Rumah Adat Penglipuran

Halo pembaca rinidesu.com, selamat datang di artikel kami tentang rumah adat penglipuran. Di Bali, rumah adat merupakan kesenian yang tak terpisahkan dari kultur dan kearifan lokal. Salah satu rumah adat yang paling terkenal adalah rumah adat penglipuran. Berdasarkan sejarahnya, desa Penglipuran asli merupakan desa adat Bali yang telah ada sejak ratusan tahun lalu. Selain dikenal karena kelestariannya, desa ini juga menjadi ikon arsitektur Bali. Semua hal tentang desa adat Penglipuran akan kami bahas pada artikel ini. Mulai dari keunikan desain arsitektur hingga pesona tradisinya. Yuk, simak artikel berikut ini!

Keunikan Desain Arsitektur Rumah Adat Penglipuran

Sejak dulu Bali dikenal mempunyai kekayaan kebudayaan dan adat yang unik. Salah satu contohonnya adalah arsitektur rumah adat Penglipuran yang mempunyai ciri khas yang sangat mencolok di antara desa-desa lain di Bali. Ini bisa terlihat dari bentuk dan ukuran bangunan, detail ornament, hingga warnanya. Masyarakat adat Penglipuran percaya bahwa rumah adat merupakan tempat suci yang merepresentasikan keberadaan Tuhan dan roh leluhur mereka. Oleh karena itu, rumah adat Penglipuran dibangun dengan penuh arti dan keragaman motifnya.

Rumah adat ini bisa dibilang unik karena menggabungkan unsur religius, ekologis, dan artistik dalam segala detail pembuatan dan pembangunannya. Bahan-bahan yang digunakan pun sangat alami dan berasal dari sumber di segitiga terluar pulau Bali. Misalnya saja daun kelapa sebagai atap, bambu sebagai partisi dan dinding, serta kayu-kayu yang tahan lama. Tidak hanya itu, ciri khas lain yang lebih mencolok adalah balairung yang sangat luas dan terbuka yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul warga maupun digunakan untuk pelaksanaan upacara keagamaan. Berbeda dari rumah-rumah adat di daerah lain yang biasa dibuat dengan berbagai macam desain, rumah adat Penglipuran lebih memiliki kesamaan pola desain yang hampir sama dengan di setiap rumah. Rumah adat ini disebut dengan istilah “Astana Gede” atau rumah gede, menjulang megah di tengah desa Penglipuran.

Bagian Rumah Deskripsi
Paon Kamar makan atau area dapur tradisional. Biasanya berada di bagian belakang rumah.
Bale Daja Bale Daja terletak di depan ruangan utama yang terbuka.
Bale Dangin Tempat tidur biasa di kamar utama sebelah kiri atau kanan.
Bale Delod Bagian kamar mandi yang biasanya berada di bagian luar rumah.
Bale Gong Tempat kehormatan untuk memberikan penghormatan kepada orang atau kebudayaan tertentu.

Sejarah dan Filosofi Rumah Adat Penglipuran

Dalam sejarah paus, desa Penglipuran didirikan oleh dua orang arsitek Indonesia. Mereka menciptakan lahan yang sangat baik dan memperkenalkan konsep rumah adat yang baru di wilayah Bali. Konsep arsitektur ini menempatkan kualitas, kemurnian, keanggunan, kemuliaan, keindahan, konsistensi dan kesatuan dalam segala hal. Pandangan tersebut dilengkapi dengan filosofi baku-Bali. Desa adat ini kemudian menjadi tempat di mana semua generasi baru dapat belajar dan berlatih secara konsisten untuk merawat dan menjaga warisan budaya mereka yang luar biasa.

Rumah adat Penglipuran sendiri dipercaya dapat membawa keseimbangan dan kebahagiaan bagi siapa saja yang berada di dalamnya. Hal ini tercermin pada letaknya yang sangat tepat di mana bangunan-bangunan ini dibangun. Di tengah rumah, terdapat area terbuka dan halaman yang cukup luas dan terawat. Hal ini bagi masyarakat lokal digunakan sebagai upacara upacara keagamaan dan acara adat keluarga. Ada juga taman-taman bunga dan pepohonan penglipuran yang indah, sangat cocok untuk berjalan-jalan dan berpiknik keluarga.

