Kata Kerja Berakhiran “sa” dalam Bahasa Jepang


Kata Kerja Berakhiran sa Bahasa Jepang

Kata kerja atau “doushi” dalam Bahasa Jepang memiliki berbagai macam bentuk dan akhiran yang digunakan untuk menunjukkan kata itu aktif atau pasif, teratur atau tidak teratur. Salah satu akhiran yang sering ditemukan dalam kata kerja Bahasa Jepang adalah “sa”. Kata kerja yang berakhiran “sa” ini tidak semuanya teratur, beberapa di antaranya membentuk kata-kata yang tidak beraturan.

Kata kerja berakhiran “sa” biasanya mengeluarkan arti ” melakukan sesuatu atau aksi” seperti kata “nomi-sa”, “tabe-sa”, atau “tanoma-sa” yang berarti “meminum”, “makan”, atau “meminta”. Namun, pelajarannya pun bisa menunjukkan makna lainnya, seperti dalam kata “kao-sa” yang berarti “menatap”, “fure-sa” yang berarti “mengusap” atau “yoko-sa” yang berarti “memiringkan”.

Kata kerja yang berakhiran “sa” ini dicantumkan dalam huruf kanji yang sama dan secara fonetik dibaca “sa”. Namun banyak dari mereka yang tidak beraturan, pembacaan kata-kata tersebut harus dipelajari sehingga mampu menguasai makna kata secara utuh.

Berikut ini adalah beberapa contoh kata kerja berakhiran “sa” beserta artinya:

  • nomi-sa : meminum
  • tanoma-sa : meminta
  • kao-sa : menatap
  • fure-sa : mengusap
  • yoko-sa : memiringkan

Bagi para pelajar Bahasa Jepang, belajar kata kerja berakhiran “sa” tidak boleh diabaikan. Anda harus memperhatikan pola kata tersebut sehingga mampu menguasai dan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Kunjungi sumber belajar Bahasa Jepang dan mulai kembangkan kemampuan Bahasa Jepang Anda.

Contoh Kata Benda Berakhir “sa” yang Sering Digunakan di Jepang


kata benda berakhir sa

Di Jepang, terdapat banyak kata benda yang berakhir dengan “sa”. Berikut adalah beberapa contoh kata benda tersebut:

1. Asa

asa

Kata “asa” (朝) memiliki arti pagi atau waktu subuh. Biasanya, orang Jepang sering mengacu waktu terjadinya suatu peristiwa dengan menggunakan waktu pagi atau waktu subuh. Contohnya, orang Jepang sering bangun pagi-pagi untuk menikmati “Asa-gohan” atau sarapan pagi. Di Jepang, sarapan pagi sangat penting karena merupakan sumber energi untuk memulai aktivitas sehari-hari.

2. Sakura-sa

sakura-sa

Kata “Sakura-sa” (桜さ) berasal dari kata “sakura” atau bunga sakura. Saat musim semi tiba, bunga sakura mekar dan menjadi ikon keindahan alam Jepang. Di Jepang, masyarakat sering mengadakan “Hanami” atau pesta piknik di bawah pohon sakura yang sedang mekar. Selain itu, bunga sakura juga sering dijadikan dekorasi pada kegiatan budaya dan acara penting di Jepang.

3. Amae-sa

amae-sa

Kata “Amae-sa” (甘えさ) berasal dari kata “amai” atau manis. Di Jepang, “Amae” merujuk pada sikap atau perilaku seseorang yang membutuhkan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan. Sikap “Amae” ini sering dianggap sebagai bagian dari budaya dan cara hidup di Jepang. Selain itu, “Amae” juga sering dihubungkan dengan makanan yang manis, seperti permen dan kue-kue tradisional Jepang.

4. Yasa

yasa

Kata “Yasa” (野菜) memiliki arti sayur atau buah-buahan. Di Jepang, masyarakat sangat memperhatikan kesehatan dan kebersihan dalam pemilihan bahan makanan. Karena itu, konsumsi sayur dan buah-buahan sangat disarankan dalam pola makan sehari-hari. Berbagai variasi sayur dan buah-buahan dapat ditemukan di Jepang dengan kualitas dan rasa yang sangat baik.

5. Umi-sa

umi-sa

Kata “Umi-sa” (海さ) berasal dari kata “umi” atau laut. Di Jepang, laut dianggap sebagai sumber kehidupan dan bahan makanan yang sangat penting. Berbagai jenis ikan dan makanan laut lainnya sering diolah dengan menggunakan teknik tradisional Jepang untuk menghasilkan makanan yang enak dan sehat. Sushi dan sashimi merupakan contoh olahan makanan laut yang sangat terkenal di Jepang.

