggunaan kata ‘deshita’ sangatlah penting, karena dapat membantu orang memperjelas arti dari suatu kalimat. Selain itu, kata ini juga memungkinkan pembicaraan menjadi lebih teratur dan mudah dicerna oleh pendengar. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memahami penggunaan kata ‘deshita’ dalam berbahasa Jepang.

Iklan