Sejarah jam setengah 4 di Jepang


jam setengah 4 di Jepang

Jam setengah 4, atau dalam bahasa Jepang disebut Yon-ji han, adalah salah satu fenomena unik di Jepang. Fenomena ini terjadi ketika orang Jepang menyebutkan waktu secara tidak langsung, yaitu dengan mengacu pada waktu yang masih agak siang tapi sudah mendekati sore. Secara harfiah, Yon-ji han artinya adalah setengah jam empat atau pukul 3:30 sore.

Meskipun asal-usul poin waktu ini masih menjadi misteri, ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan tentang sejarah jam setengah 4 di Jepang. Menurut beberapa sumber, peristiwa penting dalam sejarah Jepang yang terjadi pada pukul 15.30, seperti penyerangan bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, peristiwa korban ledakan di Stasiun Shinjuku di Tokyo pada 1995, dan gempa besar Tohoku pada 2011, bisa menjadi alasan munculnya fenomena ini.

Namun, yang lebih dapat dipercaya adalah teori yang mengatakan bahwa jam setengah 4 muncul sebagai akibat dari tradisi dan kebiasaan orang Jepang. Beberapa orang Jepang mengatakan bahwa jam setengah 4 adalah waktu ketika orang Jepang mulai merasa lapar dan memikirkan tentang makan malam, atau kadang-kadang mereka menyebutkan waktu ini sebagai saat mereka merasa ingin minum teh sore.

Bagi orang Jepang, santai bersama keluarga dan teman-teman di malam hari sangat penting, dan mereka ingin segera menyelesaikan pekerjaan, apapun bentuknya, untuk menikmati waktu bersama orang yang mereka sayangi. Oleh karena itu, jam setengah 4 menjadi waktu angka keberuntungan bagi orang Jepang untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dan bersiap-siap untuk berkumpul dengan keluarga atau teman-teman.

Fenomena jam setengah 4 di Jepang terkenal luas di kalangan masyarakat Jepang dan telah menjadi ciri khas yang unik dari budaya Jepang. Terkadang orang Jepang dapat memunculkan jam setengah 4 dalam berbagai konteks, termasuk dalam percakapan dengan teman atau rekan kerja sebagai sinyal bahwa waktu sore sudah dekat.

Banyak toko makanan dan restoran di Jepang juga menawarkan diskon atau harga khusus untuk makan malam yang dipesan sebelum jam setengah 4. Selain itu sebagai bentuk penghormatan bagi orang-orang yang terkena dampak tragedi pada pukul 15.30, jam setengah 4 dengan kata-kata yang menghibur seperti “Jangan menyerah” atau “Terus berjuang” juga sering ditemukan di mesin penjual minuman otomatis atau dinding stasiun kereta api.

Ketiadaan jenis kesepakatan waktu dengan jam setengah 4 di luar Jepang banyak membuat penduduk Indonesia bingung. Namun, bagi orang Jepang, memiliki jam setengah 4 adalah sebentuk tradisi dan cara hidup mereka dalam menghargai waktu yang mereka miliki dan mengakhiri hari mereka dengan merayakan bersama keluarga atau teman-teman.

Pentingnya jam setengah 4 dalam budaya Jepang


jam setengah 4 in Indonesia

Jam setengah 4, atau dalam bahasa Jepangnya disebut “yon-ji han” atau “yon ji han” menjadi hal yang sangat penting di dalam budaya Jepang. Biasanya, para ninja maupun samurai hendak menghindari waktu tersebut ketika melakukan perjalanan atau bertempur.

Namun, mengapa jam setengah 4 penting di dalam budaya Jepang? Terdapat beberapa teori dan kepercayaan yang melekat di dalamnya. Salah satu diantaranya adalah karena pelafalan “yon-ji” sendiri dapat memiliki arti “kematian”. Di dalam bahasa Jepang, nomor “4” dilafalkan sebagai “shi”, yang artinya juga “kematian”. Oleh karena itu, jam setengah 4 kerap dianggap sebagai waktu yang tidak dirasa aman dan menjadi momok dalam kehidupan sehari-hari orang Jepang.

