Jenis-jenis Panggilan dalam Bahasa Jepang


Panggilan dalam Bahasa Jepang

Bahasa Jepang terkenal dengan budaya sopan santun dan etiket yang sangat ketat dimana setiap orang memiliki panggilan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui jenis-jenis panggilan di dalam bahasa Jepang agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pergaulan dengan orang Jepang. Berikut adalah beberapa jenis panggilan dalam bahasa Jepang yang perlu kita ketahui:

1. San (さん)

San

San adalah panggilan yang paling sering digunakan di Jepang dan dapat digunakan untuk semua orang, baik laki-laki atau perempuan dan tidak bergantung pada usia dan pangkat. San memiliki arti seperti “Tuan/Tuanita” dalam bahasa Indonesia yang dapat digunakan untuk teman, kolega, atau bahkan orang yang ditemui untuk pertama kali. Namun, jika digunakan dalam konteks formal seperti di kantor atau dalam presentasi, sebaiknya menggunakan kata “Honorific Titles” yang sesuai dengan pangkat atau jabatan orang yang sedang kita bicarakan.

2. Sama (様)

Sama

Sama memiliki arti seperti “Yang Mulia” dan biasanya digunakan untuk orang yang lebih senior atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari kita. Sama juga dapat digunakan untuk orang yang dihormati seperti dokter, guru, atau orang tua dari seseorang. Jika diartikan dalam bahasa Jepang, sama juga dapat berarti “ekspresi penghormatan dan kelembutan” yang menunjukkan rasa hormat dan penghargaan yang timbul melalui pembicaraan, tulisan, atau tindakan kita terhadap orang tersebut.

3. Chan (ちゃん)

Chan

Biasanya digunakan untuk anak-anak perempuan atau teman wanita yang lebih muda dari kita. Chan memiliki makna yang lebih akrab dan dekat serta dipakai sebagai ungkapan kasih sayang dan perhatian terhadap orang yang dipanggil. Chan juga sering dijadikan sebagai nama panggilan para artis atau bintang populer di Jepang seperti AKB48 atau Morning Musume.

4. Kun (くん)

Kun

Biasanya digunakan untuk panggilan laki-laki, khususnya teman sebaya atau teman serumah atau rekan kerja yang lebih muda dari kita. Kun memiliki arti yang mirip dengan san yaitu “Tuan” atau “Tuanita”, namun lebih santai dan akrab. Kun juga dapat digunakan untuk panggilan ke hewan peliharaan atau benda mati yang dianggap bernyawa, misalnya mobil yang dianggap sebagai ‘teman’ atau ‘pasangan’ untuk berkendara.

5. Sensei (先生)

Sensei

Sensei adalah kata yang tak asing lagi, yang biasanya digunakan untuk menghormati guru atau ahli bidang tertentu seperti guru matematika, seni, atau instruktur olahraga. Namun, dalam bahasa Jepang, sensei tidak hanya digunakan untuk guru, namun juga untuk orang yang memiliki pengetahuan atau keahlian pada suatu bidang tertentu, seperti ahli teknologi atau dokter. Sensei juga sering dipakai sebagai penghargaan bagi orang yang memiliki keahlian khusus atau karir yang cemerlang.

6. Senpai (先輩)

Senpai

Senpai digunakan untuk orang yang lebih senior atau berpengalaman dari kita seperti senior di sekolah atau di tempat kerja. Biasanya, menjadi senpai dianggap sebagai salah satu cara untuk membangun hubungan yang baik dengan orang yang lebih muda atau junior, sehingga senpai dapat memberikan bimbingan dan dukungan dalam belajar atau pekerjaan. Penggunaan kata senpai ini merupakan tindakan penghargaan terhadap senior atau orang yang lebih berpengalaman, sehingga terjadi hubungan saling menghormati dan menghargai di antara mereka.

