Asal Usul Kata Tara


Arti Kata Tara

Bagi kebanyakan orang Indonesia, kata “tara” bukanlah kata yang asing. Entah itu sering terdengar dalam kalimat-kalimat sehari-hari, atau pernah mendengar dalam sebuah lagu atau film, kata tersebut mengandung arti yang sangat luas. Jika dilihat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata tara memiliki beberapa arti seperti senang hati, banyak, keras, dan sedikit. Namun, bagi beberapa orang, kata tara tidak hanya memiliki makna yang sekadar umum dan mudah dimengerti.

Asal usul dari kata tara sendiri sebenarnya cukup jauh dari arti kata yang dimaksudkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya, kata tersebut berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu bahasa yang dipakai di India pada zaman dahulu. Dalam bahasa Sanskerta, Tara merupakan sosok dewi yang sangat terkenal dan mempunyai pengaruh yang cukup besar di dalam agama Buddha dan Hindu.

Dalam ajaran Buddha, Tara merupakan simbol dari keberanian, kasih sayang dan penolong bagi orang-orang yang memanggilnya. Sementara dalam agama Hindu, Tara sering digambarkan sebagai manifestasi dari Dewi Durga, yaitu dewi yang melindungi dunia dari kekuatan jahat.

Seiring berjalannya waktu, kata tara kemudian bergeser maknanya ke dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia, kata tersebut seringkali digunakan untuk memberikan pandangan yang positif terhadap suatu hal. Contohnya dalam kalimat, “Pekerjaan kita sudah selesai dengan baik. Tara, pada saat presentasi nanti kita pasti bisa membuat orang terkesan dengan pekerjaan kita”. Dalam hal ini, kata tara diartikan sebagai keyakinan atau rasa optimis yang tinggi terhadap sesuatu yang akan dilakukan.

Tidak hanya itu, kata tara juga seringkali digunakan dalam dunia seni dan kebudayaan Indonesia. Di dalam tarian tradisional Bali, misalnya, tara sering diartikan sebagai simbol keberanian atau kesatria. Hal ini bisa dilihat pada tarian Baris, di mana seorang penari akan mengenakan kostum tradisional yang dihiasi dengan gambar bela diri atau prajurit yang terkenal di Bali.

Selain itu, di dalam dunia sastra dan puisi Indonesia, kata tara sering dikaitkan dengan symbol cinta dan kerinduan. Benar saja, banyak puisi cinta yang mengandung kata tara, seperti contohnya di dalam puisi “Tara… Engkau Adalah Seuntai Harapanku” yang ditulis oleh Kuswarti. Di sini, kata tara diambil sebagai manifestasi atas rasa cinta yang besar seseorang terhadap pasangannya.

Dalam bahasa Indonesia, kata tara memang seringkali diartikan bermakna optimis, keyakinan, atau keberanian. Namun, sesuai dengan asal usulnya di dalam bahasa Sanskerta, kata tersebut mempunyai arti yang lebih dalam dan simbolis. Kita pun dapat melihat betapa kaya nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki Indonesia dengan mempelajari dari kata-kata yang sederhana namun begitu mendalam seperti kata tara.

Makna Kata Tara dalam Bahasa Jepang


Kata Tara

Kata Tara dalam bahasa Jepang sendiri memiliki arti berbeda dibandingkan dengan arti Kata Tara dalam bahasa Indonesia. Secara harfiah, Tara adalah sebuah nama dari seorang Dewi, yaitu Dewi Tara yang dikenal sebagai salah satu Dewi utama dalam agama Buddha di wilayah Asia Timur. Seiring berjalannya waktu, Dewi Tara pun akhirnya dianggap sebagai simbol kemenangan dan perlindungan, sehingga kata Tara dan segala maknanya pun dikenal secara luas oleh masyarakat Jepang.

Dalam Bahasa Jepang, Tara memiliki arti yang dapar diartikan sebagai Pintu. Dalam agama Buddha, pintu ini disebut dengan sebutan “Mon”. Pada umumnya, Kata Tara di gunakan untuk merujuk pada sesuatu yang bersifat simbolik, seperti sebuah Gerbang, Pintu ataupun Portal yang melambangkan sebuah kesempatan atau peluang. Penggunaan Kata Tara dalam konteks ini seringkali dihubungkan dengan Mazdaism atau keyakinan dalam agama Zoroastrian. Mazdaism sendiri merupakan agama lama yang dianut oleh masyarakat Persia kuno, dimana pemeluknya disebut sebagai Zoroaster.

Selain itu, Kata Tara dalam bahasa Jepang juga dapat diartikan sebagai “Penyelamat” atau “Penjaga”. Kata ini seringkali digunakan dalam sebuah peribahasa Jepang yang menyatakan bahwa “Tak ada yang dapat terhindar dari nasibnya sendiri, namun dewi Tara dapat menolong mereka yang memiliki tekad dan semangat yang kuat”. Peribahasa ini menunjukan bahwa sikap positif dan tekad yang kuat dapat membantu seseorang melalui masa-masa sulit dalam hidupnya.

