Apa itu kata kerja pasif?


Kata Kerja Pasif Indonesia

Kata kerja pasif adalah jenis kata kerja dalam bahasa Indonesia yang menyatakan objek sebagai subjek dalam kalimat. Dalam kalimat pasif, objek mendapat tindakan dari pelaku tanpa menunjukkan siapa yang melakukan tindakan tersebut. Singkatnya, kalimat pasif mengalihkan fokus dari pelaku tindakan ke objek yang menerimanya. Contohnya adalah kalimat “Buah-buahan dijual di pasar” yang diubah menjadi “Di pasar, buah-buahan dijual”

Kalimat pasif biasanya digunakan untuk menghindari menyebutkan siapa yang melakukan tindakan atau untuk menekankan objek yang menerima tindakan. Biasanya, kalimat pasif diawali dengan kata kerja bantu “di” atau “ter”. Misalnya, “Mereka dianggap sebagai pahlawan” atau “Mobil terjual dengan cepat”.

Untuk membuat kalimat pasif, ada tiga unsur utama yang harus diperhatikan. Pertama, objek harus dijadikan subjek. Kedua, kata kerja aktif diubah menjadi pasif dengan menambahkan kata bantu “di” atau “ter” di depannya. Ketiga, pelaku tindakan boleh dibiarkan atau diberikan sebagai kata tambahan di belakang kalimat.

Contoh-contoh kalimat pasif:

  • Buku-buku itu dipinjamkan oleh perpustakaan. –> Buku-buku itu dipinjam oleh perpustakaan.
  • Barang-barang itu dibawa oleh kurir. –> Barang-barang itu diantar oleh kurir.
  • Gedung itu dibangun oleh kontraktor. –> Gedung itu dibuat oleh kontraktor.
  • Robekan itu diperbaiki oleh tukang jahit. –> Robekan itu diperbaiki tukang jahit.

Perlu diingat bahwa tidak semua kalimat dapat dijadikan pasif. Kalimat yang tidak memiliki objek atau kalimat yang memiliki objek tidak jelas tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif. Selain itu, penggunaan kalimat pasif yang terlalu sering juga dapat membuat kalimat menjadi ambigu dan kurang jelas.

Struktur Kalimat Kata Kerja Pasif


kalimat kata kerja pasif indonesia

Kalimat pasif adalah kalimat yang pelakunya menjadi objek pada kalimat yang dibangun. Kalimat pasif dapat diidentifikasi melalui kata kerja pasif (verb to be) seperti was, were, is, am, are, dan been. Dalam kalimat aktif, subjek melakukan tindakan pada objeknya. Sedangkan dalam kalimat pasif, objek menerima tindakan yang dilakukan oleh subjek. Dalam bahasa Indonesia, kalimat pasif dapat diidentifikasi melalui ciri-ciri seperti adanya kata ‘oleh’ dan kata kerja bentuk ketiga atau verb 3.

Contoh Kalimat Pasif:

  • Rumah kami sudah dibersihkan oleh tukang kebun. (dibersihkan adalah kata kerja bentuk ketiga atau verb 3)
  • Ikan goreng ini dibuat oleh ibuku. (dibuat adalah kata kerja bentuk ketiga atau verb 3)

Berikut adalah struktur kalimat pasif dalam bahasa Indonesia:

  • Subjek + to be + kata kerja bentuk ketiga + oleh + pelaku
  • Eksistensial + subjek + kata kerja pasif + pelaku + kata keterangan

Contoh Kalimat Pasif dengan Pola 1:

  • Tanaman tomat dikebun kami sedang disiram oleh tukang kebun. (Subjek: Tanaman tomat, Tindakan: Disiram, Pelaku: Tukang kebun)
  • Masalah ini telah diatasi oleh tim yang terlatih. (Subjek: Masalah, Tindakan: Diatasi, Pelaku: Tim yang terlatih)

Contoh Kalimat Pasif dengan Pola 2:

  • Ada banyak solusi yang ditemukan oleh para ahli untuk mengatasi masalah ini. (Eksistensial: Ada, Subjek: Solusi, Tindakan: Ditemukan, Pelaku: Para ahli, Keterangan: Untuk mengatasi masalah ini)
  • Buku ini sudah lama ditunggu-tunggu oleh para pembaca setia. (Eksistensial: -, Subjek: Buku, Tindakan: Ditunggu-tunggu, Pelaku: Para pembaca setia, Keterangan: -)

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kalimat pasif adalah pemilihan kata kerja bentuk ketiga atau verb 3 yang sesuai dengan objek. Selain itu, pemilihan kata keterangan seperti ‘oleh’ atau ‘dari’ juga perlu diperhatikan agar kalimat memiliki makna yang jelas dan tepat.

Kalimat pasif sering digunakan dalam karya tulis ilmiah atau artikel-artikel yang bersifat formal. Namun, kalimat pasif tidak selalu lebih baik daripada kalimat aktif. Terkadang, penggunaan kalimat aktif dapat lebih efektif dalam menyampaikan pesan secara langsung dan jelas.

