Definisi Kata Intransitif


Kata Intransitif

Kata intransitif atau kata kerja tak transitif merupakan jenis kata kerja yang tidak memerlukan objek karena artinya sudah jelas tanpa adanya objek. Secara sederhana, kata intransitif hanya merujuk pada tindakan yang dilakukan oleh pelaku tanpa mempengaruhi atau berdampak pada objek tertentu. Lain halnya dengan kata transitif yang memerlukan objek untuk menjelaskan tindakan yang dilakukan. Oleh karena itu, kata intransitif sering pula disebut sebagai kata kerja tak berobjek.

Dalam bahasa Indonesia, kata intransitif dapat dikenali dengan ciri-cirinya. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Menggambarkan tindakan atau aktivitas tanpa membutuhkan objek.
  2. Tidak dapat diikuti oleh objek karena artinya sudah jelas.
  3. Contohnya: lari, duduk, tidur.

Sederhananya, kata intransitif hanya menjelaskan aktivitas atau tindakan tanpa mempengaruhi atau menunjukkan dampak pada objek tertentu.

Sebagai contoh, kata “bertanya” merupakan kata kerja intransitif yang menjelaskan tindakan bertanya tanpa memperlihatkan objek. Kata ini sudah memiliki makna yang jelas sehingga tidak membutuhkan kata lain untuk menjelaskan artinya. Selain itu, kata “berdiri” juga merupakan kata kerja intransitif yang tidak memerlukan objek karena tindakan berdiri sudah jelas tanpa adanya objek. Meskipun demikian, kata “berdiri” sering juga digunakan bersama kata depan untuk menunjukkan posisi atau arah (misalnya, berdiri di depan, berdiri di belakang, berdiri di atas).

Dalam bahasa Indonesia, penggunaan kata intransitif sangat umum dalam percakapan sehari-hari. Kebanyakan kata kerja yang digunakan dalam situasi informal atau santai adalah kata intransitif. Misalnya, “tidur” untuk menyebut aktivitas tidur, “makan” untuk menyebut aktivitas makan, dan “minum” untuk menyebut aktivitas minum. Ketiga kata tersebut sudah memiliki arti yang jelas dan tidak membutuhkan objek untuk menjelaskannya.

Jadi, kata intransitif merupakan salah satu jenis kata kerja yang sering digunakan dan mudah dikenali dalam bahasa Indonesia. Meskipun tidak memerlukan kata objek, kata intransitif tetap bisa digunakan dalam kalimat dengan cara yang tepat dan benar untuk menjelaskan aktivitas atau tindakan yang sedang dilakukan.

Ciri-ciri Kata Intransitif


Ciri-ciri Kata Intransitif

Kata intransitif adalah sebuah kata kerja yang tidak membutuhkan objek dalam kalimat yang dibuat. Jadi, kata intransitif tidak mengikuti kata benda seperti halnya kata kerja transitif. Dalam bahasa Indonesia, terdapat beberapa ciri-ciri yang dapat dijadikan acuan untuk mengenali kata intransitif. Berikut adalah beberapa ciri-ciri kata intransitif dalam bahasa Indonesia:

1. Memiliki Akhiran -i atau -kan

Ciri-ciri pertama dari kata intransitif adalah memiliki akhiran -i atau -kan pada bentuk infinitifnya. Akhiran -i atau -kan digunakan untuk memperkuat makna kata kerja tersebut dalam kalimat. Contoh kata intransitif yang memiliki akhiran -i atau -kan adalah berjalan, datang, menari, dan memasak.

2. Dapat Digunakan Tanpa Objek

Dapat Digunakan Tanpa Objek

Ciri-ciri kedua dari kata intransitif adalah dapat digunakan tanpa objek. Hal ini berarti bahwa kata intransitif tidak memerlukan objek dalam kalimat yang dibuat, sehingga dapat digunakan secara langsung sebagai predikat. Misalnya, dalam kalimat “Dia berlari di taman”, kata “berlari” tidak memerlukan objek sehingga dapat digunakan langsung sebagai predikat.