Pentingnya jam setengah 4 dalam budaya Jepang juga tercermin ketika hadir dalam media seperti film, anime, atau drama Jepang. Waktu yang berdekatan dengan jam setengah 4 kerap digunakan sebagai pengatur tempo dalam unsur misteri atau membawa kesan seram yang lebih menarik lagi bagi para penonton yang menonton. Selain itu, di beberapa tempat juga terdapat hotel atau rumah sakit yang melewatkan nomor “4” dalam penomoran kamar.

Tak hanya itu, jam setengah 4 dalam budaya Jepang turut dijadikan sebagai referensi dalam dunia bisnis. Biasanya, rencana rapat atau pertemuan bisnis tidak akan diselenggarakan di waktu tersebut karena dianggap kurang beruntung dan dipercaya dapat membawa kemalangan bagi bisnis tersebut. Hal ini ditandai dengan sulitnya menemukan ruang rapat atau beralih menggunakan waktu yang lain.

Meskipun begitu, ada juga kepercayaan bahwa jam setengah 4 dapat membawa keberuntungan tertentu bagi seseorang. Di Jepang, terdapat tradisi untuk memberikan hadiah atau uang sebesar 4.000 yen (4 seri) pada perayaan ulang tahun ke-40 seseorang. Hal ini diyakini dapat membawa keberuntungan untuk mendapatkan umur panjang dan kesehatan. Selain itu, di Jepang juga dikenal dengan tradisi kupu-kupu yang terbang sebanyak 4 kali, yang dianggap dapat membawa keberuntungan bagi orang yang melihatnya.

Dalam dunia modern, kepercayaan akan jam setengah 4 dalam budaya Jepang semakin bergeser pada nilai-nilai tradisional di dalam kehidupan sehari-hari. Serangkaian praktik kepercayaan tersebut tetap dijunjung tinggi dan dapat dilihat dalam hal-hal kecil seperti penomoran kamar di hotel atau nomor telepon rumah sakit Jepang yang melewatkan nomor “4”. Meskipun demikian, Jepang tetap menjadi negara maju yang modern dan terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Cara Tradisional Menghitung Waktu di Jam Setengah 4


Jam Setengah 4

Jam setengah 4 atau pukul 03.30 merupakan salah satu waktu yang cukup penting bagi masyarakat Indonesia. Waktu ini menjadi acuan bagi mereka yang ingin melaksanakan ibadah, bekerja, atau melakukan aktivitas tertentu. Di Indonesia sendiri, tradisi menghitung waktu secara tradisional masih dilakukan oleh sebagian masyarakat. Bagaimana cara tradisional menghitung waktu di jam setengah 4 di Indonesia? Berikut ini ulasannya.

1. Menggunakan Jam Matahari

Jam Matahari

Cara tradisional pertama dalam menghitung waktu di jam setengah 4 adalah dengan menggunakan jam matahari. Cara ini sering dilakukan oleh masyarakat desa atau pedesaan di Indonesia. Mereka menentukan waktu melalui pergerakan matahari. Pada saat matahari berada pada posisi 60 derajat dari garis cakrawala atau barat daya, maka waktu menunjukkan jam setengah 4.

Selain itu, masyarakat di pedesaan juga menggunakan tanda alam untuk menentukan waktu. Mereka mengamati pergerakan kupu-kupu atau burung untuk mengetahui waktu yang tepat.

2. Menggunakan Alat penghitung Waktu

Alat Penghitung Waktu

Cara tradisional lainnya adalah dengan menggunakan alat penghitung waktu. Beberapa alat penghitung waktu yang sering digunakan di Indonesia adalah:

  • Batu Nisan: Batu nisan sering digunakan oleh masyarakat Bali untuk menghitung waktu. Umumnya, satu hari dibagi menjadi dua belah atau 24 jam. Setiap belah waktu diberi nama-nama yang berbeda, seperti pagi, siang, petang, dan malam. Batu nisan digunakan untuk menunjukkan waktu berdasarkan pola tersebut.
  • Angka: Beberapa masyarakat juga menggunakan angka untuk menentukan waktu. Alat penghitung waktu seperti kalender atau jam dinding digunakan untuk membantu menentukan waktu dengan mudah.

