Konsep Pembagian Waktu di Jepang


Jepang pembagian waktu

Di Jepang, penggunaan sistem pembagian waktu yang berbeda dari negara lain cukup menarik untuk dikulik. Jepang memiliki sistem yang unik dan berbeda dari negara-negara lain di dunia. Jepang menggunakan sistem kronologis zaman yang lebih tepat daripada kalender masehi seperti yang kita kenal saat ini. Sistem ini disebut sebagai Era (nengō 年号) yang diartikan sebagai era atau zaman.

Tanggal Jepang sering kali dapat membuat bingung bagi orang asing. Misalkan ketika tahun sekarang dalam kalender masehi adalah 2022, di Jepang sedang berada pada zaman “Reiwa 4” atau “Era Reiwa ke-4” sebagai pengganti dari “Heisei” yang sudah berakhir di tahun 2019.

Kalender pendekatan otentik umumnya digunakan bersama dengan sistem era. Sistem kuasi-lunisolar ini memungkinkan untuk menghitung hari-hari dengan kombinasi bulan dan matahari. Bulan itu adalah dasar kalender untuk banyak kegiatan agama, layanan pemerintah, acara musim semi, dan serangkaian situasi umum lainnya di Jepang.

Pembagian waktu di Jepang juga diatur dengan baik. Dalam bahasa Jepang, kata “toki” berarti waktu, dan satu hari di Jepang terdiri dari 24 jam seperti dalam sistem dunia, dan dibagi menjadi dua belas “waktu” ( jikkan jūnishi 十干十二支). Penunjukan jam di Jepang dibagi menjadi dua jenis, yakni antara waktu tertentu dan waktu yang tepat waktu setempat. Waktu tertentu di Jepang disebut dengan “jikan” dan waktu setempat disebut dengan “jikoku” Jepang.

Jikkan Jūnishi adalah sistem untuk melambangkan tahun, bulan, hari dalam penghitungan waktu. Sistem ini berbasis astrologi, di mana sistem pendekatannya berdasarkan 10 elemen dan 12 binatang (jūnishi 十二支). 10 elemen tersebut adalah kayu, api, tanah, logam, dan air, dan 5 elemen lain untuk membedakan antara unsur tanah, api, dan air. Sementara semester jenis binatang seperti tikus, banteng, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, babi. Setiap jangka waktu binatang dan elemen terdiri dari 60 tahun.

Saat ini, di Jepang lebih umum menggunakan Gregorian calendar. Namun, jikkan jūnishi masih dipertahankan sebagai penanda eranya bahkan dalam penggunaan kalender. Jangan heran jika kamu melihat tahun-tahun tertentu yang disebutkan dengan “tahun tikus” ataupun “tahun banteng” dalam bahasa Jepang.

Bagi traveler asing yang datang ke Jepang, mungkin sangat sulit memahami konsep pembagian waktu di Jepang. Namun, dengan memahami sistem Era dan Jikkan Jūnishi, setidaknya Anda dapat merasakan bagaimana pentingnya sistem pembagian waktu bagi Jepang.

Perbedaan Waktu Antara Kota Besar dan Pedesaan di Jepang


Perbedaan Waktu Antara Kota Besar dan Pedesaan di Jepang

Di Jepang, waktu adalah hal yang sangat penting. Bagi penduduk Jepang, waktu adalah uang, dan mereka menghargainya dengan sangat serius. Maka tidak heran jika sekilas kita melihat negara tersebut sangat teratur dan rapi. Namun, ada beberapa perbedaan waktu yang perlu diperhatikan, terutama terkait dengan perbedaan antara kota besar dan pedesaan.

Pertama-tama, perbedaan waktu antara kota besar dan pedesaan di Jepang terletak pada kecepatan hidup penduduknya. Di kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, dan Nagoya, kehidupan penduduk sangat cepat dan sibuk. Waktu mereka sangat teratur dan terkalkulasi dengan sangat baik. Karena jumlah penduduknya yang sangat banyak, maka transportasi umum seperti kereta dan bus sangat ramai. Oleh karena itu, sangat penting bagi penduduk kota besar untuk mengatur waktu setepat mungkin agar tidak terlambat dalam berbagai kegiatan.