Dalam beberapa kasus, kata intransitif dapat digunakan dengan objek, namun objek yang digunakan tidak dianggap sebagai objek langsung. Istilah yang digunakan untuk objek tersebut adalah obyek pelengkap. Contohnya, kata “ketawa” tidak memerlukan objek, namun dapat digunakan dengan obyek pelengkap seperti “ketawa dengan gembira” atau “ketawa keras”.

3. Tidak Dapat Diikuti Oleh Objek Langsung

Ciri-ciri ketiga dari kata intransitif adalah tidak dapat diikuti oleh objek langsung. Hal ini berbeda dengan kata kerja transitif yang memerlukan objek langsung dalam kalimat yang dibuat. Misalnya, dalam kalimat “Saya makan nasi goreng”, kata “makan” memerlukan objek langsung “nasi goreng” sebagai objek dalam kalimat tersebut.

4. Tidak Memerlukan Di, Ke, atau Sebagai

Ciri-ciri terakhir dari kata intransitif adalah tidak memerlukan kata depan “di”, “ke”, atau “sebagai” dalam kalimat yang dibuat. Kata-kata depan tersebut digunakan untuk menghubungkan objek dengan kata kerja dalam kalimat yang dibuat. Jika sebuah kalimat tidak memerlukan objek, maka kata kerja dalam kalimat tersebut tidak memerlukan kata depan tersebut.

Itulah beberapa ciri-ciri kata intransitif dalam bahasa Indonesia. Meski tidak memerlukan objek dalam kalimat yang dibuat, namun penggunaan kata-kata intransitif harus tetap diperhatikan untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan atau pemilihan kata dalam kalimat yang dibuat.

Contoh Kata Intransitif


Contoh Kata Intransitif

Kata intransitif atau kata kerja tidak transitif adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek dan tidak dapat diikuti oleh objek. Dalam bahasa Indonesia, biasanya kata kerja intransitif dimulai dengan awalan “me-“, “ber-“, atau “ter-“. Pemahaman tentang kata intransitif sangat penting dalam bahasa Indonesia karena bisa mendefinisikan kata kerja mana yang memerlukan objek dan mana yang tidak. Berikut ini adalah beberapa contoh kata intransitif dalam bahasa Indonesia.

1. Menari – Kata intransitif ini berarti gerakan tubuh yang kreatif dan indah dengan musik atau suara. Tidak memerlukan objek karena gerakan tubuh saja sudah cukup mengekspresikan makna. Contoh kalimatnya seperti “Dia sudah memulai menari sejak usia lima tahun”.

2. Mencium – Merupakan kata kerja intransitif yang berarti menarik aroma atau bau dari benda atau orang. Kata ini tidak membutuhkan objek karena sudah jelas bahwa mencium adalah tindakan yang dilakukan hanya dengan hidung. Misalnya mudahnya “Saya mencium bau parfum wanita ketika berada di lif”.

3. Berlari – Kata kerja intransitif ini sangat sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan artinya lari tanpa tujuan yang spesifik. Berlari tidak membutuhkan objek karena tindakan lari hanya memerlukan pemanfaatan kaki saja. Contoh kalimatnya seperti “Saya suka berlari di taman pada hari Minggu pagi”.

4. Bernyanyi – Kata intransitif ini memiliki arti menyanyi dengan atau tanpa musik sekalipun. Tidak membutuhkan objek karena nyanyian saja sudah cukup untuk mengungkapkan makna. Contoh kalimat berikut bisa kamu gunakan sebagai referensi “Kakak saya suka bernyanyi di depan cermin”.

5. Mengeluh – Kata kerja intransitif ini artinya ada masalah atau kesulitan kemudian terungkapleh melalui ekspresi kekecewaan. Kalau seseorang mengeluh maka hanya dirinya saja yang berbicara tidak butuh objek karena pihak lain tak memiliki peranan sama sekali. Contoh kalimatnya seperti “Ibu saya sering mengeluh tentang kesulitan pekerjaannya”.

6. Terbang – Kata intransitif ini artinya melayang dalam udara tanpa sentuhan dengan benda lain dan tidak cukup memerlukan objek karena tindakan terbang hanya dengan memanfaatkan sayap saja. Misalnya “Burung elang terbang tinggi di langit Biru”.