Kelebihan Rumah Adat Penglipuran

Sudah Melestarikan Budaya

Kelebihan yang paling menonjol dari rumah adat Penglipuran adalah keberhasilannya dalam menjaga warisan budaya Bali. Konsepnya yang relatif rumit dan lengkap menjadi bukti bahwa harapan Bali untuk menjaga warisan budaya mereka bisa terwujud. Keterlibatan partisipasi publik dalam upaya preservasi ini sangat tinggi, sehingga menjadi tradisi lanjutan yang menyeluruh.

Bangunan yang Bersejarah

Desa Penglipuran sendiri terkenal juga sebagai desa yang masih cukup terpencil dan terpelihara. Itulah sebabnya, rumah adat Penglipuran adalah karya arsitektur kuno yang masih bisa dikagumi hingga sekarang. Daya tarik utamanya adalah bangunan-bangunannya yang terawat dan bercirikan unik dan memiliki kepercayaan tersendiri dari masyarakat lokal Bali.

Wujud Kehidupan Tradisional

Rumah adat Penglipuran menjadi saksi sejarah era tradisional di Bali dan juga menampakkan wujud dari kehidupan masyarakat lama. Melalui dunia arsitektur dan rumah adat ini, masyarakat Bali bisa melihat hasil karya leluhur mereka yang sangat indah dan megah.

Keadaan Lingkungan yang Mempesona

Lokasi rumah adat Penglipuran cukup terpencil dan jauh dari keramaian, sehingga menyajikan keadaan lingkungan yang sangat mempesona. Di desa ini, dijamin Anda akan menjumpai pemandangan alam yang bagus dan bisa dipakai untuk bepergian keluarga, menikmati suasana pedesaan dan belajar adat dan kultur lokal.

Keasrian Budaya dan Alam

Rumah adat Penglipuran dipercayai sebagai tempat penuh keasrian dan kejernihan untuk belajar kebudayaan dan keadaan Alam Bali. Tempat ini sangat cocok bagi Anda yang ingin belajar mengenai adat dan budaya Bali, itu bisa dilakukan lewat kesenian seni, tarian ataupun ngaturang pamenempat.

Terdapat Pelayanan Publik yang Bagus

Rumah adat Penglipuran bukan hanya sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai pelayanan publik. Fasilitas yang dimiliki di antaranya adalah spanduk penetapan pos warga, tempat ibadah, dan kantor desa adat. Terdapat pula tempat kerja dan belajar untuk anak-anak yang lahir dan sedang berkembang yang sangat tinggi dalam tradisi warisan kemasyarakatan Bali.

Wisata edukasi dan konservasi

Rumah adat Penglipuran adalah destinasi wisata konservasi dan edukasi, di mana setiap tamu bisa belajar tentang tradisi dan adat budaya lokal. Sektor kegiatan ini berfungsi sebagai sumber informasi mutual masyarakat lokal Bali dan konsep-pemikiran dari tamu datang dari luar dalam upaya menyeimbangkan kegiatan wisata dan komunitas lokal.

Kekurangan Rumah Adat Penglipuran

Terlalu Dipadati oleh Turis

Salah satu kelemahan dari rumah adat Penglipuran adalah keberhasilannya dalam menjaga warisan budaya Bali yang diimbangi dengan terlalu banyak turis yang datang setiap harinya. Hal ini bisa mempengaruhi atmosfir keadaan pedesaan yang asli dan mengorbankan budaya untuk uang. Aktivitas turis yang terlalu banyak ini akan menganggu atmosfir keseimbangan keadaan lingkungan.

Bahasa Bali yang Diplikasi

Di rumah adat Penglipuran, sebuah bahasa kuno dan asli Bali masih digunakan dan diajarkan, tapi menurun dalam upaya menjaga keselarasan penggunaan bahasa yang diakui oleh negara Indonesia. Hal ini menjadi salah satu kelemahan dari penglihatan generasi masa depan tentang warisan budaya Bali

Pengelolaan Terhadap Desa Adat Melenceng

Seperti semua desa adat lain di Indonesia, desa adat Penglipuran masih menghadapi tantangan terhadap aspek perlindungan lingkungan dan budaya mereka. Terlebih lagi, adanya masalah seperti lingkungan alam yang membahayakan, banyak turis tanpa panduan yang menimbulkan risiko besar bagi para pedagang atau para pengunjung. Beberapa aturan yang dicitrakan dibuat terkait maksud untuk memperbaiki keadaan ini.