7. Kouhai (後輩)

Kouhai

Kouhai memiliki arti kebalikan dari senpai, yaitu untuk orang yang lebih muda atau junior dari kita, baik di tempat kerja, perkumpulan, atau di sekolah. Biasanya, kouhai diharapkan selalu menghormati senior atau orang yang lebih berpengalaman, dan memperlihatkan sikap yang sopan dengan meminta saran dan petunjuk dalam beberapa hal. Dalam kehidupan sehari-hari di Jepang, hampir semua orang memperlakukan senpai atau kouhai dengan sangat hormat dan cenderung menjaga hubungan yang baik di antara mereka.

Demikianlah beberapa jenis panggilan dalam bahasa Jepang yang perlu kita ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat dan membuat kita lebih paham tentang etika dan adat istiadat dalam pergaulan dengan orang Jepang. Tetaplah memperhatikan etiket dan sopan santun dalam berkirim pesan atau perkataan kepada orang Jepang untuk memperlihatkan rasa hormat dan apresiasi kita pada mereka.

Nama Panggilan yang Digunakan Berdasarkan Jenis Kelamin


nama panggilan kelamin di jepang

Dalam budaya Jepang, panggilan adalah bagian penting dalam hubungan sosial. Bentuk panggilan yang digunakan berbeda-beda tergantung pada status, usia dan jenis kelamin orang yang dihadapi. Berikut ini adalah nama panggilan yang digunakan berdasarkan jenis kelamin di Jepang:

Panggilan untuk Laki-laki

Panggilan untuk Laki-laki

1. San: San adalah panggilan yang paling sering digunakan di Jepang untuk mengacu pada orang secara umum. Ini adalah bentuk penghormatan yang sopan dan digunakan untuk orang yang lebih tua, lebih senior, atau siapa saja yang ingin dihormati.

2. Kun: Kun digunakan untuk anak laki-laki atau orang laki-laki usia muda. Ini digunakan bersama dengan nama depan dan menunjukkan hubungan yang lebih dekat dari pada panggilan ‘san’.

3. Sama: Sama adalah panggilan yang lebih sopan dan formal daripada ‘san’. Biasanya digunakan dalam konteks bisnis atau di antara orang yang tidak akrab sebelumnya. Ini menunjukkan rasa hormat yang tinggi terhadap lawan bicara.

Panggilan untuk Perempuan

Panggilan untuk Perempuan

1. San: Sama seperti untuk panggilan laki-laki, ‘san’ juga digunakan untuk perempuan. Biasanya digunakan bersama dengan nama depan, baik dalam konteks formal maupun informal.

2. Chan: Chan adalah panggilan yang digunakan untuk anak perempuan atau teman dekat perempuan. Ini adalah bentuk panggilan yang lebih lucu dan akrab.

3. Sama: Seperti untuk panggilan laki-laki, ‘sama’ juga digunakan untuk perempuan. Biasanya digunakan dalam konteks bisnis atau ketika terdapat kebutuhan untuk menunjukkan rasa hormat yang tinggi.

Panggilan untuk Pasangan atau Kekasih

Panggilan untuk Pasangan atau Kekasih

Dalam budaya Jepang, kebanyakan pasangan menggunakan panggilan-panggilan khusus untuk saling memanggil. Ini biasanya dibuat dari nama dan diikuti dengan sufiks khusus. Berikut adalah contoh panggilan khusus untuk pasangan atau kekasih:

1. -Kun: Sufiks ini ditambahkan ke nama laki-laki dan digunakan sebagai panggilan untuk pasangan atau kekasih laki-laki.

2. -Chan: Sufiks ini ditambahkan ke nama perempuan dan digunakan sebagai panggilan untuk pasangan atau kekasih perempuan.

3. -Sama: Ini adalah panggilan yang digunakan di antara pasangan atau kekasih yang lebih bertujuan untuk memperdalam rasa hormat satu sama lain daripada menjadi gurauan atau lelucon.

