Urutan Nikah Adat Jawa

Pembaca rinidesu.com, Selamat Datang

Apakah kamu sedang mempersiapkan pernikahan? Atau sekadar ingin mengetahui lebih banyak tentang adat nikah di Jawa? Pasangan yang menikah sebenarnya tak cuma membentuk keluarga, namun juga menjalankan sebuah kebiasaan yang diwariskan turun-temurun. Di kalangan masyarakat Jawa, adat nikah masih dianggap penting, tak hanya dari segi filsafat, namun juga menyangkut upacara yang mesti dijalankan dengan cermat dan sesuai kaidah.

Ada banyak hal yang perlu kamu tahu tentang adat nikah di Jawa, mulai dari persiapan pernikahan, adat-istiadat, sampai prosesi upacara. Artikel ini akan membahas urutan nikah adat Jawa secara lengkap dan detail, dengan harapan bisa menjadi referensi bagi siapa saja yang ingin menikmati momen pernikahan dengan kearifan lokal. Yuk, simak pembahasannya!

Pendahuluan

1. Apa itu urutan nikah adat Jawa?
Menurut kebiasaan masyarakat Jawa, urutan nikah adat mengacu pada serangkaian upacara yang dilaksanakan sebelum dan sesudah akad nikah. Secara umum, adat nikah Jawa mengandung unsur-unsur keagamaan, kebudayaan, dan filosofi yang merujuk pada kesinambungan keberlangsungan hidup manusia.

2. Mengapa penting untuk memahami urutan nikah adat Jawa?
Memahami urutan nikah adat Jawa tidak hanya menyangkut rasa kekaguman terhadap kearifan lokal, namun juga memperkaya pengetahuan kita tentang budaya Indonesia. Dalam sebuah upacara pernikahan, melibatkan banyak pihak yang saling berkaitan, seperti keluarga dan lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk bisa menghormati dan menerapkan adat-istiadat yang ada.

3. Apa saja rangkaian urutan nikah adat Jawa?
Urutan nikah adat Jawa terdiri dari beberapa tahapan, seperti:

– Siraman
– Midodareni
– Naloni Mitoni
– Siraman Kembar
– Ijab Kabul
– Sungkeman
– Resepsi Pernikahan

Nantikan penjelasan detail mengenai urutan nikah adat Jawa pada sub judul berikutnya.

4. Bagaimana cara melakukan persiapan nikah adat Jawa?
Persiapan nikah adat Jawa harus dilakukan secara matang, termasuk persiapan dana, waktu, tempat, dan perlengkapan adat. Tidak jarang, persiapan ini membutuhkan waktu cukup lama, karena melibatkan banyak pihak. Oleh sebab itu, perlu diatur dengan baik agar tidak menimbulkan masalah.

5. Mengapa adat nikah Jawa melibatkan banyak orang?
Sistem kekeluargaan dalam masyarakat Jawa masih sangat kuat, dan upacara pernikahan dianggap sebagai momen penting dalam membangun hubungan antara kedua keluarga. Oleh sebab itu, sebanyak mungkin kerabat dan tetangga diundang untuk ikut serta dalam upacara.

6. Adakah batasan usia dalam adat nikah Jawa?
Dalam adat nikah Jawa, tidak ada batasan usia untuk menikah, namun bagi anak-anak yang masih dianggap belum dewasa, pernikahan dilakukan melalui proses kawin susuk.

7. Bagaimana dengan pasangan yang berasal dari luar daerah?
Pasangan yang berasal dari luar daerah tetap harus mengikuti aturan adat nikah Jawa, namun terkadang dapat disingkat atau diadopsi sesuai dengan kondisi dan kesepakatan yang telah dibuat.

Dalam panduan ini, kami akan membahas rangkaian urutan nikah adat Jawa secara detail, tahap demi tahap. Selamat membaca!

Siraman

Siraman adalah tahap awal dalam rangkaian adat nikah Jawa yang biasanya dilaksanakan sehari sebelum akad nikah atau pada malam hari sebelum akad nikah dilangsungkan. Siraman yang secara harfiah berarti memandikan diadakan dengan tujuan membersihkan badan dan jiwa calon pengantin. Siraman diadakan di rumah pengantin yang akan bersangkutan dan dihadiri oleh banyak orang, biasanya dari keluarga, saudara, dan tetangga.

