Arti Kata “April” dalam Bahasa Jepang


Bulan April Jepang

Bulan April memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat Jepang. Dalam bahasa Jepang, bulan April disebut “Shigatsu” atau “四月”, memiliki arti sebagai bulan keempat di kalender Jepang. Meskipun secara historis dan kebudayaan, dimulainya tahun baru di Jepang dimulai pada bulan Januari, tetapi pada abad ke-8, orang Jepang menerima kalender Tiongkok yang memulai tahun baru pada bulan Februari. Dan pada masa modern, bulan April dijadikan sebagai awal tahun ajaran baru di Jepang.

April dalam bahasa Jepang diartikan sebagai “Shigatsu”, dengan “Shi” yang memiliki arti empat dan “Gatsu” berarti bulan. Karena dalam bahasa Jepang setiap angka memiliki arti dan makna tersendiri, maka angka empat (「四 shi」) yang disebutkan pada kata bulan April sering dihindari oleh orang Jepang karena angka empat secara etimologis dapat diartikan sebagai sinis dan bawa sial. Di karena itu angka empat banyak diganti menjadi angka lima (「五 go」), sehingga di Jepang sering kita jumpai istilah “Gogatsu” untuk menghindari penggunaan nomor empat.

Bulan April dianggap sebagai bulan yang penuh semangat dan gairah baru. Karena di Jepang, bulan April menandakan awal tahun ajaran baru yang umumnya dimulai pada tanggal 1 April. Awal Tahun ajaran ini dikenal dengan nama “Shin Gakki” yang berarti tahun ajaran baru. Pada tahun ajaran baru ini, seluruh siswa di Jepang mulai mengenakan seragam sekolah baru. Siswa juga mulai menempuh pendidikan di tingkatan baru, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, sampai Perguruan Tinggi dan Universitas.

Banyak perayaan dan tradisi di Jepang yang diadakan pada bulan April, salah satunya adalah Hanami. Hanami adalah perayaan dan tradisi yang digunakan masyarakat Jepang untuk menikmati keindahan dan kecantikan bunga sakura atau cherry blossom. Perayaan Hanami biasanya diadakan ketika bunga Sakura sedang mekar. Biasanya diadakan pada pertengahan bulan April.

Tak hanya itu saja, bulan April di Jepang juga biasanya dijadikan waktu untuk memulai kegiatan baru, seperti pekerjaan, bisnis, dan kesibukan lainnya. Masyarakat Jepang meyakini bahwa bulan April merupakan awal dari musim semi, yang memiliki makna penting dalam kehidupan, yaitu mekar dan berkembang. Karena alasan inilah banyak orang Jepang yang merencanakan kegiatan baru pada bulan April, dan mereka percaya bahwa setiap apa yang dimulai di bulan ini pasti akan menghasilkan hasil yang baik.

Dalam budaya Jepang, bulan April juga dianggap sebagai bulan yang penuh harapan dan mimpi baru. Orang Jepang meyakini bahwa pada bulan April segala sesuatunya akan menjadi segalanya yang baru dan hijau. Dalam bahasa Jepang, kepercayaan ini disebut dengan “Shunsho ikketsu” atau “春書一切”, yang artinya “Semua yang baru dimulai pada bulan April pasti akan berhasil”.

Secara keseluruhan, bulan April sangat penting dalam budaya dan kehidupan masyarakat Jepang. Bulan ini dianggap sebagai awal tahun ajaran baru, awal dari musim semi, dan awal dari banyak kegiatan baru dalam kehidupan masyarakat Jepang. Meskipun terdapat beberapa hal yang harus dihindari dalam menggunakan kata “Shigatsu”, namun bulan April begitu penting dalam kebudayaan Jepang sehingga dijadikan sebagai bagian penting dalam kehidupan masyarakat Jepang.

Sejarah asal-usul nama bulan April dalam budaya Jepang


Sejarah bulan April

Bulan April adalah salah satu bulan yang sangat penting dalam budaya Jepang. Nama bulan April dalam bahasa Jepang adalah “shigatsu” (四月), yang berarti “empat bulan”. Mengapa bulan April disebut sebagai “empat bulan”? Ini berkaitan dengan sistem kalender tradisional Jepang, yang menggunakan sistem penomoran bulan berdasarkan urutan objek langit yang nampak.