Sebaliknya, di pedesaan, seperti desa-desa di Prefektur Hokkaido atau Tohoku, kehidupan penduduknya lebih santai dan perlahan. Waktu bukanlah suatu yang sangat penting bagi mereka. Kebanyakan penduduk pedesaan tidak memiliki pekerjaan yang diatur secara ketat, sehingga mereka dapat menghabiskan waktunya dengan santai dan menikmati kehidupan mereka. Oleh karena itu, di pedesaan cenderung lebih fleksibel dalam pengaturan waktu.

Perbedaan lainnya adalah waktu makan siang. Di kota-kota besar, waktu makan siang biasanya hanya berlangsung selama 30 menit hingga 1 jam saja, bahkan dalam beberapa perusahaan, karyawan tidak diizinkan untuk mengambil cuti makan siang, mereka harus bekerja sambil makan atau memilih makanan yang bisa dimakan dalam waktu singkat. Hal ini berbeda dengan penduduk pedesaan, di mana makan siang lebih dianggap sebagai waktu yang tidak hanya untuk makan, tapi juga waktu untuk beristirahat sejenak dari aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, makan siang di pedesaan biasanya berlangsung lebih lama.

Terakhir, perbedaan waktu yang cukup mencolok adalah pada waktu tidur. Di kota-kota besar, penduduknya cenderung tidur lebih sedikit, bahkan terdapat istilah “Karoshi” atau kematian akibat kelelahan dalam bekerja. Penduduk kota seringkali bekerja hingga larut untuk memenuhi target dan deadline yang padat. Berbeda dengan itu, di pedesaan penduduknya cenderung tidur lebih nyenyak dan lebih lama, itu dikarenakan mereka memiliki waktu yang lebih santai. Tidur adalah suatu kebutuhan esensial bagi tubuh, dan di pedesaan, kebutuhan untuk istirahat mendapat perhatian yang lebih.

Itulah beberapa perbedaan waktu antara kota besar dan pedesaan di Jepang. Meskipun terdapat perbedaan penting, namun masing-masing membutuhkan satu sama lain. Dalam perkembangan suatu negara, kota besar memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi, sementara pedesaan memiliki peran penting pada industri pertanian dan perikanan. Oleh karena itu, perbedaan antara kota besar dan pedesaan harus dihargai sebagai bagian dari keunikan budaya Jepang.

Menerapkan konsep “punctuality” dalam kehidupan sehari-hari di Jepang


punctuality in japan

Jepang dikenal sebagai negara yang sangat memperhatikan waktu. Bukan hanya sebagai tanda sopan santun, namun juga sebagai simbol efisiensi dan kepercayaan. Bahkan dalam kamus Jepang, terdapat kata khusus “jikanwari” (time schedule) untuk mengatur serta menghargai waktu. Konsep ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jepang.

Dalam transportasi, kereta api adalah salah satu alat transportasi andalan masyarakat Jepang. Kereta api di Jepang terkenal presisi dan akurat dalam waktu kedatangan dan keberangkatannya. Masyarakat Jepang sangat mempercayai waktu kedatangan dan keberangkatan kereta api, sehingga penumpang seringkali sudah menunggu di stasiun beberapa menit sebelum jadwal keberangkatan. Bahkan, jika kereta api terlambat, perusahaan kereta api akan memberikan surat keterangan keterlambatan bagi penumpang yang harus menghadiri acara penting atau rapat.

japanese business meeting

Konsep “punctuality” ini juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Di tempat kerja, keterlambatan dianggap suatu tindakan yang tidak hormat terhadap rekan kerja. Biasanya, karyawan tiba lebih awal sebelum jam kerja dimulai, sehingga mereka bisa membuka kantor dengan tenang dan merencanakan aktivitas kerja dengan lebih baik. Di Jepang, jam kerja dimulai tepat pada waktu, dan bukan hanya saat masuk kantor, tapi juga saat rapat. Oleh karena itu, sebelum jam rapat dimulai, rekan kerja akan berkumpul terlebih dahulu dan saling bertukar informasi atau membahas topik rapat.