Demikianlah beberapa nama panggilan yang digunakan berdasarkan jenis kelamin di Jepang. Penting untuk mengingat bahwa budaya dan penggunaan nama panggilan di Jepang sangat berbeda dengan di Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk memahami penggunaan panggilan yang tepat untuk tidak menyinggung perasaan orang yang berbeda budaya.

Panggilan dalam Konteks Formal dan Informal


Panggilan Jepang Indonesia

Dalam bahasa Jepang, panggilan sangat penting untuk menunjukkan status seseorang. Ada beberapa jenis panggilan dalam bahasa Jepang yang digunakan dalam situasi formal dan juga dalam situasi informal. Karena bahasa Jepang masih sering digunakan dalam hubungan diplomasi dan bisnis, penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara panggilan formal dan informal dalam konteks tertentu.

Panggilan Formal

Di dalam konteks formal, orang Jepang memiliki satu panggilan yang spesifik sesuai dengan level sosial dan hubungan Anda dengan orang tersebut. Bagi mereka, panggilan adalah cara untuk menunjukkan rasa hormat atau kekaguman mereka pada orang lain. Berikut adalah beberapa panggilan formal yang biasanya digunakan:

1. San atau -san (さん)
san in japanese

Panggilan ini merupakan panggilan yang paling umum dan sering digunakan dalam bahasa Jepang. Saat memperkenalkan diri kepada seseorang di dalam konteks bisnis atau pertemuan resmi, FIrstname + San digunakan untuk menunjukkan rasa hormat. Contohnya, Suzuki-san. Tiap orang harus menggunakan kata ini ketika berbicara dengan orang yang tidak dikenal atau yang bukan teman dekat.

2. Sensei (先生)
Sensei

Sensei berarti “guru” atau “pembimbing.” Panggilan ini digunakan untuk merujuk pada orang yang memiliki prestasi atau pengetahuan tertentu, seperti guru, guru seni bela diri, atau dokter. Biasanya digunakan di dalam lingkungan akademik atau di dalam konteks bisnis ketika berbicara dengan orang yang lebih berpengalaman.

3. Sama (様)
Japanese sama

Sama adalah panggilan yang paling formal dan paling sopan. Digunakan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau seseorang di atas kita dalam hierarki jabatan. Biasanya digunakan untuk merujuk pada orang yang memiliki pengaruh atau memiliki status tinggi, seperti bos, klien, dan pemilik bisnis.

Panggilan Informal

Di dalam konteks informal, orang Jepang menunjukkan rasa keakraban dan akrab dengan menggunakan panggilan yang lebih santai. Ini biasa digunakan antara teman, keluarga, atau rekan kerja yang memiliki status yang sama.

1. Chan (ちゃん)
chan in japanese

Chan adalah panggilan yang paling umum yang digunakan untuk anak kecil, teman, atau orang yang lebih muda. Contohnya, Ai-chan, dicebutkan oleh teman dekat atau keluarganya.

2. Kun (君)
kun in japanese

Kun adalah panggilan yang lebih umum digunakan untuk anak laki-laki atau teman yang seumur. Dalam konteks bisnis, biasanya dipakai untuk seseorang yang lebih muda atau memiliki tingkat jabatan yang lebih rendah.

3. Taro (太郎) dan Hanako (花子)
Taro Hanako

Panggilan ini digunakan sangat jarang, biasanya digunakan di dalam lingkungan keluarga atau sasaran anugerah. Dimana orang berusia belia dan akan diberi nama “Taro” atau “Hanako” oleh orang tua mereka sebagai tanda penghargaan.

Dalam bahasa Jepang, penggunaan panggilan merupakan hal penting untuk menunjukkan sopan santunan dan hubungan yang dijalin. Penting bagi kita untuk memahami penggunaan panggilan dalam situasi formal dan informal, karena ini akan menjadi penentu di dalam hubungan pertemanan atau bisnis di masa depan.