Terkait dengan makna Kata Tara yang diartikan sebagai Penyelamat atau Penjaga, konsep ini sangat mirip dengan simbolisme Dewi Tara dalam agama Buddha. Dewi Tara melambangkan kekuatan perlindungan dan kebijaksanaan, yang selalu siap membantu mereka yang membutuhkannya. Konsep perlindungan dan kekuatan ini juga dihubungkan dengan warna dan cahaya yang dihasilkan oleh Dewi Tara. Cahaya kuning emas melambangkan Kebijaksanaan, Sinar merah melambangkan Kepemimpinan, dan ketenangan melambangkan Ketinggian budi. Semua unsur inilah yang membuat Dewi Tara menjadi simbol positif yang sangat penting dalam agama Buddha.

Secara keseluruhan, makna Kata Tara dalam bahasa Jepang sangat beragam dan terkadang membingungkan bagi banyak orang. Namun, sebagai sebuah kata yang memiliki sejarah yang panjang dalam agama Buddha, Tara juga merupakan symbol yang memiliki kekuatan spiritual yang sangat besar. Bagi mereka yang mengagumi kecantikan dan kebijaksanaan, konsep Tara dalam agama Buddha dapat memberikan inspirasi dan semangat dalam melalui hidup yang penuh dengan rintangan.

Penggunaan Kata Tara dalam Percakapan Sehari-hari


Tara Indonesia

Kata “tara” sempat menjadi populer di kalangan masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan kalimat seperti “jangan tara-tara”, “tara saja”, “main tara” sering terdengar dalam percakapan sehari-hari. Namun, apa sebenarnya arti dari “tara” dan bagaimana penggunaannya dalam percakapan sehari-hari?

Apa Arti dari Kata Tara?

Arti Tara

Kata “tara” sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “bintang”. Namun, dalam bahasa Indonesia, kata ini memiliki arti yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya.

Dalam penggunaan yang populer saat ini, “tara” dalam arti Bahasa Indonesia sering digunakan sebagai variasi kata “saja”. Kata ini menunjukkan bahwa seseorang tidak perlu memikirkan atau mengkhawatirkan suatu hal, atau merasa cukup dengan apa yang ada. Selain itu, “tara” juga bisa digunakan sebagai kata-kata yang menggambarkan suatu perasaan atau situasi dalam sebuah percakapan.

Cara Menggunakan Kata Tara

Cara Menggunakan Tara

Berikut beberapa contoh cara penggunaan kata “tara” dalam percakapan sehari-hari:

  1. Jangan tara-tara
  2. Kalimat ini sering digunakan sebagai peringatan untuk tidak bersikap acuh terhadap sesuatu atau seseorang. Artinya, kita harus serius dan tidak boleh cuek dalam merespons suatu situasi atau masalah yang sedang dihadapi.

  3. Tara saja
  4. Kata “tara” dalam kalimat ini digunakan untuk mengatakan bahwa seseorang merasa cukup dengan apa yang sudah dimilikinya atau sudah terjadi. Contohnya, ketika seseorang memilih makan nasi goreng karena merasa tidak ingin makan makanan yang lain, temannya bisa menanggapinya dengan “tara saja kok”.

  5. Main tara saja
  6. Kalimat ini sering digunakan sebagai undangan untuk bermain atau melakukan suatu kegiatan lainnya. Namun, perlu diingat bahwa “tara” pada kalimat ini mengandung arti “saja”, sehingga seringkali kegiatan yang dilakukan tidak direncanakan atau tidak terlalu formal.

  7. Enak tara banget yah
  8. Kata “tara” pada kalimat ini digunakan untuk menunjukkan perasaan senang atau sukacita yang diungkapkan oleh seseorang terhadap suatu hal atau situasi.

  9. Tara-taraan
  10. “tara-taraan” merupakan variasi dari kata “sebentar-sebentar”. Kata ini sering digunakan untuk menunjukkan bahwa seseorang akan kembali dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Kesimpulan

Kesimpulan Tara

Secara umum, “tara” sering digunakan sebagai salah satu variasi kata “saja” dalam konteks Bahasa Indonesia. Namun, karena konteks penggunaannya yang bervariasi, kata ini bisa digunakan dengan arti yang berbeda-beda dalam percakapan sehari-hari. Kunci dalam menggunakan kata “tara” adalah memahami konteks pembicaraan serta sikap dan perasaan yang ingin disampaikan. Sehingga, kita tidak salah dalam menggunakan kata “tara” dalam percakapan sehari-hari.

Contoh Penggunaan Kata Tara dalam Kalimat


Kata ‘Tara’ dalam Bahasa Indonesia, terutama daerah Jawa, bermakna ‘mudah’ atau ‘tidak sulit’. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan kata Tara dalam kalimat.

Contoh Kalimat:

1. Ayam Goreng itu enak, cara memasaknya taranya mudah.
(Telah diketahui cara memasak ayam goreng, sehingga proses memasaknya menjadi mudah.)

2. Saya baru belajar menyanyikan lagu itu, belum hapal liriknya secara menyeluruh namun ternyata taranya tidak sulit.
(Sudah ada kemajuan dalam belajar menyanyikan lagu itu, sehingga keberhasilan dalam menghapal liriknya terasa mudah.)