Pada zaman dulu di Jepang, sistem kalender dibuat berdasarkan perhatian terhadap pergerakan bintang dan fenomena langit lainnya. Dinamakan “kyuureki”, sistem kalender ini menggunakan kata-kata kuno untuk menamai setiap bulan. Di Jepang, mulai dari Januari hingga Desember, setiap bulan memiliki nama berbeda. Namun, dalam sistem kalender kyuureki, bulan April sebenarnya bernama “Yayoi” (弥生), yang berarti “menguat”.

Nama Yayoi awalnya diambil dari nama salah satu periode sejarah di Jepang yaitu “Zaman Yayoi” atau “Jaman Baru besi”, yang dipercaya berkembang pada tahun 300 SM – 300 Masehi. Pada masa itu, bangsa Jepang kemajuan dalam bidang pertanian dan menghasilkan makanan dengan jumlah yang lebih banyak. Perkembangan ini meningkatkan kemakmuran sosial dan ekonomi mereka.

Gambar anime girl Yayoi

Kita mungkin sering mendengar nama “Yayoi” dalam anime atau drama Jepang. Di Jepang, nama Yayoi juga digunakan sebagai nama depan perempuan; ini mengungkapkan betapa terkenalnya nama bulan April tersebut. Selain itu, bulan April juga menandai awal tahun pelajaran baru di Jepang. Siswa baru memulai semester pertama mereka dan biasanya menggunakan seragam baru. Di Jepang, pelajar juga sangat bersemangat menyambut musim semi dan musim sakura yang terkenal indah.

Meskipun nama bulan April dalam kalender tradisional Jepang adalah Yayoi, namun nama April sebenarnya cukup populer di Jepang. Dalam bahasa Jepang, kata “April” ditulis sebagai “Shigatsu” menggunakan karakter Kanji yang sama dengan Yayoi. Mungkin saja, perbedaan dalam penamaan ini terinspirasi dari budaya Barat dan dipengaruhi oleh pengaruh asing di Jepang.

Gambar musim sakura di Jepang

Musim semi dan musim sakura juga sangat penting dalam budaya Jepang pada bulan April. Pada awal musim semi, bunga-bunga sakura mulai bermekaran dan memunculkan indahnya kota Jepang, dan warga Jepang pergi ke taman untuk menikmati pemandangan indah tersebut, biasanya dalam tradisi “hanami”. Tradisi ini terus diperbaharui setiap tahun, dan menjadi cara bagi orang Jepang untuk menghargai kecantikan alam.

Jadi, itulah sejarah asal-usul nama bulan April dalam budaya Jepang. Bulan April menjadi penting karena menandai awal tahun pelajaran baru dan awal musim semi. Kita juga bisa melihat bahwa Jepang memiliki tradisi yang sangat kaya dalam mencintai alam dan keindahan musimnya. Penamaan April mungkin menjadi bukti adopsi budaya Barat di Jepang, tetapi budaya Jepang yang indah tetap lestari dan terus berkembang.

Perayaan dan tradisi bulan April di Jepang


Hanami Blossoms Remind Japan's First Organized Cherry Blossom Festival Was Organized in Hanami Sakura

Bulan April selalu menjadi bulan yang dinanti-nanti oleh masyarakat Jepang. Selain karena musim semi tiba, april juga menyimpan perayaan dan tradisi yang begitu istimewa yang dikenal sebagai “Shunbun no Hi” atau bahasa Indonesia-nya adalah “Hari Equinox Vernal”. Tak hanya itu, pada bulan April juga ada tradisi hanami yaitu melihat bunga sakura yang mekar indah. Inilah yang membuat bulan April menjadi salah satu bulan yang dirayakan dengan meriah di Jepang.

Hari Equinox Vernal


Hari Equinox Vernal

Hari Equinox Vernal atau Shunbun no Hi dirayakan pada saat matahari memasuki posisi tepat di atas ekuator bumi. Pada hari ini, orang Jepang berkumpul bersama keluarga atau teman-teman untuk merayakan musim semi dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan di rumah atau berlibur ke luar kota.

Banyak toko dan toko-toko serba ada menyambut Shunbun no Hi dengan menjual kue-kue khusus untuk dirayakan pada hari tersebut, seperti “Ohagi” yang terbuat dari kacang merah dan ketan. Biasanya, April juga menjadi waktu untuk memulai kegiatan pertanian dan menghias rumah dengan bunga-bunga segar.

