Pengertian Angka 7 dalam Bahasa Jepang


Angka 7 dalam Bahasa Jepang

Angka 7 dalam bahasa Jepang adalah 七 (nana) atau しち (shichi). Angka ini merupakan salah satu bilangan bulat dalam sistem bilangan Jepang yang memiliki nilai sebesar tujuh. Meskipun terlihat seperti angka 7 yang kita gunakan di Indonesia, namun pada kenyataannya angka 7 dalam bahasa Jepang memiliki sejarah dan nilai-nilai budaya yang berbeda.

Dalam kepercayaan Shinto, angka 7 dipercaya sebagai angka yang membawa keberuntungan dan melambangkan kesempurnaan. Hal ini terlihat dari banyaknya ritual dan tradisi yang menggunakan angka 7 di Jepang. Contohnya adalah dalam perayaan Tanabata (七夕), yang merupakan perayaan tata surya tahunan yang diadakan pada tanggal 7 Juli di Jepang. Pada perayaan ini, orang Jepang menulis permohonan atau harapan pada kertas yang dibentuk seperti bintang, dan menggantungnya di pohon bambu sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dan harapan untuk keberuntungan selama setahun.

Tidak hanya itu, angka 7 juga memiliki banyak makna dan nilai dalam kehidupan sehari-hari orang Jepang. Misalnya, angka ini dipercaya sebagai simbol keberuntungan dalam percintaan, sehingga banyak pasangan yang memilih tanggal 7 sebagai hari jadian atau hari pernikahannya. Selain itu, angka 7 juga dikaitkan dengan ketahanan, ketabahan, dan keuletan, karena kata-kata seperti 七転び八起き (nanakorobi yaoki) yang berarti jatuh tujuh kali, bangkit delapan kali, sering digunakan sebagai semboyan orang Jepang untuk menggambarkan pentingnya semangat pantang menyerah sebagai kunci untuk meraih kesuksesan.

Di Jepang, angka 7 juga digunakan dalam berbagai hal, seperti dalam permainan tradisional seperti shogi dan go yang menggunakan papan permainan berukuran 7 x 7, atau dalam struktur kalimat dalam bahasa Jepang yang sering menggunakan pola 七五調 (shichigochō) sebagai bentuk puisi atau sajak tradisional.

Dalam alam semesta, angka 7 juga memiliki makna penting. Di mata astronomi, angka 7 melambangkan jumlah planet utama dalam tata surya, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, dan Uranus. Selain itu, bumi juga memiliki 7 lautan besar, 7 benua, dan 7 situs paling suci di dunia.

Dalam beberapa budaya Asia, angka 7 juga dikaitkan dengan sila ke-7 atau keadilan. Ini terlihat dalam ajaran Buddha dan ajaran Konfusianisme di Jepang yang memiliki konsep 七つの徳目 (nanatsu no tokume) atau tujuh aspek kebajikan, seperti kesopanan, keberanian, dan integritas.

Secara keseluruhan, angka 7 dalam bahasa Jepang memiliki banyak makna dan nilai-nilai budaya yang menginspirasi banyak orang. Berbagai tradisi dan nilai-nilai positif yang terkait dengan angka ini, menjadikannya sebagai simbol keberuntungan, kesempurnaan, dan keadilan.

Cara Membaca Angka 7 dalam Bahasa Jepang


Cara Membaca Angka 7 dalam Bahasa Jepang

Angka 7 dalam Bahasa Jepang juga memiliki cara membacanya tersendiri. Dalam Bahasa Jepang, angka tujuh dibaca sebagai “nana” atau “shichi”, tergantung pada konteks dan pengucapannya.

1. Cara pertama membaca angka tujuh adalah “nana” (七). Untuk membacanya, pertama-tama, Anda harus melafalkan “nah”, seperti kata “nah …” dalam percakapan sehari-hari. Kemudian, melanjutkan dengan “na”, seperti pengejaan kata “Nasa” dalam Bahasa Indonesia. Akhirnya, “a” dibaca seperti dalam kata “apa”. Gabungkan ketiganya, dan Anda akan mendapatkan “nana” yang benar.

2. Cara kedua membaca angka tujuh adalah “shichi” (七). Untuk membacanya, mulailah dengan melafalkan “shi”, seperti dalam kata “shitai” dalam Bahasa Jepang, yang berarti “ingin”. Kemudian, melanjutkan dengan “chi”, seperti dalam pengejaan kata “chicory” dalam Bahasa Inggris.

