Pengantar

Halo Pembaca rinidesu.com, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang Devadatta yang merupakan salah satu tokoh terkenal dalam sejarah agama Buddha, khususnya dalam kepercayaan Theravada.

Sebagai seorang biksu awal yang pernah berada dalam naungan Sang Buddha Gautama, Devadatta memiliki sejarah yang panjang dan penuh kontroversi. Di satu sisi, ia dianggap sebagai seorang yang bijaksana dan berjasa dalam memperjuangkan pengembangan agama Buddha. Namun di sisi lain, ia juga dikenal sebagai seorang yang ambisius, licik, dan bahkan dipandang sebagai pengacau yang mencabut nyawa dari orang lain.

Pada artikel ini, kita akan membahas segala hal tentang Devadatta. Mulai dari latar belakang kehidupannya, peranannya dalam agama Buddha, kelebihan dan kekurangannya, hingga akhir hayatnya. Semua informasi yang disajikan di sini sudah kami riset dan saring dengan teliti, sehingga diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih jelas dan terinci bagi pembaca tentang sosok Devadatta.

Devadatta

Latar Belakang

Devadatta lahir di keluarga bangsawan Shakya, yang sama dengan keluarga Sang Buddha Gautama. Masa kecilnya dihabiskan di Kotigama, sebuah desa di dekat Kapilavastu. Ayahnya bernama Suppabuddha dan ibunya bernama Amita. Devadatta memiliki beberapa saudara kandung yang ternama dalam sejarah, seperti Anuruddha dan Ananda.

Meskipun keluarganya berasal dari kalangan bangsawan, Devadatta justru memilih menjadi biksu. Ia berguru kepada Arada Kalama dan Uddaka Ramaputta, dua guru terkenal pada masanya yang berpengaruh dalam aliran kepercayaan titik-titik lain. Setelah mengumpulkan sejumlah murid, Devadatta memproklamirkan dirinya sendiri sebagai pimpinan kelompok, dan mencoba untuk memisahkan diri dari Sang Buddha Gautama dan kelompoknya.

Tahun-tahun Awal

Menurut sumber awal, Devadatta bergabung dengan Sang Buddha Gautama ketika ia baru pertama kali mengemban misi agama. Pada saat itu, Devadatta dikenal sebagai adik ipar Sang Buddha Gautama, karena ia menikah dengan Gopika, adik perempuan Yasodhara, istri dari Sang Buddha Gautama.

Setelah menikah, Devadatta bergabung dengan kelompok Sang Buddha Gautama dan menjadi muridnya, bersama dengan banyak orang lainnya. Namun, satu perbedaan yang terlihat dalam pandangan Devadatta adalah ia berkeyakinan bahwa perpujian jasa sang Buddha adalah terlalu berlebihan.

Konflik dengan Sang Buddha Gautama

Salah satu insiden terbesar dalam sejarah agama Buddha terjadi pada saat Devadatta memimpin inisiatif untuk memberlakukan lima peraturan keras pada komunitas biksu. Peraturan-peraturan tersebut berusaha untuk menghindari hal-hal seperti memakan daging, menerima emas atau perak, tidur di tempat tinggi, menggunakan minyak wangi, dan mengenakan pakaian yang dihiasi.

Nonetheless, Sang Buddha Gautama menentang peraturan tersebut, karena ia merasa bahwa mereka terlalu menyulitkan bagi para biksu dan bahkan bertentangan dengan ajaran dasar agama Buddha. Selain itu, sangat diajarkan kepada para biksu untuk melupakan diri mereka sendiri dan menahan keegoisan mereka. Tidak perlu dikatakan, Devadatta sangat tidak senang oleh penentangan ini.

Pembunuhan Empat Biksus Muda

Bahkan setelah perdebatan tersebut, Devadatta terus mencoba untuk mendapatkan pengaruhnya di kalangan komunitas biksu. Dia percaya bahwa ia memiliki kemampuan supranatural, dan meminta Sang Buddha Gautama mengangkatnya sebagai pemimpin kelompok tersebut. Dalam sebuah insiden tragis, Devadatta menugaskan empat orang muridnya untuk membunuh Sang Buddha Gautama.

