pakaian adat provinsi kalimantan tengah

Mengenal Pakaian Adat Provinsi Kalimantan Tengah

Halo Pembaca rinidesu.com,

Setiap provinsi di Indonesia memiliki kekayaan budaya yang patut dijaga dan dilestarikan. Provinsi Kalimantan Tengah yang terletak di bagian tengah pulau Kalimantan, juga memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, salah satunya adalah pakaian adatnya.

Sebagai provinsi yang memiliki beragam suku dan bahasa, Kalimantan Tengah memiliki banyak jenis pakaian adat yang berbeda-beda. Namun, pada umumnya pakaian adat di daerah ini memiliki ciri khas yang kuat serta warna-warna yang cerah dan mencolok.

Sebelum kita lebih jauh membahas tentang pakaian adat Kalimantan Tengah, akan lebih baik jika kita mengenal terlebih dahulu jenis-jenis suku yang ada di provinsi ini. Diantaranya adalah:

Suku Lokasi
Dayak Ngaju Wilayah Barito Utara, Barito Timur, Barito Selatan, dan Kotawaringin Timur
Dayak Maanyan Bagian Selatan Kalimantan Tengah yang meliputi wilayah Barito Timur, Barito Selatan, Kapuas, dan Pulang Pisau
Dayak Bukit Wilayah Katingan, Gunung Mas, dan Sukamara
Dayak Lawangan Bagian Barat Dayak Ngaju yaitu di sepanjang daerah bagian utara sungai Barito dan sering dibedakan menjadi enam kelompok adat dayak sub suku : 1.Kalangan 2.Manan 3.Lamalanat 4. Baraibe 5. Jaro 6. Samihim
Dayak Tomun Wilayah Barito Utara dan Kapuas
Dayak Taman Wilayah Kotawaringin Barat dan Barito Selatan
Dayak Kayu Pangok Bagian Barat-Laut Kalimantan Tengah

Setiap suku memiliki pakaian adat yang berbeda-beda. Mari kita kupas lebih dalam tentang pakaian adat di Kalimantan Tengah.

Kelebihan dan Kekurangan Pakaian Adat Provinsi Kalimantan Tengah

Sebagai warisan budaya nenek moyang, pakaian adat Kalimantan Tengah memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, namun juga memiliki kekurangan. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada pakaian adat Kalimantan Tengah:

Kelebihan

1. Mempertahankan Budaya

Pakaian adat Kalimantan Tengah mampu mempertahankan nilai dan spirit budaya suku asli yang diturunkan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga meningkatkan rasa cinta akan tanah air serta mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal.

2. Memiliki Corak dan Warna yang Unik

Pakaian adat Kalimantan Tengah selalu menampilkan corak dan warna yang khas. Hal ini menjadikan setiap pakaian adatnya memiliki penampilan yang cantik dan terkesan sangat eksotis dan glamor. Selain itu, corak dan warna pakaian adat ini juga memiliki makna filosofis yang penting bagi suku-suku di Kalimantan Tengah.

3. Terlihat elegan dan Megah

Bagi masyarakat suku di Kalimantan Tengah, pakaian adat merupakan simbol keanggunan dan kemegahan. Setiap pakaian adatnya selalu dilengkapi dengan aksesori yang indah, seperti kalung, gelang, dan mahkota berhias permata atau bulu burung.

4. Dapat Menjadi Produk Pariwisata

Keindahan dan keunikannya menjadikan pakaian adat Kalimantan Tengah sebagai produk pariwisata yang menarik. Hal ini memberikan peluang publikasi dan promosi budaya serta dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kekurangan

1. Pembuatan yang Mahal

Pakaian adat Kalimantan Tengah terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi seperti emas, mutiara, dan kain songket. Hal ini menjadikan pembuatannya menjadi mahal dan sulit dijangkau oleh masyarakat.

