Pendahuluan

Halo, Pembaca rinidesu.com! Menikah adalah momen indah dan sakral bagi pasangan kekasih. Berbagai adat dan budaya di Indonesia memiliki tata cara pernikahan yang unik. Salah satunya adalah pernikahan adat Jawa. Pernikahan adat Jawa memiliki susunan acara yang panjang dan penuh makna. Artikel ini akan membahas secara detail tentang susunan acara pernikahan adat Jawa.

Pernikahan adat Jawa memiliki banyak kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari pernikahan adat Jawa adalah adanya nilai kesucian dan nilai keagamaan yang kuat. Pada upacara pernikahan, pasangan pengantin tidak hanya dipersatukan secara lahiriah, tetapi juga secara batiniah. Selain itu, pernikahan adat Jawa juga menampilkan keindahan dan kekayaan budaya Jawa. Dari segi kekurangan, susunan acara pernikahan adat Jawa yang panjang dapat melelahkan bagi pengantin dan tamu undangan yang hadir. Selain itu, biaya yang diperlukan untuk menjalankan pernikahan adat Jawa juga cukup besar.

Sebelum membahas lebih dalam tentang susunan acara pernikahan adat Jawa, penting untuk mengetahui asal usul pernikahan adat Jawa. Pernikahan adat Jawa berasal dari adat istiadat Hindu-Buddha yang berkembang di Jawa mulai dari abad ke-9 hingga ke-15. Upacara pernikahan pada masa itu terdiri dari beberapa tahapan, seperti upacara Sima (penandatanganan perjanjian), Siraman, dan Midodareni. Pada masa penjajahan Belanda, upacara pernikahan adat Jawa mengalami sedikit perubahan, tetapi masih mempertahankan unsur kepercayaan dan adat istiadat Hindu-Buddha.

Seiring berjalannya waktu, pernikahan adat Jawa semakin memperlihatkan pengaruh Islam. Pada masa ini, upacara Siraman digantikan dengan acara bertajuk “Pengajian”. Acara Pengajian dilakukan untuk memohon doa restu dari Allah SWT. Namun, pernikahan adat Jawa tetap mempertahankan unsur kepercayaan dan budaya Jawa yang kental.

Pada artikel ini, kami akan membahas secara detail susunan acara pernikahan adat Jawa yang dapat menjadi panduan bagi pasangan pengantin yang ingin menjalani pernikahan adat Jawa.

1. Siraman dan Sungkeman 🎁

Tahapan pertama dalam pernikahan adat Jawa adalah Siraman. Siraman adalah acara mandi bersama dengan bahan-bahan tradisional yang memiliki filosofi Jawa. Siraman dilakukan secara terpisah oleh keluarga pengantin pria dan wanita. Selama Siraman, akan dilantunkan doa dan mantra sebagai bentuk memohon restu dari Neramaat dan leluhur. Setelah jalannya Siraman selesai, dilanjutkan dengan Sungkeman di hadapan kedua orang tua masing-masing calon pengantin.

a. Persiapan Siraman

Persiapan Siraman sudah dimulai sehari sebelum hari H pernikahan. Pasangan pengantin dan keluarga akan mencuci tangan dan kaki secara bersama-sama. Setiap bahan yang digunakan untuk Siraman juga harus disiapkan dengan benar.

b. Filosofi Siraman

Siraman memiliki filosofi untuk membersihkan diri secara lahiriah dan batiniah. Air dalam Siraman melambangkan kesucian, sehingga Siraman dilakukan untuk membersihkan segala dosa dan kesalahan pada masa lalu. Bahan-bahan tradisional dalam Siraman juga memiliki makna filosofis untuk menyejukkan hati, meningkatkan kecantikan dan kepercayaan diri.

c. Persiapan Sungkeman

Setelah Siraman selesai, diadakan acara Sungkeman di hadapan kedua orang tua masing-masing calon pengantin. Hal ini dilakukan sebagai bentuk permohonan restu dan kebersamaan antara kedua keluarga.

d. Makna Sungkeman

Pada Sungkeman, kedua pasangan pengantin punya kesempatan untuk mengucapkan syukur dan terima kasih atas restu yang telah diberikan oleh kedua belah pihak. Sungkeman juga merupakan momen yang membuka jalan bagi pernikahan yang suci dan bahagia.