7. Tertawa – Kata kerja intransitif ini artinya berekasi dengan tawa dalam situasi apapun dan tidak memerlukan objek karena tawa adalah suara yang dihasilkan oleh seseorang ketika merasa gembira atau tertawa saja. Contohnya “Anak-anak tertawa dengan riangnya di taman bermain”.

8. Mengerti – Kata intransitif ini artinya memahami atau mendapatkan pribahasa, ungkapan, atau kalimat secara cepat ataupun perlahan. Kata ini jarang berpasangan dengan objek karena pengetahuan yang didapat hanya pada diri sendiri. Misalnya “Saya cepat mengerti tentang cara kerja mesin pengolah data”.

9. Menangis – Kata intransitif ini artinya meluapkan emosi atau perasaan melalui tindakan menangis. Seperti tidak membutuhkan objek karena hanya dirinya saja yang menangis. Misalnya “Saat ayah berpulang, keluarga saya menangis sedih”.

10. Meninggal – Kata kerja intransitif ini artinya berakhirnya kehidupan seseorang. Kata ini juga tidak membutuhkan objek karena meninggal adalah keadaan yang hanya terjadi pada dirinya saja. Misalnya “Rudy Meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit selama seminggu”.

Dalam Bahasa Indonesia sendiri, kata intransitif digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menjelaskan tindakan maupun keadaan seseorang. Menguasai kata-kata intransitif sangatlah penting karena hal ini mempengaruhi pemahaman kita terhadap kalimat. Dengan memahami kosa kata intransitif, pembicara bisa mengekspresikan dirinya dengan tepat dan percakapan pun bisa berjalan dengan lancar.

Perbedaan Kata Intransitif dengan Kata Transitif


Perbedaan kata intransitif dengan kata transitif

Kata intransitif dan transitif adalah jenis kata kerja dalam bahasa Indonesia. Namun, kedua jenis kata kerja ini memiliki perbedaan yang signifikan dalam penggunaannya.

Kata intransitif adalah kata kerja yang tidak memerlukan objek dalam kalimat. Artinya, kata intransitif sudah menyatakan maknanya dalam kalimat tanpa membutuhkan objek sebagai pelengkapnya. Misalnya, kata ‘berjalan’, ‘mendengkur’, ‘berbisik’, dan ‘menyanyi’.

Sedangkan kata transitif adalah kata kerja yang membutuhkan objek sebagai pelengkapnya. Objek adalah kata yang memberikan informasi tentang siapa atau apa yang dikenai tindakan dalam kalimat. Misalnya, dalam kalimat “Saya membaca buku”, kata ‘baca’ memerlukan objek ‘buku’ sebagai pelengkapnya.

Dalam bahasa Indonesia, cara mengenali kata intransitif dan transitif adalah dengan melihat apakah kata kerja tersebut memerlukan objek atau tidak. Jika kata kerja tersebut memerlukan objek, maka itu merupakan kata transitif. Namun, jika kata kerja tersebut tidak memerlukan objek, maka itu merupakan kata intransitif.

Perbedaan antara kata intransitif dan transitif ini memiliki implikasi yang signifikan dalam penggunaannya dalam kalimat. Salah satu contohnya adalah dalam konstruksi kalimat pasif. Kalimat pasif bergantung pada kata kerja transitif karena objek merupakan subjek dalam kalimat pasif. Misalnya, dalam kalimat “Buku itu dibaca oleh saya”, kata ‘baca’ adalah kata transitif karena membutuhkan objek ‘buku’ sebagai pelengkapnya.

Dalam bahasa Indonesia, terdapat juga kata kerja yang dapat digunakan sebagai kata intransitif atau transitif tergantung pada konteks kalimatnya. Misalnya, kata ‘makan’ bisa digunakan sebagai kata intransitif dalam kalimat “Saya makan”, namun juga bisa digunakan sebagai kata transitif dalam kalimat “Saya makan nasi”.

Adanya perbedaan antara kata intransitif dan transitif ini juga dapat mempengaruhi makna suatu kalimat. Misalnya, dalam kalimat “Dia menangis”, kata ‘tangis’ merupakan kata intransitif sehingga sudah menyatakan maknanya bahwa seseorang menangis tanpa membutuhkan objek sebagai pelengkapnya. Namun, dalam kalimat “Dia menangis air mata”, kata ‘tangis’ menjadi kata transitif karena membutuhkan objek sebagai pelengkapnya sehingga makna kalimat berbeda dengan kalimat sebelumnya.

