Nama-nama Hewan di Bahasa Jepang: Kucing, Anjing, dan Kelinci


Kucing

Kucing adalah hewan yang sudah sangat umum dijumpai di Indonesia maupun di Jepang. Di Indonesia, kucing kerap dipelihara sebagai hewan peliharaan atau yang sering kita sebut “kucing rumahan”. Di Jepang, kucing sangat populer di kalangan masyarakatnya, bahkan kucing menjadi ikon budaya di sana dan sering kita temui dalam anime atau manga buatan Jepang.

Dalam bahasa Jepang, kucing disebut “neko”. Karakter “ne” ditulis dengan tiga garis horizontal yang berurutan dari atas ke bawah, sedangkan karakter “ko” ditulis dengan dua garis horizontal berurutan dari atas ke bawah dan diakhiri dengan lingkaran kecil di atas. Pengucapan kata “neko” dalam bahasa Jepang hampir sama dengan pengucapan kata “meong” yang biasa kita gunakan di Indonesia.

Anjing

Anjing juga termasuk hewan yang sangat familiar di Indonesia maupun di Jepang. Di Indonesia, anjing juga dipelihara sebagai hewan peliharaan dan sering dijadikan sebagai penjaga rumah. Di Jepang, penampilan anjing yang lucu dan imut sering digunakan sebagai gambar atau motif pada berbagai macam produk, mulai dari baju, tas, hingga boneka.

Dalam bahasa Jepang, anjing disebut “inu”. Karakter “i” ditulis dengan empat garis horizontal yang berurutan dari atas ke bawah, sedangkan karakter “nu” ditulis dengan tiga garis vertical dan diakhiri dengan sebuah garis horizontal. Pengucapan kata “inu” dalam bahasa Jepang hampir sama seperti pengucapan “awuw” yang biasa kita lakukan saat memanggil anjing di Indonesia.

Kelinci

Kelinci termasuk hewan yang lucu dan imut, sehingga kerap dijadikan sebagai hewan peliharaan di Indonesia maupun di Jepang. Di Indonesia, kelinci umumnya dipelihara untuk dijadikan sebagai konsumsi daging atau untuk diambil bulunya. Di Jepang, banyak orang yang menyukai kelinci sebagai hewan peliharaan karena sangat menggemaskan dan lucu.

Dalam bahasa Jepang, kelinci disebut “usagi”. Karakter “u” ditulis dengan tiga garis horizontal yang berurutan dari atas ke bawah, sedangkan karakter “sa” ditulis dengan tiga garis vertical yang berurutan dari kiri ke kanan, kemudian diakhiri dengan sebuah garis horizontal. Karakter “gi” ditulis sama dengan karakter “sa”, tetapi diikuti dengan sebuah lingkaran kecil di atas. Pengucapan kata “usagi” dalam bahasa Jepang hampir sama seperti pengucapan “ukjhagi” yang biasa kita lakukan di Indonesia.

Hewan Liar dalam Kanji Jepang: Singa, Beruang, dan Harimau


Singa, Beruang, dan Harimau

Jepang memiliki budaya yang kaya, termasuk dalam hal hewan-hewan yang hidup di dalamnya. Ada berbagai jenis hewan yang hidup di Jepang, termasuk hewan liar seperti singa, beruang, dan harimau. Di Jepang, singa disebut sebagai “raja hutan”, beruang disebut sebagai “monyet salju”, sedangkan harimau disebut sebagai “penguasa pegunungan”.

Singa di dalam bahasa Jepang disebut sebagai “raja hutan” yang berarti shishi (獅子). Singa merupakan hewan yang sangat dihargai di Jepang dan sering dijadikan simbol dalam budaya Jepang. Singa Jepang memiliki fitur yang berbeda dengan singa di Afrika, yaitu tidak memiliki rambut lebat di sekitar kepala. Selain itu, singa di Jepang sering digambarkan dengan ekor yang panjang dan tanduk yang terlihat menakutkan.

Beruang di dalam bahasa Jepang disebut sebagai “monyet salju” yang berarti kuma (熊). Beruang adalah hewan yang sangat umum ditemukan di pulau utama Jepang dan sering terlihat di area pegunungan. Di Jepang, beruang merupakan simbol keberanian dan kekuatan, karena beruang dianggap sebagai hewan yang sangat kuat dan tidak terkalahkan.

Harimau di dalam bahasa Jepang disebut sebagai “penguasa pegunungan” yang berarti hyou (豹). Harimau sering disamakan dengan kucing raksasa, tetapi sebenarnya harimau adalah hewan yang sebenarnya dan umum ada di Asia. Di Jepang, harimau dianggap sebagai hewan yang sangat kuat dan sulit untuk ditaklukkan.

Berbagai jenis hewan di Jepang memiliki posisi yang penting dalam budaya Jepang. Hewan-hewan ini sering dianggap sebagai simbol dari kekuatan, kemampuan bertahan hidup, serta kemurnian dan kebersihan.

Selain itu, hewan-hewan di Jepang juga dihormati karena keindahan dan keunikan dari setiap spesiesnya. Oleh karena itu, jika Anda berkunjung ke Jepang, pastikan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang hewan-hewan yang hidup di sana, karena itu merupakan sumber pengetahuan dan inspirasi yang tak ternilai.