Hanami


Hanami Blossoms Remind Japan's First Organized Cherry Blossom Festival Was Organized in Hanami Sakura

Tradisi hanami atau melihat bunga sakura yang mekar indah biasanya dilakukan pada pertengahan April hingga awal Mei. Bunga sakura menjadi simbol musim semi yang indah dan berarti bagi orang Jepang. Biasanya, masyarakat Jepang berkumpul bersama keluarga, teman-teman, atau rekan kerja mereka di taman atau tempat-tempat yang terkenal dengan hamparan bunga sakura untuk melakukan kegiatan hanami.

Selain melihat bunga sakura, biasanya mereka juga membawa makanan dan minuman untuk piknik di bawah pohon sakura. Beberapa dari mereka juga membawa alat musik tradisional seperti shamisen atau taiko untuk menambah suasana meriah. Pada malam hari, taman-taman besar juga akan menyelenggarakan event yang menampilkan cahaya bunga sakura yang bernuansa yang indah.

Banyak restoran di Jepang juga menawarkan makanan khusus hanami dan minuman ramuan bunga sakura. Makanan khusus hanami biasanya terbuat dari bahan makanan yang diberi sentuhan rasa bunga sakura seperti mochi, manju, atau wagashi.

Bunga sakura memberikan makna yang mendalam untuk kehidupan orang Jepang. Selain merepresentasikan musim semi yang indah, bunga sakura juga mengajarkan tentang kehidupan yang tidak selalu indah. Seperti pada saat bunga sakura mekar, indah dan mengagumkan namun hanya bertahan selama beberapa hari saja dan mekaranak blur. Inilah yang mendorong orang Jepang untuk menghargai kehidupan dan tidak mengambil sesuatu hal yang indah dalam hidup untuk dijadikan sebagai sesuatu hal yang sudah biasa.

Itulah beberapa perayaan dan tradisi yang ada di Jepang pada bulan April yang dapat melambangkan kebahagiaan dan keindahan alam. Semoga dengan adanya tradisi seperti ini mampu mempererat hubungan antara keluarga, sahabat dan juga rekan kerja kita.

Konsep bunga sakura dan musim semi dalam bahasa Jepang


Bunga Sakura Musim Semi

Bagi Jepang, musim semi adalah saat yang sangat ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan adanya bunga sakura yang mekar indah dan membentuk pemandangan yang sangat menakjubkan di seluruh Jepang. Di Indonesia, keindahan ini pun bisa dijumpai di berbagai pusat kota seperti Jakarta dan Surabaya.

Bunga sakura dalam bahasa Jepang disebut sebagai “桜” atau “さくら” yang dieja sebagai “sakura”. Bunga ini memiliki simbol yang sangat penting dan menjadi bagian dari kebudayaan Jepang. Selain itu, sakura juga menjadi pelajaran untuk bersikap seperti bunga sakura yang terhampar indah dan rapi, namun di balik keindahannya, bunga sakura tidak akan bertahan lama dan mengajarkan rasa keheningan dalam hidup.

Penanaman bunga sakura sendiri dimulai sejak Zaman Nara (710-794) di Jepang. Perayaan Hanami yang artinya menikmati keindahan bunga sakura di luar ruangan menjadi acara tahunan di kontrak alam keluarga kekaisaran di awal periode Heian (784-1185).

Bunga Sakura

Terkait dengan kebudayaan Jepang, bunga sakura memiliki banyak simbol lainnya. Misalnya, dalam bahasa Jepang, bunga sakura memiliki makna simbolik sebagai kekayaan, kedamaian, dan ketenangan. Selain itu, bunga sakura juga dianggap sebagai simbol kehidupan yang singkat, sehingga orang Jepang mengaitkan bunga sakura dengan pentingnya keadaan saat ini.

Musim semi dalam bahasa Jepang disebut sebagai “春” atau “はる” yang dieja sebagai “haru”. Selain bunga sakura, ada banyak jenis bunga yang bermekaran di musim semi. Di Jepang, biasanya terdapat festival bagi bunga-bunga tersebut, seperti festival peonid pertengahan hingga akhir April di Tokyo, atau festival wisteria di kota Kitakyushu.

Musim semi di Jepang sendiri bisa dimulai dari akhir Maret hingga awal Juni. Para penduduk pun sangat antusias menjalani musim ini, termasuk mencicipi makanan dengan rasa manis seperti dango dan mitarashi yang turut menjadi bagian dari rangkaian perayaan musim semi.

Musim Semi Jepang

Itulah mengapa, tidak hanya bunga sakura saja yang menjadi harapan dan kebanggaan bagi orang Jepang. Musim semi pada umumnya membawa harapan dan kebahagiaan bagi penduduk Jepang. Tidak heran jika banyak lagu tradisional Jepang yang berbicara tentang musim semi dan segala harapan yang datang bersama dengan musim ini.