Namun, di balik semua ketelitian dan efisiensi dalam menghargai waktu, konsep “punctuality” juga kerap menimbulkan stres dan tekanan bagi masyarakat Jepang. Mereka cenderung terobsesi dengan waktu dan seringkali makan siang di meja kerja dengan waktu yang sangat terbatas atau bahkan menghiraukan waktu istirahat.

japanese tourist

Selain di dalam negeri, kebiasaan yang sama diterapkan dalam perjalanan wisatawan Jepang ke luar negeri. Mereka sangat memperhatikan waktu kunjungan dan jangan sampai ketinggalan pesawat atau kereta. Mereka biasanya juga akan memesan makanan di restoran atau kedai tempat wisata beberapa hari sebelumnya untuk menghindari antrian yang terlalu panjang.

Namun, konsep “punctuality” ini merupakan salah satu kebiasaan positif yang patut dicontoh oleh masyarakat. Bukan hanya bisa meningkatkan efisiensi dalam bekerja, tetapi juga memberikan kesan positif dalam pergaulan. Kebiasaan ini juga bisa mengajarkan kita untuk menghargai waktu yang kita miliki di dunia ini.

Tipe transportasi favorit dan keakuratan waktu di Jepang


Pembagian Waktu di Jepang

Siapa yang tidak tahu mengenai kereta super cepat yang ada di Jepang? Ya, kereta super cepat atau disebut Shinkansen adalah salah satu transportasi favorit penduduk Jepang. Shinkansen adalah salah satu bentuk kereta api yang dapat menghubungkan kota dari tepi ke tepi Jepang.

Keakuratan waktu juga sangat diperhatikan di Jepang. Di negara ini, waktu adalah segalanya dan telat adalah hal yang sangat dilarang. Ketiadaan satu menit saja dapat menimbulkan masalah besar bagi orang Jepang, khususnya dalam hal bekerja dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Karena itulah, keakuratan waktu dan transportasi yang terjamin menjadi sangat penting bagi masyarakat Jepang. Alhasil, transportasi di negara ini sangatlah canggih dan terlengkap, mulai dari kereta, bus, pesawat, taksi, hingga sepeda.

Shinkansen Train

Shinkansen sendiri telah menjadi budaya bagi masyarakat Jepang. Setiap harinya, ribuan orang menggunakan kereta api yang terkenal dengan julukannya “Bullet Train” ini untuk berpergian ke tempat kerja, perkuliahan, atau bahkan liburan keluarga.

Jarak antar kota di Jepang memang sangat dekat, namun karena transportasi yang teratur dan cepat, perjalanan yang terlihat dekat pun bisa selesai dalam waktu singkat. Sebagai contoh, perjalanan dari Tokyo ke Osaka yang jaraknya sekitar 500 km, hanya butuh waktu sekitar 2,5 jam dengan menggunakan Shinkansen.

Tokyo Subway Train

Tidak hanya Shinkansen, transportasi umum yang paling umum ditemukan di Jepang adalah kereta bawah tanah atau subway yang terdapat di setiap kota besar. Subway tidak hanya terjaga kebersihannya, melainkan juga teratur dan akurat dalam waktu keberangkatannya. Bahkan, subway di Jepang dapat digunakan sebagai sarana transportasi alternatif bagi penduduk yang ingin menghemat biaya.

Tujuan utama penduduk Jepang dalam menggunakan transportasi juga berbeda-beda. Ada yang menggunakan transportasi untuk bekerja, bersekolah, atau melakukan perjalanan ke tempat wisata. Tidak hanya itu, orang Jepang juga gemar berolahraga, sehingga ada banyak orang Jepang yang menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi sehari-hari.

Tokyo Bike

Pemeliharaan transportasi di Jepang sangatlah terjaga dengan baik. Setiap transportasi yang digunakan untuk umum selalu dibersihkan dan dijaga kondisinya dengan baik. Bahkan kereta, bus, dan subway di Jepang memiliki aturan yang sangat ketat dalam hal pengumuman dalam bahasa Inggris yang bertujuan untuk membantu wisatawan yang datang ke Jepang.

