Asal Usul Hari-Hari dalam Bahasa Jepang


Asal Usul Hari-Hari dalam Bahasa Jepang

Hari-hari dalam bahasa Jepang memiliki sejarah yang panjang. Hal ini tampak dari berbagai asal usul kata yang digunakan untuk menyebut hari dalam bahasa Jepang. Tak jarang, asal usul kata-kata tersebut berhubungan dengan perayaan atau kebiasaan masyarakat Jepang pada masa lampau.

Salah satu contoh dapat ditemukan pada kata “Nichiyoubi”, yang berarti hari Minggu dalam bahasa Jepang. Kata tersebut memiliki asal usul dari ajaran agama Buddha yang masuk ke Jepang pada abad ke-6 Masehi. Hari Minggu adalah hari libur agama di Jepang, dan oleh karena itu akhirnya disebut sebagai “hari sunyi” atau “hari kosong”, yang memiliki makna bahwa hari itu harus digunakan untuk introspeksi dan bersantai.

Sementara itu, asal usul kata “Getsuyoubi”, yang berarti hari Senin, juga tidak kalah menarik. Kata ini berasal dari praktek astrologi Jepang yang dikenal sebagai “Jikkan Jitsu”. Dalam praktek ini, setiap hari dihubungkan dengan lambang binatang berdasarkan siklus 12 tahunan. Hari Senin dihubungkan dengan lambang kelinci, dan karena itu disebut “hari kelinci”.

Untuk hari lainnya, asal usul kata juga berkaitan dengan perayaan atau kebiasaan masyarakat Jepang. Misalnya, “Kinyoubi” atau hari Jumat, diambil dari kata “Kin” yang artinya emas dalam bahasa Jepang. Hari Jumat dipercayai sebagai hari yang baik untuk memulai bisnis baru, sehingga terhubung dengan kemakmuran dan keberuntungan, seperti warna emas yang melambangkan kekayaan.

Sedangkan untuk hari Kamis atau “Mokuyoubi”, kata tersebut berasal dari kata “Moku” yang artinya kayu. Hari Kamis dipercayai sebagai hari yang baik untuk memotong kayu, sehingga konon membuat orang mempunyai kemampuan yang lebih baik dan diberkati dengan umur yang panjang.

Memahami asal usul kata-kata untuk hari dalam bahasa Jepang memang sangat menarik karena kita dapat memahami budaya dan sejarah Jepang secara lebih mendalam. Asal usul hari-hari tersebut oleh masyarakat Jepang diabadikan dalam berbagai festival dan tradisi yang diaplikasikan hingga saat ini.

Perbedaan Penggunaan Kata Hari dalam Bahasa Jepang


Perbedaan penggunaan kata hari dalam bahasa Jepang

Bicara tentang kata “hari” dalam bahasa Jepang, banyak yang mengira bahwa kata tersebut hanya memiliki satu arti, yaitu “hari” atau “hari-hari”. Namun, sebenarnya terdapat beberapa perbedaan penggunaan kata “hari” dalam bahasa Jepang. Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan penggunaannya:

1. ひ

Kanji Hari

Kata “ひ” yang ditulis dengan kanji “日” memiliki arti “hari” dalam bahasa Indonesia. Namun, kata ini banyak digunakan untuk menyebut hari dalam kalender, seperti Senin, Selasa, Rabu, dan seterusnya. Selain itu, kata “ひ” juga digunakan untuk menyebut hari libur, seperti Hari Natal, Tahun Baru, dan sebagainya.

2. か

kanji ka

Selain “ひ”, terdapat kata “か” yang ditulis dengan kanji “日” juga. Namun, pengunaannya berbeda dengan “ひ”. “か” digunakan untuk menyebut jumlah hari, misalnya “satu hari” (ichi-nichi), “dua hari” (ni-nichi), dan seterusnya. Selain itu, kata “か” juga digunakan untuk menyebut hari dalam urutan, seperti hari ke-1 (tsuitachi), hari ke-2 (futsuka), dan sebagainya.

