Pembaca rinidesu.com, Indonesia tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau, tapi juga budaya dan adat istiadat yang kental di setiap daerahnya. Salah satunya adalah Desa Adat Bena yang terletak di Flores, Nusa Tenggara Timur. Desa adat ini menjadi destinasi wisata budaya yang menawarkan pesona kehidupan tradisional yang autentik dan kaya akan nilai-nilai luhur.

Tidak hanya wisatawan asing, masyarakat Indonesia juga dapat mengenal lebih jauh budaya lokal yang ada di desa adat ini. Artikel ini akan membahas secara detail mengenai Desa Adat Bena, mulai dari sejarahnya, keunikan, hingga kekurangan yang dimilikinya.

1. Sejarah Terbentuknya Desa Adat Bena

Desa Adat Bena sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Desa ini terletak di Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, dan memiliki luas sekitar 45 hektar. Pertama kali didirikan oleh suku Ngada yang berkuasa di Flores pada abad ke-16. Namun, perkembangan desa tersebut tidak berjalan dengan lancar di masa lalu, karena sering terjadi konflik antarsuku.

Namun, pada awal abad ke-20, kejadian tersebut mulai mereda akibat kerjasama antarpenduduk yang diinisiasi oleh para pemimpin desa adat, yang disebut sebagai Rai dan Nae. Hal ini membuat kehidupan masyarakat di Desa Adat Bena menjadi semakin berkembang.

2. Keunikan dan Kelebihan Desa Adat Bena

Desa Adat Bena memiliki banyak keunikan dan kelebihan yang menjadi alasan wisatawan maupun masyarakat Indonesia untuk mengunjungi tempat ini. Berikut ini penjelasan secara detilnya:

a. Arsitektur Rumah Adat

Desa Adat Bena dikenal dengan rumah adatnya yang unik dan menarik. Atap rumah berbentuk kerucut, bahkan desain atap ini menyerupai tumpukan piringan salju. Selain itu, dinding rumah dibangun dengan menggunakan batu yang dipecah dan dirapikan, sehingga terlihat kokoh. Interior disesuaikan dengan kebutuhan penghuni dan kepercayaan dari suku Ngada itu sendiri.

b. Tradisi Menenun

Salah satu kegiatan yang menjadi ciri khas Desa Adat Bena adalah menenun. Wanita dan anak-anak di desa adat ini masih senang menenun, terutama kain tradisional ikat Ngada yang terkenal. Pengerjaan tenunan biasanya dilakukan di rumah-rumah adat pada waktu luang mereka. Kain tenun ini banyak digunakan dalam upacara adat dan menjadi komoditas yang sangat diminati oleh wisatawan.

c. Perkampungan yang Teratur

Perkampungan di Desa Adat Bena memiliki tata letak yang terencana dan sistematis. Tiap rumah dibangun tidak terlalu jauh dengan rumah tetangganya dan terletak di sepanjang jalan yang selalu dijaga oleh para perempuan dan anak-anak. Lingkungan desa adat ini sangat asri dan alami, yang membuat wisatawan merasa nyaman berada di sana.

d. Tradisi dan Upacara Adat

Desa Adat Bena memiliki beberapa upacara adat yang dilakukan secara rutin. Salah satunya adalah upacara penyambutan tamu (Ngorang), yang menggambarkan sikap ramah tamah dan terbuka masyarakat terhadap tamu yang datang berkunjung ke desa adat. Selain itu, adat Perang Pandan yang dilakukan setiap tahunnya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, di mana para pemuda desa adat berlomba mengenakan baju besi, menyerang satu sama lain dengan stick pandan.

e. Keindahan Alam

Desa Adat Bena dikelilingi oleh pemandangan alam yang memukau. Pegunungan dan lembah yang hijau menjadi latar belakang desa adat ini yang memukau. Bagi wisatawan yang suka dengan hiking, Desa Adat Bena menjadi tempat yang cocok untuk memulai petualangan.

f. Keramah-tamahan Masyarakat

Masyarakat di Desa Adat Bena dikenal ramah dan murah senyum. Saat berkunjung ke sana, wisatawan akan disambut oleh senyuman dan keramahan yang tulus. Mereka juga akan dengan senang hati melayani para pengunjung, mengenalkan budaya desa adat mereka dan membantu wisatawan mengeksplorasi desa adat tersebut.