Perbedaan Penggunaan Panggilan di Tempat Kerja dan Dalam Keluarga


Panggilan Jepang di Indonesia

Panggilan Jepang yang digunakan di Indonesia memiliki perbedaan penggunaan tergantung pada lingkungan sosialnya. Salah satunya adalah dalam tempat kerja dan dalam keluarga. Mari kita lihat perbedaan penggunaan Panggilan Jepang dalam lingkungan sosial tersebut.

Panggilan di Tempat Kerja


Panggilan di Tempat Kerja

Dalam konteks lingkungan kerja, Panggilan Jepang biasanya digunakan secara formal. Di lingkungan kerja, biasanya ketika seorang rekan kerja bertemu dengan rekan kerja lainnya, mereka akan memperkenalkan dirinya dan menyebutkan jabatannya. Orang yang lebih senior biasanya memanggil orang yang lebih junior dengan sapaan san atau kun untuk pria dan san atau chan untuk wanita, sementara orang yang lebih junior memanggil orang yang lebih senior dengan sapaan san. Dalam hubungan bisnis, Panggilan Jepang juga dapat mengindikasikan hierarki dan posisi sosial.

Panggilan di Keluarga


Panggilan di Keluarga

Dalam keluarga, Penggunaan Panggilan Jepang cenderung lebih santai dan erat. Seorang anak akan memanggil orang tua mereka dengan Okaasan (Ibu) atau Otousan (Ayah). Sementara itu, orang tua mereka akan memanggil mereka dengan nama panggilan seperti Ichiro atau Michiko. Panggilan Jepang yang digunakan dalam keluarga adalah cara untuk menunjukkan rasa kasih sayang dan keakraban dalam keluarga. Selain itu, di keluargapun, tata cara berbicara juga haruslah sopan agar di masyarakat, kita dapat menghargai orang lain sebagaimana kita menghargai keluarga kita.

Panggilan di Lingkungan Sosial yang Lain


Panggilan di Lingkungan Sosial

Di luar lingkungan kerja dan keluarga, penggunaan Panggilan Jepang dapat bergantung pada lingkungan sosial yang berbeda-beda. Penggunaan Panggilan Jepang juga sangat tergantung pada hubungan antara orang yang bicara. Sebagai contoh, Panggilan Jepang dapat digunakan di antara teman-teman baik atau pasangan kedua orang yang saling mencintai. Lebih formalnya panggilan ini biasanya memiliki akhiran -san atau -chan.

Singkatnya, perbedaan penggunaan Panggilan Jepang di Indonesia sangat tergantung pada lingkungan sosial. Di tempat kerja, panggilan digunakan secara formal dan sebagai tanda hierarki sosial. Di dalam keluarga, panggilan cenderung lebih kasual dan erat. Di lingkungan sosial lainnya, penggunaan panggilan sangat dipengaruhi oleh hubungan antara orang yang berbicara. Tetaplah menjaga sopan santun ketika menggunakan panggilan untuk menghargai dan mempertahankan norma sosial.

Contoh Kasus yang Meningkatkan Pentingnya Penggunaan Panggilan yang Tepat


Panggilan Jepang di Indonesia

Panggilan adalah bagian penting dari budaya dan etika dalam bahasa yang kita gunakan sehari-hari, termasuk dalam bahasa Jepang. Secara umum, panggilan dalam bahasa Jepang sendiri bisa jadi membingungkan bagi orang Indonesia yang tidak terbiasa dengan aturan-aturannya. Bahkan di dalam satu penggunaan panggilan tertentu saja, bisa ada aturan panggilan yang berbeda tergantung pada situasi atau hubungan interpersonal yang terjalin. Dalam artikel ini, kami akan membahas contoh kasus yang meningkatkan pentingnya penggunaan panggilan yang tepat khususnya dalam panggilan Jepang di Indonesia.

Kasus 1

Kasus 1 : Penggunaan panggilan yang tidak tepat di ruang kerja.

