Apa Arti “Desu” dalam Bahasa Jepang?


Desu artinya dalam bahasa jepang

Desu atau juga bisa ditulis sebagai です adalah salah satu kata dalam bahasa Jepang yang paling sering digunakan. Kata ini sangat penting dan memiliki makna yang bervariasi tergantung dari konteks dan kata-kata yang terkait dengan kata desu.

Jika dilihat dari segi gramatikal, Desu merupakan jenis kata kerja yang berfungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat. Namun, ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, arti dari Desu tersebut menjadi lebih luas.

Desu memang tidak terdapat padanan langsung dalam bahasa Indonesia. Namun jika diterjemahkan, Desu dapat diartikan sebagai “adalah” atau “merupakan”, yang sering digunakan untuk menyatakan eksistensi atau keberadaan suatu benda atau subjek, seperti pada kalimat “Ini adalah buku” atau “Dia adalah guru”.

Selain itu, Desu juga bisa dipakai untuk menyatakan kesopanan dengan menambahkan partikel -masu pada akhir kalimat. Contohnya adalah ketika seseorang berkata “Ohayou gozaimasu” yang artinya “Selamat pagi” atau “Arigatou gozaimasu” yang artinya “Terima kasih”.

Kata Desu juga dapat digunakan untuk menunjukkan waktu pada saat mengucapkan kalimat, dengan menambahkan partikel wa atau ga pada akhir kalimat. Contohnya adalah ” Kyoo wa atsui desu” yang artinya “Hari ini panas” atau “Kinoo ame ga futta desu” yang artinya “Kemarin hujan turun”.

Selain itu, ada juga istilah yang menggunakan kata Desu sebagai akhiran, seperti Watashi desu atau juga dikenal dengan istilah Watashi wa, yang artinya “Saya” atau “Aku”. Selain itu ada juga istilah Anata desu yang berarti “Kamu” atau “Engkau”.

Kata Desu memang sangat penting dalam bahasa Jepang dan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Meskipun terdengar sederhana, kata ini memiliki banyak makna dan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan konteks. Oleh karena itu, penting bagi para pelajar atau pecinta bahasa Jepang untuk memahami arti dan penggunaan dari kata Desu tersebut.

“Desu” Sebagai Kata Penutup dalam Kalimat Jepang


Desu ka artinya

Bagi pembelajar bahasa Jepang pemula, kata “desu” atau “です” seringkali menjadi kata yang sulit dimengerti. Apalagi, kata ini sering dipakai sebagai kata penutup dalam kalimat Jepang. Namun, sebenarnya apa sih arti dari kata “desu” tersebut?

Secara umum, “desu” adalah bentuk dari kata kerja “da” yang dapat diartikan sebagai bentuk kata kerja “to be” dalam bahasa Jepang. Artinya, kata “desu” dapat dipakai untuk menyatakan eksistensi atau keberadaan suatu benda atau orang di sebuah tempat.

Contohnya, jika seseorang ingin bertanya “apakah itu sebuah mobil?”, maka dalam bahasa Jepang dia akan bertanya, “sono kuruma desu ka?” atau secara harfiah dapat diartikan sebagai “apakah itu mobil?”. Dalam kalimat tersebut, kata “desu” digunakan sebagai penegas bahwa benda yang sedang dibicarakan adalah sebuah mobil.

Selain itu, kata “desu” juga sering dipakai sebagai kata penutup dalam kalimat Jepang. Ketika digunakan dalam konteks ini, kata “desu” dapat diartikan sebagai bentuk sopan dari kata kerja “da”. Artinya, kata “desu” digunakan untuk memperlihatkan kelembutan, sopan santun, atau rasa hormat pada orang yang dituju.

Contohnya, ketika seseorang ingin memperkenalkan dirinya dalam bahasa Jepang, dia akan mengatakan, “watashi wa John desu” atau “saya adalah John”. Dalam kalimat tersebut, kata “desu” digunakan sebagai kata penutup untuk menunjukkan rasa sopan santun pada lawan bicara.

Namun, ada juga aturan tertentu mengenai penggunaan kata “desu” sebagai kata penutup dalam kalimat Jepang. Misalnya, dalam bahasa Jepang hanya boleh memakai kata “desu” di akhir kalimat jika kalimat tersebut bersifat positif atau netral. Jika kalimat tersebut bersifat negatif, maka kata “desu” harus diganti dengan kata “de wa arimasen” atau “じゃない” atau “janai”.

Contohnya, jika seseorang ingin mengatakan “saya tidak suka makan nasi”, dalam bahasa Jepang dia akan mengatakan, “watashi wa gohan ga suki de wa arimasen” atau secara harfiah dapat diartikan sebagai “saya tidak suka makan nasi”. Dalam kalimat tersebut, kata “de wa arimasen” digunakan sebagai pengganti kata “desu” untuk menunjukkan kalimat yang bersifat negatif.