Namun, Anda harus berhati-hati ketika menggunakan kata “shi” dalam Bahasa Jepang karena “shi” juga memiliki arti kematian dalam Bahasa Jepang. Oleh karena itu, dalam beberapa konteks, seperti di rumah sakit atau di papan pengumuman, angka tujuh sering dibaca sebagai “nana” daripada “shichi” untuk menghindari kesalahpahaman atau penafsiran yang salah.

Dalam kanji Jepang, angka 7 ditulis dengan simbol “七”. Simbol ini mirip dengan simbol “八” untuk angka delapan, kecuali garis bawah simbol 7 sedikit lebih rendah daripada garis bawah simbol 8.

Selain itu, dalam Bahasa Jepang, angka 7 biasanya digunakan untuk merujuk pada hari ke-7 dalam seminggu, yaitu hari Sabtu. Ini karena dalam Bahasa Jepang, “to” (十) berarti sepuluh dan “ka” (火) berarti api, yang melambangkan hari Senin hingga Jumat, sementara “do” (土) berarti tanah atau kotoran, yang melambangkan hari Sabtu.

Untuk menghindari kesalahan dalam membaca angka dalam Bahasa Jepang, Anda harus memperhatikan konteks dan pengucapan yang benar. Penggunaan angka dalam Bahasa Jepang sering kali cukup berbeda dengan penggunaannya dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, karenanya mempelajari cara membaca angka dalam Bahasa Jepang sangat penting bagi Anda yang ingin belajar Bahasa Jepang.

Angka 7 dalam Budaya dan Kepercayaan Jepang


Angka 7 dalam Budaya dan Kepercayaan Jepang

Angka 7 memainkan peran penting dalam budaya Jepang. Dalam bahasa Jepang, angka 7 disebut shichi (七). Beberapa keyakinan populer mengatakan bahwa angka ini membawa keberuntungan dan bahkan memiliki kekuatan mistis.

Salah satu keyakinan yang populer adalah Shichifukujin atau tujuh dewa keberuntungan. Tujuh Dewa Keberuntungan di Jepang terdiri dari tujuh dewa atau makhluk mitos yang mendatangkan keberuntungan. Setiap dewa memiliki kemampuan unik dan simbolis dalam kebudayaan Jepang. Dewa-dewa ini sering digambarkan dalam festival dan diizinkan untuk dipersembahkan oleh masyarakat.

Salah satu dewa yang paling populer adalah Ebisu, dewa nelayan dan keberuntungan untuk bisnis. Dia dianggap sebagai dewa kemakmuran dan kekayaan, dan sering kali muncul bersama dengan ikan atau lingkaran nelayan. Dewa lainnya adalah Seven Lucky God Daikokuten, yang dikenal sebagai dewa kemakmuran dan peternakan. Dia sering digambarkan dengan sekop untuk mengumpulkan keberuntungan dan padi untuk melambangkan kekayaan.

Tidak hanya di dunia kepercayaan, angka 7 juga memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pegawai atau karyawan di perusahaan Jepang sering diberikan bonus sebanyak tujuh kali gaji mereka sebagai penghargaan atas kerja keras mereka. Ini dikenal sebagai “shichiyuka” (七夕). Selain itu, dalam peristiwa pernikahan, pasangan pengantin sering disajikan berbagai jenis makanan tujuh macam. Ini disebut “shichi-go-san” (七五三).

Keberuntungan angka tujuh juga dihasilkan dari pemahaman bahwa itulah jumlah kuda yang digunakan oleh seorang samurai. Selain itu, jumlah kupu-kupu pada perut kupu-kupu jambu-jambu adalah tujuh. Jadi, hewan ini seringkali menjadi simbolis dalam sebuah cerita atau penampilan budaya.

Dalam kehidupan modern Jepang, keberuntungan angka 7 masih dipercaya karena simbolik dan keterkaitannya dengan kebudayaan mereka. Ini menunjukkan bahwa angka tujuh dalam budaya dan kepercayaan Jepang tidak hanya memainkan peran penting dalam tradisi mereka, namun juga memberikan inspirasi dan keberuntungan pada kehidupan sehari-hari dan fenomena di sekitar kita.