3. Untuk memasak nasi goreng, memerlukan banyak bahan dan peralatan dapur. Namun ketika dipraktekkan ternyata, taranya mudah.
(Menjelaskan tentang kekhawatiran di awal, bahwa memasak nasi goreng akan sulit, namun setelah mencobanya ternyata mudah.)

4. Siswi baru itu sudah khatam membaca kitab kuning, lama-lama membuat saya heran, taranya seakan-akan bukan lagi siswi baru.
(Penjelasan tentang kejadian yang tidak biasa, bahwa siswi baru sudah mahir membaca kitab kuning, sehingga kemahiran membaca siswi itu terlihat mudah.)

5. Saya membeli alat ini untuk memindahkan furnitur tapi ternyata taranya tidak sesuai dengan ekspektasi. Setelah selesai memindahkan, malah lebih sulit untuk menyelesaikan pekerjaannya.
(Menggambarkan kegagalan dalam menggunakan alat tersebut, karena ternyata tidak mudah digunakan seperti yang diharapkan.)

6. Bermain gitar memang terlihat sulit, namun saat kita membutuhkan waktu yang cukup dan fokus pada teknik-teknik dasar, ternyata taranya cukup mudah.
(Sadar bahwa kemampuan bermain gitar terlihat sulit di awal, namun ketika fokus pada teknik-teknik dasar, ternyata taranya terlihat mudah.)

Kesimpulannya, penggunaan kata ‘Tara’ pada suatu kalimat dapat memperjelas bahwa proses atau sesuatu yang dihadapi ternyata tidak sesulit yang diperkirakan. Dalam penggunaan sehari-hari, kata ini dianggap sebagai kata penghibur untuk memotivasi atau membangkitkan semangat untuk menghadapi atau menyelesaikan hal yang seringkali dianggap sulit.

Perbedaan Antara Tara dan Kata Seru Lainnya dalam Bahasa Jepang


kata tara indonesia

Kata tara adalah salah satu kata seru dalam bahasa Jepang yang saat ini semakin populer di Indonesia. Namun, meskipun sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, masih banyak orang yang belum begitu memahami maknanya secara tepat.

Tara sendiri memiliki arti mirip dengan kata “okelah”, “oke”, atau “baiklah” dalam bahasa Indonesia. Namun, untuk membedakan tara dengan kata seru lainnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Tara Bukanlah Kata Seru untuk Menyetujui

Suka Japan

Terlepas dari makna “okelah” atau “baiklah”, kata tara sebenarnya bukanlah kata seru untuk menyatakan persetujuan terhadap suatu pernyataan atau usulan. Tara lebih sering digunakan sebagai respon untuk mengakhiri percakapan atau memberi penegasan bahwa segala sesuatu telah selesai atau sudah diputuskan.

Sebagai contoh, ketika seseorang mengatakan “Ayo kita makan”, maka tara akan digunakan sebagai respon untuk mengakhiri percakapan tersebut, bukan sebagai bentuk persetujuan.

2. Tara Dipakai untuk Mengakhiri Pembicaraan

End Japan

Kata tara juga lebih sering digunakan sebagai respon untuk membubarkan pertemuan atau mengakhiri sebuah percakapan. Misalnya, ketika dalam rapat sudah ditentukan semua keputusan yang diperlukan, maka tara bisa dipakai untuk menyampaikan bahwa segala sesuatunya sudah selesai dan tidak ada lagi yang perlu dibahas.

3. Tara Dipakai untuk Memberi Penegasan

penegasan japanese

Selain sebagai pengakhiri percakapan atau suatu pertemuan, kata tara juga sering dipakai untuk memberi penegasan. Misalnya dalam ungkapan “Mengantuk banget deh, tara pulang yuk,” maka kata tara di sini memiliki makna sebagai suatu penegasan dalam memutuskan untuk pulang.

4. Tara Bisa Digunakan Sebagai Bentuk Kesian

kesian japan

Kata tara juga bisa digunakan sebagai bentuk ungkapan yang menunjukkan simpati atau kasihan. Misalnya ketika seorang teman yang sedang sakit, maka kata tara bisa digunakan sebagai ungkapan belasungkawa dan simpati.

5. Tara Tidak Dipakai Sebagai Bentuk Ejekan

hinaan japan

Perlu diketahui juga bahwa kata tara tidak dipakai sebagai bentuk ejekan atau penghinaan terhadap orang lain. Jadi, pada saat bertemu atau berbicara dengan orang Jepang, sebaiknya hindari menggunakan kata seru yang berkaitan dengan ejekan atau penghinaan, karena hal tersebut bisa menyinggung perasaan orang lain dan dianggap tidak sopan.

Nah, itulah beberapa perbedaan antara kata tara dengan kata seru lainnya dalam bahasa Jepang. Selain itu, sebaiknya perhatikan juga intonasi dan situasi dimana kata tara digunakan sehingga tidak salah dalam memakainya. Jangan sampai menggunakan kata tara dalam situasi yang tidak tepat ya! (D.B.)

Iklan