Apa itu awalan di dalam bahasa Jepang?


apa itu awalan di jepang

Dalam bahasa Jepang, terdapat sebuah elemen bahasa yang disebut dengan awalan atau dalam bahasa Jepangnya dikenal dengan sebutan “Prefix.” Awalan merupakan bagian dari tata bahasa Jepang yang sering digunakan untuk menggambarkan status sosial atau hubungan antara pembicara dalam suatu kalimat.

Awalan yang digunakan dalam bahasa Jepang sangat bervariasi. Bahkan ada beberapa kata dalam bahasa Jepang yang memiliki lebih dari satu jenis awalan, sehingga mempengaruhi arti dan penekanannya. Oleh karena itu, memahami penggunaan awalan dalam bahasa Jepang menjadi sangat penting bagi orang yang ingin memahami bahasa Jepang secara mendalam.

Salah satu contoh penggunaan awalan dalam bahasa Jepang di antaranya adalah awalan “o” (お). Awalan ini biasanya digunakan untuk merendahkan tingkat bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari atau untuk mengekspresikan rasa hormat pada orang lain.

Lalu, terdapat juga awalan “go” (ご) yang biasa digunakan untuk menunjukkan tingkat kehormatan dan penghormatan pada orang tertentu. Selain itu, terdapat juga awalan “tsu” (つ) yang berfungsi untuk menambahkan akhiran pada kata, seperti pada kata “matsuri” (祭り) yang berarti festival menjadi “matsuri-tsu” (祭りっつ).

Awalan “ta” (た) digunakan untuk menunjukkan kata-kata yang berasal dari bahasa Tionghoa, seperti “tanka” (短歌) dan “taku” (卓). Terdapat pula awalan “tsuku” (つく) yang digunakan untuk menambahkan konotasi pada suatu kata atau kalimat dalam bahasa Jepang, seperti pada kata “yoku-tsuite” (よく付いて) yang berarti adalah menjadi lebih dekat dengan.

Selain itu, terdapat awalan “ka” (か) yang biasanya digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari atau slang untuk menunjukkan rasa heran atau ketidakpercayaan, seperti “honto ka” (本当か) yang berarti “benarkah” atau “are ka” (あれか) yang berarti “itu” atau “ya ya” (ヤヤ) yang berarti “iya-iyalah.”

Dalam penggunaannya, awalan juga sering digunakan dalam bahasa Jepang untuk menambahkan akhiran pada kata kerja, seperti pada kata “irasshaimasu” (いらっしゃいます) yang digunakan sebagai akhiran pada kata kerja “kimasu” (来ます) untuk menunjukkan tingkat kehormatan yang tinggi dalam percakapan sehari-hari.

Tak hanya dalam bahasa Jepang, penggunaan awalan juga umum dalam bahasa-bahasa di seluruh dunia. Meskipun terkadang sulit dipahami untuk orang asing, pemahaman tentang penggunaan awalan sangat penting dalam mempelajari bahasa Jepang secara mendalam. Bahkan, mampu memahami dan menggunakan awalan dalam bahasa Jepang merupakan salah satu kunci untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Jepang dengan baik dan benar.

Fungsi awalan dalam kalimat


Fungsi awalan dalam kalimat

Awalan atau prefiks adalah bagian dari kata yang diletakkan di awal kata dan memiliki peran penting dalam bahasa Indonesia. Penggunaan awalan dalam kalimat sangatlah penting, karena dapat menentukan arti dan makna dari sebuah kata. Awalan juga dapat membantu dalam memperjelas dan memperluas makna dari sebuah kata.

Ada banyak jenis awalan atau prefiks dalam bahasa Indonesia, seperti di-, ke-, me-, pe-, se-, dan lainnya. Setiap jenis awalan mempunyai fungsi atau peran yang berbeda-beda dalam kalimat.

1. Memperjelas arti kata


Memperjelas arti kata

Awalan dapat membantu memperjelas arti kata. Dengan menambahkan awalan di- atau ter- pada sebuah kata, maka arti dari kata tersebut akan lebih jelas. Contohnya, kata “tulis” dapat diberi awalan di- sehingga menjadi “ditulis”. Kata “ditulis” memiliki arti yang lebih jelas daripada kata “tulis” tanpa awalan di-.

