Pengertian Kalimat Pasif


Pengertian Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah suatu jenis kalimat yang subjeknya tidak lagi memainkan peran utama untuk melakukan tindakan, namun menjadi pihak yang menerima tindakan dari objek kalimat. Kalimat pasif digunakan untuk menjelaskan bagaimana suatu tindakan dilakukan pada objek dari subjek yang berbeda. Dalam bahasa Indonesia, kalimat pasif seringkali diwakilkan dengan kata-kata seperti “dikerjakan”, “dibuat”, atau “dilihat”.

Secara umum, kalimat pasif terdiri dari dua bagian yaitu subjek pasif dan kata kerja pasif. Subjek pasif adalah kata yang menerima tindakan dalam kalimat, sedangkan kata kerja pasif adalah bentuk kata kerja yang menunjukkan bahwa tindakan dilakukan pada subjek pasif. Contoh kalimat pasif dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

  1. Meja itu dibuat oleh tukang kayu.
  2. Buku-buku di perpusatakaan dipinjam oleh mahasiswa.
  3. Kue itu dimakan oleh anak-anak.

Dalam kalimat pasif, subjek menjadi penerima tindakan sehingga sering kali tidak disebutkan atau digantikan dengan partikel “oleh”. Partikel “oleh” digunakan untuk menyatakan siapa yang melakukan tindakan pada subjek dalam kalimat. Oleh karena itu, kalimat pasif juga sering disebut sebagai kalimat dengan konstruksi “opi”, yaitu objek-pelaku-indikator.

Penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia sangat penting, terutama dalam situasi formal seperti dalam surat resmi, proposal, laporan atau artikel ilmiah. Kalimat pasif sering digunakan untuk menghindari kata-kata yang terlalu kasar atau mengurangi kejelasan siapa yang melakukan tindakan. Selain itu, kalimat pasif juga sering digunakan untuk menekankan pada objek kalimat yang menjadi fokus utama dalam suatu teks atau tulisan.

Namun, penggunaan kalimat pasif juga perlu dihindari dalam beberapa situasi, seperti dalam tulisan akademik atau ilmiah yang mengharuskan kejelasan dan keakuratan dalam menunjukkan objek, subjek, atau pelaku dalam tindakan yang dijelaskan. Selain itu, penggunaan kalimat pasif juga seringkali membingungkan bagi pembaca yang ingin memahami siapa yang melakukan tindakan dalam suatu kalimat.

Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita juga seringkali menggunakan kalimat pasif dalam percakapan sehari-hari. Penggunaan kalimat pasif dalam percakapan sehari-hari seringkali secara tidak sadar bertujuan untuk menghindari konflik atau memperkuat pernyataan yang kita sampaikan. Sebagai contoh, kita seringkali mengatakan “ada yang salah dengan mesin ini” daripada mengatakan “kita salah memperbaiki mesin ini”.

Dalam bahasa Indonesia, penggunaan kalimat pasif juga dapat memberikan keindahan dalam penyampaian suatu teks atau tulisan dengan menggunakan variasi struktur dan gaya bahasa yang berbeda. Penggunaan kalimat pasif yang tepat dapat membantu memperjelas sebuah keterangan atau memperkuat sebuah pernyataan sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.

Dalam penulisan artikel atau esai, penggunaan kalimat pasif sebaiknya dilakukan dengan bijak dan tidak berlebihan. Penggunaan kalimat pasif yang berlebihan dapat membuat tulisan menjadi kurang jelas dan sulit dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu, perlu diingat untuk selalu memperhatikan penggunaan kalimat pasif secara tepat dan proporsional dalam sebuah tulisan.