Kata “か” juga digunakan untuk menyebut tanggal, seperti “tanggal 1 bulan ini” (kongetsu ichi-nichi), “tanggal 2 bulan ini” (kongetsu ni-nichi), dan seterusnya. Terakhir, kata “か” digunakan untuk menyebut fase bulan, seperti “bulan baru” (shin-tsuki), “bulan purnama” (mangetsu), dan sebagainya.

3. にち

kanji nichi

Kata “にち” juga ditulis dengan kanji “日”. Namun, penggunaannya berbeda lagi dengan kedua kata sebelumnya. Kata “にち” digunakan untuk menyebut tanggal lengkap, seperti “18 Juli” (shichi-gatsu jūhachi-nichi) atau “9 Maret” (san-gatsu kokonoka). Selain itu, kata “にち” juga bisa digunakan untuk menyebut periode waktu atau durasi, seperti “3 hari” (san-nichi), “7 hari” (shichi-nichi), dan seterusnya.

4. まいにち

Kata Mai nichi

Kata “まいにち” berarti “setiap hari” dalam bahasa Indonesia. Kata ini sering dipakai untuk menyebut kegiatan atau rutinitas hari-hari, seperti “saya olahraga setiap hari” (watashi wa mai-nichi supōtsu o shimasu) atau “saya bangun pagi-pagi setiap hari” (watashi wa mai-nichi hayaku okimasu). Kata “まいにち” juga seringkali disingkat menjadi “毎日” (mainichi).

5. ひごろ

Kanji Higoro

Kata “ひごろ” memiliki arti “akhir-akhir ini” atau “belakangan ini”. Kata ini sering dipakai untuk menyebut kejadian yang terjadi baru-baru ini atau dalam jangka waktu pendek. Sebagai contoh, “akhir-akhir ini cuaca sering hujan” (higoro no ame wa ooi desu) atau “belakangan ini saya sedang sibuk dengan pekerjaan” (chotto zenryoku de shigoto suru higoro desu).

Itulah beberapa perbedaan penggunaan kata “hari” dalam bahasa Jepang. Penting untuk memahami perbedaannya agar bisa menggunakan kata tersebut dengan tepat dan benar.

Cara Mengucapkan Hari dalam Bahasa Jepang


Hari dalam Bahasa Jepang

Berbicara dalam bahasa Jepang memang tidak mudah, terutama jika kita belum terbiasa dengan pelafalan kata-kata dalam bahasa ini. Meski begitu, kebiasaan dan latihan dapat membantu kita untuk mempelajari dan menguasai bahasa Jepang, termasuk dalam mengucapkan hari-hari dalam bahasa Jepang.

Berikut adalah beberapa cara mengucapkan hari dalam bahasa Jepang:

1. Hari-hari biasa

Hari-hari biasa dalam bahasa Jepang cukup mudah diucapkan. Berikut adalah daftar hari-hari biasa:

  • Senin – 月曜日 (げつようび/Getsuyoubi)
  • Selasa – 火曜日 (かようび/Kayoubi)
  • Rabu – 水曜日 (すいようび/Suiyoubi)
  • Kamis – 木曜日 (もくようび/Mokuyoubi)
  • Jumat – 金曜日 (きんようび/Kinyoubi)
  • Sabtu – 土曜日 (どようび/Doyoubi)
  • Minggu – 日曜日 (にちようび/Nichiyoubi)

Perlu diingat bahwa di bahasa Jepang, kata-kata sering diucapkan dengan pelafalan yang pendek dan tegas. Sehingga, ketika mengucapkan hari-hari di atas, pastikan untuk melafalkannya dengan benar dan tepat.

2. Hari libur nasional

Selain hari-hari biasa, Jepang juga memiliki hari libur nasional yang dijadikan cuti bersama. Berikut adalah beberapa hari libur nasional di Jepang:

  • Tahun Baru – 元旦 (がんたん/Gantan)
  • Hari Penaklukan – 建国記念の日 (けんこくきねんのひ/Kenkoku Kinen no Hi)
  • Hari Kemerdekaan – 独立記念日 (どくりつきねんび/Dokuritsu Kinenbi)
  • Hari Ke-Resepuluh – 山の日 (やまのひ/Yama no Hi)
  • Hari Higunan – 敬老の日 (けいろうのひ/Keiro no Hi)
  • Hari Olahraga – スポーツの日 (すぽーつのひ/Supootsu no Hi)
  • Hari Keempat – 天皇誕生日 (てんのうたんじょうび/Tennou Tanjoubi)

Sama halnya dengan hari-hari biasa, pastikan untuk menjaga pelafalan ketika mengucapkan hari libur nasional ini.