2. Midodareni 🎀

Tahapan kedua adalah Midodareni. Midodareni adalah acara pertemuan antara kedua keluarga dalam rangka membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan rencana pernikahan. Di sini, dibahas berbagai hal, antara lain bagaimana mempersiapkan acara pernikahan, tata cara upacara, besarnya mahar, dan sebagainya.

a. Persiapan Midodareni

Midodareni biasanya dilakukan beberapa hari sebelum hari pernikahan. Keluarga pengantin dari pihak pria akan merencanakan pertemuan ini di kediamannya atau rumah calon pengantin wanita.

b. Makna Midodareni

Midodareni memiliki arti melibatkan pihak perempuan dalam menjodohkan anak perempuannya. Dalam tradisi Jawa, perempuan sering dianggap sebagai penjaga adat, dan Midodareni menjadi sebuah upacara yang sangat penting bagi keluarga pengantin pria untuk menjalin hubungan baik dengan keluarga pengantin wanita.

3. Ijab Kabul ⚊

Tahapan ketiga dalam pernikahan adat Jawa adalah Ijab Kabul atau akad nikah. Ijab Kabul adalah kesepakatan di antara kedua belah pihak tentang pernikahan. Pada saat Ijab Kabul, kedua pasangan mengucapkan sumpah nikah dengan penghulu dan disaksikan oleh keluarga dan tamu undangan.

a. Persiapan Ijab Kabul

Persiapan Ijab Kabul biasanya sudah dilakukan beberapa bulan sebelum hari pernikahan. Pasangan pengantin akan mendatangi KUA (Kantor Urusan Agama) untuk mengurus proses ijab kabul. Adapun untuk pemilihan penghulu atau teman nikah dapat dilakukan oleh keluarga pengantin.

b. Filosofi Ijab Kabul

Ijab Kabul memiliki filosofi untuk mempersatukan kedua insan secara tertib dan agama. Dengan adanya ijab kabul, pasangan pengantin secara sah menjadi suami istri dalam pandangan agama.

4. Serah Terima Pengantin 💓

Tahapan keempat adalah serah terima pengantin atau dikenal juga dengan istilah beduk luruh. Beduk luruh hanya dilakukan oleh keluarga pengantin pria kepada keluarga pengantin wanita. Saat pelaksanaan beduk luruh, akan terdengar suara beduk (gendang) yang ditabuh kuat-kuat. Hal ini bisa saja dilakukan di tempat pengantin wanita atau di tempat yang berbeda, tergantung kesepakatan dari kedua keluarga.

a. Persiapan Beduk Luruh

Persiapan beduk luruh biasanya dilakukan beberapa hari sebelum hari pernikahan. Pengantin pria harus menyiapkan sejumlah besar barang-barang seperti Maduran, Selendang, dan Alas Seprai, yang akan dibawa ke kediaman pengantin wanita.

b. Makna Beduk Luruh

Beduk luruh memiliki makna filosofis untuk mempersilakan pengantin perempuan masuk dalam keluarga pengantin laki-laki. Beduk menggambarkan suara yang besar, sehingga juga dapat mengusir segala macam gangguan atau buruk dari kedua pengantin.

5. Adat Panggih 🤗

Tahapan kelima dalam pernikahan adat Jawa adalah adat panggih atau pertemuan antar kedua keluarga pengantin. Adat Panggih biasanya dilakukan setelah acara Ijab Kabul. Di sini, pasangan pengantin akan memperkenalkan diri kepada keluarga masing-masing. Acara Panggih juga menjadi moment untuk menentukan peran dan tanggung jawab bagi anggota keluarga pengantin.

a. Persiapan Adat Panggih

Persiapan Panggih biasanya dilakukan setelah acara Ijab Kabul selesai. Keluarga pengantin akan melakukan persiapan tempat pertemuan, pernak-pernik dekorasi, dan persiapan lainnya.

b. Makna Adat Panggih

Panggih memiliki filosofi untuk mempererat hubungan antara kedua keluarga pengantin dan juga pengantin itu sendiri. Dengan diadakannya Panggih, keluarga pengantin menjadi lebih dekat dan terjalinlah hubungan kerjasama dan harmoni antara keluarga.

