Pengertian Kata Kerja Pasif


Pengertian kata kerja pasif

Kata kerja pasif adalah salah satu tipe kalimat dalam bahasa Indonesia. Sebuah kalimat pasif terbentuk ketika subjek sebuah kalimat tidak melakukan aksi, melainkan menerima aksi. Dalam sebuah kalimat pasif, objek dijadikan subjek dan subjek dijadikan objek. Dalam kata kerja pasif, subjeknya tidak melakukan aksi, tetapi menerima aksi dari objek.

Kalimat aktif dan kalimat pasif memiliki perbedaan dalam tenses, bentuk verb, dan bagaimana penekanan kalimat tersebut disampaikan. Kalimat pasif biasanya digunakan saat pelaku atau subjek tidak diketahui atau tidak perlu disebutkan, sedangkan kalimat aktif lebih sering digunakan untuk menunjukkan tindakan yang dilakukan oleh subjek.

Misalnya, kalimat aktif “Santi membeli buku” dapat diubah menjadi kalimat pasif “Buku dibeli oleh Santi”. Pada kalimat aktif, subjek (Santi) melakukan tindakan membeli, sedangkan pada kalimat pasif, objek (buku) yang menerima tindakan pembelian yang dilakukan oleh Santi.

Kata kerja pasif memiliki berbagai macam bentuk sesuai dengan tense dan bentuk verbal. Di antaranya adalah present, past, dan future passive, serta continuous atau perfect passive. Masing-masing bentuk ini dapat menggambarkan aksi pasif dalam waktu yang berbeda. Contohnya present passive “Buku ini dibaca oleh Santi sekarang”, past passive “Buku itu dibeli oleh Santi kemarin”, dan future passive “Buku akan dibaca oleh Santi besok”.

Kata kerja pasif juga dapat digunakan dalam sebuah kalimat negatif atau interogatif. Namun, tata bahasa dalam kalimat tersebut harus diatur sedemikian rupa untuk memperjelas makna yang diinginkan. Misalnya, “Buku ini tidak dibaca oleh Santi” atau “Apakah buku ini dibeli oleh Santi?”.

Selain itu, penggunaan kata kerja pasif juga dapat mempengaruhi bagaimana pembicaraan disampaikan. Kalimat pasif dapat memberi penekanan pada objek atau aksi yang dilakukan terhadap objek. Oleh karena itu, kalimat pasif sering digunakan dalam karya tulis ilmiah atau laporan resmi, di mana objek atau aksi yang dilakukan terhadap objek menjadi fokus utama.

Dalam Bahasa Indonesia, kata kerja pasif juga dapat digunakan dalam berbagai situasi. Misalnya, untuk menghindari penekanan pada subjek atau untuk membicarakan suatu aksi tanpa harus menyebutkan pelakunya secara langsung. Kata kerja pasif juga dapat digunakan dalam sebuah kalimat narasi untuk menggambarkan adegan atau kejadian yang terjadi.

Secara garis besar, kata kerja pasif adalah bentuk kalimat di mana subjek menerima aksi daripada melakukannya. Kata kerja pasif dalam bahasa Indonesia digunakan dalam berbagai situasi dan memiliki berbagai macam bentuk sesuai dengan tense dan bentuk verbal. Untuk dapat memahami dan mempelajari kata kerja pasif dengan baik, perlu dilakukan latihan serta pemahaman yang mendalam.

Cara Membentuk Kalimat dengan Kata Kerja Pasif


Kata Kerja Pasif Indonesia

Kata kerja pasif adalah sebuah tata bahasa yang banyak digunakan dalam bahasa Indonesia. Saat menggunakan kata kerja pasif, subjek dari kalimat tidak lagi menjadi pelaku aksi melainkan menjadi objek yang menerima aksi. Kata kerja pasif terbentuk dari kata kerja aktif dengan menambahkan kata “di” di depan kata kerja.

Contoh:

  • Kata kerja aktif: Saya makan nasi.
  • Kata kerja pasif: Nasi dimakan oleh saya.

Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam membentuk kalimat dengan kata kerja pasif. Berikut adalah cara membentuk kalimat dengan kata kerja pasif:

1. Mengidentifikasi pola kalimat yang benar

Untuk membentuk kalimat dengan kata kerja pasif, Anda harus mengetahui pola kalimat yang benar. Pola kalimat tersebut adalah:

S + kata kerja aktif + oleh + pelaku (opsional)

Artinya: subjek + kata kerja aktif + kata “oleh” (untuk mengkonfirmasi pelaku) atau tanpa pelaku.