Manfaat Penggunaan Kalimat Pasif


Manfaat Penggunaan Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah salah satu bentuk kalimat yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia. Dalam kalimat pasif, subjek tidak menjadi fokus utama dalam kalimat karena lebih menekankan pada objek yang menerima aksi. Dengan demikian, terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan kalimat pasif, antara lain:

1. Memperjelas Tujuan atau Maksud Kalimat

Dalam beberapa kasus, penulis atau pembicara memilih menggunakan kalimat pasif agar maksud atau tujuan dari kalimat tersebut lebih jelas dan terarah. Hal ini disebabkan karena struktur kalimat pasif mengatur bahwa objek menjadi fokus utama dalam kalimat. Sebagai contoh, kalimat “Buku itu ditulis oleh penulis terkenal” jelas menunjukkan bahwa tujuan kalimat adalah untuk memberikan informasi mengenai penulis, sedangkan kalimat “Penulis terkenal menulis buku itu” lebih memperjelas informasi mengenai buku yang ditulis oleh penulis terkenal.

2. Mencegah Kesalahan Penempatan Subjek dalam Kalimat

Penggunaan kalimat pasif juga dapat membantu mencegah kesalahan penempatan subjek dalam kalimat. Dalam Bahasa Indonesia, subjek biasanya ditempatkan pada awal kalimat. Namun, terkadang penempatan subjek yang salah dapat membuat kalimat menjadi ambigu atau tidak jelas. Dalam penggunaan kalimat pasif, objek menjadi titik fokus utama sehingga penempatan subjek tidak sangat penting. Sebagai contoh, kalimat “Saya akan membantu kamu” dapat dikonversi menjadi kalimat pasif “Kamu akan dibantu oleh saya” untuk menghindari kesalahan penempatan subjek.

3. Menekankan Objek yang Menerima Aksi

Selain memperjelas maksud atau tujuan kalimat, penggunaan kalimat pasif juga dapat menekankan pada objek yang menerima aksi. Hal ini sangat berguna jika ingin menghindari terjadinya konflik atau hal yang kurang menyenangkan. Sebagai contoh, “Bola itu dilempar ke arah saya” lebih sopan dan lebih tidak menekan daripada kalimat “Kamu melempar bola ke arah saya”.

4. Memperbaiki Narasi yang Tidak Seimbang

Narasi yang tidak seimbang dapat mempengaruhi sudut pandang atau cara pandang dalam memberikan informasi. Dalam kasus ini, kalimat pasif dapat membantu mengatasi ketidakseimbangan tersebut. Dengan memberikan penekanan pada objek yang menerima aksi, kalimat pasif dapat menghasilkan narasi yang lebih seimbang dan memberikan informasi lebih terpercaya. Sebagai contoh, kalimat “Pembicaraan tentang beasiswa hanya fokus pada persyaratan siswa dan kurang memperhatikan persyaratan lembaga pemberi beasiswa” dapat diubah menjadi kalimat pasif menjadi “Persyaratan lembaga pemberi beasiswa kurang diperhatikan dalam pembicaraan tentang beasiswa” untuk memperbaiki narasi.

5. Menyampaikan Informasi dengan Cara yang Tepat

Ketika menyampaikan informasi tertentu, penting untuk memilih kata-kata yang tepat dan tidak mengarah pada kesalahpahaman. Dalam beberapa kasus, kalimat pasif dapat membantu mendapatkan cara yang tepat dalam menyampaikan informasi. Sebagai contoh, kalimat “Agen real estat menawarkan rumah itu dengan harga yang sangat mahal” dapat diubah menjadi kalimat pasif “Rumah itu ditawarkan dengan harga yang sangat mahal oleh agen real estat” agar kalimat lebih jelas dan tepat.

Dalam penggunaan kalimat pasif, terdapat beberapa manfaat penting, termasuk memperjelas maksud atau tujuan kalimat, mencegah kesalahan penempatan subjek, menekankan objek yang menerima aksi, memperbaiki narasi yang tidak seimbang, dan menyampaikan informasi dengan cara yang tepat. Oleh karena itu, penggunaan kalimat pasif dapat membuat kalimat menjadi lebih jelas, efektif, dan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.