Dalam penggunaannya, kata “desu” juga dapat bergantung pada situasi atau konteks pembicaraan. Jika seseorang berbicara dengan orang yang lebih senior atau tua, maka penggunaan kata “desu” diharapkan lebih sering digunakan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut.

Secara keseluruhan, kata “desu” memang sering dianggap sulit dipahami bagi pembelajar bahasa Jepang pemula. Namun, dengan memahami fungsi dan aturan penggunaannya, kita bisa dengan mudah menggunakan kata “desu” sebagai kata penutup dalam kalimat Jepang dengan benar dan tepat.

Tolong dan Terima Kasih Dalam Bahasa Jepang Menggunakan “Desu”


terima kasih jepang

Dalam bahasa Jepang, ketika kita meminta bantuan atau meminta sesuatu, kita harus menggunakan kata tolong yang artinya dalam bahasa Jepang adalah “tasukete”. Contoh penggunaan tolong dalam sebuah kalimat: “Tolong bantu angkat tas saya.” Di mana dalam bahasa Jepang akan diucapkan “tasukete, watashi no kaban o katazukete kudasai”.

Namun, ketika kita menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan atau sesuatu yang diberikan, kita perlu menggunakan kata “arigato”. Arigato adalah frasa terima kasih dalam bahasa Jepang, dan sebenarnya frasa lengkapnya adalah “arigato gozaimasu”. Contoh: “Terima kasih banyak telah membantu saya” (arigato gozaimasu, watashi o tasukete kurete arigato gozaimashita).

Ketentuan penggunaan kata tolong dan terima kasih ini dalam bahasa Jepang seringkali diikuti dengan kata Desu. Artinya, kata desu juga digunakan sebagai penutup dalam bahasa Jepang untuk menunjukkan resmi dan sopan. Oleh karena itu, kata tolong dan terima kasih dalam bahasa Jepang akan komplit jika diakhiri dengan kata desu. Contoh: “Tolong bantu angkat tas saya ya” (tasukete, watashi no kaban o katazukete kudasai desu) dan “Terima kasih banyak telah membantu saya” (arigato gozaimasu, watashi o tasukete kurete arigato gozaimashita desu).

Secara umum, bahasa Jepang merupakan bahasa yang sangat sopan dan menghargai sesama. Oleh karena itu, ketika berbicara dengan orang Jepang, kita diharapkan juga dapat mematuhi tata krama mereka. Penggunaan kata tolong dan terima kasih dalam bahasa Jepang sangat penting dipelajari, terutama bagi kita yang sedang belajar tentang budaya Jepang.

Selain itu, kosa kata sehari-hari dalam bahasa Jepang seperti mengucapkan tolong, terima kasih, dan kata-kata sopan lainnya, sangat bermanfaat jika kita ingin belajar membentuk kalimat sederhana dalam bahasa Jepang. Pengucapan kata-kata tersebut pun cukup mudah, sehingga kita dapat mempelajari dan mengingatnya dengan cepat.

Ingatlah, penggunaan kata tolong dan terima kasih dalam bahasa Jepang tidak hanya menunjukkan bahwa kita seorang yang sopan, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kita kepada orang yang kita ajak bicara. Oleh karena itu, ketika kita berbicara dengan orang Jepang, jangan lupa untuk selalu mengucapkan kata tolong dan terima kasih dengan benar dan menggunakan kata desu di akhir kalimat.

Penerapan “Desu” dalam Situasi Formal dan Informal


Penerapan Desu dalam Situasi Formal dan Informal

“Desu” merupakan kata yang sering digunakan dalam bahasa Jepang untuk mengindikasikan kebenaran suatu pernyataan, serta menunjukkan kesopanannya dalam berkomunikasi. Penggunaan “Desu” dapat bervariasi tergantung pada situasinya, apakah formal atau informal.

Penggunaan “Desu” dapat diaplikasikan dalam situasi formal, seperti ketika berbicara dengan atasan atau orang yang lebih tua. Pada situasi ini, “Desu” sering dipakai sebagai akhiran pada kalimat akhir untuk menunjukkan rasa sopan dan hormat pada lawan bicara.

Pada situasi formal, kata “Desu” biasanya digunakan dengan gaya bahasa kehormatan atau “keigo”. Contohnya seperti “Otsukaresama desu”, yang bisa diartikan sebagai “Anda bekerja keras”, atau “Sumimasen desu”, yang merupakan ungkapan permintaan maaf yang lebih formal. Pada lingkungan bisnis atau formal lainnya, penggunaan “Desu” juga sangat penting untuk menunjukkan etika berbicara pada lawan bicara.