Misalnya:

  • Pola kalimat dengan pelaku: Saya membaca buku. (subjek + kata kerja aktif + pelaku)
  • Pola kalimat tanpa pelaku: Buku dibaca. (subjek + kata kerja pasif)

2. Memahami perbedaan antara kata kerja transitif dan intransitif

Verba intransitif

Kata kerja terbagi menjadi dua jenis, yaitu transitif dan intransitif. Kata kerja transitif adalah kata kerja yang membutuhkan objek untuk melengkapi maknanya, sedangkan kata kerja intransitif tidak membutuhkan objek.

Contoh:

  • Kata kerja transitif: Saya minum kopi. (kata kerja memerlukan objek “kopi”)
  • Kata kerja intransitif: Saya tidur. (kata kerja tidak memerlukan objek)

Pada kalimat pasif, kata kerja transitif akan memerlukan objek yang ditempatkan setelah kata kerja aktif. Sedangkan kata kerja intransitif akan tetap tanpa objek pada kalimat pasif.

Contoh:

  • Kata kerja transitif: Saya membeli buku. (kata kerja memerlukan objek “buku”)
  • Kata kerja pasif transitif: Buku dibeli oleh saya. (objek “buku” ditempatkan setelah kata kerja aktif)
  • Kata kerja intransitif: Dia berlari di taman. (kata kerja tidak memerlukan objek)
  • Kata kerja pasif intransitif: Dia berlari di taman. (kata kerja tidak memerlukan objek)

Perlu diperhatikan bahwa pada kata kerja intransitif, kalimat pasif biasanya tidak digunakan. Karena tidak ada objek yang bisa diubah menjadi subjek pada kalimat pasif.

3. Menggunakan kata “oleh” untuk menyebutkan pelaku aksi (opsional)

Kata Oleh

Ketika mengubah kalimat aktif menjadi pasif, tidak selalu ada kebutuhan untuk menyebutkan pelaku aksi di dalam kalimat. Namun, ketika ada kebutuhan untuk mengkonfirmasi pelaku aksi, Anda dapat menambahkan kata “oleh” setelah kata kerja pasif.

Contoh:

  • Kata kerja aktif: Mereka membangun rumah itu.
  • Kata kerja pasif: Rumah itu dibangun. (tanpa menyebutkan pelaku)
  • Kata kerja pasif: Rumah itu dibangun oleh mereka. (dengan menyebutkan pelaku menggunakan kata “oleh”)

Dalam kata-kata di atas, penting untuk menyesuaikan kata benda atau kata kerja yang digunakan dengan jenis kata kerja aktif atau pasif yang digunakan.

Itulah beberapa cara membentuk kalimat dengan kata kerja pasif. Tujuan utama menggunakan kata kerja pasif adalah untuk mengarahkan perhatian pada objek tindakan, menghilangkan kebutuhan untuk menyebutkan pelaku aksi, atau menghindari penggunaan kata ganti orang pertama.

Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Kata Kerja Pasif


kata kerja pasif

Kata kerja pasif adalah sebuah bentuk kalimat yang menjelaskan bahwa sebuah tindakan terjadi pada suatu objek. Dalam bahasa Indonesia, kata kerja pasif biasa menggunakan kata “di” diikuti oleh kata kerja dan objek yang menerima tindakan tersebut. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan kata kerja pasif.

Kelebihan Menggunakan Kata Kerja Pasif

Kelebihan Menggunakan Kata Kerja Pasif

Kelebihan pertama adalah dapat memfokuskan perhatian pada objek daripada subjek. Ketika kita ingin memberikan penekanan pada objek, menggunakan kata kerja pasif dapat membuat pembaca atau pendengar lebih memperhatikan hal tersebut. Contohnya, “Pohon itu ditebang untuk dibuat meja” memfokuskan pada pohon yang ditebang, bukan pada orang yang menebangnya.

Kelebihan kedua adalah dapat menghindari penggunaan kata ganti orang pertama atau kedua. Kadang-kadang, penggunaan kata ganti tersebut dapat membuat kalimat terasa kurang formal atau terkesan kurang sopan. Dengan menggunakan kata kerja pasif, kita dapat menghindari penggunaan kata ganti tersebut dan membuat kalimat terdengar lebih profesional.