Contoh Kalimat Pasif dalam Bentuk Positif


Kalimat Pasif Indonesia

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya tidak melakukan aksi, melainkan menerima aksi dari kata kerja. Kalimat pasif biasanya digunakan ketika penekanannya pada objek atau perbuatan yang dilakukan pada objek tersebut. Berikut adalah contoh kalimat pasif dalam bentuk positif:

1. Ayam goreng

Ayam Goreng

Ayam goreng sudah dibuat oleh ibu di dapur.

Contoh kalimat pasif dari kalimat di atas adalah:

Ayam goreng sudah dibuat oleh ibu di dapur. (subjek: ayam goreng, objek: ibu)

Penjelasan:

Kalimat di atas merupakan kalimat aktif, karena subjeknya (ayam goreng) melakukan aksi (dibuat). Namun, jika penekanannya pada objek (ibu) maka kalimat tersebut dapat diubah menjadi pasif seperti contoh di atas.

2. Buku ini dipinjam oleh teman saya

Buku

Teman saya meminjam buku ini dari perpustakaan.

Contoh kalimat pasif dari kalimat di atas adalah:

Buku ini dipinjam oleh teman saya dari perpustakaan. (subjek: buku, objek: teman saya)

Penjelasan:

Kalimat di atas dapat diubah menjadi kalimat pasif karena penekanannya pada objek (buku) dan bukan pada subjek (teman saya).

3. Gedung ini dibangun oleh pemerintah setempat

Gedung di Indonesia

Pemerintah setempat membangun gedung ini untuk kepentingan masyarakat.

Contoh kalimat pasif dari kalimat di atas adalah:

Gedung ini dibangun oleh pemerintah setempat untuk kepentingan masyarakat. (subjek: gedung, objek: pemerintah setempat)

Penjelasan:

Kalimat di atas juga dapat diubah menjadi kalimat pasif karena penekanannya pada objek (gedung) dan bukan pada subjek (pemerintah setempat).

4. Banyak hadiah diberikan pada acara perpisahan tersebut

Hadiah ucapan perpisahan

Pada acara perpisahan tersebut, banyak orang memberikan hadiah kepada pemilik acara.

Contoh kalimat pasif dari kalimat di atas adalah:

Banyak hadiah diberikan pada acara perpisahan tersebut oleh banyak orang. (subjek: hadiah, objek: banyak orang)

Penjelasan:

Kalimat di atas dapat diubah menjadi kalimat pasif karena penekanannya pada objek (hadiah) dan bukan pada subjek (orang yang memberikan hadiah).

5. Film ini diproduksi oleh rumah produksi besar di Indonesia

Rumah produksi film di Indonesia

Rumah produksi besar di Indonesia memproduksi film ini dengan anggaran besar.

Contoh kalimat pasif dari kalimat di atas adalah:

Film ini diproduksi oleh rumah produksi besar di Indonesia dengan anggaran besar. (subjek: film, objek: rumah produksi besar di Indonesia)

Penjelasan:

Kalimat di atas juga dapat diubah menjadi kalimat pasif karena penekanannya pada objek (film) dan bukan pada subjek (rumah produksi).

6. Terdapat banyak kue lezat yang disajikan pada pesta ulang tahun tersebut

Kue lezat

Pada pesta ulang tahun tersebut, orang-orang menyajikan banyak kue yang lezat.

Contoh kalimat pasif dari kalimat di atas adalah:

Terdapat banyak kue lezat yang disajikan pada pesta ulang tahun tersebut oleh orang-orang. (subjek: kue lezat, objek: orang-orang)

Penjelasan:

Kalimat di atas dapat diubah menjadi kalimat pasif karena penekanannya pada objek (kue lezat) dan bukan pada subjek (orang-orang yang menyajikan).

Itulah beberapa contoh kalimat pasif dalam bentuk positif. Semoga bermanfaat!

Contoh Kalimat Pasif dalam Bentuk Negatif


Contoh Kalimat Pasif dalam Bentuk Negatif

Contoh kalimat pasif dalam bentuk negatif mengindikasikan bahwa suatu hal tidak dilakukan oleh subjek atau pihak yang dimaksud. Kalimat pasif dalam bentuk negatif biasanya diakhiri dengan kata “tidak” atau “bukan” untuk menunjukkan penolakan atau keberatan terhadap suatu hal.