Terkait dengan dampak lingkungan hidup, hewan-hewan di Jepang seperti singa, beruang, dan harimau, semakin langka karena kegiatan manusia dan alih fungsi lahan. Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang sadar lingkungan hidup, kita sangat diharapkan untuk menjaga keberlangsungan hidup hewan-hewan tersebut dengan cara melestarikannya.

Apa Itu “Zodiac Animals”?


Zodiac Animals

Di Jepang, shodō (penulisan karakter Han dalam seni kaligrafi) dianggap sebagai salah satu dari tiga kesenian klasik. Salah satu tokoh besar shodō di Jepang adalah Yukei Teshima. dalam rangka menghargai karya-karyanya, diadakan pameran khusus pada September 2019, meskipun tokoh penulis karangan ini sendiri tidak terlalu mengerti tentang seni kaligrafi, hal ini membuktikan bahwa seni kaligrafi memang menjadi bagian penting dalam kehidupan Jepang. Tidak hanya dalam seni, namun juga di dalam kuil-kuil dan tempat wisata lainnya. Salah satu tradisi yang masih dipegang teguh oleh orang Jepang hingga saat ini adalah Zodiac Animals (Shengxiao dalam bahasa Mandarin).

Zodiac Animals merupakan tradisi astrologi China kuno yang menentukan tahun lahir seseorang berdasarkan 12 hewan. Hewan-hewan tersebut dikaitkan dengan suatu siklus 12 tahun. Setiap tahun diwakili oleh hewan yang berbeda, dan hewan tersebut kemudian dikaitkan dengan karakteristik yang berbeda pula. Konsep Zodiac Animals banyak dikaitkan dengan astrologi, dan banyak dipakai orang Jepang untuk meramal keberuntungan mereka. Hal ini bukan hanya menjadi tradisi yang dipakai di kalangan orang tua saja, namun juga masih dipakai secara luas oleh generasi muda di Jepang.

Di Jepang, Zodiac Animals juga menjadi salah satu bentuk estetika yang populer. Zodiac Animals digambarkan dalam berbagai bentuk, mulai dari patung hingga lukisan, dan biasanya dikaitkan dengan seni kaligrafi dan seni lukis yang populer di Jepang. Di samping itu, Zodiac Animals juga menjadi salah satu simbol yang sering dipakai dalam desain barang-barang kerajinan tangan dan produk-produk fashion. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya tradisi Zodiac Animals dalam kehidupan masyarakat Jepang.

Kenali 12 Hewan di Bahasa Jepang


Zodiac Animals in Japanese

Berikut adalah 12 hewan yang menjadi simbol dalam Zodiac Animals, beserta nama-nama hewan tersebut dalam bahasa Jepang:

  1. Shǔ / Nezumi (Tikus)
  2. Niú / Ushi (Sapi)
  3. Hǔ / Tora (Harimau)
  4. Tù / Usagi (Kelinci)
  5. Lóng / Tatsu (Naga)
  6. Shé / Hebi (Ular)
  7. Mǎ / Uma (Kuda)
  8. Yáng / Hitsuji (Domba)
  9. Hóu / Saru (Monyet)
  10. Jī / Tori (Ayam)
  11. Gǒu / Inu (Anjing)
  12. Zhū / Buta (Babi)

Setelah mengetahui apa itu Zodiac Animals, kita juga bisa lebih memahami makna di balik 12 simbol hewan tersebut. Masing-masing hewan diwakili oleh karakteristik yang berbeda, mulai dari keberanian hingga kreativitas. Ketika meramal keberuntungan kita, kita bisa melihat karakteristik yang dikaitkan dengan hewan tersebut, dan berharap di tahun tersebut kita bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Di samping itu, Zodiac Animals juga menjadi simbol kebersamaan dan solidaritas di dalam masyarakat. Dalam suatu kelompok atau komunitas, selalu ada yang diwakili oleh masing-masing hewan dalam Zodiac Animals. Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu punya karakteristik yang berbeda, namun semua bisa bersatu dalam satu tujuan.

Hewan Peliharaan Jepang yang Unik: Hamster, Iguana, Burung Kakatua, dan Kucing


Hewan Peliharaan Jepang yang Unik: Kucing

Hewan peliharaan yang sangat umum di antara orang yang tinggal di Jepang adalah hamster, iguana, dan burung kakatua. Namun, ada satu hewan lagi yang menjadi favorit para pecinta hewan domestik di Jepang yaitu kucing. Kucing sudah menjadi bagian dari budaya Jepang sejak zaman dulu dan dikenal dengan sebutan “neko” di sana. Ada berbagai macam kucing di Jepang dan semuanya terlihat sangat lucu dan menggemaskan.

Hamster

Hamster pertama kali diperkenalkan ke Jepang pada tahun 1930-an dan sejak saat itu, mereka menjadi sangat populer sebagai hewan peliharaan. Hamster dikenal sebagai hewan yang mudah dirawat dan cocok untuk mereka yang tinggal di apartemen atau rumah yang kecil. Beberapa hamster yang populer di Jepang adalah Syrian, Dwarf, dan Roborovski.