3. Menghafal hari dalam bahasa Jepang

Menghafal Hari dalam Bahasa Jepang

Memiliki kemampuan untuk menghafal kata-kata merupakan ketrampilan yang penting dalam mempelajari bahasa Jepang. Memahami pola dan frasa dalam mengucapkan hari-hari dalam bahasa Jepang dapat dengan mudah dilakukan dengan belajar dan berlatih.

Anda bisa mencoba teknik berikut dalam menghafal hari dalam bahasa Jepang:

  • Cobalah untuk mengulang-ulang setiap hari dalam bahasa Jepang
  • Tuliskan setiap hari dalam bahasa Jepang beberapa kali
  • Gunakan setiap kesempatan untuk mempraktikkan cara mengucapkan hari dalam bahasa Jepang

Selain itu, menggunakan kartu kosakata atau aplikasi belajar bahasa Jepang juga dapat membantu anda dalam mempelajari cara mengucapkan hari dalam bahasa Jepang dengan cepat.

Dengan berlatih dan mengikuti teknik-teknik di atas, anda dapat dengan mudah menguasai cara mengucapkan hari-hari dalam bahasa Jepang. Selamat mencoba!

Hari-Hari Penting dalam Kalender Jepang


Hari-Hari Penting dalam Kalender Jepang

Di Jepang, terdapat beberapa hari penting yang dirayakan selama tahun. Hari-hari penting dalam kalender Jepang tersebut memiliki dasar tradisi dan kepercayaan masyarakat Jepang. Hal ini membuat setiap hari penting tersebut memiliki nilai budaya yang tinggi bagi penduduk Jepang. Berikut adalah beberapa hari-hari penting yang dirayakan dalam kalender Jepang.

1. Shogatsu (Tahun Baru)


Shogatsu (Tahun Baru)

Shogatsu merupakan hari penting pertama dalam kalender Jepang. Hari tersebut dirayakan pada tanggal 1 Januari setiap tahunnya. Hari ini juga merupakan momen di mana keluarga Jepang berkumpul dan merayakan kebahagiaan bersama. Selain itu, terdapat tradisi hatsumode atau ziarah ke kuil untuk memberikan permintaan terbaik pada awal tahun.

2. Hina Matsuri (Festival Boneka)


Hina Matsuri (Festival Boneka)

Hina Matsuri adalah hari penting yang dirayakan pada tanggal 3 Maret setiap tahunnya. Hari tersebut juga dikenal sebagai festival Boneka yang ditujukan untuk anak perempuan. Tradisi ini dilakukan dengan menampilkan display boneka khas Jepang yang disebut hina ningyo. Di festival ini, masyarakat Jepang juga menikmati makanan tradisional seperti mochi, kue khas Jepang dari beras ketan.

3. Sakura Matsuri (Festival Bunga Sakura)


Sakura Matsuri (Festival Bunga Sakura)

Sakura Matsuri atau Festival Bunga Sakura adalah hari penting yang dirayakan pada bulan Maret hingga Mei setiap tahunnya. Hari ini dirayakan untuk memperingati mekarnya bunga sakura atau cherry blossom. Bunga sakura menjadi simbol keindahan dan kebesaran Jepang. Di festival ini, masyarakat Jepang berkumpul untuk menikmati keindahan bunga sakura dan menikmati hidangan makanan khas yang disajikan pada festival tersebut.

4. Obon Matsuri (Festival Memorial)


Obon Matsuri (Festival Memorial)

Obon Matsuri atau Festival Memorial adalah hari penting yang dirayakan pada bulan Agustus setiap tahunnya. Hari ini dirayakan untuk mengenang arwah para leluhur dan mereka yang telah meninggal. Di festival ini, terdapat tradisi menyalakan lilin atau api di kuil atau tempat tinggal sebagai simbol keberadaan para leluhur. Selain itu, pada festival ini juga diadakan pertunjukan tari bon odori yang dilakukan oleh masyarakat setempat.