Dalam penggunaan kata intransitif dan transitif, sebaiknya kita memperhatikan konteks kalimat agar tidak salah dalam penggunaannya. Seiring waktu, dengan sering berlatih, kita dapat menguasai perbedaan antara kedua jenis kata kerja ini dan bisa menggunakan keduanya dengan benar dalam pengucapan dan penulisan.

Pentingnya Memahami Konsep Kata Intransitif dalam Bahasa Jepang


Kata Intransitif Bahasa Jepang

Konsep kata intransitif adalah hal yang penting untuk dipahami ketika belajar bahasa Jepang. Hal ini karena kata intransitif sangat sering digunakan dalam bahasa Jepang. Kata intransitif adalah kata kerja yang tidak memerlukan objek dalam sebuah kalimat. Saat kita menggunakan kata intransitif dalam kalimat, maka subjek pada kalimat tersebut menjadi pelaku dari aksinya sendiri tanpa menerima efek dari objek. Kata-kata intransitif biasanya digunakan dalam kalimat bahasa Jepang yang pendek dan sederhana.

Salah satu contoh kata intransitif yang sering digunakan dalam bahasa Jepang adalah “taberu” yang berarti “makan”. Contoh pemakaian kata intransitif “taberu” dalam kalimat adalah “watashi wa mogyoktang de asa-han o tabemasu” yang artinya “Saya makan sarapan di Mogyoktang”. Kata “taberu” pada kalimat tersebut tidak memerlukan objek karena sudah sangat jelas bahwa Anda sedang makan sarapan.

Memahami konsep kata intransitif sangat penting karena akan mempermudah kita dalam membangun kosa kata bahasa Jepang. Dengan memahami kata intransitif maka kita dapat membuat kalimat yang sederhana dan mudah dipahami oleh orang Jepang. Jika kita tidak memahami penggunaan kata intransitif, kita akan kesulitan menyusun kalimat bahasa Jepang.

Kata intransitif dalam bahasa Jepang biasanya memiliki pola dasar dalam penggunaannya. Pola dasar ini ada tiga yaitu Pola Bentuk Masu, Pola Bentuk -te, dan Pola Bentuk -ni. Pola Bentuk Masu digunakan untuk keterangan waktu, tempat, dan intensitas pada kata kerja intransitif. Sementara Pola Bentuk -te digunakan untuk menyatakan bahwa suatu aksi dilakukan secara berkesinambungan. Sedangkan Pola Bentuk -ni digunakan untuk memberi tahu tujuan atau tempat dari suatu aksi yang dilakukan. Dengan memahami pola-pola dasar tersebut, kita dapat membuat kalimat yang lebih bermakna dan menyampaikan maksud dari kalimat tersebut dengan baik.

Selain itu, memahami konsep kata intransitif akan membantu kita dalam memahami bahasa Jepang secara keseluruhan. Bahasa Jepang memiliki banyak variasi kata kerja intransitif, dan dengan memahaminya, kita akan semakin berkembang dalam menguasai bahasa Jepang. Dalam hal ini, kita juga perlu memahami penggunaan kata intransitif dan transitif dalam bahasa Jepang karena penggunaan kedua kata itu berbeda dan berkaitan erat dengan pola kalimat yang kita gunakan.

Memahami konsep kata intransitif juga penting dalam bercakap-cakap dengan orang Jepang. Banyak situasi di mana kita perlu menggunakan kata intransitif dalam percakapan sehari-hari dengan orang Jepang. Oleh karena itu, belajar tentang penggunaan kata intransitif juga akan membantu kita lebih mahir berbicara dalam bahasa Jepang.

Dalam mempelajari bahasa Jepang, kita juga perlu aktif mencari informasi dan mempraktikkan apa yang telah dipelajari. Dalam perkembangannya, belajar bahasa Jepang tidak hanya memahami konsep kata intransitif saja, namun juga berkaitan dengan banyak hal lainnya seperti bahasa tulis dan percakapan sehari-hari. Dengan rajin berlatih, kita akan semakin mahir menggunakan kata intransitif dan memahami bahasa Jepang dengan lebih baik.

Iklan