Selain itu, dengan menambahkan awalan per- pada sebuah kata, arti dari kata tersebut bisa menjadi lebih positif atau lebih intensif. Misalnya, kata “hati” dengan penambahan awalan per- menjadi “perhatian”. Kata “perhatian” memiliki arti yang lebih intensif daripada kata “hati” tanpa awalan per-.

2. Mengubah makna kata


Mengubah makna kata

Awalan juga dapat mengubah makna dari sebuah kata dan membuat kata tersebut memiliki arti yang berbeda dengan kata asli. Contohnya, kata “kerja” dengan penambahan awalan me- menjadi “mekerja”. Kata “mekerja” memiliki arti yang berbeda dengan kata “kerja” asalnya.

Selain itu, dengan penambahan awalan pel- pada kata seperti “ajar”, maka kata tersebut bisa dimaknai sebagai “memberi ajaran”. Begitu juga dengan penambahan awalan bel- pada kata seperti “iur” menjadi “beliur”, maka artinya menjadi “terpikat”.

3. Menjabarkan jenis kata


Jenis kata

Awalan juga dapat menjabarkan jenis kata. Dengan menambahkan awalan ke- pada kata kerja, maka kata tersebut bisa menjadi kata benda. Contohnya, kata “jalankan” dengan penambahan awalan ke- menjadi “kejalakan”. Kata “kejalakan” adalah sebuah kata benda yang berasal dari kata kerja “jalankan”.

Selain itu, dengan menambahkan awalan ter- pada kata benda, maka kata tersebut dapat menjadi kata sifat. Contohnya, kata “bakar” dengan awalan ter- menjadi “terbakar”. Kata “terbakar” adalah sebuah kata sifat yang berasal dari kata benda “bakar”.

4. Mengindikasikan pemilik atau sang pembicara


Mengindikasikan pemilik atau sang pembicara

Awalan juga dapat digunakan untuk mengindikasikan pemilik atau sang pembicara. Dengan menambahkan awalan sa- atau su- pada sebuah kata, maka kata tersebut menjadi milik sang pembicara. Contohnya, kata “saya” dan “suami” memiliki arti yang sama, yaitu milik sang pembicara sendiri.

Contoh lain adalah dengan menambahkan awalan ber- pada kata kerja untuk mengindikasikan pelaku. Misalnya, kata “lari” dengan penambahan awalan ber- menjadi “berlari”. Kata “berlari” menunjukkan bahwa pelakunya adalah seorang yang bergerak cepat dengan kaki.

Demikianlah beberapa fungsi awalan dalam kalimat. Penggunaan awalan ini sangat penting untuk memperjelas arti kata, mengubah makna kata, menjabarkan jenis kata, dan mengindikasikan pemilik atau sang pembicara. Dengan memahami fungsinya, kita dapat memperkaya kosa kata dan mengekspresikan diri dengan lebih baik dalam bahasa Indonesia.

Jenis-jenis awalan yang umum digunakan dalam bahasa Jepang


Japanese prefixes

Bahasa Jepang memiliki banyak kesamaan dengan bahasa Indonesia, misalnya cara penggunaan awalan. Awalan adalah bagian dari kata yang ditempatkan sebelum kata dasar dan memiliki arti tertentu tergantung dari jenis awalan yang digunakan. Ada banyak jenis awalan yang digunakan dalam bahasa Jepang, namun dalam artikel ini kita bahas beberapa saja.

1. Awalan “O-” (お、御)

Japanese prefix O-

Awalan “O-” (お、御) digunakan untuk memberikan rasa sopan dan menghormati. Contoh: おはようございます (Ohayou gozaimasu) artinya “Selamat pagi.”

2. Awalan “Go-” (語)

Japanese prefix Go-

Awalan “Go-” (語) digunakan untuk kata-kata yang asalnya dari bahasa yang tidak berasal dari Jepang. Contoh: インドネシア語 (Indoneshia-go) artinya “Bahasa Indonesia.”

3. Awalan “Dai-” (大)

Japanese prefix Dai-

Awalan “Dai-” (大) digunakan untuk memperbesar atau memberikan status yang lebih tinggi pada suatu benda atau kegiatan. Contoh: 大学 (Daigaku) artinya “Universitas.”

Awalan ini sangat sering digunakan dalam bahasa Jepang, seperti dalam istilah musik, seperti 大会 (Taikai) artinya “Festival musik besar,” atau dalam olahraga, seperti 大相撲 (Ozumo) artinya “Sumo professional.”