Selain digunakan pada situasi formal, “Desu” juga dapat diaplikasikan pada situasi informal, seperti ketika sedang berbicara dengan teman sebaya atau keluarga. Pada situasi informal, “Desu” lebih banyak digunakan sebagai penghubung kalimat atau sebagai kata tambahan untuk mengekspresikan keterbukaan hati.

Contoh penggunaan “Desu” pada situasi informal adalah seperti saat mengajak bertemu teman dan mengatakan “Mou aeru desu ne”, yang artinya “Mudah-mudahan kita bisa bertemu lagi ya”.

Pada situasi percakapan informal, “Desu” dapat digunakan sebagai pengganti kata “da” pada kalimat akhir. Misalnya, pada situasi berkendara dengan teman, ketika tiba di tempat tujuan, bisa mengatakan, “Kita sudah sampai, ne desu”, yang artinya “Kita sudah sampai nih”.

Tetapi, perlu diingat bahwa penggunaan “Desu” pada situasi informal tidak seharusnya mengganggu aliran percakapan, sehingga harus tetap tepat waktunya untuk mengucapkannya.

Sebagai kesimpulannya, penggunaan “Desu” dapat bervariasi sesuai dengan situasinya. Pada situasi formal, “Desu” dipakai untuk menunjukkan kesopanan dan etika dalam berbahasa, sedangkan pada situasi informal, “Desu” digunakan sebagai kata tambahan atau pengganti dari kata “da” untuk menunjukkan keterbukaan hati. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami konteks percakapan agar dapat menggunakan “Desu” dengan tepat.

Perbedaan “Desu” dan “Da” dalam Kebiasaan Penuturan Bahasa Jepang


Perbedaan Desu dan Da dalam Kebiasaan Penuturan Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki cara penuturan yang sangat berbeda dengan bahasa-bahasa di dunia ini. Ada banyak nuansa dalam bahasa Jepang yang memerlukan pengamatan yang cermat untuk dipahami. Salah satu di antaranya adalah penggunaan kata “desu” dan “da”. Meskipun kedua kata tersebut sering digunakan sebagai kata kerja bantu dalam bahasa Jepang, penggunaannya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Ketika membahas tentang perbedaan di antara keduanya, kita perlu memahami terlebih dahulu arti dari masing-masing kata tersebut.

“Desu” adalah kata kerja bantu yang sering digunakan dalam situasi formal dalam bahasa Jepang. Kata “desu” menunjukkan pembicara yang sopan, ramah dan menghormati lawan bicaranya. Kata ini juga digunakan untuk menunjukkan kepastian atas suatu pernyataan. Dalam kata-kata pertanyaan, “desu” biasanya ditambahkan di akhir kalimat sebagai penanda bahwa pertanyaan tersebut diajukan dengan sopan dan ramah.

Sementara itu, “da” digunakan dalam situasi informal dan lebih akrab. Kata “da” sering dikatakan dalam percakapan sehari-hari, seperti antara teman sebaya atau antara keluarga. Kata “da” dapat digunakan untuk menunjukkan kepastian, tetapi juga dapat menunjukkan keputusan tegas. “Da” biasanya digunakan dalam kalimat positif atau kalimat pernyataan.

Salah satu perbedaan utama antara “desu” dan “da” adalah dalam situasi formal dan informal. Kata “desu” digunakan dalam situasi formal sedangkan “da” digunakan dalam situasi informal. Penggunaan kata tersebut juga akan mempengaruhi nada suara ketika diucapkan.

Ketika menggunakan “desu”, pengguna harus mengucapkannya dengan nada suara yang halus dan sopan. Namun, ketika menggunakan “da”, nada suara bisa berbeda yang tergantung pada konteks kalimat dan suatu situasi. Biasanya diucapkan dengan nada suara yang tegas dan pasti. Biasanya, penggunaan kata “da” lebih casual dan sesuai untuk situasi informal.

Konsep “desu” dan “da” juga menarik karena sifat kepastiannya. Keduanya digunakan untuk menunjukkan kepastian dalam pernyataan, tetapi kualitas kepastian tersebut berbeda. Kata “desu” menunjukkan kepastian secara sopan dan ramah, sedangkan “da” menunjukkan kepastian dengan tegas dan pasti.

Di akhir kalimat, keduanya dapat digunakan untuk menunjukkan kepastian dalam pernyataan, tetapi dalam situasi yang berbeda. Kata “desu” digunakan untuk situasi yang lebih formal dan “da” digunakan untuk situasi informal.

Secara keseluruhan, “desu” dan “da” adalah kata penting dalam bahasa Jepang yang harus dikuasai. Meskipun keduanya dapat digunakan untuk menunjukkan kepastian, penggunaannya berbeda tergantung pada situasi atau konteks kalimat. Artinya, Anda harus memahami betul situasi yang ada untuk memilih kata yang tepat, sehingga Anda akan berbicara sesuai nuansa dan budaya bahasa Jepang.

Iklan