Cara Mendeskripsikan Suhu dalam Bahasa Jepang


Cara Mendeskripsikan Suhu dalam Bahasa Jepang

Suku kata pertama yang harus diingat ketika ingin membicarakan tentang suhu dalam bahasa Jepang adalah “do” atau “度” (baca: do). Hal ini dikarenakan, kata tersebut merupakan satuan untuk mengukur suhu di Jepang.

Penyebutan suhu dalam bahasa Jepang dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu:

  • Pertama: Dengan menambahkan kata “do” di belakang angka yang mewakili suhu
  • Contohnya: 20度 (jika ingin mengatakan “20 derajat Celsius”)
  • Kedua: Dengan menggunakan istilah khusus untuk menyatakan suhu tertentu.

Berikut adalah beberapa istilah tersebut:

  • Atsui: あつい (artinya “panas”)
  • Samui: さむい (artinya “dingin”)
  • Mushiatsui: むしあつい (artinya “lembab dan panas”)
  • Mushisamui: むしさむい (artinya “lembab dan dingin”)
  • Ooi: おおい (artinya “terlalu panas”)
  • Sugoi atsui: すごいあつい (artinya “sangat panas”)
  • Tsumetai: つめたい (artinya “sangat dingin”)
  • Samukunai: さむくない (artinya “tidak terlalu dingin”)

Selain istilah-istilah di atas, masih banyak lagi kata-kata lain yang bisa digunakan untuk menggambarkan suhu dalam bahasa Jepang. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Reikyori: れいきょり (artinya “suhu rendah”)
  • Ondanka: おんだんか (artinya “suhu tinggi”)
  • Hyomon: ひょうもん (artinya “minus”)
  • Nengo: ねんご (artinya “celcius”)
  • Hachi-do: はちど (artinya “delapan derajat celcius”)

Hal yang perlu diingat adalah, penggunaan suhu dalam bahasa Jepang bisa berbeda dengan bahasa Indonesia atau bahasa lainnya. Misalnya, suhu yang terlalu rendah di Indonesia mungkin hanya sekitar 20 atau 21 derajat Celsius, namun di Jepang, suhu tersebut sudah dianggap dingin.

Dalam kata lain, bahasa Jepang memiliki kultur dan standar yang berbeda untuk memandang suhu, sehingga sangat penting untuk memahami dan meresponsnya secara benar dan tepat ketika berada di Jepang.

Menggunakan Suhu dalam Keseharian Bahasa Jepang


Suhu di Jepang

Bicara tentang suhu, kebanyakan orang akan langsung teringat cuaca. Namun, di Jepang, suhu tidak hanya berkaitan dengan cuaca, tetapi juga terkait dengan tradisi, budaya, dan keseharian. Ketahui contoh penggunaan suhu dalam kehidupan sehari-hari orang Jepang.

Di Jepang, suhu sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Misalnya, saat ingin menanyakan temperatur di luar ruangan, orang akan mengatakan ‘Kyō wa nanka atsui ne?’ yang artinya ‘Hari ini cukup panas kan?’. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa ‘panas’ di sini merujuk pada suhu yang cukup tinggi.

Terdapat beberapa suhu tertentu yang penting dalam tradisi Jepang, seperti suhu air untuk membuat teh, atau yang disebut ‘ocha-yu’. Pada suhu sekitar 80 derajat Celcius, air akan diseduhkan ke dalam teh. Sedangkan untuk teh yang lebih berkualitas, suhu airnya berkisar antara 60-70 derajat Celcius.

Selain itu, suhu juga terkait dengan istilah ‘onsen’, atau pemandian air panas Jepang yang sudah ada sejak zaman dulu. Ketika memasuki pemandian air panas, orang Jepang akan mengucapkan ‘Atsuu ne’ atau ‘Hangat ya’, mengacu pada suhu air yang cukup tinggi. Di beberapa daerah, terdapat pemandian air panas dengan suhu yang sangat tinggi, bahkan sampai mencapai 43 derajat Celcius, dengan tujuan untuk membantu penyembuhan beberapa kondisi kesehatan.

Di samping itu, suhu juga sering digunakan dalam dunia kuliner Jepang. Misalnya, suhu yang tepat untuk menggoreng makanan akan mempengaruhi hasil akhir yang diinginkan. Ada juga beberapa hidangan yang disajikan dalam suhu yang rendah atau dingin, seperti sashimi atau sup miso.

Tak hanya itu, suhu juga memiliki peran penting dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan orang Jepang. Beberapa konsep seperti ‘karōshi’ atau ‘kematian akibat lelah kerja’, dan ‘kōreisha’ atau ‘usia lanjut’, memperlihatkan pentingnya untuk menjaga suhu tubuh yang optimal, terutama saat bekerja atau tidur.