Dalam hal ini, Jepang memang sangat terkenal dengan keramahan dan kerja keras dalam melakukan apa pun, termasuk dalam hal pembagian waktu dan transportasi. Maka, tidak heran jika Jepang menjadi salah satu negara maju yang paling dikagumi dunia dalam hal transportasi.

Menikmati keindahan matahari terbit dan terbenam di Jepang secara tepat waktu


Matahari terbit dan terbenam di Jepang

Banyak orang yang terpesona dengan keindahan matahari terbit dan terbenam, termasuk di Jepang. Negara yang terkenal dengan kebudayaannya yang unik ini menyuguhkan pemandangan matahari terbit dan terbenam yang sangat menakjubkan. Namun, agar bisa menikmatinya secara penuh, kamu perlu tahu waktu tepat untuk menikmati kedua momen indah ini.

Matahari Terbit


Matahari Terbit di Jepang

Matahari terbit di Jepang sering disebut sebagai “Asa-tyo” dan menjadi salah satu momen yang sangat disukai para fotografer. Matahari terbit sendiri bisa dinikmati di beberapa tempat, seperti di Pantai Shichirigahama, Gunung Fuji, Taman Nasional Akan-Mashu, dan lainnya.

Untuk menikmati matahari terbit di Pantai Shichirigahama, kamu bisa pergi ke kota Kamakura yang berada di tepi pantai selatan Tokyo. Waktu yang tepat untuk menikmati keindahan matahari terbit di kota ini adalah pada pukul 04.30 hingga 05.00 pagi. Selain Kamakura, kamu juga bisa pergi ke Tempat Wisata Gunung Fuji pada musim semi.

Sedangkan, untuk menikmati matahari terbit di Taman Nasional Akan-Mashu, kamu harus datang ke Pulau Hokkaido. Hal yang paling menarik dari tempat ini adalah pemandangan danau yang dipadu dengan keindahan kuning-kemerahan dari matahari terbit. Kamu bisa menikmati keindahan ini pada pukul 03.30 hingga 04.30 pagi.

Matahari Terbenam


Matahari Terbenam di Jepang

Tak kalah dengan matahari terbit, matahari terbenam di Jepang juga sangat indah dan menawan. Matahari terbenam di Jepang sering disebut sebagai “Yuu-tyo”, yang artinya merupakan momen yang sangat romantis. Beberapa tempat yang sering menjadi pilihan untuk menikmati matahari terbenam di Jepang antara lain Tempat Wisata Ryoan-ji, Danau Ashinoko, dan Taman Chidorigafuchi.

Salah satu tempat terbaik untuk menikmati matahari terbenam di Jepang adalah di Tempat Wisata Ryoan-ji. Tempat ini terletak di Kyoto dan dikenal dengan taman yang bercorak klasik Jepang. Waktu yang tepat untuk menikmati matahari terbenam di tempat ini adalah pada pukul 17.00 hingga 18.00 sore.

Untuk menikmati matahari terbenam di Danau Ashinoko, kamu bisa pergi ke Hakone. Tempat ini terletak di daerah pegunungan yang menawarkan pemandangan indah dengan adanya jembatan merah yang melintang di atas danau. Waktu yang tepat untuk menikmati keindahan ini adalah pada pukul 17.00 hingga 18.30 sore.

Sedangkan Taman Chidorigafuchi adalah tempat terakhir yang menjadi salah satu rekomendasi objek wisata matahari terbenam di Jepang. Tempat ini berada di Tokyo dan terkenal dengan pemandangan indahnya yang dipadukan dengan ribuan semanggi. Kamu bisa menikmati keindahan matahari terbenam di tempat ini pada pukul 17.00 hingga 18.00 sore.

Nah, itulah beberapa rekomendasi tempat untuk menikmati keindahan matahari terbit dan terbenam di Jepang. Penting untuk diketahui bahwa waktu tepat untuk menikmati momen yang indah ini harus diketahui dengan tepat agar kamu tidak ketinggalan momen bersejarah ini.

Iklan