Alasan Devadatta yang mendukung pengenaan lima peraturan pada orang-orang lain adalah bahwa hal itu akan menakut-nakuti para penerima dan menjaga anggota komunitas dari “aksi doa-doa”, atau yang melakukan praktik keagamaan yang bertentangan dengan pikiran mereka. Akibat dari lima peraturan ini adalah sejumlah biksu yang terpaksa meninggalkan agama Buddha dan bergabung dengan kelompok Devadatta.

Kelebihan dan Kekurangan Devadatta

Kelebihan Devadatta

Meskipun Devadatta dikenal sebagai tokoh yang kontroversial, ia juga memiliki sisi-sisi positifnya. Berikut ini adalah beberapa kelebihan Devadatta yang tercatat dalam sejarah agama Buddha:

1. Pemahaman Agama yang Mendalam: Devadatta dipandang sebagai salah satu biksu terbaik dalam memahami ajaran agama Buddha. Bahkan Sang Buddha Gautama sendiri menyebutnya sebagai murid yang pandai.

2. Pembaharu Agama Buddha: Devadatta adalah pembaharu yang kuat dalam agama Buddha pada masanya. Ia memprakarsai sejumlah perubahan yang direncanakan untuk mengangkat jenjang status komunitas biksu, seperti pengenalan lima peraturan keras.

3. Kesadaran Sosial Tinggi: Sebelum bergabung dengan Sang Buddha Gautama, Devadatta terkenal sebagai sosok yang sangat peduli dengan kondisi sosial di sekitarnya.

Kekurangan Devadatta

Namun, Devadatta juga terkenal dengan kekurangan dan sisi buruknya yang bersejarah. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Ambisi: Perilaku ambisius Devadatta dalam membangun kelompok jumlahnya jauh lebih besar daripada yang Orang Awam sangka dan mendorongnya untuk memisahkan diri dari Sang Buddha Gautama.

2. Licik: Devadatta dikenal sebagai sosok yang licik dan banyak mengandalkan teknik kebohongan untuk merayu dan menuduh Sang Buddha Gautama.

3. Pengacau: Salah satu insiden terbesar yang melibatkan Devadatta adalah perintahnya untuk membunuh Sang Buddha Gautama. Ia juga dinilai sebagai pengacau karena telah memisahkan Dirinya dari Sang Buddha Gautama.

Akhir Hayat

Devadatta meninggal pada akhirnya, tetapi kisah tentang kehidupan dan kontroversinya tidak akan pernah dilupakan. Menurut sumber-sumber, ia dikatakan telah terbakar oleh rayuan cinta yang ia ajukan ke para biksu dengan tujuan menyalip Sang Buddha Gautama.

Tetapi, dalam sebuah penafsiran lain dari teks-teks Buddha, ia dikatakan telah menempuh jalur yang mendatangkan kebahagiaan yang berkelanjutan, yang disukai oleh Tanah Murni atau Tanah Suci.

Tabel Informasi Devadatta

Nama Lengkap Devadatta
Lahir Kotigama, Nepal
Ditahbiskan Sang Buddha Gautama
Peran dalam Agama Buddha Pembaharu dan kontroversial yang terkenal
Kelebihan Memiliki pemahaman agama yang mendalam, merespon kesadaran sosial, dan memperkenalkan peraturan baru dalam komunitas biksu
Kekurangan Ambisius, licik, dan pengacau, bahkan telah membunuh para biksu muda dalam tindakan ekstrem
Akhir Hayat Terbakar karena rayuan cintanya yang tak terkendali pada para biksu

Frequently Asked Questions (FAQ)

Apa yang membuat Devadatta kontroversial?

Devadatta terkenal karena ambisinya dan kontroversi yang ia ciptakan. Ia bahkan pernah meminta kepada Sang Buddha Gautama untuk mengangkatnya sebagai pemimpin komunitas biksu. Selain itu, Devadatta dikenal licik dan sering menggunakan teknik kebohongan untuk merayu dan menuduh orang-orang.