3. Kekurangan dan Kendala di Desa Adat Bena

Desa Adat Bena memiliki kekurangan dan kendala yang menjadi catatan penting untuk diperhatikan. Hal ini tentu mempengaruhi kegiatan wisata di desa adat ini. Berikut adalah beberapa kekurangan dan kendala tersebut:

a. Sarana dan Prasarana yang Terbatas

Kendala pertama yang dihadapi oleh Desa Adat Bena adalah sarana dan prasarana yang masih terbatas. Fasilitas umum seperti air bersih, listrik, dan jalan menuju desa adat masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Selain itu, di desa adat ini belum ada hotel atau penginapan, sehingga saat wisatawan ingin menginap, mereka harus menuju ke kota Bajawa yang jaraknya sekitar 7km dari desa adat.

b. Masalah Kesehatan dan Sanitasi

Kondisi kesehatan dan sanitasi di desa adat masih perlu ditingkatkan. Beberapa warga sering terkena penyakit, terutama anak-anak dan ibu hamil. Padahal, kebersihan harus dijaga dengan baik, terutama di area umum seperti lokasi penjualan dan sekitar pasar tradisional.

c. Kurangnya Promosi

Ketidakmampuan dalam mempromosikan desa adat secara optimal menjadi kendala lain yang dihadapi. Beberapa wisatawan masih belum mengetahui tentang keberadaan Desa Adat Bena. Selain itu, menjalin kerjasama yang baik dengan travel agent dan perusahaan pariwisata yang ingin memasarkan produk wisata ke Desa Adat Bena menjadi perlu dilakukan agar dapat mempromosikan desa adat tersebut secara efektif.

d. Kurangnya Regulasi

Belum adanya regulasi yang jelas dan tertulis mengenai bagaimana desa adat harus dijaga, dirawat, dan dikembangkan menjadi perhatian bagi pihak pemerintah dan masyarakat sekitar. Hal ini, jika dibiarkan terus menerus, dapat membuat keberlanjutan hidup masyarakat dan lingkungan desa adat menjadi terganggu.

4. Keindahan Budaya Lokal yang Harus Dipromosikan

Meskipun Desa Adat Bena memiliki kekurangan dan kendala, tetapi keindahan budaya lokal yang ada di sana harus dipromosikan ke seluruh dunia. Wisata budaya di Indonesia menjadi salah satu daya tarik wisatawan, dan Desa Adat Bena menjadi salah satu objek wisata budaya yang kaya akan nilai tradisional.

Desa Adat Bena membutuhkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah untuk menjaga dan memperbaiki aspek-aspek yang belum sempurna untuk mendukung pertumbuhan wisata budaya di tempat ini. Promosi dan pengembangan desa adat ini menjadi penting sebagai contoh keberlanjutan budaya lokal di Indonesia.

5. Tabel Informasi Desa Adat Bena

Lokasi Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Luas Desa 45 hektar
Rumah Adat Lebih dari 45 buah
Penduduk Lebih dari 3.000 orang
Kebiasaan Menenun, Upacara Adat, dan Tradisi Perang Pandan
Produk Terkenal Alat musik Gendang Bena dan Kain Tenun Ikat Ngada
Daya Tarik Wisata Arsitektur Rumah Adat, Tradisi Upacara Adat, Keindahan Alam, Budaya Lokal, dan Keramah-tamahan Penduduk

6. FAQ Tentang Desa Adat Bena

1. Apa saja tradisi yang dapat ditemukan di Desa Adat Bena?

Beberapa tradisi yang dapat ditemukan di Desa Adat Bena adalah upacara penyambutan tamu (Ngorang), Perang Pandan yang diadakan setiap tahun, dan tradisi menenun.

