Dame Desu: Apa itu dan Bagaimana Asal Muasalnya?


Dame Desu Indonesia

Dame Desu adalah salah satu frase yang digunakan di kalangan anak muda Indonesia saat ini. Frase ini berasal dari bahasa Jepang, “dame” berarti tidak baik atau tidak diizinkan, sementara “desu” berarti adalah. Oleh karena itu, saat digunakan bersama-sama, frasa ini berarti “tidak boleh”.

Asal mula frasa dame desu tidak begitu jelas dan masih menjadi perdebatan di kalangan pengguna jaringan sosial. Namun, banyak orang percaya bahwa frasa ini pertama kali muncul di media sosial dan menjadi terkenal setelah seorang YouTuber Indonesia mulai menggunakannya dalam videonya.

Dalam beberapa tahun terakhir, frasa dame desu telah menjadi populer di kalangan anak muda Indonesia, terutama di kalangan pengguna media sosial seperti Instagram, Twitter, TikTok, dan YouTube. Frase ini biasanya digunakan untuk mengekspresikan ketidaksetujuan atau ketidakpuasan terhadap sesuatu.

Bahkan, frasa dame desu ini telah menjadi corong bagi para remaja dan pengguna media sosial untuk mengekspresikan pendapat dan merespons isu sosial yang sedang terjadi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya meme, video dan postingan dari netizen Indonesia yang menggunakan frasa ini untuk mengekspresikan ketidaksetujuan mereka.

Selain itu, frasa dame desu juga dapat menjadi cara untuk mengungkapkan emosi negatif seperti kekecewaan, kesalahan, ketegangan, atau bahkan marah. Namun, sebagai netizen yang baik, pengguna media sosial harus selalu menjaga etika dan kesopanan dalam berbicara dan bersikap di dunia maya.

Di kalangan anak muda Indonesia, frasa dame desu juga memiliki arti yang lebih luas. Frase ini sering digunakan sebagai simbol bahwa mereka tidak ingin dipaksa oleh konvensi sosial atau menjadi terkekang oleh tuntutan dan kewajiban tradisional. Dengan kata lain, frasa ini menunjukkan bahwa anak muda Indonesia ingin hidup dan bertindak sesuai dengan keinginan dan cita-cita mereka sendiri.

Secara keseluruhan, frasa dame desu adalah contoh dari bagaimana budaya dan bahasa asing dapat memengaruhi dan berdampak pada kalangan anak muda di Indonesia. Frase ini menunjukkan bahwa anak muda Indonesia tidak hanya mengkonsumsi konten budaya global, tetapi juga memprosesnya dan menggunakannya untuk menciptakan gaya hidup dan bahasa yang unik bagi mereka sendiri.

5 Contoh Peristiwa yang Merupakan Contoh Dame Desu di Jepang


Dame Desu di Jepang

Dame desu, istilah Jepang yang sering digunakan dan memiliki berbagai arti tergantung pada konteksnya. Dame desu memiliki arti ”tidak boleh”, ”berbahaya”, ”dilarang”, ”tidak bisa”, dan sebagainya. Istilah dame desu dalam budaya Jepang sangatlah mendalam dan dipercayai sebagai bagian dari etika, perilaku, dan adat istiadat yang harus diikuti oleh masyarakat Jepang. Namun, saat ini dame desu juga menjadi populer di Indonesia, terutama di kalangan para penggemar budaya Jepang atau anime. Berikut adalah lima contoh peristiwa yang merupakan contoh dari dame desu di Jepang.

1. Melempar Sampah Sembarangan

Melempar Sampah Sembarangan

Melemparkan sampah sembarangan adalah salah satu contoh dari dame desu di Jepang. Masyarakat Jepang dikenal sangat menghargai lingkungan dan sangat memperhatikan kebersihan. Para warga Jepang selalu membawa sampahnya masing-masing dengan membungkusnya dan membawanya hingga menemukan tempat sampah. Hal ini sangat berbeda dengan di Indonesia, terkadang kita sering menemukan warga Jepang yang membawa sampah yang tidak bernilai dan mengumpulkannya hingga menemukan tempat sampah yang tepat.