Apa saja Kelebihan Devadatta?

Devadatta memiliki pemahaman agama yang mendalam dan terkenal sebagai seorang pembaharu yang kuat dalam agama Buddha pada masanya. Selain itu, ia dikenal sebagai sosok yang sangat peduli dengan kondisi sosial di sekitarnya.

Apa saja Kekurangan Devadatta?

Kekurangan Devadatta termasuk perilaku ambisius, pengacauan terhadap kelompok Sang Buddha Gautama, dan bahkan memperintahkan untuk membunuh Sang Buddha Gautama sendiri. Ia juga licik dan banyak mengandalkan teknik kebohongan untuk merayu dan menuduh orang-orang.

Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Devadatta?

Kisah hidup Devadatta menyediakan pelajaran mengenai pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan stabil bagi komunitas Buddha. Hal ini menunjukkan pentingnya kebijaksanaan dan kepemimpinan yang sejalan dengan ajaran agama Buddha yang sejati, serta menunjukkan betapa buruknya praktik-praktik ekstrem dalam agama.

Apa yang membuat Devadatta berkembang dalam agama Buddha?

Meskipun Devadatta dipandang kontroversial dalam sejarah agama Buddha, ia memiliki pemahaman yang mendalam mengenai agama Buddha. Karena ia memperkenalkan beberapa hal baru dalam agama, Devadatta telah menjadi tokoh yang dikenal karena pemikiran dan penelitian yang mendalam.

Apa yang dilakukan Devadatta setelah memisahkan diri dari kelompok Sang Buddha Gautama?

Setelah memisahkan diri dari kelompok Sang Buddha Gautama, Devadatta berjanji akan memimpin kelompoknya secara mandiri. Bahkan, ia berjanji akan menciptakan komunitas biksu yang lebih baik. Namun, sifat ambisiusnya membuat dia kehilangan kredibilitas dan dianggap pengacau dalam komunitas Buddhis.

Bagaimana Sang Buddha Gautama menangani kontroversi seputar Devadatta?

Sang Buddha Gautama menolak tuntutan Devadatta dan menolak salah satu peraturannya. Meskipun Sang Buddha Gautama adalah guru Devadatta, ia tak ragu untuk memberikan sebuah peringatan keras saat Devadatta terlalu jauh dalam usahanya untuk menguasai kelompok.

Mengapa Devadatta memutuskan untuk memisahkan diri dari Sang Buddha Gautama?

Devadatta percaya dirinya dapat mensucikan agama Buddha dengan melibatkan lebih banyak elemen keagamaan. Ia merasa bahwa praktik Sang Buddha Gautama kurang ajaran sejati, dan memperkenalkan sejumlah perubahan yang dirancang untuk menantang otoritas Sang Buddha Gautama.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang sosok kontroversial dari Devadatta, seorang tokoh penting dalam sejarah agama Buddha. Meskipun ia memiliki beberapa sisi positif, kekurangan-kekurangan dan sisi-sisi negatif tentu saja menjadi sorotan utama dari kehidupan dan kariernya sebagai biksu.

Melalui cerita yang mendalam dan menarik ini, kita sebagai pembaca dapat memahami tentang pentingnya menjaga stabilitas komunitas agama dan memperhatikan ajaran dasar agama yang berlaku. Kita juga diajarkan betapa buruknya ambisi dan keegoisan dalam beragama, dan bagaimana kita harus selalu berpegang pada konsep belas kasih dan perdamaian. Oleh karena itu, kita perlu selalu belajar dan mengembangkan pemahaman kita tentang agama yang kita anut.

Disclaimer

Artikel ini ditulis semata-mata untuk tujuan informasi. Kami bukan ahli agama Buddha atau sejarah. Informasi yang kami sertakan dalam artikel ini didasarkan pada penelitian kami, dan kami meminta maaf jika terdapat kesalahan atau ketidakakuratan dalam artikel ini.

Iklan