2. Tidak Praktis dan Tidak Nyaman Dipakai Sehari-hari

Pakaian adat Kalimantan Tengah terdiri dari beberapa lapisan yang terkadang membuat penggunanya tidak merasa nyaman saat memakainya dalam waktu yang lama. Selain itu, karena bahan-bahan yang digunakan kualitasnya tinggi, pemeliharaan dan perawatan juga sulit.

3. Terbatasnya Penggunaan

Pakaian adat Kalimantan Tengah hanya digunakan pada acara-acara tertentu seperti pernikahan adat atau festival budaya. Sehingga tidak dapat dipakai sehari-hari seperti pakaian modern yang lebih praktis dan nyaman.

4. Meningkatnya Pengaruh Budaya Asing

Dalam era globalisasi yang membuat budaya-budaya asing mudah masuk dan berkembang di Indonesia, penggunaan pakaian adat Kalimantan Tengah semakin berkurang. Fenomena ini membuat pakaian adat semakin sulit dipertahankan dan melestarikan budaya asli.

Pakaian Adat Suku Dayak Ngaju

Suku Dayak Ngaju tersebar di empat kabupaten di Kalimantan Tengah, yakni Kabupaten Barito Utara, Barito Timur, Barito Selatan, dan Kotawaringin Timur. Berikut penjelasan mengenai pakaian adat suku Dayak Ngaju:

1. Batik Tumenggung

Batik Tumenggung merupakan pakaian adat khas suku Dayak Ngaju yang difungsikan sebagai pakaian adat formal bagi para pemimpin adat dan para pejabat serta tokoh masyarakat. Batik Tumenggung biasanya dipakai pada acara adat besar, seperti di hari raya Ari Matei dan Ari Apiq Jangkang.

Batik Tumenggung memiliki warna cerah seperti merah, kuning, dan hijau, serta memiliki corak khas Dayak Ngaju seperti motif naga berkepala enam atau kembang Mawar.

2. Baju Kurung

Baju kurung juga termasuk pakaian adat suku Dayak Ngaju yang digunakan baik oleh kaum pria maupun wanita. Baju kurung ini terdiri dari kemeja panjang berwarna putih dengan celana panjang berwarna hitam.

Pada bagian baju, terdapat corak batik khas Dayak Ngaju yang disebut Taliwang. Baju kurung biasanya dipakai pada saat Hari Raya Ari Matei. Selain itu baju kurung juga digunakan pada acara-acara formal lainnya seperti pernikahan ataupun saat berkunjung ke rumah pejabat dan orang tua.

3. Kalung Perak Berlapis Margasari

Setiap pakaian adat suku Dayak Ngaju dilengkapi dengan aksesoris yang indah dan berharga. Salah satunya adalah kalung perak yang disebut Kalung Berlapis Margasari. Kalung ini terdiri dari belas kain bertingkat yang terbuat dari bahan perak, kain, dan koran suara.

Bagian atas kalung memiliki bentuk bulat sehingga terlihat seperti manusia (ini diartikan sebagai penyebar damai/keharmonisan). Sedangkan pada bagian tali kalung terdapat sepetak kecil dan sepetak besar yang melambangkan kolam dan sungai, yaitu sumber air kehidupan yang penting bagi suku Dayak Ngaju.

Pakaian Adat Suku Dayak Maanyan

Suku Dayak Maanyan tersebar di bagian selatan Kalimantan Tengah yang meliputi wilayah Barito Timur, Barito Selatan, Kapuas, dan Pulang Pisau. Pakaian adat suku Maanyan memiliki ciri khas yang kuat dan indah. Berikut penjelasan mengenai pakaian adat suku Dayak Maanyan:

1. Baju Rangkih

Baju Rangkih adalah pakaian adat khas suku Dayak Maanyan yang terdiri dari kain lurik berwarna putih dan hitam yang dipadukan dengan warna-warna lain seperti merah, hijau, dan biru. Baju Rangkih ini dipakai oleh kedua jenis kelamin.

