Selamat Datang, Pembaca rinidesu.com!

Hai teman-teman, kali ini kita akan membahas tentang “Apa Nama Rumah Adat Bugis?”. Rumah adat Bugis merupakan salah satu peninggalan budaya yang sangat kental dengan identitas masyarakat Indonesia. Namun, masih banyak yang belum mengetahui nama asli dari rumah adat Bugis.

Dalam artikel ini, kami akan mengupas tuntas informasi terkait nama asli dari rumah adat Bugis, sejarah, struktur, tipe dan kelebihan serta kekurangannya sebagai salah satu bentuk arsitektur tradisional Indonesia. Selain itu, kami juga akan melampirkan 13 pertanyaan yang mungkin muncul terkait dengan rumah adat Bugis dan akan memberikan kesimpulan yang mendorong pembaca melakukan tindakan.

Apa Nama Rumah Adat Bugis

1. Pendahuluan

Rumah adat Bugis memiliki ciri khas yang sangat unik dan dapat ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, terutama di Sulawesi Selatan. Berbagai macam jenis rumah adat pun bermunculan di berbagai daerah di Indonesia. Sebut saja, rumah adat Batak, Joglo, Limas, dan masih banyak lagi.

Namun, dalam artikel ini kami hanya akan membahas rumah adat Bugis. Selain memiliki keunikan dalam strukturnya yang khas, rumah adat Bugis juga memiliki sejarah yang cukup panjang dan menarik untuk diungkap.

Sebenarnya, nama asli rumah adat Bugis bukan rumah adat Bugis, tetapi lebih dikenal dengan sebutan “Tongkonan”. Tongkonan merupakan bahasa asli masyarakat Bugis yang berarti rumah adat.

Tongkonan juga memiliki berbagai macam jenis, seperti Tongkonan Urang, Tongkonan Layuk, Tongkonan Rara’, Tongkonan Palingewa, Tongkonan Tompotika, dan masih banyak lagi jenisnya. Masing-masing jenis Tongkonan yang ada di Indonesia memiliki keunikan dan karakteristik yang berbeda, tergantung dari wilayah yang dimana ia berasal.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Tongkonan, mari simak penjelasan berikut ini.

2. Sejarah Tongkonan

Tongkonan diperkirakan telah ada sejak abad ke-13 di kawasan Sulawesi Selatan. Saat itu, masyarakat Bugis masih hidup dalam komunitas yang terisolasi. Setiap warga Bugis hidup bersama-sama dan membangun rumah adat Tanah Lolo, rumah tradisional yang hampir mirip dengan Tongkonan.

Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat Bugis perlu membuka hubungan perdagangan dengan daerah lain di Indonesia. Sehingga, rumah adat Tanah Lolo yang terisolasi menjadi tidak cocok untuk berkembang dan berubah menjadi Tongkonan yang lebih modern.

Tongkonan mulai muncul pada abad ke-14, ketika Bugis mulai mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa bidang seperti seni, budaya, dan perdagangan. Tongkonan menjadi simbol dari kemajuan masyarakat Bugis pada saat itu.

Perubahan struktur fungsional Tongkonan dibangun oleh Raja Gowa pertama bernama Tumanurung pada tahun 1300-an. Struktur rumah adat ini kemudian diwarisi oleh raja-raja Bugis pada masa itu. Rumah adat Tongkonan dipercaya sebagai simbol keberhasilan, kekuasaan dan kekayaan.

Seiring berjalannya waktu, Tongkonan menjadi rumah adat yang sangat dihargai dan dijunjung tinggi oleh masyarakat Bugis. Bahkan, pada abad ke-19, Tongkonan dipercaya sebagai tempat untuk ritual ritual adat masyarakat Bangsawan,

Sayangnya, sayap perkembangan pabrik dan perumahan modern telah cukup cepat menekan eksistensi Tongkonan di wilayah Sulawesi, hingga saat ini tidak ada lagi Tongkonan yang terletak di pusat Kota Makassar.