Rhombus dengan toga dan kalungi pulvinar aliqua ullamco magni ex. Iusto minim eaque commodo non. Voluptatem nesciunt dignissimos eum hic eius commodi magni. Eius et animi eaque omnis culpa. Qui dolorem neque dignissimos odio maiores itaque. Placeat voluptatem earum autem doloribus et molestias. Beatae ut ea et ducimus voluptatem et voluptatum.

Filosofi Siraman

Proses siraman disimbolkan dengan membersihkan badan dan jiwa sebelum memulai kehidupan yang baru. Terdapat filosofi dibalik ritual ini dimana ketika mandi, kita diharapkan untuk berpikir positif dan membuang semua pikiran negatif untuk memulai hidup yang baru.

Selama upacara siraman, pengantin wanita (pengantin bride) akan disandingkan dengan adik perempuan atau sepupu perempuannya, sementara pengantin pria dilakukan oleh kakak lelaki atau sepupunya yang laki-laki.

Didalam siraman, pengantin dipandu oleh orang tua, orang yang dianggap senior, atau ahli kebatinan agar pengantin merasa tenang dan damai saat menjalani kehidupan baru.

Tata Cara Siraman

Berikut ini tahapan tata cara siraman dalam adat nikah Jawa:

I. Kegiatan persiapan
1. Setiap kegiatan adat nikah Jawa biasanya diawali dengan persiapan peralatan yang dibutuhkan, termasuk perlengkapan adat.

2. Persiapkan air yang athwa disebut air kelalekin atau air kembang sedap malam. Keduanya sama-sama dicampur dengan air yang cukup hangat, kerikil dan aroma wangi lainnya (seperti pandan atau mawar).

3. Persiapkan selembar kain putih, kipas, dan handuk untuk masing-masing pengantin.

II. Pelaksanaan
1. Buka tirai atau selubung yang menutupi tempat siraman.

2. Saat di rumah pengantin wanita, pengantin pria dan keluarga membawa sirih, limun, dan shisha serta dua buah karangan bunga.

3. Setelah itu, pengantin diberi makanan atau disebut prapatan agar memulai sesuatu dengan berkah.

4. Setelah makan, pengantin duduk di kursi yang telah disediakan.

5. Kemudian pengantin akan dimandikan air yang telah dipersiapkan tadi. Siraman dilakukan sebanyak tiga kali.

Aturan Berpakaian Saat Siraman

Pada saat siraman, pihak keluarga memakai pakaian modifikasi adat Jawa yang lebih ringan. Pada saat siraman, pengantinnya tidak perlu mengenakan gaun pernikahan, namun cukup menggunakan pakaian biasa, seperti kaos dan celana pendek yang nyaman untuk siraman.

Midodareni

Midodareni adalah upacara adat nikah Jawa yang juga diadakan sehari sebelum akad nikah. Upacara ini biasa dilakukan di rumah pengantin wanita. Midodareni dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi kedua keluarga untuk bertemu dan mengenal satu sama lain.

Filosofi Midodareni

Midodareni memiliki filosofi dari kata yang berasal dari bahasa Jawa, dimana Mido artinya di tengah, dan Daren artinya malam. Kata tersebut menggambarkan akan adanya ketenangan dan ketertiban di tengah malam.

Tata Cara Midodareni

Berikut adalah tahapan tata cara Midodareni dalam adat nikah Jawa:

I. Kegiatan persiapan
1. Seperti halnya siraman, sebelum melaksanakan Midodareni, perlu ada persiapan peralatan yang dibutuhkan, seperti perlengkapan adat dan makanan.

2. Sejumlah bahan makanan khas Jawa dibuat, seperti nasi tumpeng dan lauk.

3. Persiapkan selembar kain dan sebuah tempat berbentuk lingkaran dari daun kelapa seperti sajada.

II. Pelaksanaan
1. Pertama-tama, acara dimulai dengan doa yang dipimpin oleh orang yang dianggap senior.

2. Kemudian, kedua keluarga saling berkenalan dengan baik, sekaligus sebagai ajang silaturahmi.

3. Di akhir acara, kedua kelompok keluarga memberikan doa kepada kedua mempelai supaya dapat menempuh hidup dengan baik.

Upacara Midodareni adalah ajang yang sangat penting bagi kedua keluarga karena merupakah ajang silaturahmi sekaligus memberikan kesempatan bagi keluarga pengantin untuk saling mengenal satu sama lain.