5. Shichi-Go-San (Festival Anak 3,5,7 Tahun)


Shichi-Go-San (Festival Anak 3,5,7 Tahun)

Shichi-Go-San atau Festival Anak 3,5,7 Tahun adalah hari penting yang dirayakan pada minggu kedua November setiap tahunnya. Hari ini dirayakan untuk merayakan pertumbuhan anak-anak pada usia 3,5 dan 7 tahun. Pada hari ini, anak-anak mengenakan pakaian khusus dan berkunjung ke kuil untuk mendoakan pertumbuhan dan kesehatannya di masa depan.

Itulah beberapa hari penting dalam kalender Jepang yang memiliki tradisi dan kepercayaan masyarakat Jepang yang cukup tinggi. Setiap festival tersebut menampilkan keindahan budaya Jepang yang unik dan menarik untuk dilihat. Buat kamu yang suka budaya Jepang, jangan lupa ikut merayakan hari-hari penting dalam kalender Jepang di waktu yang akan datang.

Ungkapan Seputar Hari dalam Bahasa Jepang


Gatsu no ame

Jepang adalah negara yang sangat terkenal dengan kebudayaannya. Bahasa Jepang juga menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak wisatawan yang berlibur ke negara ini. Salah satu hal yang menarik ketika belajar bahasa Jepang adalah ungkapan atau frasa yang sering digunakan dalam situasi tertentu. Salah satunya adalah ungkapan seputar hari dalam bahasa Jepang.

Hajimemashite

1. Hajimemashite

Ungkapan pertama yang sering digunakan dalam bahasa Jepang adalah “Hajimemashite”. Ungkapan ini sering kita temukan ketika kita baru bertemu dengan seseorang. Arti “Hajimemashite” adalah “Senang bertemu denganmu”, biasanya digunakan untuk menyapa orang yang baru ditemui untuk pertama kalinya.

Kyonen

2. Kyonen

“Kyonen” adalah ungkapan dalam bahasa Jepang yang artinya “tahun lalu”. Biasa dipakai ketika ingin mengingatkan atau menyebut kejadian yang terjadi pada tahun lalu. Ungkapan ini juga bisa digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu peristiwa terjadi pada tahun sebelumnya.

Asatte

3. Asatte

Ungkapan berikutnya adalah “Asatte”, artinya adalah “besok lusa”. Di Jepang, tak jarang orang mengalami kebingungan saat menghitung hari. Namun, dengan ungkapan ini semuanya bisa jadi lebih mudah. Asatte bisa juga digunakan ketika Anda ingin memberi tahu seseorang kapan suatu peristiwa akan terjadi, misalnya pada kelas bahasa Jepang atau acara pesta ulang tahun.

Getsuyobi

4. Getsuyobi

“Getsuyobi” artinya adalah “Senin”. Hari ini selalu menjadi hari pertama dalam satu minggu. Ketika menentukan jadwal kegiatan, pastikan Anda tahu hari Senin agar tidak salah perhitungan hari. Selain itu, menjadi penting ketika Anda ingin janjian atau mengatur pertemuan pada suatu hari dalam bahasa Jepang.

Gatsu no ame

5. Gatsu no Ame

Ungkapan terakhir yang sering digunakan dalam bahasa Jepang adalah “Gatsu no Ame”. Artinya adalah hujan lebat pada saat bulan purnama. Tidakkah Anda merasa romantis dengan suara hujan lebat pada bulan purnama? Di Jepang, ini adalah simbol romantisisme dan dianggap sebagai waktu yang sangat tepat bagi orang untuk menghabiskan malam bersama-sama. Karena itu, di Jepang “Gatsu no Ame” sangat populer di kalangan orang-orang muda. Beberapa orang seperti menggambar sketsa atau menulis kisah cinta mereka saat musim Gatsu no Ame datang.

Itulah sejumlah ungkapan seputar hari dalam bahasa Jepang yang biasa digunakan sehari-hari. Dengan menguasai ungkapan-ungkapan tersebut, Anda akan lebih mudah untuk berkomunikasi dengan orang Jepang dan tentunya menambah pengetahuan Anda tentang kekayaan budaya Jepang.

Iklan