Kelebihan dan kekurangan menggunakan kata kerja pasif


Kata Kerja Pasif

Kata kerja pasif adalah salah satu bentuk kata kerja dalam bahasa Indonesia. Maksud dari kata kerja pasif adalah suatu kalimat atau tindakan yang menerima atau bagian dari tindakan yang dilakukan oleh kata kerja aktif. Contoh kalimat pasif adalah seperti “mobil itu dibeli oleh ayahanda saya”. Dalam kalimat tersebut, ayahanda saya adalah pelaku dalam tindakan membeli mobil, tetapi kalimatnya menekankan pada mobil itu sendiri sebagai objek yang diperoleh. Selain itu, jumlah kata kerja pasif juga dapat ditemukan dalam kalimat-kalimat yang berkaitan dengan kegiatan saat sulit untuk memastikan siapa yang melakukan tindakan tersebut.

Kelebihan menggunakan kata kerja pasif adalah ketika penulis ingin menyoroti objek atau hasil dari suatu tindakan sebagai fokus dari kalimat tersebut. Misalnya, dalam kalimat “buku ini ditulis oleh penulis terkenal”, penulis ingin menonjolkan siapa yang menulis buku tersebut, sehingga fokus kalimat jatuh pada penulis dan bukan pada buku itu sendiri.

Ketika menggunakan kata kerja aktif, penekanan pada pelaku tindakan menjadi lebih kuat. Namun, ketika penulis ingin menunjukkan bahwa objek atau hasil dari suatu tindakan lebih penting daripada pelakunya, maka menggunakan kata kerja pasif bisa menjadi pilihan yang tepat. Contohnya, dalam kalimat “pemandangan indah di tepi pantai itu selalu dikagumi oleh pelancong”, yang ditekankan adalah keindahan pemandangan tersebut dan bukan orang yang sedang melihatnya.

Selain kelebihan, penggunaan kata kerja pasif juga memiliki kekurangan. Salah satu kekurangannya adalah membuat kalimat menjadi lebih sulit dipahami. Hal ini terjadi karena pembentukan kalimat pasif membutuhkan perhatian lebih pada struktur kalimat, terutama ketika terdapat lebih dari dua kata kerja di dalamnya. Jarak antara subjek dan kata kerja dalam kalimat pasif juga sering kali lebih jauh dibandingkan dengan kalimat aktif, sehingga membuat kalimat lebih sulit diikuti.

Selain itu, penggunaan kata kerja pasif juga dapat membuat kalimat terkesan kurang bertenaga karena tidak ada pelaku yang secara langsung bertindak dalam kalimat tersebut. Alhasil, kalimat tersebut cenderung terkesan kurang hidup dan cenderung statis. Misalnya, dalam kalimat “menonton televisi di kamar akan membuat kalian dimarahi oleh orang tua”, maka kalimat ini lebih hidup dan kuat karena penggunaan kata kerja aktif membuat orang tua yang marah menjadi pelaku tindakan.

Akan tetapi, di beberapa kasus tertentu, penggunaan kata kerja pasif sangat tepat dan efektif. Seperti ketika penulis ingin menunjukkan bahwa pelaku tindakan tidak diketahui atau tidak ingin disebutkan. Misalnya, dalam kalimat “barang-barang berharga di toko itu telah diambil oleh pencuri”, kita tidak tahu siapa pencurinya sehingga kalimat pasif adalah pilihan yang tepat.

Kesimpulannya, penggunaan kata kerja pasif memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Kelebihannya terletak pada kemampuan menonjolkan objek atau hasil tindakan, sedangkan kekurangannya terletak pada kecenderungan membuat kalimat menjadi lebih rumit dan kurang bertenaga. Oleh karena itu, disarankan untuk bijak menggunakan kata kerja pasif dalam menulis kalimat yang ingin memiliki efek tertentu.

Contoh kalimat kata kerja pasif dalam bahasa Jepang


Contoh kalimat kata kerja pasif Jepang

Kalimat dengan kata kerja pasif sering dipakai dalam bahasa Jepang. Kata kerja pasif dalam bahasa Jepang dihubungkan dengan kata koto (こと) atau kata yang sering dipakai dengan huruf hiragana が gakatakanai. Kedua kata ini mengganti objek dalam kalimat dan fungsinya sama dengan kata kerja pasif dalam bahasa Indonesia. Berikut beberapa contoh kalimat kata kerja pasif dalam bahasa Jepang:

1. 毎日野菜を食べられますか? (Mai-nichi yasai o taberaremasu ka?)
Artinya: Apakah kamu bisa makan sayuran setiap hari?