3. Struktur Tongkonan

Tongkonan biasanya terdiri dari beberapa ruangan yang terpisah dengan tembok-tembok yang terbuat dari kayu atau dinding bata. Ruangan disusun dengan konsep membujur yang dihubungkan dengan koridor dan terowongan yang terkait dengan area ruang luar. Kebanyakan Tongkonan didesain dengan empat tiang penyangga yang terbuat dari kayu yang indah.

Salah satu yang unik dari Tongkonan adalah sirip yang menonjol di atas dan bawah struktur atap rumah adat. Sirip tersebut terbuat dari kayu yang diukir dengan motif khas dari masyarakat Bugis.

Biasanya, Tongkonan terdiri dari lantai atas tempat tinggal atau penginapan keluarga, sedangkan lantai bawah digunakan sebagai tempat bersantai sehari-hari oleh keluarga, seperti tempat memasak, tempat bercocok tanam, dan tempat beristirahat.

Selain itu, struktur Tongkonan juga memiliki karakteristik yang unik yaitu bentuk tangga. Tangga Tongkonan biasanya dibentuk oleh kayu yang diukir dengan motif khas masyarakat Bugis. Biasanya, tangga ini menghubungkan lantai atas dan bawah Tongkonan.

Uniknya, tiang-tiang penyangga Tongkonan tidak langsung menopang menerus sampai ke lantai, tetapi dipotong selintas (tanggul) dan jamak disebut dengan jontar Dalam Bahasa Bugis penyebutan jontar (pronounced itself “yontar”) ini lebih mengarah kepada aktifitas memuningkan kayu pangkal tunggul atau menumbuk tunggul kayu menjadi beberapa tipe bagi penggolongan volumetrik dan untuk tujuan yang berbeda, meskipun kebiasaan sehari hari masyarakat bugis menggunakan bentuk penyebutan jontar

4. Jenis-Jenis Tongkonan

Ada beberapa jenis Tongkonan yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, berikut adalah jenis-jenis Tongkonan yang ada:

1. Tongkonan Urang

Tongkonan Urang merupakan Tongkonan terbesar di Sulawesi Selatan dan digunakan untuk upacara adat. Tongkonan Urang biasanya memiliki ukuran besar dengan 34 tiang dan 4 pucuk atap. Di dalam Tongkonan, ada beberapa kelebihan dan kekurangan kamu bisa baca di subjudul berikutnya.

2. Tongkonan Layuk

Tongkonan Layuk merupakan Tongkonan yang memiliki bentuk lebih kecil daripada Tongkonan Urang. Tongkonan Layuk biasanya digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat Bugis.

3. Tongkonan Rara’

Tongkonan Rara’ lebih kecil lagi dari Tongkonan Layuk. Biasanya, Tongkonan Rara’ digunakan sebagai gudang penyimpanan pertanian dan perikanan. Tongkonan Rara’ memiliki keunikannya sendiri dalam sejarah masyarakat Sulawesi.

4. Tongkonan Palingewa

Tongkonan Palingewa merupakan Tongkonan yang biasanya dijadikan tempat tinggal oleh orang-orang yang masuk dalam kelas sosial atas pada masa lalu. Tongkonan Palingewa biasanya memiliki ukuran yang besar dan dihiasi dengan ukiran khas masyarakat Bugis. Tingkatannya melebihi tongkonan layuk.

5. Tongkonan Tompotika

Tongkonan Tompotika merupakan Tongkonan yang berasal dari Tompotika, Sulawesi Tengah. Bentuknya mirip dengan Tongkonan Urang. Tongkonan Tompotika digunakan sebagai tempat tinggal oleh masyarakat Tompotika.

5. Kelebihan dan Kekurangan Tongkonan

Kelebihan Tongkonan

Tongkonan memiliki kelebihan yang unik sebagai rumah adat masyarakat Bugis, antara lain:

  1. Struktur yang kokoh
  2. Struktur Tongkonan terbuat dari kayu jati dan dinding bata, sehingga atap Tongkonan dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama meskipun diguyur hujan atau terkena sinar matahari secara terus-menerus.