Berikut ini adalah 50 contoh kalimat pasif dalam bentuk negatif:

  1. Buku itu tidak akan dibaca oleh saya.
  2. Pekerjaan itu tidak boleh diabaikan.
  3. Burung-burung itu tidak akan dipelihara oleh saya.
  4. Pelajaran itu tidak boleh dipandang sebelah mata.
  5. Pesan itu tidak akan diterima oleh saya.
  6. Rumah itu tidak akan dihuni oleh keluarga saya.
  7. Pembicaraan itu tidak akan dihadiri oleh banyak orang.
  8. Kartu tersebut tidak akan dimainkan oleh saya.
  9. Pengumuman itu tidak boleh diabaikan.
  10. Anjing itu tidak akan dipelihara oleh keluarga saya.
  11. Keluhan itu tidak akan direspons oleh pihak berwenang.
  12. Gedung itu tidak akan digunakan untuk acara tersebut.
  13. Laporan itu tidak akan diterima oleh atasan saya.
  14. Keputusan itu tidak akan diambil oleh kelompok tersebut.
  15. Surat itu tidak akan dibalas oleh pihak yang dituju.
  16. Komentar itu tidak akan dihiraukan oleh penulis buku tersebut.
  17. Tantangan itu tidak boleh diabaikan.
  18. Isyarat itu tidak akan direspon oleh pengemudi mobil tersebut.
  19. Kepercayaan itu tidak akan dipegang oleh saya.
  20. Indikasi itu tidak akan dicatat oleh petugas yang bertugas.
  21. Pemberitahuan itu tidak akan diterima oleh saya.
  22. Permohonan itu tidak akan dipertimbangkan oleh pihak yang berwenang.
  23. Kritikan itu tidak akan dijadikan bahan perbaikan oleh pihak terkait.
  24. Saran itu tidak akan diikuti oleh teman saya.
  25. Keluhan itu tidak akan ditanggapi oleh pelayan restoran tersebut.
  26. Tawaran itu tidak akan diterima oleh saya.
  27. Jawaban itu tidak akan dianggap benar oleh dosen yang bersangkutan.
  28. Informasi itu tidak akan disimpan oleh pihak terkait.
  29. Minta maaf itu tidak akan dilakukan oleh pelaku kejahatan tersebut.
  30. Peringatan itu tidak akan diindahkan oleh pengendara motor tersebut.
  31. Pengajuan itu tidak akan diproses oleh pihak yang berwenang.
  32. Penawaran itu tidak akan ditawar balik oleh pihak lain.
  33. Perintah itu tidak akan dijalankan oleh bawahan tersebut.
  34. Kampanye itu tidak akan diikuti oleh para pemilih.
  35. Terjemahan itu tidak akan digunakan oleh penerbit buku tersebut.
  36. Keberatan itu tidak akan disetujui oleh pihak yang berwenang.
  37. Heran itu tidak akan dijelaskan oleh teman saya.
  38. Telepon itu tidak akan dijawab oleh si penerima.
  39. Musik itu tidak akan disukai oleh pendengar pada umumnya.
  40. Saudara itu tidak akan dimintai bantuan oleh keluarga kami.
  41. Rencana itu tidak akan dilaksanakan oleh pihak yang berwenang.
  42. Kejadian itu tidak akan dilaporkan kepada pihak yang berwenang
  43. Portofolio itu tidak akan ditilik oleh atasan saya.
  44. Keberadaan itu tidak akan diketahui oleh orang banyak.
  45. Pertanyaan itu tidak akan dijawab oleh ahli yang dipanggil.
  46. Acara itu tidak akan disiarkan oleh televisi nasional.
  47. Teman itu tidak akan diundang ke pesta tersebut.
  48. Penemuan itu tidak akan dipublikasikan oleh pihak yang berwenang.
  49. Keperluan itu tidak akan disediakan oleh toko tersebut.
  50. Drama itu tidak akan diproduksi oleh rumah produksi yang berwenang.
  51. Kesenangan itu tidak akan dinikmati oleh anak-anak di sana.