6. Hana-sa

hana-sa

Kata “Hana-sa” (花さ) berasal dari kata “hana” atau bunga. Di Jepang, bunga sering dijadikan sebagai simbol keindahan, kebahagiaan, dan harapan. Bunga yang dianggap paling indah dan penting di Jepang adalah bunga sakura, bunga mawar, dan bunga teratai. Selain itu, bunga juga sering dijadikan sebagai dekorasi untuk mempercantik ruangan atau untuk acara-acara tertentu, seperti pernikahan dan Festival Bunga.

Itulah beberapa contoh kata benda yang berakhir dengan “sa” yang sering digunakan di Jepang. Semoga informasi ini dapat menjadi referensi dan penambah wawasan bagi kita semua. Terima kasih telah membaca artikel ini.

Mengenal Kata Sifat Berakhir “sa” dalam Bahasa Jepang dan Artinya


Kata berakhiran sa di Jepang

Bahasa Jepang memiliki banyak sekali kosa kata yang berakhiran “sa” atau “sha”. Kata-kata tersebut adalah kata sifat yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang kata-kata sifat tersebut dan artinya dalam bahasa Indonesia.

Kata Sifat Berakhiran “sa” dalam Bahasa Jepang


Kata-kata sifat berakhiran sa

Berikut ini adalah beberapa kata sifat berakhiran “sa” yang digunakan dalam bahasa Jepang:

  • Atarashisa: artinya adalah “kebaruan” atau “kesegaran”. Kata ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang baru dan memiliki aroma segar.
  • Hayasa: artinya adalah “kecepatan”. Kata ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang bergerak dengan cepat.
  • Inochi-gake no yasashisa: artinya adalah “kebaikan yang luar biasa”. Kata ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang sangat baik hati dan selalu membantu orang lain.
  • Tanoshisa: artinya adalah “kenikmatan” atau “kesenangan”. Kata ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang menyenangkan.
  • Akogare-sa: artinya adalah “keinginan untuk memiliki”. Kata ini digunakan untuk menggambarkan rasa kagum atau keinginan kuat untuk memilik sesuatu.

Itulah beberapa kata sifat berakhiran “sa” yang digunakan dalam bahasa Jepang. Kata-kata tersebut mengandung makna yang dalam dan cocok digunakan dalam situasi tertentu.

Penggunaan Kata Sifat Berakhiran “sa” dalam Bahasa Jepang


Penggunaan kata-kata sifat berakhiran sa

Kata-kata sifat berakhiran “sa” dalam bahasa Jepang umumnya digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat atau kondisi yang ada pada suatu benda atau orang. Kita dapat menggunakan kata-kata tersebut untuk menjelaskan bagaimana sesuatu terlihat, terasa, atau terdengar.

Contohnya, dalam percakapan sehari-hari, kita dapat menggunakan kata “atarashisa” untuk menggambarkan kesegaran sebuah buah yang baru saja dipetik. Kata “hayasa” dapat digunakan untuk menggambarkan kecepatan mobil atau sepeda motor. Sedangkan kata “tanoshisa” cocok digunakan untuk menggambarkan kesenangan saat menonton film atau membaca buku favorit.

Selain itu, kata-kata sifat berakhiran “sa” juga dapat digunakan untuk menyatakan bentuk perbandingan. Misalnya, ketika kita ingin menggambarkan sesuatu yang lebih besar atau lebih cepat dari yang lain, kita dapat menggunakan kata “osoi” (lebih lambat) atau “hayasa” (lebih cepat).

Secara keseluruhan, penggunaan kata-kata sifat berakhiran “sa” dalam bahasa Jepang sangatlah banyak dan bervariasi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari beberapa kata tersebut agar dapat berkomunikasi dengan mudah dalam bahasa Jepang.

Perbedaan Penggunaan Kata “sa” dan “shi” dalam Bahasa Jepang


Perbedaan Penggunaan Kata 'sa' dan 'shi' dalam Bahasa Jepang

Ketika belajar Bahasa Jepang, kita akan sering menemukan kata-kata yang berakhiran sa dan shi. Dalam Bahasa Jepang, kedua kata ini memiliki makna yang berbeda-beda. Pada artikel kali ini, kita akan membahas perbedaan penggunaan kata “sa” dan “shi” dalam Bahasa Jepang

Kata “Sa” dalam Bahasa Jepang

Kata 'sa' dalam Bahasa Jepang

Kata “sa” pada Bahasa Jepang sering kali digunakan pada kata benda dan kata sifat untuk menggambarkan suatu tempat atau kondisi. Contoh penggunaan kata “sa” adalah:

  • Tokyo Station no sa
  • Merupakan frasa bahasa jepang yang artinya “Di Tokyo Station”. Kata “sa” pada frasa ini menunjukkan lokasi atau tempat.

