Pengertian “Desu” dalam Bahasa Jepang


Arti Desu Dalam Bahasa Jepang

Bahasa Jepang menjadi salah satu bahasa yang menarik banyak perhatian orang. Terlebih lagi, bahasa tersebut sering dipakai dalam bermacam aspek seperti film, musik, budaya, teknologi, dan lainnya. Namun, jika ingin mempelajari bahasa Jepang, kita perlu mengenal konsep penting yang biasa dipakai di dalamnya, yaitu “desu”.

“Desu” merupakan kata kerja bantu pada bahasa Jepang yang dianggap sebagai kata penting dalam pembentukan kalimat dalam bahasa tersebut. Kata ini sendiri sering disebut sebagai kata kerja bantu, verba kelas kata ke-1, dan tropisme verba dasar. Penggunaan kata “desu” sendiri terbilang cukup luas, baik kalimat positif, negatif, ataupun tanya.

Kata “desu” pada dasarnya adalah kata yang menunjukkan kesetaraan antara subjek dengan predikat di dalam kalimat. Selain itu, kata ini juga sering digunakan sebagai alat pembentuk kalimat tanya dalam bahasa Jepang. Karenanya, arti “desu” dalam bahasa Jepang menjadi penting untuk dipahami agar kita bisa memahami kalimat yang diucapkan oleh penutur asli dalam bahasa Jepang.

Misalnya, untuk kalimat sederhana seperti “Ani wa gakusei desu” (Kakak saya adalah seorang siswa), kata “desu” pada kalimat tersebut berfungsi untuk menunjukkan kesetaraan antara subyek “ani” dan predikat “gakusei”. Jika kita melepaskan kata “desu” pada kalimat tersebut, maka makna dari kalimat tersebut akan menjadi berbeda.

Selain itu, penggunaan kata “desu” juga dapat diatur berdasarkan waktu dan keadaan subjek yang dibicarakan. Kata ini dapat dipakai dalam tenses apapun, baik masa lampau, sekarang, ataupun masa depan.

Dalam pembelajaran bahasa Jepang, pemahaman arti “desu” menjadi kunci utama dalam memahami kalimat-kalimat yang dibentuk. Penting untuk selalu ingat untuk menggunakan kata ini pada setiap kalimat yang kita ucapkan, karena kata ini mempengaruhi makna suatu kalimat secara signifikan. Karenanya, rajin-rajinlah berlatih dan jangan berhenti belajar untuk selalu menguasai bahasa Jepang dengan baik.

Arti “Desu” dalam Bahasa Jepang

Fungsi “Desu” sebagai Kata Kerja Bantu


Fungsi Desu dalam bahasa jepang

Desu adalah kata kerja bantu dalam bahasa Jepang yang sering digunakan untuk menyatakan identitas atau keadaan. Kata ini tidak memiliki arti yang jelas, tetapi digunakan sebagai kata bantu untuk membentuk kalimat dengan struktur yang tepat.

Contoh penggunaan kata “Desu” adalah :

  1. Sakura-san wa gakusei desu (Sakura adalah seorang mahasiswa)
  2. Watashi wa Jin desu (Saya adalah orang Jepang)
  3. Anata wa byouin ni irasshaimashita ka? Hai, watashi wa byouin ni imasu. (Apakah Anda pergi ke rumah sakit? Ya, saya sedang berada di rumah sakit)

Kata “Desu” biasanya digunakan di akhir kalimat, setelah subjek atau frasa nominal, seperti ‘sensei’ (guru), ‘kaishain’ (karyawan), atau ‘daigaku’ (universitas).

Di samping itu, kata “Desu” juga dapat diikuti oleh kata sifat untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang subjek. Contoh penggunaannya adalah :

  1. Kanojo wa kirei desu (Dia cantik)
  2. Kanojo wa totemo yasashii desu (Dia sangat baik hati)
  3. Ongaku wa tanoshii desu (Musik menyenangkan)

Dalam bahasa Jepang, “Desu” juga dapat dikombinasikan dengan kata lain, seperti “arimasu” atau “imasu” mendapatkan bentuk “deshita” yang artinya dalam bentuk waktu lampau.

Contohnya :

  1. Hon ga arimasu (Ada buku)
  2. Hon ga arimasen (Tidak ada buku)
  3. Hon ga arimashita (Ada buku di masa lalu)

Dalam bahasa Jepang, penggunaan kata “Desu” sangat penting untuk mengungkapkan identitas atau keadaan. Oleh karena itu, penting untuk belajar dan menguasai penggunaan kata “Desu” untuk bisa berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Jepang.