Kelebihan ketiga adalah dapat membantu kita menghindari membuat kesalahan atau membuat orang lain merasa disalahkan. Ketika kita tidak ingin menjelaskan siapa yang melakukan suatu tindakan atau tidak ingin mengarahkan tuduhan kepada seseorang, menggunakan kata kerja pasif dapat membantu menghindari situasi tersebut. Contohnya, “Teman saya terkena diare karena makanan yang dimakan kemarin” daripada “Kamu memberinya makanan yang rusak kemarin”.

Kekurangan Menggunakan Kata Kerja Pasif

Kekurangan Menggunakan Kata Kerja Pasif

Salah satu kekurangan dalam menggunakan kata kerja pasif adalah dapat membuat kalimat terasa kurang jelas atau ambigu. Terkadang, tidak menyebutkan subjek dalam kalimat dapat membuat orang lain bingung atau sulit memahami kalimat tersebut. Contohnya, “Ditemukan pesawat di hutan” lebih jelas jika dikatakan “Pihak berwenang menemukan pesawat di hutan”.

Kekurangan kedua adalah dapat membuat kalimat terasa kurang dinamis atau terkesan tidak terlalu aktif. Dalam beberapa situasi, menggunakan kata kerja pasif dapat membuat kalimat terdengar kurang menarik atau terasa kurang hidup. Contohnya, “Penjualan produk meningkat” lebih hidup jika dikatakan “Kami meningkatkan penjualan produk”.

Kekurangan ketiga adalah dapat membuat pembicara terlihat kurang percaya diri atau tidak bertanggung jawab. Ketika kita terus menggunakan kata kerja pasif, terutama untuk menghindari menyebutkan subjek atau melakukan pengakuan, bisa terlihat seperti kita tidak bertanggung jawab atas tindakan tersebut. Hal ini bisa mempengaruhi cara orang lain memandang atau mempercayai kita. Contohnya, “Barang tersebut rusak” lebih tepat jika dikatakan “Saya yang merusak barang tersebut”.

Secara keseluruhan, kata kerja pasif memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Oleh karena itu, kita perlu mempertimbangkan situasi dan konteks dalam menghasilkan kalimat yang jelas, tepat, dan efektif.

Contoh Kalimat dengan Kata Kerja Pasif dalam Bahasa Jepang


Contoh Kalimat dengan Kata Kerja Pasif dalam Bahasa Jepang

Kata kerja pasif adalah bentuk kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan bahwa subjek dari kalimat tersebut tidak melakukan tindakan, melainkan menerima tindakan. Pada umumnya, bahasa Jepang menggunakan kata kerja pasif dengan cara menambahkan akhiran ‘られる’ (rareru) atau ‘れる’ (reru) pada akhir kata kerja. Berikut adalah contoh kalimat dengan kata kerja pasif dalam bahasa Jepang:

  • 1. 私たちの車は昨日洗われた。(Watashitachi no kuruma wa kinou arawashita.)
    Artinya: Mobil kami dicuci kemarin.
  • 2. この部屋は毎日掃除されます。(Kono heya wa mainichi souji saremasu.)
    Artinya: Ruangan ini dibersihkan setiap hari.
  • 3. その本は誰かに借りられました。(Sono hon wa dareka ni kariraremashita.)
    Artinya: Buku tersebut dipinjam oleh seseorang.
  • 4. 彼女にプレゼントを贈られた。(Kanojo ni purezento o okurareta.)
    Artinya: Dia diberi hadiah oleh kekasihnya.
  • 5. 手紙は郵便局で送られる。(Tegami wa yuubinkyoku de okurareru.)
    Artinya: Surat itu dikirimkan di kantor pos.

Dalam kalimat nomor satu, subjek ‘mobil kami’ tidak melakukan tindakan, hanya menerima tindakan dibersihkan. Sedangkan dalam kalimat nomor dua, subjek ‘ruangan ini’ juga tidak melakukan tindakan, melainkan menerima tindakan dijaga kebersihannya setiap hari.

Pada kalimat nomor tiga dan lima, digunakan akhiran ‘られる’ (rareru) pada kata kerja ‘借りる’ (kariru) dan ‘送る’ (okuru). Bentuk pasif pada kata kerja ‘借りる’ (kariru) adalah ‘借りられる’ (karirareru), namun dalam kalimat nomor tiga dipendekkan menjadi ‘借りられました’ (kariraremashita) sehingga menjadi lebih mudah dan ringkas. Sama halnya dengan akhiran ‘れる’ (reru) yang digunakan pada kata kerja ‘贈る’ (okuru) pada kalimat nomor empat.