  • Atsui sa
  • Merupakan frasa bahasa jepang yang artinya “Panas ya”. Kata “sa” pada frasa ini menunjukkan kondisi atau situasi.

Selain itu, kata “sa” juga sering digunakan pada penghormatan kepada seseorang dengan menambahkan akhiran -san (huruf kanji: さん). Contohnya adalah nama Tanaka-san yang artinya “Mr./Mrs. Tanaka”.

Kata “Shi” dalam Bahasa Jepang

Kata 'shi' dalam Bahasa Jepang

Kata “shi” pada Bahasa Jepang sering digunakan pada kata kerja untuk menunjukkan aksi atau aktivitas yang sedang berlangsung. Contoh penggunaan kata “shi” adalah:

  • Benkyou shite iru
  • Merupakan frasa bahasa jepang yang artinya “Saya sedang belajar”. Kata “shi” pada frasa ini menunjukkan aktivitas yang sedang berlangsung.

  • Mizu o nonde iru
  • Merupakan frasa bahasa jepang yang artinya “Sedang minum air”. Kata “shi” pada frasa ini menunjukkan aktivitas yang sedang berlangsung.

Selain itu, kata “shi” juga digunakan pada kalimat pasif dalam Bahasa Jepang. Contoh penggunaan kata “shi” pada kalimat pasif adalah:

  • Nihongo ga hanasemasu
  • Merupakan frasa bahasa jepang yang artinya “Saya bisa berbicara bahasa Jepang”. Jika diubah menjadi kalimat pasif maka menjadi: “Nihongo ga hanasemasu –> Nihongo ga hanasaremasu”. Kata “shi” pada frasa ini menunjukkan bentuk pasif.

Perbedaan Penggunaan Kata “sa” dan “shi” dalam Bahasa Jepang

Perbedaan Penggunaan Kata 'sa' dan 'shi' dalam Bahasa Jepang

Perbedaan penggunaan kata “sa” dan “shi” dalam Bahasa Jepang dapat dilihat dari maknanya. Kata “sa” berarti lokasi atau kondisi sedangkan kata “shi” berarti aksi atau aktivitas yang sedang berlangsung. Contoh perbedaan penggunaannya adalah:

  • Tokyo Station no sa VS Benkyou shite iru
  • Dalam frasa “Tokyo Station no sa”, kata “sa” menunjukkan lokasi sedangkan dalam frasa “Benkyou shite iru”, kata “shi” menunjukkan aktivitas yang sedang berlangsung.

  • Atsui sa VS Mizu o nonde iru
  • Dalam frasa “Atsui sa”, kata “sa” menunjukkan kondisi sedangkan dalam frasa “Mizu o nonde iru”, kata “shi” menunjukkan aktivitas yang sedang berlangsung.

Kesimpulannya, meskipun kedua kata sering digunakan sebagai akhiran pada nama, penggunaan kata “sa” dan “shi” pada Bahasa Jepang memiliki perbedaan dalam maknanya. Kata “sa” digunakan untuk menunjukkan lokasi atau kondisi sedangkan kata “shi” digunakan untuk menunjukkan aksi atau aktivitas yang sedang berlangsung.

Kata-kata Umum dalam Bahasa Jepang yang Berakhir dengan “sa”


Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki banyak kata-kata yang berakhiran “sa”. Kata-kata ini umumnya memiliki arti atau makna yang serupa, namun terdapat banyak perbedaan dalam penggunaannya. Berikut adalah kata-kata umum dalam bahasa Jepang yang berakhir dengan “sa”.

1. Asa


Asa

Kata “asa” dalam bahasa Jepang berarti pagi. Penggunaan paling umum dari kata ini adalah saat menyapa seseorang dengan “ohayou gozaimasu” atau “selamat pagi.”

2. Musa


Musa Jepang

Kata “musa” dalam bahasa Jepang berarti kelapa. Buah ini banyak ditemukan di wilayah tropis seperti Indonesia dan Jepang. Di Jepang kelapa dikenal sebagai “yashio.”

3. Yosa


Yosa Jepang

Kata “yosa” dalam bahasa Jepang berarti kebaikan atau kelemahlembutan. Kata ini umumnya digunakan untuk membahas sifat-sifat manusia yang baik.

4. Hosa


Hosa Jepang

Kata “hosa” dalam bahasa Jepang berarti perawatan atau mengelola. Kata ini umumnya digunakan dalam konteks pengelolaan bisnis atau perawatan kesehatan.

5. Kesa


Kesa

Kata “kesa” dalam bahasa Jepang berarti selendang sutra. Selendang ini umumnya dipakai oleh umat Buddha sebagai simbol kehormatan atas keberadaan Sang Buddha. Selain itu, selendang ini juga digunakan sebagai perlengkapan untuk memainkan musik tradisional Jepang.

Iklan