Penggunaan “Desu” pada Kalimat Negatif


arti desu dalam bahasa jepang negatif

Bahasa Jepang memiliki beberapa tata bahasa yang cukup berbeda dari bahasa-bahasa lainnya. Salah satu tata bahasa yang sering digunakan dan cukup penting untuk dikuasai adalah penggunaan kata “Desu”. Biasanya, kata “Desu” digunakan untuk menyatakan sesuatu yang positif atau sebagai bentuk akhir kalimat untuk menghindari kesan kasar.

Akan tetapi, dalam penggunaannya pada kalimat negatif, kata “Desu” memiliki peran yang berbeda. Apa saja ya penggunaan “Desu” pada kalimat negatif dalam bahasa Jepang?

1. Menjelaskan Kalimat Negatif yang Sopan

Kata “Desu” sering digunakan pada kalimat negatif untuk menyatakan sesuatu yang sopan. Dalam bahasa Jepang, penggunaannya bisa menghindari kesan kasar pada lawan bicara.

Contohnya seperti: “Sumimasen, kanojo wa inai desu.” (Maaf, dia tidak ada).

2. Menjelaskan Kalimat Negatif dengan Nada Bicara yang Masih Positif

Jika kalimat negatif tetap membutuhkan nuansa positif, penggunaan kata “Desu” tetap diperkenankan. Hal ini akan memberikan kesan sopan pada lawan bicara.

Contohnya: “Kare wa ryouri o tukuranai desu.” (Dia tidak memasak, tapi tetap sopan).

3. Menjelaskan Informasi yang lebih Jelas

Pada kalimat negatif, “Desu” juga bisa digunakan untuk memberikan informasi yang lebih jelas. Dengan kata “Desu” pada akhir kalimat, maka lawan bicara langsung tahu bahwa kalimat tersebut telah selesai. Dalam bahasa Jepang, kata ini berfungsi sebagai pembatas.

Contohnya: “Kare wa nihon-go ga amari hanasenai desu.” (Dia tidak terlalu pandai berbicara dalam bahasa Jepang).

Dalam kalimat di atas, kata “Desu” pada akhir kalimat menyatakan bahwa informasi kalimat tersebut sudah jelas. Di samping itu, kata “Desu” juga memberikan kesan sopan pada kalimat tersebut.

4. Menjelaskan Sesuatu yang Sebenarnya

Kata “Desu” pada kalimat negatif juga digunakan untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya. Ada kalanya seseorang tidak ingin menyatakan sesuatu yang kasar atau tidak sopan, maka penggunaan kata “Desu” bisa membantu mengungkapkannya secara sopan.

Contohnya: “Ano kyojin wa tsuyoi desu.” (Tapi jangan salah, raksasa itu kuat).

Dalam bahasa Jepang, penggunaan “Desu” pada kalimat negatif memang cukup penting untuk dikuasai. Selain membuat kalimat lebih sopan, kata ini juga bisa memberikan informasi yang lebih jelas dan menghindari kesan kasar dalam percakapan. Itulah tadi beberapa penggunaan “Desu” pada kalimat negatif dalam bahasa Jepang yang perlu kamu ketahui.

Alternatif Kata Kerja Bantu selain “Desu”


Alternatif Kata Kerja Bantu selain Desu

Saat belajar bahasa Jepang, pasti Anda tidak asing lagi dengan kata kerja bantu “desu” yang digunakan dalam berbagai situasi seperti untuk menyatakan keadaan atau keberadaan dalam sebuah kalimat. Namun, selain kata kerja bantu “desu”, terdapat alternatif kata kerja bantu lain yang juga digunakan dalam bahasa Jepang. Apa saja itu? Berikut ulasannya.

1. Arimasu/Aru

Arimasu

Kata kerja bantu “arimasu” atau “aru” digunakan untuk menyatakan keberadaan benda mati atau hewan. Contohnya, “hon ga arimasu” artinya “ada buku” dan “neko ga aru” artinya “ada kucing”.

2. Imasu/Iru

Imasu

Kata kerja bantu “imasu” atau “iru” digunakan untuk menyatakan keberadaan manusia atau hewan peliharaan. Contohnya, “watashi wa tomodachi ga imasu” artinya “saya punya teman” dan “inu ga iru” artinya “ada anjing”.

3. Deshita/Datta

Deshita

Kata kerja bantu “deshita” atau “datta” digunakan untuk menyatakan keadaan atau peristiwa yang sudah berlalu. Contohnya, “ame ga futta deshita” artinya “hujan sudah turun” dan “ano shigoto ga owatte datta” artinya “pekerjaan tersebut sudah selesai”.