Di Indonesia sendiri, bunga sakura sering digunakan sebagai dekorasi pada saat bulan April bertepatan dengan diadakannya perayaan Hari Kartini, Meski Indonesia tidak memiliki bunga sakura yang tumbuh karena perbedaan iklim, namun keindahan bunga sakura bisa hadir di Indonesia dalam bentuk hiasan atau dekorasi.

Demikian konsep bunga sakura dan musim semi dalam bahasa Jepang yang menjadi makna penting di Jepang. Diharapkan, pengetahuan mengenai bunga sakura dan musim semi di Jepang ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang budaya dan keindahan alam di luar negeri.

Kaitan bahasa Jepang bulan April dengan industri pariwisata di Jepang


Bunga Sakura di Jepang

Bulan April di Jepang selalu menjadi bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh para wisatawan asing karena musim semi mereka yang terkenal dengan bunga sakura atau dalam bahasa Jepang disebut “sakura no hana”. Setiap tahunnya, ribuan turis dari seluruh dunia datang ke Jepang untuk menikmati keindahan bunga sakura yang mekar di seluruh negeri. Selain itu, mereka juga akan terpesona dengan festival-festival yang diadakan pada bulan April seperti Hanami Festival, Sakura Matsuri, atau Festival Bunga. Oleh karena itu, bahasa Jepang bulan April sangat penting dalam industri pariwisata Jepang.

Bunga sakura biasanya mekar pada awal April dan hanya bertahan selama 1-2 minggu. Inilah yang membuatnya menjadi momen yang sangat dinanti-nantikan oleh orang Jepang dan turis asing. Wisatawan dapat menemukan bunga sakura di seluruh negeri, di taman kota, taman istana, atau bahkan di pinggir jalan. Jepang bukan hanya dikenal dengan bunga sakuranya yang cantik, tetapi juga budaya dan tradisinya yang unik. Festival bunga sakura biasanya diselenggarakan di kuil-kuil atau taman-taman, yang menampilkan tarian tradisional, pertunjukan musik, dan makanan khas Jepang.

Dalam industri pariwisata di Jepang, Bahasa Jepang bulan April sangat penting untuk diuasai. Pihak hotel, restoran, atau tempat wisata harus memiliki staf yang mampu berkomunikasi dengan bahasa Jepang, terutama pada waktu musim liburan. Perusahaan perjalanan biasanya akan memberikan panduan dalam beberapa bahasa termasuk bahasa Jepang, jadi mereka bisa menawarkan layanan yang lebih baik pada wisatawan asing.

Tidak hanya itu, banyak universitas di Jepang juga menawarkan program bahasa Jepang untuk wisatawan asing yang ingin belajar tentang bahasa dan budaya Jepang. Ini adalah kesempatan yang baik bagi wisatawan untuk memperdalam budaya dan bahasa Jepang sambil menikmati bunga sakura yang mekar di sekitar universitas. Beberapa universitas terkenal di Jepang yang menawarkan program bahasa Jepang adalah Waseda University, Keio University, dan University of Tokyo.

Selama bulan April, agen perjalanan dan maskapai penerbangan biasanya menawarkan potongan harga dan penawaran khusus pada tiket pesawat dan paket tur untuk menarik wisatawan asing datang ke Jepang. Selain itu, banyak hotel dan restoran juga menawarkan diskon selama Festival Bunga di Jepang, jadi wisatawan dapat menikmati pengalaman yang lebih terjangkau.

Kesimpulannya, bahasa Jepang bulan April sangat penting untuk industri pariwisata di Jepang karena keindahan bunga sakura yang menjadi daya tarik utama untuk wisatawan asing. Bahasa Jepang harus dikuasai oleh para staf hotel, restoran, dan tempat wisata, sehingga mereka dapat memberikan pelayanan yang lebih baik pada wisatawan asing. Selain itu, universitas di Jepang juga menawarkan program bahasa Jepang untuk wisatawan yang ingin memperdalam bahasa dan budaya Jepang. Dalam rangka menarik wisatawan, banyak agen perjalanan dan maskapai penerbangan memberikan potongan harga dan penawaran khusus bagi mereka yang ingin berkunjung ke Jepang pada bulan April. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati keindahan bunga sakura dan budaya Jepang pada bulan April!

Iklan