3. Menggunakan Cara Kuno

Cara Kuno

Cara tradisional lainnya dalam menghitung waktu di jam setengah 4 adalah dengan menggunakan cara kuno. Cara ini sering dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di pedalaman atau tempat yang sulit dijangkau seperti pegunungan.

Masyarakat tersebut menggunakan peralatan yang sederhana seperti jam pasir atau tangisan untuk menunjukkan waktu. Mereka juga mengamati pola alam seperti suara gemericik air atau serangga yang terbang untuk menentukan waktu yang tepat.

Jadi, tersebutlah beberapa cara tradisional yang masih dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam menghitung waktu di jam setengah 4. Walaupun sudah ada alat modern yang memudahkan untuk menentukan waktu, namun cara tradisional ini masih dipertahankan sebagai bagian dari kearifan lokal dan budaya masyarakat Indonesia.

Kegiatan yang sering dilakukan saat jam setengah 4 di Jepang


jam setengah 4 jepang

Jam setengah empat, atau lebih dikenal dengan sebutan yon-ji han di Jepang adalah saat-saat yang penting bagi masyarakat Jepang karena jam ini menandakan akhir dari hari kerja mereka. Berbeda dengan budaya kerja di Indonesia, di Jepang jam kerja berakhir sekitar jam 5-6 sore. Oleh karena itu, pada saat jam setengah empat, banyak kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Jepang. Berikut adalah 4 kegiatan yang sering dilakukan saat jam setengah empat di Jepang.

1. Minum Teh atau Kopi


minum teh jepang

Setelah seharian bekerja, kebanyakan karyawan Jepang merasa lelah serta membutuhkan sesuatu untuk menghilangkan rasa lelah mereka. Oleh karena itu, jam setengah empat sering dimanfaatkan sebagai waktu untuk santai sejenak sambil menikmati secangkir teh atau kopi. Banyak café atau restoran yang menyediakan promosi di jam ini untuk menarik para karyawan.

2. Berolahraga atau Berjalan-jalan


olahraga jepang

Tak heran jika banyak orang yang merasa lelah setelah seharian beraktivitas di kantor, mereka memilih berolahraga atau berjalan-jalan untuk merasa lebih segar. Ada banyak taman di Jepang yang menjadi tempat favorit untuk berolahraga atau berjalan-jalan. Selain memanjakan diri saat jam istirahat, olahraga di waktu luang juga menjadi salah satu cara masyarakat Jepang menjaga kesehatan.

3. Makan Malam Bersama Teman atau Rekan Kerja


makan malam jepang

Selain minum teh atau kopi, jam setengah empat juga menjadi waktu yang tepat untuk makan malam bersama teman atau rekan kerja. Menjadi bagian dari budaya Jepang, makan malam bersama teman dianggap sebagai cara yang efektif untuk mempererat hubungan satu sama lain. Banyak restoran di Jepang menjual makanan dengan harga terjangkau bagi karyawan sehingga tidak perlu khawatir jika tak ada banyak uang untuk makan di restoran mahal.

4. Pergi ke Tempat Hiburan


hiburan jepang

Saat jam kerja sudah usai, banyak masyarakat Jepang yang memutuskan pergi ke tempat hiburan seperti bioskop atau bertemu dengan teman-teman di bar. Di Jepang, bioskop atau tempat hiburan sering didatangi untuk menghilangkan rasa lelah dan stress. Akan lebih baik jika pergi ke sini bersama teman karena tidak hanya bisa menikmati waktu, namun juga bisa mempererat hubungan.

Terdapat banyak kegiatan yang bisa dilakukan baik di tempat kerja maupun diluar, seperti minum teh atau kopi, berolahraga atau berjalan-jalan, makan malam dengan teman atau rekan kerja, atau pergi ke tempat hiburan di jam setengah empat. Semua kegiatan ini bisa dilakukan untuk menghilangkan kelelahan setelah bekerja seharian. Dalam budaya Jepang, meluangkan waktu untuk santai dan bersantai sejenak adalah bagian penting dari hidup. Oleh karena itu, saat jam setengah empat di Jepang, selalu diisi dengan kegiatan yang menyenangkan.