Itulah beberapa contoh kalimat pasif dalam bentuk negatif yang bisa kamu gunakan dalam percakapan sehari-hari. Semoga bisa membantu!

Tips dalam Penggunaan Kalimat Pasif yang Tepat


Tips dalam Penggunaan Kalimat Pasif yang Tepat

Kalimat pasif adalah jenis kalimat di mana subjek menerima tindakan dari objek. Dalam bahasa Indonesia, kalimat pasif biasanya dibentuk dengan memasukkan kata “oleh” setelah kata kerja. Misalnya, “telur diambil oleh ayam.” Meskipun bermanfaat dalam beberapa situasi, penggunaan kalimat pasif yang berlebihan dapat membuat tulisan menjadi tidak jelas dan membosankan. Oleh karena itu, berikut adalah beberapa tips dalam penggunaan kalimat pasif yang tepat.

1. Jangan terlalu sering menggunakan kalimat pasif


Jangan terlalu sering menggunakan kalimat pasif

Penggunaan kalimat pasif yang berlebihan dapat membuat tulisan Anda menjadi sulit dipahami. Cobalah untuk menghindari kalimat pasif yang berulang-ulang dan gunakanlah kalimat aktif ketika memungkinkan. Gunakan kalimat pasif hanya saat Anda ingin menekankan objek atau orang yang melakukan tindakan tidak terlalu penting dalam konteks kalimat.

2. Pastikan kalimat tetap mudah dipahami


Pastikan kalimat tetap mudah dipahami

Saat menggunakan kalimat pasif, pastikan kalimat tetap mudah dipahami. Meskipun menggunakan kalimat pasif dapat menambahkan variasi pada tulisan Anda, dapat menyebabkan kalimat menjadi terlalu rumit atau ambigu. Sebaiknya, gunakan kalimat pasif yang sederhana dan jelas sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

3. Gunakan kalimat pasif ketika Anda ingin menekankan objek


Gunakan kalimat pasif ketika Anda ingin menekankan objek

Kalimat pasif sering digunakan saat objek atau barang yang diperdebatkan lebih penting daripada orang atau hal yang melakukan tindakan. Misalnya, “Kue itu dimakan oleh anak kecil” menekankan pada kue yang dimakan, bukan pada anak kecil yang memakannya. Dalam situasi ini, kalimat pasif lebih tepat daripada kalimat aktif.

4. Hindari penggunaan kata “oleh” secara repetitif


Hindari penggunaan kata oleh secara repetitif

Menggunakan kata “oleh” secara terus-menerus dalam kalimat pasif dapat membuat tulisan menjadi membosankan dan sulit dibaca. Cobalah untuk menggunakan kata ganti benda atau kata ganti orang pada kalimat pasif Anda. Sebagai alternatif, gunakanlah kata yang menjelaskan tentang tindakan seperti “direndahkan” daripada “diantarkan oleh”.

5. Kubuat menjadi kalimat aktif lebih baik


Kubuat menjadi kalimat aktif lebih baik

Terkadang, kalimat aktif lebih tepat dalam mengekspresikan suatu gagasan daripada kalimat pasif. Cobalah untuk membaca kembali teks atau tulisan yang Anda buat dengan memperhatikan penggunaan kalimat pasif yang berlebihan. Coba reorganisasi kalimat tersebut menjadi kalimat aktif tanpa mengubah makna asli kalimat. Ini dapat membantu membuat tulisan Anda lebih mudah dipahami dan menarik.

Dalam penggunaan kalimat pasif, Anda harus memperhatikan konteks dan tujuan tulisan Anda. Gunakanlah kalimat pasif pada saat yang tepat dan dengan tidak berlebihan. Dengan memperhatikan tips dalam penggunaan kalimat pasif yang tepat ini, tulisan Anda akan lebih mudah dipahami dan dapat menarik perhatian dari pembaca.

Iklan