Penjelasan HIRAGANA

 
HIRAGANA
(ひらがな)
Bagi kalian yang hari ini sedang mempelajari bahasa jepang, dan masuk pada bab hiragana, dan kalian kebingungan. Dan belum paham apa itu hiragana?, dan bagaimaan cara pelafalannya maka kalian berda di artikel yang tepat. Pada artikel ini saya akan membahas mengenai apa itu hiragana?, dan bagaimana cara pelafalannya, macam-macam Huruf dasarnya dan lain sebagainya. selamat membaca Bermanfaat ya. 

Hiragana Adalah

1. Penjelasan singkat

Hiragana adalah huruf yang digunakan untuk menuliskan kata yang merupakan kata asli bahasa Jepang.

2. Pelafalan

Dalam pelafalan, huruf Jepang tak beda jauh pelafalannya dalam lidah orang Indonesia.
Huruf ‘A’ dalam bahasa Jepang memiliki pelafalan yang sama dengan huruf ‘A’ dalam kata ‘Apel’
Huruf ‘I’ dalam bahasa Jepang memiliki pelafalan yang sama dengan huruf ‘I’ pada ‘Ibu’
Huruf ‘U’ dalam bahasa Jepang memiliki pelafalan yang sama dengan huruf ‘U’ pada ‘Uang’
Huruf ‘E’ dalam bahasa Jepang memiliki pelafalan yang sama dengan huruf ‘E’ pada ‘Enak’ dan berbeda pada ‘Elang’
Huruf ‘O’ dalam bahasa Jepang memiliki pelafalan yang sama dengan huruf ‘O’ pada ‘Orang’

3. Huruf Dasar Hiragana

 

 

Gojūon
Pada tabel diatas ini bisa dilihat 46 bentuk dasar dari Hiragana. Disebut: Gojūon (五十音), apabila diterjemahkan artinya “50 Suara”. Namun kalau dihitung cuman ada 46. Disebut 50 karena tabelnya, 5 x 10.
Pada baris pertama あ、い、う、え、お adalah lima vokal pada bahasa jepang (a,i,u,e,o).
Untuk huruf dan adalah huruf mati, sudah tidak digunakan sejak tahun 1946. Namun tetap saya cantumkan untuk sekedar tahu.
Untuk huruf , normalnya dibaca “HA”. Tapi tergantung pemakaian. Apabila karakter ini perannya sebagai partikel pada kalimat atau pada kalimat konbanwa(selamat sore/malam) dan
konnichiwa(selamat siang), maka dibaca sebagai “WA”.
Untuk huruf , normalnya dibaca “WO”. Tapi tergantung pemakaian. Apabila karakter ini perannya sebagai partikel pada kalimat, maka dibaca sebagai “O”

4. Dakuon

Selanjutnya adalah Dakuon (濁音), apabila diterjemahkan artinya “Suara Keruh”. Mirip seperti tabel sebelumnya hanya saja ada dua strip kecil (“) yang biasa disebut ten-ten.
Hanya ada 4 jenis huruf dari huruf-huruf dasar yang dapat berubah menjadi dakuon jika diberi dua strip kecil (“),
1. Huruf-huruf yang diawali dengan konsonan ‘K’ pada pelafalannya akan menjadi ‘G’,
2. Huruf-huruf yang diawali dengan konsonan ‘S’ pada pelafalannya akan menjadi ‘Z’, namun pada huruf yang dibaca ‘shi’ akan dibaca ‘ji’
3. Huruf-huruf yang diawali dengan konsonan ‘T’ pada pelafalannya akan menjadi ‘D’, namun pada huruf yang dibaca ‘chi’ akan dibaca ‘ji’ dan huruf yang dibaca ‘tsu’ akan menjadi ‘zu’,
4. Huruf-huruf yang diawali dengan konsonan ‘H’ pada pelafalannya akan menjadi ‘B’
Tambahan:
Untuk huruf dan sama-sama dibaca sebagai “ZU”.
Dulu sempat dibedakan, dibaca sebagai “ZU”, sementara dibaca sebagai “DZU”. Namun setelah penyempurnaan ejaan pada tahun 1946 M keduanya dibaca sama sebagai “ZU”. Kecuali pada:
つづく (tsu dzu ku, artinya = To Be Continued / Bersambung)
気づく (ki dzu ku, artinya = mengetahui/menyadari)
*dan atau pada dialek-dialek tertentu.
Untuk huruf dan sama-sama dibaca sebagai “JI”. Namun yang lebih sering dipakai biasanya yang ini .