Tujuan utama dalam penggunaan panggilan dalam bahasa Jepang adalah untuk menunjukkan rasa hormat dan kedekatan dengan siapa yang kita ajak bicara. Namun, kebingungan dalam penggunaan panggilan dapat terjadi jika kita tidak memahami level hubungan atau situasi yang terjadi. Contoh kasus yang sering terjadi di ruang kerja misalnya ketika seorang rekan kerja kita lebih senior dalam jabatan. Dalam konteks bahasa Jepang, konsekuensi dari penggunaan panggilan yang tidak tepat untuk memanggil rekan yang senior ini, dapat dianggap sebagai suatu tindakan tidak sopan atau bahkan tindakan merendahkan.

Kasus 2

Kasus 2 : Penggunaan panggilan yang tidak tepat di lingkungan sekolah.

Penggunaan panggilan dalam lingkungan sekolah pun sangatlah penting, baik oleh siswa maupun para pendidiknya. Berkaitan dengan panggilan dalam bahasa Jepang ini, salah satu kasus yang sering terjadi adalah ketika para siswa memanggil para pendidiknya. Sebagaimana disampaikan di atas, panggilan dalam bahasa Jepang ditujukan untuk menunjukkan sikap hormat dan kedekatan. Sehingga seorang siswa yang memakai panggilan yang tidak tepat untuk seorang guru, bisa dianggap sebagai suatu tindakan yang menghina profesinya.

Kasus 3

Kasus 3 : Penggunaan panggilan yang tidak tepat dalam hubungan keluarga.

Panggilan dalam bahasa Jepang juga sangat penting dalam hubungan keluarga. Seperti contoh kasus ketika kita mengunjungi rumah mertua kita. Dalam situasi semacam ini, kita sebaiknya menggunakan panggilan yang menggambarkan kedekatan, tetapi tetap memperlihatkan rasa hormat, seperti “otosan” (ayah mertua) atau “okasan” (ibu mertua). Ini terlihat kecil tetapi bisa sangat penting untuk membangun hubungan keluarga yang harmonis dan baik.

Kasus 4

Kasus 4 : Penggunaan panggilan yang tidak tepat dalam hubungan sosial.

Ketika berada dalam acara sosial di mana kita tidak mengenal satu sama lain, penggunaan panggilan yang tepat menjadi sangat penting. Salah satu contoh kasus sederhana adalah ketika kita bertemu dengan orang Jepang yang lebih tua dari kita atau lebih senior di acara tersebut. Panggilan yang cocok untuk situasi semacam ini bisa menggunakan panggilan “san” yang berarti Bapak atau Ibu. Dengan menggunakan panggilan yang tepat, akan membuat kita terlihat lebih sopan dan diperhatikan di antara orang lain yang ikut hadir di acara tersebut.

Kasus 5

Kasus 5 : Penggunaan panggilan yang tidak tepat dalam hubungan asmara.

Di samping contoh kasus di atas, penggunaan panggilan juga memiliki aturan yang cukup berbeda dalam hubungan asmara. Bagi mereka yang sedang menjalin hubungan asmara dan ketika menjumpai pasangan mereka, panggilan “anata” (kamu) dianggap terlalu formal dan tidak cocok. Sebaliknya, mereka menggunakan panggilan yang lebih akrab seperti “kimi” atau “sayang” agar tercipta kedekatan yang lebih baik. Penggunaan panggilan yang salah dalam hubungan asmara bisa menjadi masalah besar, bahkan bisa merusak hubungan yang sedang dibangun.

Dari beberapa contoh kasus yang telah disampaikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan panggilan yang tepat sangatlah penting, baik dalam hubungan pekerjaan, sekolah, keluarga, maupun hubungan sosial. Penting bagi kita untuk mempelajari cara-cara penggunaan panggilan dalam bahasa Jepang, sehingga kita bisa membangun hubungan yang baik dan harmonis dengan siapapun yang kita temui.

Iklan