Untuk kalimat nomor empat, subjek ‘dia’ menerima tindakan diberi hadiah oleh kekasihnya. Kata kerja ‘贈る’ (okuru) pada kalimat nomor empat dapat digunakan sebagai bentuk pasif yaitu ‘贈られる’ (okurareru) namun lebih sering digunakan dalam bentuk biasa ‘贈る’ (okuru). Pada umumnya, kata kerja pasif dalam bahasa Jepang dihilangkan subjeknya karena sudah jelas dari konteks kalimatnya.

Itulah contoh kalimat dengan kata kerja pasif dalam bahasa Jepang. Penggunaan kata kerja pasif ini dapat menjadi alternatif atau pilihan untuk menghindari penggunaan subjek atau menjaga sopan santun dalam percakapan sehari-hari.

Bagaimana Menghindari Penggunaan Kata Kerja Pasif yang Berlebihan?


Penggunaan Kata Kerja Pasif Adalah

Kata kerja pasif menjadi subjek yang hangat diperdebatkan para penulis dan pengarang. Ada yang menggunakan kata kerja pasif secara bijaksana tapi ada juga yang kelebihan. Memang, tidak ada kesalahan menyebut kata kerja pasif dalam tulisan. Namun, terlalu sering menggunakan kata kerja pasif bisa menyebabkan tulisan menjadi membosankan dan kurang efektif. Berikut adalah cara menghindari penggunaan kata kerja pasif yang berlebihan di dalam tulisan:

1. Menggunakan Kata Kerja Aktif

Kata Kerja Aktif

Kata kerja aktif adalah kata kerja yang menunjukkan tindakan dalam kalimat. Contohnya seperti ‘Kucing itu mengejar tikus.’ Dalam kalimat tersebut, subjek dari kalimat (Kucing itu) melakukan sebuah tindakan (mengejar tikus). Hal ini membuat kalimat lebih hidup dan bermakna.

2. Menghindari Penggunaan Kata Kerja Pasif Berlebihan

Kata Kerja Pasif

Sebuah tulisan memang memerlukan kata kerja pasif, namun terlalu sering menggunakannya bisa membuat tulisan kehilangan makna dan hilang fokus. Oleh karena itu, hindari menggunakan kata kerja pasif berlebihan dalam suatu tulisan.

3. Menampilkan Fakta dengan Akurat

Menampilkan Fakta dalam Tulisan

Menampilkan fakta dengan akurat dapat membantu menghindari penggunaan kata kerja pasif berlebihan. Dengan menampilkan fakta dengan akurat, kita bisa lebih mudah menggunakan kata kerja aktif untuk menjelaskan suatu hal dengan lebih efektif. Fakta yang disajikan harus jelas dan konkret, sehingga konsep atau ide dalam tulisan menjadi lebih mudah dipahami dan disampaikan pada pembaca.

4. Gunakan Eksperimen Saat Menulis

Menulis Pakai Imajinasi

Gunakan eksperimen saat menulis untuk menghindari penggunaan kata kerja pasif berlebihan. Tulislah dengan menggunakan imajinasi, dan biarkan kata-kata terus mengalir tanpa banyak merenung dan memikirkannya. Setelah itu, baru disesuaikan dengan benar sesuai dengan poin yang ingin disampaikan.

5. Evaluasi Tulisan Anda Sendiri

Evaluasi Tulisan Sendiri

Evaluasi tulisan Anda sendiri juga sangat penting untuk menghindari penggunaan kata kerja pasif berlebihan. Bacalah kembali tulisan Anda dengan cermat. Apakah ada yang terdengar terlalu pasif? Apakah ada variasi dari kata kerja yang digunakan? Berilah perhatian khusus pada bagian tulisan yang dirasa akan menjadi kurang menarik jika menggunakan kata kerja pasif. Disinilah Anda bisa memperbaiki dan menghindari penggunaan kata kerja pasif dalam tulisan.

Demikianlah cara menghindari penggunaan kata kerja pasif yang berlebihan dalam tulisan. Selamat mencoba dan terus berlatih menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar!

Iklan