2. Apa saja yang perlu dikunjungi di Desa Adat Bena?

Anda perlu mengunjungi desa Adat Bena minggu ketiga bulan September saat acara Perang Pandan yang diselenggarakan.

3. Apa yang membuat Desa Adat Bena unik?

Desa Adat Bena memiliki rumah adat, arsitektur, dan atap yang unik. Selain itu, tradisi dan upacara adatnya yang masih terjaga dengan baik dan indah membuat desa adat ini terlihat sangat megah.

4. Bagaimana cara menuju Desa Adat Bena?

Anda dapat menggunakan transportasi umum dari kota Bajawa menuju Desa Adat Bena atau menyewa supir pribadi.

5. Apa saja produk olahan makanan yang dapat ditemukan di Desa Adat Bena?

Beberapa produk olahan makanan yang dihasilkan dan dapat ditemukan di Desa Adat Bena adalah sejenis sayuran tradisional seperti kangkung dan tauge, serta buah-buahan seperti mangga.

6. Apa yang harus saya bawa saat mengunjungi Desa Adat Bena?

Anda harus membawa pakaian hangat dan sepatu yang nyaman, serta membawa peralatan kamera atau smartphone untuk mengabadikan momen di desa adat tersebut.

7. Apa yang harus saya lakukan saat berkunjung ke Desa Adat Bena?

Anda dapat mengunjungi kantor desa untuk mendapatkan informasi mengenai Desa Adat Bena dan peta wisata. Selain itu, Anda juga dapat mengunjungi pasar tradisional untuk membeli oleh-oleh dan juga menikmati kuliner lokal seperti kopi Flores.

8. Apakah ada paket wisata yang ditawarkan untuk mengunjungi Desa Adat Bena?

Ya, ada beberapa penyedia jasa paket tour yang menawarkan paket wisata ke Desa Adat Bena. Anda dapat mencarinya melalui internet atau berkonsultasi dengan agen perjalanan di kota Bajawa.

9. Apakah harga tiket masuk ke Desa Adat Bena mahal?

Harga tiket masuk ke Desa Adat Bena sangat terjangkau dan relatif murah. Anda hanya perlu membayar sekitar Rp10.000,- untuk masuk.

10. Apa saja kegiatan yang dapat dilakukan di Desa Adat Bena?

Anda dapat melakukan trekking, camping, dan mengikuti upacara adat yang diadakan setiap bulan seperti upacara penetapan jumlah panen padi dan perayaan tahun baru.

11. Apa yang harus saya hindari saat berkunjung ke Desa Adat Bena?

Anda harus menghindari perilaku buruk seperti merokok, membuang sampah sembarangan, atau merusak barang-barang milik masyarakat setempat.

12. Bisakah saya menginap di Desa Adat Bena?

Tidak, saat ini Desa Adat Bena belum memiliki penginapan atau hotel. Anda harus menuju ke kota Bajawa untuk mencari penginapan.

13. Apakah Desa Adat Bena terbuka untuk umum?

Ya, Desa Adat Bena terbuka dan dapat dikunjungi oleh masyarakat umum setiap saat.

7. Kesimpulan

Desa Adat Bena menjadi tempat yang cocok untuk mencari pengalaman dan pengenalan tentang budaya lokal Indonesia. Meskipun tempat ini memiliki kekurangan dan kendala yang perlu diperhatikan, namun Desa Adat Bena masih menghadirkan keindahan budaya dan alam yang luar biasa.

Untuk mempertahankan keberlanjutan dan mempromosikan keunikannya, dukungan dari masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan. Pada akhirnya, dengan mempromosikan Desa Adat Bena secara efektif, diharapkan wisatawan Indonesia dan mancanegara akan selalu mengunjungi dan menikmati kekayaan budaya di Desa Adat Bena.

Desa Adat Bena

Disclaimer: Gambar dalam artikel ini

Iklan