2. 私は美味しいハンバーグを作られた (Watashi wa oishii hanbāgu o tsukurareta)
Artinya: Saya dibuatkan hamburger yang enak

3. 新しいコンピューターが買われます (Atarashii konpyūtā ga kawaremashita)
Artinya: Komputer baru telah dibeli

4. 日本語は世界で勉強されます (Nihongo wa sekai de benkyōsaremasu)
Artinya: Bahasa Jepang dipelajari di seluruh dunia.

Contoh kalimat kata kerja pasif Jepang

Kalimat-kalimat di atas menunjukkan perubahan dalam bentuk kata kerja pasif. Pada contoh pertama, kata kerja pasif 野菜を食べられます (yasai o taberaremasu) menggantikan kata kerja aktif 野菜を食べます (yasai o tabemasu). Dalam kalimat kedua, kata kerja pasif 調理された (chōri sareta) menggantikan kata kerja aktif 調理した (chōri shita) dan dalam kalimat ketiga, kata kerja pasif konpyūtā ga kawaremashita (komputer baru telah dibeli) menggantikan kata kerja aktif konpyūtā o kaimashita (saya membeli komputer baru).

Dalam bahasa Jepang, kata kerja pasif sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan penting untuk dipelajari agar dapat memahami bahasa Jepang dengan baik. Perhatikan juga penggunaan partikel が (ga) dalam kalimat-kalimat di atas. Partikel ini menunjukkan pelaku atau subjek dari kata kerja pasif. Dalam kasus kalimat pertama dan kedua, subjek tidak disebutkan, sedangkan pada kalimat ketiga dan keempat, subjek tercantum. Hal ini berkaitan dengan aturan tata bahasa bahasa Jepang yang mendikte penggunaan partikel yang sesuai dalam kalimat.

Bagaimana membedakan antara kata kerja aktif dan pasif?


contoh kata kerja pasif

Kata kerja adalah bentuk kelompok kata yang merupakan inti dari suatu kalimat. Terdapat dua jenis kata kerja yaitu kata kerja aktif dan pasif. Kata kerja aktif atau active voice adalah kata kerja yang mengindikasikan bahwa subjek kalimat melakukan aksi, sedangkan kata kerja pasif atau passive voice adalah kata kerja yang mengindikasikan bahwa subjek kalimat menerima aksi.

Berikut ini adalah beberapa cara untuk membedakan antara kata kerja aktif dan pasif:

active vs passive voice

1. Kata kerja pasif menggunakan kata kerja bantu “di”

Kata kerja pasif di Indonesia sering diwakilkan oleh kata “di”. Contoh kalimat dengan kata kerja pasif adalah “Buku itu sudah dijual”. Kata kerja dalam kalimat tersebut adalah “dijual” dan subjeknya adalah “buku”. Pada kalimat tersebut, subjek “buku” menerima aksi yang dilakukan oleh kata kerja “dijual”.

2. Kata kerja aktif lebih fokus pada pelaku

Kata kerja aktif lebih fokus pada pelaku aksi, sedangkan pada kata kerja pasif lebih fokus pada objek yang menerima aksi. Contoh kalimat dengan kata kerja aktif adalah “Saya membeli buku”. Kata kerja dalam kalimat tersebut adalah “membeli” dan subjeknya adalah “saya”. Pada kalimat tersebut, subjek “saya” melakukan aksi terhadap objek “buku”.

3. Objek pada kata kerja aktif menjadi subjek pada kata kerja pasif

Pada kalimat dengan kata kerja aktif, objek menjadi subjek pada kalimat dengan kata kerja pasif. Contoh kalimat dengan kata kerja aktif adalah “Saya membersihkan rumah”. Objek dalam kalimat tersebut adalah “rumah”. Pada kalimat dengan kata kerja pasif, objek tersebut menjadi subjek, sehingga kalimat menjadi “Rumah itu dibersihkan oleh saya”.

4. Kata kerja pasif sering digunakan untuk menyoroti objek

Kata kerja pasif sering digunakan untuk menyoroti objek tanpa menyebutkan siapa yang melakukan aksi. Contohnya adalah kalimat “Dinding rumah tersebut diwarnai”. Pada kalimat tersebut, objek “dinding rumah” menjadi fokus tanpa menyebutkan siapa yang melakukan aksi.

5. Kata kerja aktif lebih jelas dan langsung

Kata kerja aktif lebih jelas dan langsung karena langsung menyatakan siapa yang melakukan aksi. Contoh kalimat dengan kata kerja aktif adalah “Saya makan nasi”. Kalimat tersebut langsung menyatakan bahwa subjek “saya” melakukan aksi “makan”. Sedangkan pada kalimat dengan kata kerja pasif, aksi yang terjadi kepada subjek disebutkan lebih dahulu, misalnya “Nasi dimakan oleh saya” yang terkesan lebih panjang dan tidak langsung.

Ketahui penggunaan kata kerja aktif dan pasif penting untuk membuat kalimat yang tepat dan mudah dipahami. Selain itu, juga membantu dalam menghindari terjadinya kesalahan penulisan kalimat maupun tidak efektifnya kalimat yang dibuat.

Iklan