Harga Tiket Masuk Terlalu Mahal

Rumah adat Penglipuran kadang-kadang dianggap terlalu mahal untuk tiket masuk. Harga tiket masuk bisa mempengaruhi pilihan turis untuk berwisata ke desa adat. Hal ini bisa memengaruhi sumbangan bagi masyarakat setempat dan keadaan ekonomi desa.

Tidak Bisa Diambil Foto Sembarangan

Karena kedatangan turis yang terlalu banyak, seringkali ada yang mengambil foto dengan sembarangan, juga tidak menghormati warisan yang dibangun. Hal ini sangat disayangkan, apa lagi mengingat fotosintesis di sekitar rumah adat Penglipuran akan menjadi kian cepat mengalami kerusakan bila tidak diatur dengan baik.

Akses Yang Cukup Menantang

Menjangkau rumah adat Penglipuran masih agak sulit karena lokasinya yang terpencil dan jauh dari keramaian. Tidak adanya transportasi umum yang langsung menuju ke sana pun bisa menambah kendala perjalanan. Pengunjung yang ingin datang pun harus berjalan cukup jauh dari parkir dan kondisi jalan yang kurang baik.

Pusat Perbelanjaan yang Terbatas

Tidak seperti desa turis besar lainnya, desa adat Penglipuran tidak punya banyak pusat perbelanjaan untuk konglomerat. Pusat perbelanjaannya hanya di halaman depan pintu gerbang, dan lebih banyak diisi oleh dinas desa adat dan pengajian kebudayaan Bali. Sebagai turis, jangan berharap bisa menemukan banyak toko suvenir atau kios makanan di sini.

FAQ Rumah Adat Penglipuran

1. Apa yang membuat Rumah Adat Penglipuran berbeda dengan desa adat lainnya di Bali?

Rumah adat Penglipuran memiliki pola desain yang hampir sama di setiap bangunan dan dikenal karena ornamennya yang sangat kaya dan terukir rapi.

2. Apa yang menjadi daya tarik bagi wisatawan di penglipuran?

Daya tarik utama wisatawan di penglipuran adalah keindahan arsitektur dan kelestariannya, dan wujud kehidupan tradisional.

3. Apa kelemahan dari desa adat Penglipuran?

Kelemahan dari desa adat Penglipuran di antaranya adalah uang dari turis yang terlalu banyak dapat mengganggu atmosfir keadaan pedesaan yang asli dan mengorbankan budaya untuk uang.

4. Apa saja bagian-bagian di dalam rumah adat Penglipuran?

Di dalam rumah adat Penglipuran terdapat beberapa bagian, seperti paon, Bale Daja, Bale Dangin, Bale Delod, dan Bale Gong.

5. Apakah di desa adat Penglipuran terdapat fasilitas umum?

Ya, di desa adat Penglipuran terdapat fasilitas umum seperti spanduk penetapan pos warga, tempat ibadah, dan kantor desa adat, dan juga ada tempat kerja dan belajar bagi anak-anak yang sedang berkembang.

6. Apakah tersedia akses transportasi umum ke desa adat Penglipuran?

Tidak ada transportasi umum yang langsung menuju ke desa adat Penglipuran, tetapi angkutan dan taxi bisa ditemukan di daerah sekitarnya.

7. Apakah ada peraturan tertentu saat berkunjung ke desa adat Penglipuran?

Ya, ada peraturan tertentu saat berkunjung ke desa adat Penglipuran, di antaranya tidak diperkenankan memotret sembarangan dan juga harus menghormati warisan budaya yang ada di sana.

8. Apa kegunaan taman bunga dan pepohonan di desa adat Penglipuran?

Taman bunga dan pepohonan di desa adat Penglipuran bisa dimanfaatkan untuk berjalan-jalan dan berpiknik keluarga, serta digunakan sebagai tempat menjalankan upacara keagamaan

Iklan