Perbedaan antara jam setengah 4 di Jepang dengan negara lain


jam setengah 4 jepang

Jam setengah 4 pagi atau sore seringkali menjadi istilah yang mengundang tanda tanya, terutama bagi orang-orang yang tinggal di Indonesia. Jam setengah 4 di Jepang sering digunakan sebagai waktu untuk merujuk pada kebiasaan masyarakat Jepang yang disiplin. Namun, perlu diketahui bahwa perbedaan jam setengah 4 di Jepang dengan negara lain ada beberapa perbedaan yang cukup menarik untuk dibahas. Berikut adalah beberapa perbedaan jam setengah 4 di Jepang dengan negara lain:

1. Arti dari jam setengah 4


jam setengah 4

Salah satu perbedaan yang cukup mencolok adalah arti dari jam setengah 4 itu sendiri. Di Jepang, jam setengah 4 pagi sering dikaitkan dengan istilah yonji han atau juga bisa disebut yoji han dalam bahasa Jepang. Sedangkan di beberapa negara lain, seperti Indonesia, pola waktu umumnya diukur dari jam 12, yang mengartikan jam setengah 4 adalah pukul 3.30. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya salah pengartian atau pengalihan waktu antara negara satu dengan negara lain.

2. Kegiatan masyarakat Jepang saat jam setengah 4


budaya jepang

Perbedaan kedua dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat Jepang saat jam setengah 4 pagi. Biasanya, masyarakat Jepang sedang mempersiapkan diri untuk memulai hari. Mereka mandi, berlatih pemanasan, dan menyiapkan diri untuk perjalanan ke kantor atau sekolah. Namun, di beberapa negara, kegiatan pada jam setengah 4 pagi tidak begitu sibuk.

3. Sejarah jam setengah 4


sejarah negeri jepang

Selain itu, terdapat perbedaan sejarah jam setengah 4 di Jepang dibandingkan dengan negara lain. Jam setengah 4 diyakini mulai digunakan sebagai referensi waktu oleh masyarakat Jepang sejak masa Edo (tahun 1603-1868). Kala itu, jam setengah 4 pagi sering dijadikan waktu untuk latihan pedang atau kenjutsu bagi samurai. Sementara di negara-negara lain, terdapat pemilihan waktu yang berbeda untuk aktivitas latihan atau kegiatan lainnya pada hal yang berkaitan dengan budaya daerah.

4. Lambang kedisiplinan dan konsistensi


lambang disiplin

Jam setengah 4 di Jepang sering dijadikan lambang kedisiplinan dan konsistensi. Masyarakat Jepang yang mengutamakan disiplin dan kebiasaan, sering mempertahankan waktu untuk memulai aktivitas pada jam setengah 4. Misalnya saja, saat belajar, bentuk diri, atau memulai kegiatan harian lainnya. Alhasil, lambang disiplin ini sukses melekat di benak banyak orang hingga menjadi budaya yang dipandang baik di masyarakat.

5. Memuat Aspek Religius


shinto

Japan memiliki agama campuran antara Shinto dan Buddha, dan memiliki praktek ritual di rumah ataupun kuil. Terdapat salah satu tradisi di Jepang yang mengharuskan terdapat sebuah bel/cuaca/iemoto yang menyelesaian kegiatan di pagi hari pada jam setengah 4 untuk mengucapkan doa-doa kecil sebagai permohonan serta memberikan rasa syukur terhadap kehidupan yang mereka miliki hari ini dan kemarin untuk memohon keberhasilan di hari esok.

Berbagai perbedaan di atas mungkin bisa membantu para pembaca memahami perbedaan jam setengah 4 di Jepang dengan negara lain. Bagi masyarakat Jepang, jam setengah 4 sudah menjadi kebiasaan dan lambang kedisiplinan. Namun, bagi negara lain, jam setengah 4 sering menjadi sebuah tanda tanya. Oleh karena itu, kita perlu memahami, belajar, dan menghormati budaya dari negara lain.

Iklan