4. Awalan “Chuu-” (中)

Japanese prefix Chuu-

Awalan “Chuu-” (中) digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang berada di tengah atau pada level yang sama dengan lainnya. Contoh: 中華料理 (Chuuka ryouri) artinya “masakan Tionghoa.”

Contoh lainnya dalam bahasa Jepang, adalah 中田 (Nakata) artinya “Nakata,” atau 中島 (Nakajima) artinya “Nakajima,” yang merupakan nama keluarga yang populer di Jepang.

5. Awalan “Ko-” (小)

Japanese prefix ko-

Awalan “Ko-” (小) digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang kecil. Contoh: 小説 (Shousetsu) artinya “Novel.” Awalan ini juga sering digunakan sebagai nama orang, seperti 小林 (Kobayashi) artinya “Kobayashi.”

6. Awalan “Saikou-” (最高)

Japanese prefix Saikou-

Awalan “Saikou-” (最高) digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang terbaik atau paling tinggi. Contoh: 最高 (Saikou) artinya “Terbaik.”

Contoh lainnya adalah dalam nama-nama restoran yang sering ditemukan di Jepang, seperti “Saikou Ramen” atau “Saikou Sushi,” yang berarti “Ramen terbaik” dan “Sushi terbaik,” secara berturut-turut.

Dari beberapa awalan di atas, tentu saja masih banyak awalan lainnya yang digunakan dalam bahasa Jepang. Namun, dengan menguasai beberapa awalan yang umum digunakan adalah langkah awal untuk memahami struktur kalimat dalam bahasa Jepang dengan lebih baik.

Pelafalan awalan yang benar


Pelafalan awalan yang benar

Awalan adalah bagian kata yang terletak di depan kata dasar, penyerta awalan menentukan dua hal yaitu arti dan jenis kata tersebut. Penggunaan awalan di dalam bahasa Indonesia cukup sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Meski terkesan sederhana, masih banyak di antara kita yang salah penggunaannya, sehingga menghasilkan pada pelafalan yang salah dari kata tersebut. Berikut adalah beberapa contoh awalan dan cara pelafalannya yang benar:

1. Awalan “ter”

Awalan ter

Awalan “ter” digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang terjadi pada subjek. Awalan ini memiliki beberapa kemungkinan pengucapan tergantung pada kata dasar yang digunakan. Contohnya pada kata “makan”, maka akan menjadi “termakan”, “ditertawakan”, atau “terpuruk”. Pengucapan yang benar untuk awalan ter bila diletakkan pada kata dasar adalah “ter” dengan “e” pendek.

2. Awalan “pe”

Awalan pe

Awalan “pe” digunakan untuk menunjukkan bahwa subjek tersebut melakukan suatu kegiatan atau suatu aksi. Awalan ini memiliki beberapa kemungkinan pengucapan tergantung pada jenis kata yang digunakan. Contohnya pada kata “kerja”, maka akan menjadi “pekerjaan”, “pemberi kerja”, atau “pelaku kerja”. Pengucapan yang benar dari awalan “pe” bila diletakkan pada kata dasar adalah “pe” dengan e pendek.

3. Awalan “me”

Awalan me

Awalan “me” digunakan untuk menunjukkan bahwa subjek tersebut melakukan suatu kegiatan atau suatu aksi pada dirinya sendiri. Awalan “me” memiliki beberapa kemungkinan pengucapan tergantung pada jenis kata yang digunakan. Contohnya pada kata “mandi”, maka akan menjadi “memandikan”, “memandikan diri”, atau “memandikan orang lain”. Pengucapan yang benar dari awalan “me” bila diletakkan pada kata dasar adalah “me” dengan e pendek.

4. Awalan “ber”

Awalan bere

Awalan “ber” digunakan untuk menunjukkan aksi yang tidak memerlukan objek. Contohnya pada kata “lari”, maka akan menjadi “berlari”, “berpakaian”, atau “berjalan”. Ketika menggunakan awalan “ber”, terkadang akan terdapat huruf b yang bertemu dengan konsonan pada kata dasar. Ada 2 cara pelafalan yang benar untuk awalan “ber” pada kata tersebut. Bisa dilafalkan dengan B yang lunak di kata “bersih” atau B keras seperti pada kata “berdiri”.