2. Terlambat datang ke pertemuan

Pertemuan

Pada contoh kedua dari dame desu di Jepang adalah terlambat datang ke pertemuan atau janji. Masyarakat Jepang menganggap janji adalah suatu bentuk kesopanan yang harus dijaga, meskipun kegiatan yang dilakukan bukan berupa kegiatan resmi atau penting, janji harus dihormati. Jika berjanji untuk datang pada waktu tertentu, maka kita harus datang tepat waktu atau bahkan sebelum waktu yang dijanjikan. Jika kita terlambat, maka bisa dianggap sebagai sebuah tindakan yang tidak menghormati waktu orang lain, sehingga hal ini termasuk dalam kategori dame desu.

3. Membuka payung dalam ruangan

Membuka payung dalam ruangan

Membuka payung dalam ruangan seperti dalam rumah atau kantor juga termasuk dalam kategori dame desu di Jepang. Hal ini dianggap sebagai tindakan yang tidak sopan karena dapat merusak dekorasi ruangan, memberikan kesan tidak menghormati orang lain, dan dapat membuat orang merasa terganggu. Oleh karena itu, jika Anda ingin membawa payung ke dalam tempat tertutup, pastikan untuk mengeringkannya terlebih dahulu atau bawa dalam plastik sampai Anda menemukan tempat yang tepat untuk meletakkan payung tersebut.

4. Berbicara dengan suara keras di kereta

Berbicara dengan suara keras di kereta

Berbicara dengan suara keras di kereta juga dapat dikategorikan sebagai dame desu di Jepang. Jepang terkenal dengan kereta cepat dan ramainya kereta api yang diisi oleh penumpang dengan sangat padat. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berbicara dengan suara rendah dan tidak bising agar tidak mengganggu penumpang lain yang ingin merasa tenang. Jangan lupa untuk mematikan telepon seluler atau meredupkan nada dering telepon seluler sehingga tidak mengganggu pengguna kereta api lainnya.

5. Merokok di tempat umum

Merokok di tempat umum

Merokok di tempat umum juga termasuk dalam kategori dame desu di Jepang. Seperti di Indonesia, di Jepang dilarang merokok di tempat umum seperti di ruang tunggu stasiun kereta api, di dalam bis dan taksi, serta di tempat-tempat umum yang penuh dengan orang. Jika Anda ingin merokok, pastikan untuk melakukannya di tempat-tempat yang telah ditentukan dan tidak mengganggu orang lain. Jika tidak menemukan tempat untuk merokok, maka lebih baik untuk tidak merokok sambil menunggu hingga tiba di tempat yang aman atau mencari tempat merokok yang lebih tepat.

Itulah 5 contoh peristiwa yang merupakan contoh dari dame desu di Jepang yang saat ini telah dikenal dan mendunia. Banyak perilaku dan etika masyarakat Jepang yang layak dijadikan sebagai teladan dan menjadi bagian dari hubungan sosial. Kita sebagai warga Indonesia juga harus mencontohkan hal-hal yang positif seperti masyarakat Jepang, terutama dalam menjaga kerjasama dan harmoni sosial di masyarakat.

Dampak Negative dari Sikap Dame Desu pada Masyarakat Jepang


Dampak Negative dari Sikap Dame Desu pada Masyarakat Jepang

Seiring dengan semakin populernya sikap dame desu di kalangan masyarakat Jepang, ternyata ada dampak negative yang ditimbulkan. Berikut ini beberapa dampak negative dari sikap dame desu pada masyarakat Jepang.

1. Memperburuk Keterampilan Komunikasi

Salah satu dampak negative dari sikap dame desu pada masyarakat Jepang adalah memperburuk keterampilan komunikasi. Hal ini terjadi karena sikap dame desu yang cenderung menolak bantuan atau pendapat orang lain. Akibatnya, mereka lebih sulit untuk memperbaiki keterampilan komunikasi dan sulit untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Selain itu, sikap dame desu juga dapat menyebabkan kesalahpahaman dalam komunikasi dan berdampak pada hilangnya kesempatan untuk belajar sesuatu hal yang baru.

2. Menimbulkan Stres dan Gangguan Kesehatan Mental

Sikap dame desu pada masyarakat Jepang juga dapat menimbulkan stres dan gangguan kesehatan mental. Hal ini disebabkan karena sikap dame desu cenderung menolak bantuan dan pendapat orang lain, sehingga memperburuk komunikasi dan memperparah kondisi psikologis orang tersebut. Seringkali orang yang memiliki sikap dame desu juga akan merasa kesulitan untuk meminta bantuan atau mengungkapkan pikirannya, sehingga dapat menyebabkan perasaan depresi, stres, dan rasa tidak aman.