Iguana

Iguana pertama kali diperkenalkan ke Jepang pada tahun 1970-an dan sejak saat itu, mereka menjadi sangat populer sebagai hewan peliharaan. Iguana dikenal sebagai hewan yang memerlukan perawatan yang cukup intensif dan tidak cocok untuk mereka yang baru memulai sebagai pemilik hewan peliharaan. Namun, bagi mereka yang berpengalaman, iguana bisa menjadi sahabat yang menyenangkan.

Burung Kakatua

Burung Kakatua adalah salah satu hewan peliharaan eksotis yang sangat populer di Jepang. Burung Kakatua sering dikenal sebagai burung yang sangat cerdas dan lucu. Mereka bisa menjadi sangat terlatih dan menjadi hiburan yang menyenangkan bagi keluarga Anda. Beberapa Burung Kakatua yang populer di Jepang adalah Goffin, Sulphur-crested, dan Rose-breasted.

Kucing

Kucing juga menjadi salah satu hewan peliharaan yang sangat populer di Jepang. Di Jepang, kucing biasa dipelihara sebagai hewan yang dibesarkan dalam ruangan dan menjadi hewan peliharaan yang sangat lucu. Beberapa jenis kucing yang populer di Jepang adalah Scottish Fold, Munchkin, dan Bobtail.

Mitos dan Legenda Hewan Suci Shaishu dan Kitsune


Shaishu dan Kitsune

Jepang adalah salah satu negara yang sangat identik dengan budaya dan tradisi yang kaya. Salah satu aspek penting dari budaya Jepang adalah mitos dan legenda yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Jepang. Salah satu subyek populer dalam mitos dan legenda adalah hewan suci Shaishu dan Kitsune. Kedua hewan ini dipercaya memiliki kekuatan magis dan diyakini telah ada sejak zaman kuno di Jepang.

Shaishu adalah hewan yang mirip dengan kuda, tetapi memiliki sayap burung dan ekor ular. Dalam mitos Jepang, Shaishu sering dianggap sebagai hewan pelindung yang membawa berkah dan keberuntungan kepada mereka yang memuja dan menghormatinya. Shaishu sering dikaitkan dengan kepercayaan dalam Shinto, agama asli Jepang yang sangat mendukung pembangunan kepatuhan dan rasa hormat dalam penggunaannya.

Sementara itu, Kitsune adalah hewan yang mirip dengan rubah dan sering dijuluki sebagai “hewan kuno”. Kitsune dikenal sebagai hewan yang cerdik dan cerdas serta dianggap dapat berkomunikasi dengan manusia. Kitsune juga sering dikaitkan dengan kepercayaan dalam agama Shintoism. Dalam mitos dan legenda Jepang, Kitsune sering muncul sebagai hewan suci yang memiliki kekuatan magis dan spiritual yang besar.

Menurut legenda, ada banyak jenis Kitsune di Jepang, termasuk Kitsune berbagai warna seperti putih, merah, kuning dan hitam. Kitsune dipercaya berbentuk rubah, tetapi bisa merubah wujud menjadi manusia atau bahkan benda mati. Kitsune dianggap sebagai salah satu hantu paling populer di Jepang karena kecerdikannya dan kekuatan magisnya.

Ada banyak mitos dan legenda yang terkait dengan Shaishu dan Kitsune di Jepang. Misalnya, salah satu kisah populer adalah legenda tentang seorang pendekar pedang yang berteman dengan Shaishu dan Kitsune. Pendekar pedang itu menemukan Shaishu dalam mimpi dan menjadi sahabat karibnya setelah ia membawa kuda berkaki delapan itu untuk dipertontonkan pada parade.

Ada juga legenda tentang seorang tentara yang dikhianati oleh rekan-rekannya, dan kemudian dirawat oleh sekelompok Kitsune hingga dia kembali ke kampung halamannya. Legenda serupa juga terdapat tentang Shaishu yang membantu orang yang dalam kesulitan atau sedang dalam masa penderitaan.

Walaupun Shaishu dan Kitsune hanyalah mitos dan legenda, tetapi kedua hewan ini memiliki pengaruh besar terhadap budaya Jepang dan dunia artistik Jepang seperti anime dan manga. Hingga kini, masyarakat Jepang masih menghormati keberadaan Shaishu dan Kitsune sebagai benda suci dengan cara memberikan persembahan seperti air, bunga, dan makanan. Banyak orang masih percaya bahwa kehadiran Shaishu dan Kitsune akan membawa keberuntungan dan kebahagiaan dalam hidup mereka.

Bagi masyarakat Jepang, Shaishu dan Kitsune bukan hanya sekadar hewan, tetapi simbol keberuntungan dan spiritualitas. Dari mitos dan legenda yang berkembang di Jepang, masyarakat dapat belajar tentang nilai-nilai seperti kesetiaan, kepercayaan, dan kehormatan yang sangat dihargai oleh budaya Jepang. Oleh karena itu, Shaishu dan Kitsune tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya Jepang.

Iklan