Jangan terlalu mengindahkan pelafalan terutama bila anda masih dalam tahap belajar Bahasa Indonesia, karena memahaminya adalah lebih penting di banding melafalkan yang benar. Teruslah belajar dan berlatih agar dapat baik dalam pemahaman dan pelafalan dalam Bahasa Indonesia.

Kesalahan Umum dalam Penggunaan Awalan dan Cara Menghindarinya


Awalan

Dalam bahasa Indonesia, awalan merupakan salah satu bagian penting dalam menyusun sebuah kata. Awalan yang digunakan dapat memberikan nuansa makna pada kata tersebut. Namun, seringkali orang mengalami kesalahan dalam penggunaan awalan saat berbicara atau menulis.

Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum dalam penggunaan awalan dan cara menghindarinya:

1. Menambah Awalan Saat Tidak Diperlukan

ME- dan DI-

Salah satu kesalahan umum dalam penggunaan awalan adalah menambahkan awalan ME- atau DI- pada kata kerja yang sebenarnya tidak memerlukannya. Awalan ME- dan DI- sendiri seharusnya digunakan hanya pada kata kerja yang memerlukannya, seperti melempar atau diremehkan.

Cara menghindari kesalahan ini yaitu dengan lebih teliti dalam memilih awalan yang akan digunakan. Pastikan bahwa awalan tersebut memang diperlukan dan sesuai dengan makna kata yang ingin disampaikan.

2. Menggunakan Awalan Yang Menghilangkan Makna Asli Kata

ter-

Kesalahan dalam penggunaan awalan lainnya yaitu menggunakan awalan yang sebenarnya menghilangkan makna asli dari kata tersebut, seperti awalan TER-. Awalan TER- seharusnya digunakan pada kata-kata yang mendeskripsikan kondisi yang tidak diinginkan atau dilakukan tanpa sadar.

Cara menghindari kesalahan ini adalah dengan memahami makna asli dari kata tersebut sebelum menambahkan awalan.

3. Penggunaan Awalan Yang Tidak Sesuai

Awalan

Kesalahan umum lainnya adalah menggunakan awalan yang tidak sesuai untuk kata tersebut. Misalnya, menggunakan awalan ME- pada kata bacaan yang seharusnya memakai awalan PEM-. Hal ini dapat mengubah makna kata dan membuat pembaca atau pendengar bingung.

Cara menghindari kesalahan ini adalah dengan memperhatikan penggunaan awalan yang benar dan sesuai dengan kata yang ingin disampaikan. Jika tidak yakin, sebaiknya cari tahu dulu makna kata tersebut sebelum menambahkan awalan.

4. Memakai Awalan Yang Berlebihan

awalan

Kesalahan umum dalam penggunaan awalan selanjutnya yaitu memakai awalan yang berlebihan pada suatu kalimat. Beberapa awalan yang sering berlebihan digunakan adalah awalan KE-, SE-, dan PE-. Hal ini dapat membuat kalimat terasa berbelit-belit dan sulit dipahami oleh pembaca atau pendengar.

Cara menghindari kesalahan ini adalah dengan memperhatikan penggunaan awalan yang proporsional dan tidak berlebihan. Jangan terlalu banyak menggunakan awalan pada satu kalimat.

5. Tidak Konsisten dalam Penggunaan Awalan

Tidak Konsisten

Kesalahan terakhir dalam penggunaan awalan yaitu ketidakkonsistenan dalam penggunaannya. Terkadang seseorang menggunakan awalan yang berbeda pada kata yang seharusnya menggunakan awalan yang sama. Hal ini dapat membuat kalimat tidak terstruktur dan terasa tidak enak didengar.

Cara menghindari kesalahan ini yaitu dengan selalu konsisten dalam penggunaan awalan. Jika suatu kalimat menggunakan awalan tertentu, pastikan semua kata dalam kalimat tersebut menggunakan awalan yang sama.

Dalam penggunaan awalan, penting untuk memperhatikan fungsi dan makna dari awalan tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Selalu periksa kembali kalimat yang telah ditulis atau diucapkan untuk memastikan tidak terdapat kesalahan dalam penggunaan awalan. Semoga ulasan ini dapat membantu Anda dalam menghindari kesalahan umum dalam penggunaan awalan di bahasa Indonesia.

Iklan