Naloni Mitoni

Setelah Midodareni, rangkaian adat selanjutnya adalah Naloni Mitoni. Naloni Mitoni difokuskan pada calon bayi yang masih dikandungan dan calon ibunya. Upacara ini dilakukan untuk memohon agar calon bayi dan ibunya selamat, sehat dan terhindar dari berbagai gangguan.

Filosofi Naloni Mitoni

Naloni Mitoni memiliki filosofi dimana warga Jawa percaya bahwa calon bayi dan sang ibu sangat rentan terhadap berbagai macam gangguan dan bahaya. Oleh karenanya, upacara ini bertujuan untuk memohon kebahagiaan, kesehatan dan kesuksesan bagi mereka.

Tata Cara Naloni Mitoni

Tata cara Naloni Mitoni diadakan dengan mengumpulkan para tamu, kemudian disajikan sebuah tempat atau alas yang terbuat dari daun kelapa yang dipersiapkan di tengah-tengah ruangan.

Setelah itu, permohonan telah selesai di sampaikan, seluruh tamu merenung dan berdoa, begitu pula dengan ibu hamil sambil merenungkan kebersamaan suami, anak dan keluarga.

Siraman Kembar

Setelah Naloni Mitoni, upacara selanjutnya adalah Siraman Kembar. Siraman Kembar adalah upacara yang diadakan 1 hari sebelum pesta pernikahan sekaligus sebagai persiapan jelang akad nikah dalam adat nikah Jawa.

Filosofi Siraman Kembar

Siraman itu hanya dilakukan oleh sang mempelai, Sedangkan Siraman Kembar adalah mandi bersama antara keluarga pengantin untuk mensucikan diri sebelum memulai acara pernikahan.

Tata Cara Siraman Kembar

Berikut adalah tahapan tata cara melakukan Siraman Kembar:

I. Kegiatan persiapan
1. Persiapkan tempat mandi yang layak dan sebaiknya melebihi mandi mandi sehari-hari, sehingga lebih mengedepankan kebersihan.

2. Persiapkan sejumlah pengalengkap adat, diantaranya kain putih, tempat (lumbung), air kelalekin atau air kapulaga, dan kipas atau selendang.

II. Pelaksanaan

1. Prosesi Siraman Kembar diawali dengan memandikan kedua mempelai secara bersama-sama.

2. Kemudian, orang tua serta keluarga kedua mempelai akan membantu menyiramkan air kelalekin atau kapulaga ke seluruh tubuh kedua mempelai.

3. Setelah itu, diadakan selamatan atau makan bersama keluarga dan orang lingkungan setempat.

Ijab Kabul

Setelah semua tahap Siraman dan persiapan selesai, waktunya bagi calon mempelai untuk melakukan acara Ijab Kabul. Ijab Kabul adalah momen sakral dalam pernikahan, yang dilakukan antara kedua mempelai dan walinya.

Filosofi Ijab Kabul

Dalam adat nikah Jawa, Ijab Kabul memiliki filosofi bahwasanya, pernikahan adalah hal sakral yang harus mereka jalani dengan kesepakatan antara kedua mempelai. Perkawinan dianggap sebagai hubungan yang memerlukan kesiapan, kejujuran, tanggung jawab, sikap mengalah serta saling pengertian antara kedua mempelai.

Tata Cara Ijab Kabul

Berikut adalah tahapan tata cara Ijab Kabul dalam adat nikah Jawa:

I. Kegiatan Persiapan
1. Persiapkan peralatan adat seperti seserahan, kain, mahar serta makanan yang akan disajikan.

2. Persiapkan walinya, bastem serta seserahan kedua mempelai.

II. Pelaksanaan
1. Prosesi Ijab Kabul biasanya dilakukan di masjid, rumah, atau tempat yang dianggap sakral.

2. Sebelum acara dimulai dibacakan doa-doa terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pemberian seserahan yang dilakukan oleh kedua mempelai.

3. Kemudian, sang calon mempelai pria akan menanyakan keputusan dari sang pengantin wanita apakah mau mengikat janji suci tersebut.

4. Selanjutnya, Pihak walinya resign untuk menikahkan calon mempelai dan memberikan mahar dan uang di depan Jamaah atau Penghulu.

5. Pada saat Ijab Kabul sendiri, calon pengantin pria terlebih dahulu membacakan janjinya, kemudian di lanjutkan calon mempelai wanita.

6. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemberian cincin dan lamaran kem

Iklan