4. Narimasu/Naru

Narimasu

Kata kerja bantu “narimasu” atau “naru” digunakan untuk menyatakan transformasi atau perubahan menjadi suatu hal yang baru. Contohnya, “watashi wa sensei ni narimasu” artinya “saya akan menjadi seorang guru” dan “kare wa otoko no ko kara onna no ko ni natta” artinya “dia berubah menjadi seorang gadis dari seorang anak laki-laki”.

Itulah beberapa alternatif kata kerja bantu selain “desu” yang sering digunakan dalam bahasa Jepang. Namun, Anda harus memperhatikan penggunaannya agar tidak salah dalam menyampaikan makna yang ingin disampaikan. Ingat, latihan yang berulang-ulang akan membuat Anda semakin mahir dalam berbahasa Jepang.

Kesalahan Umum Penggunaan “Desu” dalam Bahasa Jepang


arti desu dalam bahasa jepang

Desu menjadi salah satu kata yang sering digunakan dalam kata-kata sehari-hari dalam bahasa Jepang. Hampir setiap orang yang mempelajari bahasa Jepang, pasti akan belajar kata ‘desu’. Kata ‘desu’ adalah kata kerja (verb) dalam bahasa Jepang yang fungsinya sama seperti kata ‘am’, ‘is’, ‘are’, atau ‘be’ dalam bahasa Inggris. Desu dalam bahasa Jepang juga ditulis dengan huruf kanji ‘です’.
Namun, seringkali terdapat kesalahan umum penggunaan ‘desu’ dalam bahasa Jepang. Apa sajakah kesalahan tersebut?

Tidak Menggunakan “Desu” dengan Benar


penggunaan desu dalam kalimat jepang

Salah satu kesalahan umum dalam penggunaan ‘desu’ adalah tidak menggunakan kata tersebut dengan benar dalam kalimat. Kata ‘desu’ harus digunakan pada akhir kalimat untuk menunjukkan kejelasan dan penghormatan kepada lawan bicara. Contoh kalimat yang benar adalah “Watashi wa gakusei desu” yang artinya “Saya adalah seorang siswa”.

Menggunakan “Desu” pada Akhir Kata Benda


penggunaan desu dalam bungkus makanan di jepang

Kesalahan umum lainnya dalam penggunaan ‘desu’ adalah menggunakan kata tersebut pada akhir kata benda. Ini sering terlihat pada bungkus makanan dan minuman di Jepang. Ada kalimat seperti “Nama produk ini adalah Pocky desu” yang artinya “Produk ini bernama Pocky”. Penggunaan ‘desu’ dalam kalimat tersebut sebenarnya tidak perlu, maka kalimat tersebut bisa disederhanakan menjadi “Nama produk ini Pocky”.

Menggunakan “Desu” pada Kata Kerja


kata kerja dalam bahasa jepang

Kesalahan umum selanjutnya adalah menggunakan ‘desu’ pada kata kerja. Padahal, ‘desu’ seringkali digunakan untuk mengakhiri kalimat untuk menunjukkan penghormatan atau kejelasan secara formal. Jadi, penggunaan ‘desu’ pada kata kerja sebenarnya salah, misalnya “Tori no karaage wo taberu desu” yang seharusnya “Tori no karaage wo tabemasu” yang artinya “Saya makan karaage ayam”.

Menggunakan Bentuk Negatif “Dewa Arimasen” Tanpa “Desu”


bentuk negatif dewa arimasen dalam bahasa jepang

Dalam bahasa Jepang, terdapat bentuk negatif “dewa arimasen” yang seringkali digunakan pada kalimat yang bernegatif. Namun, seringkali terjadi kesalahan pada penggunaan kata ‘desu’ pada bentuk negatif tersebut. Contohnya, “Watashi wa gakusei dewa arimasen” yang benar hanya “Watashi wa gakusei arimasen” yang artinya “Saya bukan siswa”.

Mengabaikan Penggunaan “Desu” pada Kalimat Formal


kalimat formal dalam bahasa jepang

Dalam penggunaan bahasa Jepang, penggunaan ‘desu’ sangat penting pada kalimat formal seperti pada saat bertemu dengan orang yang lebih tua atau orang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi. Kesalahan dalam penggunaan ‘desu’ pada kalimat formal dapat menunjukkan ketidakhormatan dan dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan penggunaan ‘desu’ saat berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau lebih tinggi statusnya.

Iklan