3. Meningkatkan Tingkat Kekerasan dalam Hubungan

Dampak negative dari sikap dame desu pada masyarakat Jepang yang lainnya adalah meningkatkan tingkat kekerasan dalam hubungan. Hal ini terutama terjadi pada wanita yang memiliki sikap dame desu. Sikap dame desu pada wanita dapat menyebabkan mereka lebih sulit untuk mengungkapkan keinginan dan pendapat mereka, bahkan dalam hubungan yang terlalu ekstrim dapat memicu kekerasan verbal dan fisik dalam hubungan.

Ketika dato di bawah suaminya atau pasangannya, perasaan inferiority complex dapat diperparah dan menyebabkan tingkat frustrasi dan tekanan emosional yang tinggi, sehingga berdampak buruk pada kesehatan mentalnya dan hubungannya.

Demikianlah beberapa dampak negative dari sikap dame desu pada masyarakat Jepang yang tidak dapat diabaikan. Sebaiknya, sikap yang diambil adalah mencoba untuk open dan jujur dalam komunikasi dengan orang lain, meminta bantuan ketika membutuhkan, dan percaya diri dalam mengungkapkan pendapat dan keinginan. Ingatlah bahwa bergantung pada diri sendiri dan menolak bantuan bukan selalu menjadi pilihan terbaik.

Dame Desu vs Yoroshiku Onegaishimasu: Perbedaannya Apa?


Dame Desu vs Yoroshiku Onegaishimasu

Dalam kehidupan sehari-hari, Anda mungkin sering mendengar ekspresi “Dame Desu” serta “Yoraskiku Onegaishimasu” ketika berbicara dengan orang Jepang. Tapi, apakah kamu tahu perbedaan antara dua frase ini?

Ekspresi “Dame Desu” berarti “Tidak bisa” atau “Tidak mungkin” dalam bahasa Indonesia, sementara “Yoroshiku Onegaishimasu” memiliki banyak arti, antara lain “Silakan bantu saya”, “Silakan perhatikan”, dan “Dimohon baik-baik”.

Perlu diketahui bahwa “Dame Desu” digunakan ketika seseorang tidak bisa melakukan tugas atau permintaan yang diminta orang lain. Misalnya, jika seseorang meminta Anda untuk melakukan tugas yang mustahil, Anda bisa menjawab dengan “Dame Desu” untuk menunjukkan bahwa Anda tidak bisa melakukannya.

“Dame Desu” juga bisa digunakan sebagai jawaban ketika seseorang menawarkan sesuatu yang Anda tidak butuhkan atau tidak tertarik, atau ketika seseorang meminta izin untuk melakukan atau mengambil sesuatu yang Anda tidak ingin dilakukan atau diambil.

Sementara itu, “Yoroshiku Onegaishimasu” adalah frase yang paling sering digunakan dalam bahasa Jepang. Frase ini digunakan sebelum melakukan tindakan tertentu sebagai permohonan atau permintaan baik-baik. Contohnya, saat memulai percakapan atau ketika mengakhiri email.

“Yoroshiku Onegaishimasu” sering kali dianggap sebagai bentuk penutup yang sopan dan menghargai sesama, terutama di lingkungan bisnis atau formal. Saat digunakan dalam konteks lain, seperti di antara teman atau keluarga, frase ini juga bisa menunjukkan rasa hormat atau permohonan khusus seperti membantu pekerjaan rumah atau dll.

Sama seperti “Dame Desu”, “Yoroshiku Onegaishimasu” juga bisa digunakan dalam hal yang lebih resmi dan bisnis untuk menunjukkan permintaan atau permohonan yang sopan dan rasa hormat kepada orang lain. Namun, perlu diingat bahwa bentuk formal dan sopan dari ekspresi ini cukup sulit untuk dipelajari, terutama bagi orang yang bukan penutur asli bahasa Jepang.

Selain itu, “Yoroshiku Onegaishimasu” juga dapat digunakan ketika seseorang meminta bantuan atau memberikan petunjuk yang lebih spesifik dalam mengatasi sesuatu. Hal ini juga dapat digunakan sebagai penutup ketika seseorang meminta orang lain untuk melakukan sesuatu. Dalam penggunaannya, “Yoroshiku Onegaishimasu” menunjukkan sikap sopan dan rasa hormat, sehingga memberikan kesan positif dan sopan pada orang yang meminta atau menerima permintaan tersebut.