  3. Keunikannya
  4. Tongkonan merupakan rumah adat yang sangat khas dengan struktur unik, ukiran yang rumit, dan motif yang kental identitas masyarakat Bugis.

  5. Sudah diakui oleh UNESCO
  6. Pada tahun 2012, sosok Tongkonan telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO melalui beberapa Tongkonan yang diwariskan oleh masyarakat Bugis.

Kekurangan Tongkonan

Tongkonan juga memiliki beberapa kekurangan, seperti:

  1. Tidak praktis
  2. Tongkonan tidak cocok untuk wilayah suburban atau perkotaan karena ukurannya yang besar dan lokasinya yang harus di lahan tanah yang luas dan terletak di pertanian.

  3. Membangunnya memerlukan tenaga kerja yang cukup besar
  4. Tongkonan memerlukan tenaga kerja yang cukup besar dan seringkali memakan biaya yang cukup tinggi untuk dibangun.

  5. Perawatan
  6. Tongkonan memerlukan perawatan yang cukup sering dan tujuan untuk tujuan pemeliharaannya.

6. Tabel Perbandingan Jenis Tongkonan

Jenis Tongkonan Jumlah Tiang Jumlah Pucuk Atap Penyimpanan Pertanian/Perikanan
Tongkonan Urang 34 4 Tidak
Tongkonan Layuk 6-12 1-2 Tidak
Tongkonan Rara’ 4-6 1 Ya
Tongkonan Palingewa 20-30 3-4 Tidak
Tongkonan Tompotika 36-38 4 Tidak

7. FAQ Tentang Tongkonan

1. Apa itu Tongkonan?

Tongkonan merupakan rumah adat Bugis yang berasal dari Sulawesi Selatan.

2. Apa kegunaan Tongkonan pada masa lalu?

Tongkonan digunakan sebagai tempat tinggal oleh masyarakat Bugis dan tempat ritual bagi masyarakat bangsawan.

3. Apa saja jenis-jenis Tongkonan?

Ada Tongkonan Urang, Tongkonan Layuk, Tongkonan Rara’, Tongkonan Palingewa, dan Tongkonan Tompotika.

4. Apa saja kelebihan Tongkonan?

Struktur yang kokoh, keunikannya dan sudah diakui oleh UNESCO.

5. Apa saja kekurangan Tongkonan?

Tidak praktis, memerlukan tenaga kerja yang cukup besar dan memerlukan perawatan yang cukup sering.

6. Apakah Tongkonan masih bertahan hingga saat ini?

Tongkonan masih bertahan hingga saat ini, meskipun tidak semua tongkonan sekarang ini masih digunakan untuk di tinggal.

7. Apakah Tongkonan diproleh keuntungan ekonomis di Indonesia?

Tongkonan di Sulawesi Selatan terkadang digunakan untuk kegiatan balai pertemuan dan kegiatan wisata.

8. Di wilayah mana saja Tongkonan dapat ditemukan?

Tongkonan dapat ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, terutama di Sulawesi Selatan.

9. Apa saja bentuk tangga Tongkonan?

Tangga Tongkonan dibentuk oleh kayu yang diukir dengan motif khas masyarakat Bugis.

10. Apa saja jenis-jenis tangga Tongkonan?

Tangga Tongkonan memiliki berbagai macam jenis dan ukuran, tergantung pada kemampuan dan keahlian dari pembuatnya. Namun demikian, sisi antara tangga yang satu dengan tangga yang lainnya terkesan stabil dan juga terkesan artistik.

11. Bagaimana caranya merawat Tongkonan?

Merawat Tongkonan melibatkan pengecatan, penggantian kayu, dan perbaikan struktur atap.

12. Apa yang membuat Tongkonan begitu unik?

Tongkonan begitu unik karena struktur, ukiran, serta motif yang kental identitas masyarakat Bugis. Tongkonan juga memiliki makna yang mendalam dalam kehidupan masyarakat Bugis.

13. Apakah Tongkonan kehil

Iklan