Secara keseluruhan, suhu memang memiliki peran yang sangat penting dan membawa banyak pengaruh dalam kehidupan sehari-hari orang Jepang. Selain berkaitan dengan cuaca, suhu juga berhubungan dengan tradisi, budaya, dan keseharian. Maka, tak heran jika orang Jepang sangat memperhatikan suhu dengan seksama.

Kosakata yang Berhubungan dengan Suhu dalam Bahasa Jepang


Kosakata yang Berhubungan dengan Suhu dalam Bahasa Jepang

Sama seperti dalam bahasa Indonesia, dalam bahasa Jepang ada banyak kosakata yang berkaitan dengan suhu. Kosakata tersebut sering digunakan ketika berbicara mengenai cuaca, rumah, makanan, minuman, dan lain-lain. Berikut ini adalah beberapa kosakata yang berkaitan dengan suhu dalam bahasa Jepang.

1. Atsui (暑い) dan Samui (寒い)

Atsui dan Samui

Atsui berarti panas dan samui berarti dingin. Kedua kata ini sering digunakan untuk menggambarkan suhu udara yang dirasakan manusia. Di Jepang, penggunaan AC sangat populer karena suhu di musim panas sangat tinggi dan suhu di musim dingin sangat rendah. Oleh karena itu, atsui dan samui menjadi kosakata yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.

2. Netsu (熱) dan Hie (冷え)

Netsu dan Hie

Netsu berarti panas dan hie berarti dingin, tetapi keduanya digunakan untuk menggambarkan suhu makanan atau minuman. Misalnya, jika teh panas disajikan, orang Jepang akan mengatakan “ocha ga atsui” (お茶が熱い), yang artinya “tehnya panas”. Sebaliknya, jika es teh disajikan, mereka akan mengatakan “ocha ga samui” (お茶が冷えた), yang artinya “tehnya dingin”. Netsu dan hie juga sering digunakan di kedai makanan untuk meminta makanan atau minuman dengan suhu tertentu.

3. Atatakai (温かい) dan Tsumetai (冷たい)

Atatakai dan Tsumetai

Atatakai berarti hangat dan tsumetai berarti dingin. Kedua kata ini digunakan untuk menggambarkan suhu benda yang terasa dalam genggaman tangan. Atatakai sering digunakan untuk menggambarkan suhu teh atau soba (mie Jepang) yang baru dimasak, sedangkan tsumetai untuk menggambarkan suhu minuman dingin seperti air atau es.

Sama seperti dalam bahasa Indonesia, dalam bahasa Jepang juga terdapat banyak kosakata yang berhubungan dengan suhu. Kosakata tersebut sangat penting untuk digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama ketika berbicara mengenai cuaca, makanan, minuman, dan lain-lain.

Menyatakan Suhu di Berbagai Tempat dalam Bahasa Jepang


Suhu di beberapa tempat dalam bahasa jepang

Suhu adalah ukuran dari tingkat kepanasan suatu benda atau ruangan. Di Jepang, suhu dinyatakan dalam satuan Celsius (℃) seperti di Indonesia. Berikut adalah beberapa contoh kalimat untuk menyatakan suhu dalam bahasa Jepang di beberapa tempat.

1. Suhu di Luar Ruangan

Suhu di luar ruangan dalam bahasa jepang

Untuk menyatakan suhu di luar ruangan, kalimat yang umum digunakan adalah 「外気温は何度ですか?」(Gakion wa nan-do desu ka?) yang artinya “Berapa suhu di luar?”. Jawabannya bisa berupa “Tenkiyohou de yomenai kara shirimasen.” yang artinya “Saya tidak tahu karena saya tidak melihat ramalan cuaca”. Jika tahu suhu di luar, maka akan dijawab dengan angka yang dinyatakan dengan satuan Celsius seperti “十度” (jūdo) yang berarti 10 derajat.

2. Suhu di Dalam Ruangan

Suhu di dalam ruangan dalam bahasa jepang

Berbeda dengan di luar ruangan, untuk menyatakan suhu di dalam ruangan, kalimat yang digunakan adalah 「室温は何度ですか?」(Mokuton wa nando desu ka?) yang artinya “Berapa suhu di dalam ruangan?”. Jawabannya bisa berupa “エアコンで調整しています” (Eakon de chōsei shiteimasu.) yang artinya “Saya sedang mengatur dengan pengaturan suhu AC”. Namun jika tidak sedang menggunakan AC, maka jawabannya akan diartikan dengan angka yang dinyatakan dengan satuan Celsius seperti “二十度” (nijūdo) yang berarti 20 derajat.

