Makna dan Arti dari Ningen Tegese


Ningen Tegese Indonesia

Ningen Tegese merupakan istilah dalam bahasa Jawa yang sering digunakan oleh orang Indonesia untuk menyatakan pepatah atau peribahasa. Biasanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari untuk memberikan nasihat atau peringatan yang berisi nilai moral bagi orang lain.

Ningen Tegese berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, Ningen yang berarti manusia dan Tegese yang berarti kata-kata bijak. Secara harfiah, Ningen Tegese berarti kata-kata bijak atau mutiara hikmah dari manusia. Kata-kata bijak atau mutiara hikmah tersebut dapat dijumpai lewat kata-kata orang tua, tokoh masyarakat, dan bahkan dari orang terdekat.

Makna dan arti dari Ningen Tegese mempunyai tujuan untuk memberikan inspirasi bagi orang lain. Tidak hanya sebagai saran dan peringatan, tetapi juga sebagai motivasi dalam menghadapi kehidupan. Ningen Tegese seringkali mengandung makna yang dalam sehingga perlu dipahami secara benar dan dipahami arahnya secara menggiring halus.

Ningen Tegese berisi nilai-nilai moral yang mengandung arti untuk menjalankan kehidupan dengan baik. Sebagai contoh, pepatah Jawa seperti, “Padha nganger-anger, ngukir setan”, artinya adalah ketika kamu sibuk berbicara, kamu menjebak dirimu sendiri. Ada juga pepatah Jawa yang berbunyi, “Lamun tindak, yaku tindak. Lamun laku, yaku laku” yang mengartikan “Jika kamu melakukan kesalahan, kamu harus bertanggung jawab atas kesalahanmu, tetapi jika kamu melakukan sesuatu dengan benar, kamu harus bangga atas pencapaianmu”.

Sedangkan, pepatah Jawa yang lain adalah, “Urip iku urup, kudu dijaga kaya suluk. Lho, kalau sudah terbakar bagaimana?”, artinya “Hidup itu bagai api, harus dijaga seperti keramat. Sayangnya, jika sudah terbakar, bagaimana nasibnya?”. Arti dari pepatah ini menganjurkan agar kita selalu berhati-hati dalam mengambil tindakan, karena dampaknya tak bisa diubah lagi seperti halnya suluk.

Dalam penggunaan Ningen Tegese, seseorang harus memahami nilai-nilai moral dan kaidah yang terkandung di dalamnya. Ini bertujuan untuk membangun kesadaran dan kepribadian seseorang yang sesuai dengan norma dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat Indonesia.

Penggunaan Ningen Tegese juga dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat pada orang yang lebih tua atau yang lebih berpengalaman. Orang Indonesia biasanya menggunakan Ningen Tegese di depan orang tua atau orang yang dihormati sebagai bentuk sopan santun dalam berbicara. Hal ini menunjukkan penghormatan pada orang yang lebih tua dan dihormati sehingga beranekaragam Ningen Tegese menjadi bagian dari budaya Indonesia.

Dalam kesimpulan, Ningen Tegese merupakan istilah pepatah atau peribahasa yang biasa digunakan oleh orang Indonesia. Makna dan artinya berasal dari bahasa Jawa dan berisi nilai-nilai moral yang bertujuan untuk memberikan inspirasi bagi orang lain. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam kata-kata bijak atau mutiara hikmah yang sering dipakai lewat kata-kata orang tua, tokoh masyarakat, dan orang yang dekat. Oleh karena itu, Ningen Tegese memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia untuk mengembangkan kepribadian yang baik sesuai dengan norma dan adat istiadat yang berlaku.

Iklan