Meskipun “Dame Desu” dan “Yoroshiku Onegaishimasu” sama-sama digunakan dalam bahasa Jepang untuk mengekspresikan permintaan atau permohonan tertentu, faktanya merupakan dua bentuk ekspresi yang sangat berbeda dalam kaitannya dengan penggunaan dan Konteks. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami kedua bentuk ekspresi ini agar Anda bisa memahami dan berkomunikasi dengan lebih baik dengan orang Jepang.

Cara Menghindari Sikap Dame Desu dan Tetap Menunjukkan Penghargaan pada Orang Lain


Manners in Indonesia

Ketika kita hidup bersama dengan orang lain, ada beberapa norma dan etika yang harus diikuti untuk menjaga hubungan harmonis. Salah satunya adalah sikap dame desu. Dame desu adalah istilah yang berasal dari Jepang dan digunakan untuk menyebut seseorang yang kurang sopan dalam bertindak maupun berbicara. Sikap ini tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga dapat merugikan orang lain. Namun, bagaimana cara menghindari sikap dame desu sambil tetap menunjukkan penghargaan pada orang lain? Simak penjelasannya berikut ini.

1. Menjaga Kontrol Emosi

Control Emotion

Ketika sedang berada dalam situasi yang tidak menyenangkan, seringkali emosi kita juga terpengaruh. Namun, menjaga kontrol emosi adalah cara terbaik untuk menghindari sikap dame desu. Saat sedang marah atau kesal, tarik napas dalam-dalam dan pikirkan dengan jernih sebelum berbicara atau bertindak. Ingatlah bahwa tindakan dan kata-kata kita dapat mempengaruhi orang lain. Dengan menjaga kontrol emosi, kita dapat menghindari kata-kata atau tindakan yang kurang sopan dan tetap menunjukkan penghargaan pada orang lain.

2. Memperhatikan Bahasa Tubuh

Body Language

Tidak hanya kata-kata atau tindakan yang dapat mempengaruhi orang lain, bahasa tubuh juga dapat memberikan kesan yang berbeda. Sebaiknya, perhatikan bahasa tubuh kita ketika berbicara atau bertindak. Jangan mengangkat suara atau memasang wajah cemberut ketika berbicara dengan orang lain. Cobalah untuk selalu tersenyum dan menunjukkan sikap yang ramah. Dengan begitu, kita bisa tetap menunjukkan penghargaan pada orang lain dan menghindari sikap dame desu.

3. Mendengarkan dengan Tulus

Listening

Salah satu cara untuk menunjukkan penghargaan pada orang lain adalah dengan mendengarkan mereka dengan tulus. Ketika orang lain sedang berbicara, berikan perhatian penuh dan hindari interupsi. Tutup handphone dan matikan televisi ketika sedang berbicara dengan orang lain. Dengan memberikan perhatian penuh, kita bisa menunjukkan bahwa kita menghargai orang lain dan menghindari sikap dame desu.

4. Menggunakan Bahasa yang Sopan

Polite Language

Bahasa yang kita gunakan juga dapat mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan bahasa yang sopan ketika berbicara dengan orang lain. Jangan menggunakan kata-kata yang kasar atau merendahkan orang lain. Dengan menggunakan bahasa yang sopan, kita bisa menunjukkan bahwa kita menghargai orang lain meskipun dalam situasi yang sulit.

5. Bertindak Sesuai dengan Budaya Lokal

Culture

Indonesia merupakan negara dengan banyak suku dan budaya yang berbeda. Oleh karena itu, kita perlu memahami budaya lokal di tempat kita tinggal untuk menghindari sikap dame desu. Beberapa hal kecil seperti cara menyapa atau memberi salam dapat berbeda-beda antar suku atau daerah. Singkatnya, kita perlu belajar menghargai budaya dan perbedaan agama antar orang.

Menghindari sikap dame desu bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Dengan menjaga kontrol emosi, memperhatikan bahasa tubuh, mendengarkan dengan tulus, menggunakan bahasa yang sopan dan bertindak sesuai dengan budaya lokal, kita dapat tetap menunjukkan penghargaan pada orang lain dan membangun hubungan yang harmonis. Setiap orang akan merasa nyaman di lingkungan yang sopan, oleh karena itu jangan anggap remeh pentingnya sikap sopan santun dalam menjalin hubungan sosial.

Iklan