3. Suhu di Kantor

Suhu di kantor dalam bahasa jepang

Sama seperti di dalam ruangan, untuk menyatakan suhu di kantor, kalimat yang umum digunakan adalah 「室内の温度はどうですか?」(Shitsunai no ondo wa dō desu ka?) yang artinya “Bagaimana suhu di dalam ruangan?”. Jawabannya juga dapat berupa “エアコンで調整しています” (Eakon de chōsei shiteimasu.) atau dijawab dengan angka-angka suhu dalam satuan Celsius seperti “二十度” (nijūdo) yang berarti 20 derajat.

4. Suhu di Toko

Suhu di toko dalam bahasa jepang

Saat musim panas tiba, suhu di toko-toko bisa menjadi sangat murah hati. Bagaimana cara menanyakan suhu di toko dengan baik dan sopan? Kalimat yang umum digunakan untuk menyatakan suhu di toko adalah「このお店は冷房が効いていますか?」(Kono omise wa reibō ga kiiteimasu ka?) yang artinya “Apakah AC nya menyala di tokonya ini?” Setelah menanyakan hal tersebut, anda bisa menanyakan suhu yang berada di dalam ruangan toko dengan kalimat 「室内は何度ですか?」(Shitsunai wa nan-do desu ka?) yang artinya “Berapa suhu di dalam ruangan toko?”. Jawabannya juga akan diketahui dengan angka yang dinyatakan dengan satuan Celsius seperti “二十度” (nijūdo) yang berarti 20 derajat.

Perbedaan Penggunaan Suhu dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia


Perbedaan Suhu dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia

Suhu merupakan salah satu ukuran yang digunakan untuk menunjukkan panas atau dingin. Di dalam Bahasa Jepang, suhu dapat diucapkan dengan beragam cara, tergantung dari penggunaan kata tersebut. Beberapa contoh penggunaan kata suhu dalam bahasa Jepang adalah atsui (panas), samui (dingin), dan netsu (demam). Sedangkan di dalam bahasa Indonesia, penggunaan kata suhu lebih terbatas dan umumnya hanya dimaksudkan untuk menunjukkan panas atau dingin.

Penggunaan suhu dalam Bahasa Jepang dapat menjadi lebih kompleks karena terdapat beberapa istilah lain yang berkaitan dengan suhu seperti ondo (temperatur) dan kion (suhu udara). Sementara itu, di dalam Bahasa Indonesia, penggunaan istilah suhu umumnya bersifat bidang ilmiah, seperti pengukuran suhu tubuh manusia dan masalah seputar pemanasan global.

Perbedaan penggunaan suhu antara Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia tercermin dalam percakapan sehari-hari. Di Jepang, ketika seseorang mengalami flu atau demam, mereka akan mengatakan “Taiden ga takai desu” yang artinya “Suhu tubuh saya tinggi”. Berbeda dengan Bahasa Indonesia yang penggunaannya lebih umum seperti ketika seseorang mengatakan “Suhu hari ini sangat panas”. Walaupun keduanya menunjukkan suhu, namun cara penggunaannya berbeda.

Di Jepang, perbedaan suhu yang disebutkan oleh cuaca juga turut dianggap penting, sehingga didirikan stasiun yang khusus memantau perkembangan suhu udara. Bahkan, di tahun 2010, pemerintah Jepang telah memperkenalkan sistem peringatan suhu yang mengategorikan suhu udara mulai dari level 1 hingga 5, tergantung dari tingkat keparahan suhu tersebut. Sementara di Indonesia, hingga saat ini belum ada pengaturan klasifikasi sistem peringatan suhu.

Selain itu, perbedaan penggunaan suhu terlihat juga di ekspresi-ekspresi dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia. Ketika di Jepang, jika seseorang merasa dingin, mereka akan mengatakan “Samui desu”, sementara jika di Indonesia, biasanya orang akan mengeluhkan “Dingin sekali”. Begitu pula jika merasakan panas, di Jepang dapat diucapkan “Atsui desu”, sedangkan di Indonesia dapat menggunakan “Panas sekali” atau “Mendukung”. Perbedaan ini tergantung dari kebiasaan dalam budaya yang berbeda.

Dalam hal penggunaan bahasa, penggunaan suhu memang terdengar sepele. Namun, sering kali kebiasaan yang terbentuk dalam bahasa menunjukkan adanya perbedaan pola pikir dan budaya. Meskipun penggunaan suhu dalam Bahasa Jepang dan Indonesia sama-sama bertujuan untuk menjelaskan keadaan suhu, namun terdapat perbedaan dalam cara penggunaannya.

Iklan