6. Midodareni Lan Wangsan 💏

Tahapan keenam dalam pernikahan adat Jawa adalah Midodareni Lan Wagsan atau biasa disebut dengan upacara perjodohan. Setelah adat panggih selesai, acara Midodareni Lan Wangsan dilakukan untuk membolehkan kehadiran kedua pasangan dalam keluarga masing-masing dan memulai kehidupan baru. Midodareni Lan Wangsan biasanya diadakan di kediaman pengantin pria.

a. Persiapan Midodareni Lan Wangsan

Persiapan Midodareni Lan Wangsan biasanya dilakukan setelah Adat Panggih. Acara Midodareni Lan Wangsan biasanya diadakan di kediaman pengantin pria, dan keluarga pengantin wanita akan mempersiapkan bermacam-macam seserahan seperti Sari atau Bulu Perindu.

b. Makna Midodareni Lan Wangsan

Midodareni Lan Wangsan memiliki arti memulai kehidupan baru bagi kedua pasangan pengantin. Upacara ini juga membolehkan atau memperbolehkan pasangan pengantin untuk hidup bersama-sama dalam satu atap dalam keadaan resmi dan sah.

7. Reksa Dana 🎇

Tahapan terakhir dalam pernikahan adat Jawa adalah Reksa Dana. Reksa Dana adalah kewajiban bagi pengantin pria untuk memberikan uang sejumlah tertentu kepada keluarga pengantin wanita. Uang yang diberikan akan diberikan kembali setiap saat ketika keluarga pengantin pria membutuhkan bantuan finasial.

a. Persiapan Reksa Dana

Persiapan Reksa Dana dilakukan setelah Midodareni Lan Wangsan. Uang yang diberikan di dalam amplop bersama dengan seluruh benda seserahan yang sudah disiapkan sebelumnya.

b. Makna Reksa Dana

Reksa Dana memiliki arti menghormati keluarga pengantin wanita dan menciptakan hubungan yang baik antara kedua keluarga. Uang yang diberikan akan diberikan kembali setiap saat ketika keluarga pengantin pria membutuhkan bantuan finasial.

Tabel Susunan Acara Pernikahan Adat Jawa

No. Susunan Acara
1 Siraman dan Sungkeman
2 Midodareni
3 Ijab Kabul
4 Serah Terima Pengantin
5 Adat Panggih
6 Midodareni Lan Wangsan
7 Reksa Dana

FAQ Susunan Acara Pernikahan Adat Jawa

1. Bagaimana jika satu dari pasangan pengantin non-Jawa?

Jika satu dari pasangan pengantin non-Jawa, maka acara adat Jawa yang diadakan dapat disesuaikan dengan budaya pengantin tersebut.

2. Apa yang harus dilakukan jika ada keluarga yang menolak pernikahan ini?

Keluarga yang menolak pernikahan dapat didiskusikan secara baik-baik dengan anggota keluarga yang merestui pernikahan. Pastikan ada pengertian diantara kedua keluarga agar pernikahan tetap dapat berlangsung dengan lancar.

3. Berapa kali acara Midodareni akan dilakukan?

Midodareni biasanya dilakukan hanya 1 kali, tetapi pada beberapa kasus tertentu, Midodareni bisa dilakukan lebih dari 1 kali.

4. Berapa banyak uang yang harus diberikan pada acara Reksa Dana?

Jumlah uang yang harus diberikan pada Reksa Dana tidak ditentukan oleh adat Jawa, tergantung dari kesepakatan dari masing-masing keluarga pasangan tersebut.

5. Apakah Ijab Kabul harus dilakukan di Kantor Urusan Agama?

Tidak harus. Ijab Kabul dapat dilakukan di manapun selama dilaksanakan di bawah pengawasan seorang penghulu dan dihadiri kedua belah pihak keluarga.

Iklan