5. Handakuon

Handakuon tak jauh beda dengan Dakuon dimana adanya perubahan bunyi disebabkan ada tambahan sebuah tanda di huruf tersebut, namun di handakuon tanda tersebut berbentuk lingkaran kecil mirip lambang derajat (°) yang biasa disebut Maru.
Tak seperti dakuon yang dapat merubah 4 jenis huruf pada huruf hiragana standard, handakuon hanya dapat merubah 1 jenis huruf pada hiragana standard, yaitu huruf-huruf yang di awali pelafalannya dengan konsonan ‘H’, huruf-huruf tersebut akan berubah pelafalan konsonannya yang awal menjadi ‘P’.

6. Yōon

Berikutnya adalah Yōon (拗音), apabila diterjemahkan artinya diftong, namun tidak sama seperti diftong pada Bahasa Indonesia.
Yōon merupakan gabungan dari dua karakter yang menghasilkan suara baru. Misalnya adalah (ni) digabung dengan (ya), akan menghasilkan suara “NYA” seperti pada kata nyamuk. Suara “i” nya melebur dan dilanjutkan dengan -ya. Yang perlu diperhatikan adalah karakter kedua ditulis lebih kecil ukurannya.
Kombinasi ini hanya dapat dilakukan pada huruf-huruf hiragana selain vokal yang berakhiran-i dan dihubungkan dengan (ya), (yu), atau (yo).

7. Sokuon

Yang perlu ditambahkan lagi adalah Sokuon, bentuknya seperti huruf (tsu) hanya saja ukurannya kecil :
Digunakan sebagai tanda untuk berhenti sejenak lalu dilanjutkan membaca huruf setelahnya. Contohnya:
さっぱり (sappari)
かっぱ (kappa)
ばっちり (bacchiri)

きっちり (kicchiri)
Tambahan:
Dalam huruf hiragana terdapat juga bunyi panjang yaitu huruf yang menambahkan huruf vokal pada sukukata yang mengandung pelafalan bunyi panjang. Aturan untuk penambahan hurufnya adalah sebagai berikut :
jika yang panjang bunyi a, ditambahkan huruf A 「 あ」
jika yang panjang bunyi I, ditambah huruf I 「い」
jika yang panajng bunyi u, ditambah huruf U「う」
jika yang panjang bunyi E, ditambah huruf I「い」
jika yang panjang huruf  o, ditambah huruf u 「う」kecuali pada beberapa kata tertentu

8. Huruf-huruf Lainnya

Huruf-huruf berikut ini dulunya tidak ada, namun dengan seiring dengan era modern diperlukan cara baru untuk mendeskripsikan suara dari bahasa luar.
Contohnya:
Fa = ふぁ
Ti = てぃ
Du = どぅ
We = うぇ
Fo = ふぉ
Yang perlu diperhatikan adalah karakter kedua (,,,,) ditulis lebih kecil ukurannya.
Va =う゛ぁ
Vi = う゛ぃ
Vu = う゛
Ve = う゛ぇ
Vo = う゛ぉ
Kata-kata serapan bahasa asing biasanya ditulis dengan Katakana, namun saya tuliskan versi hiragananya untuk sekedar tahu. oke kita cukupkan artikle kita pada kali ini semoga bermanfaat bagi kalian yang sedang mempelajari bahasa jepang, dan bagi kalian yang baru mampir ke blog saya ini jangan lupa mampir lagi ya. Karena di blog rinidesu.com ini saya akan membahas semacam kursus bahasa jepang secara gratis dan gampang dipahami oleh pemula.
Demikian Artikel Kita Kali ini mengenai Penjelasan Hiragana, Semoga penjelasan hiragana adalah ini bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan kalian.
Baca Juga : Pola kalimat Zuni

 

 

Iklan