Baju rangkih memiliki bentuk gelembung pada bagian sisi kanan dan kiri rok, di sebut bingkuk. Bingkuk tersebut melambangkan unsur kejantanan, sehingga bila bingkuk berkibar-kibar maka orang yang mengenakan dianggap lebih perkasa dan tangguh serta lebih berasa dalam lingkup keluarga dan masyarakat sekitar.

2. Kain Songket Maanyan

Kain songket Maanyan merupakan kain khas daerah yang dibuat dengan menggunakan teknik tenun bukan mesin, sehingga memiliki nilai lebih tinggi. Kain Songket ini digunakan untuk melengkapi pakaian adat suku Dayak Maanyan baik bagi pria maupun wanita.

Kain songket Maanyan mempunyai benang emas atau perak sedangkan pada kain tenun biasanya terdapat benang yang berwarna-warni dan memberikan aksen corak khas Dayak Maanyan. Kain Songket ini bisa digunakan sebagai kain selendang ataupun sebagai kain sarung.

3. Hiasan kepala

Untuk melengkapi penampilan pakaian adat, suku Dayak Maanyan menggunakan hiasan kepala yang terdiri dari daun berwarna kuning keemasan dan kerucut berbentuk berwarna hitam yang biasanya diberi hiasan setengah permata atau bulu burung. Hiasan kepala ini merupakan ciri khas pakaian adat suku Dayak Maanyan dan memiliki nilai artisitik yang tinggi.

Pakaian Adat Suku Dayak Bukit

Suku Dayak Bukit tersebar di wilayah Katingan, Gunung Mas, dan Sukamara. Pakaian adat suku Dayak Bukit mempunyai keunikan tersendiri dan sangat indah dengan dominasi warna hitam serta produk-produk yang dihasilkan dari hewan buruan. Berikut penjelasan mengenai pakaian adat suku Dayak Bukit:

1. Baju Lelu Hanyut

Baju Lelu Hanyut merupakan pakaian adat suku Dayak Bukit yang terdiri dari kain pelangi dengan kombinasi warna hitam dan kecoklatan. Pada bagian dada terdapat ragam hias yang bernama ruyung yang melambangkan kebanggan dan keperkasaan. Ragam hias ini mempunyai arti penting pada penggunaannya dan menjadi ciri khas pakaian adat suku Dayak Bukit.

2. Seluar Bukit

Seluar Bukit merupakan celana khas suku Dayak Bukit yang terbuat dari kain tradisional dengan warna hitam. Seluar ini dihiasi dengan ukiran yang biasanya terdiri dari bentuk-bentuk hewan seperti kijang atau bertanduk panjang yang melambangkan keberhasilan dalam berburu.

3. Kalung Hambau

Kalung Hambau adalah aksesoris yang sengaja dikenakan oleh orang-orang yang mengenakan baju adat suku Dayak Bukit. Kalung Hambau terbuat dari bagian bawah tengkorak babi hutan. Kain Hambau merupakan simbol kejabatan kaum leluhur suku Dayak Bukit dan memiliki nilai filosofis yang penting untuk menjaga hubungan dengan alam sekitar.

FAQ Tentang Pakaian Adat Provinsi Kalimantan Tengah

1. Apa yang Anda ketahui tentang pakaian adat suku Dayak Ngaju?

Pakaian adat suku Dayak Ngaju termasuk pakaian yang formal dan hanya dipakai pada acara-acara besar seperti hari raya atau festival budaya. Terdapat beberapa jenis pakaian adat seperti Batik Tumenggung dan Baju Kurung.

2. Apa yang menjadi keunikan pada pakaian adat suku Dayak Maanyan?

Kain Songket dan Rangkih adalah dua jenis pakaian adat suku Dayak Maanyan yang menjadi ciri khasnya. Kain Songket Maanyan digunakan sebagai kain selendang ataupun sebagai kain sarung dan terbuat dari benang emas atau perak. Sedangkan Rang

Iklan