Contoh Penggunaan Angka 7 dalam Bahasa Jepang


buah 7 $subtitle$

Angka 7 merupakan angka yang sangat penting bagi masyarakat Jepang karena angka ini memiliki arti yang mendalam dalam budaya Jepang. Ada banyak contoh penggunaan angka 7 dalam bahasa Jepang yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa contohnya:

1. Shichigosan

Shichigosan $subtitle$

Salah satu contoh penggunaan angka 7 dalam budaya Jepang adalah Shichigosan, sebuah tradisi yang dilakukan untuk anak-anak yang berusia tujuh tahun (anak perempuan) atau tiga tahun (anak laki-laki) dan lima tahun (anak perempuan). Pada acara Shichigosan, anak-anak tersebut mengenakan pakaian tradisional Jepang dan berziarah ke kuil terdekat.

2. Seven Eleven

Seven Eleven $subtitle$

Seven Eleven adalah jaringan minimarket yang sangat populer di Jepang dan di seluruh dunia. Nama Seven Eleven berasal dari jam operasional minimarket ini yang beroperasi dari pukul 7 pagi hingga 11 malam.

3. Nanakusa Gayu

Nanakusa Gayu $subtitle$

Nanakusa Gayu adalah makanan yang biasanya dikonsumsi di Jepang pada tanggal 7 Januari. Makanan ini terbuat dari campuran tujuh jenis dedaunan liar yang dikukus dan disajikan dalam oatmeal atau nasi. Konsumsi makanan ini dianggap sebagai cara untuk membersihkan tubuh dari racun setelah liburan Tahun Baru.

4. Buah Nanakusa

buah 7 $subtitle$

Selain Nanakusa Gayu, terdapat juga buah nanakusa yang terdiri dari tujuh jenis buah-buahan. Buah-buahan tersebut biasanya dikonsumsi pada saat musim panas sebagai camilan segar.

Buah-buahan nanakusa terdiri dari plum, ceri, apel, persik, chestnut, kismis, dan anggur. Setiap buah memiliki kandungan nutrisi yang berbeda-beda sehingga sangat baik untuk kesehatan tubuh.

5. Shichi-Go-San

Shichi-Go-San $subtitle$

Shichi-Go-San (7-5-3) adalah acara yang diadakan pada tanggal 15 November di Jepang untuk merayakan anak-anak yang berumur tujuh, lima, dan tiga tahun. Pada acara tersebut, anak-anak mengenakan pakaian tradisional dan mengunjungi kuil untuk berdoa agar mereka tumbuh sehat dan bahagia.

Shichi-Go-San merupakan salah satu tradisi Jepang yang paling populer dan dianggap sebagai momen penting dalam kehidupan anak-anak.

6. Seven Lucky Gods

Seven Lucky Gods $subtitle$

Seven Lucky Gods adalah tujuh dewa dalam kepercayaan Shinto di Jepang. Mereka adalah Benten, Bishamonten, Daikokuten, Ebisu, Fukurokuju, Hotei, dan Jurojin. Dipercaya bahwa jika seseorang melihat atau mendapatkan keberuntungan dari ketujuh dewa ini, maka keberuntungan dan kesuksesan akan datang dalam hidupnya.

7. Seven Wonders of Japan

Seven Wonders of Japan $subtitle$

Seven Wonders of Japan adalah tujuh situs alam yang dianggap sebagai keajaiban di Jepang. Situs-situs tersebut adalah Gunung Fuji, Taman Kenrokuen, Kastil Himeji, Kuil Nikko Toshogu, Pulau Itsukushima, Kastil Matsumoto, dan Taman Korakuen. Setiap situs memiliki keindahan dan nilai sejarah yang sangat penting bagi masyarakat Jepang dan menjadi daya tarik wisatawan dari seluruh dunia.

Persamaan atau Perbedaan Angka 7 dalam Bahasa Jepang dengan Bahasa Lainnya


Angka 7 dalam Bahasa Jepang

Angka 7 adalah angka yang cukup populer dan dianggap penting dalam banyak budaya di dunia. Bahasa Jepang juga memiliki kata “nana” untuk menyatakan angka 7. Meskipun nama angka 7 sama dengan kata dalam bahasa Indonesia, ada beberapa perbedaan penting dalam arti dan penggunaannya dalam bahasa Jepang. Selain itu, dalam bahasa-bahasa lain di dunia, terdapat perbedaan tersendiri pada berbagai hal yang terkait dengan angka 7.

Salah satu persamaan angka 7 dalam bahasa Jepang dan bahasa lainnya adalah pada bentuk dasar kata-kata yang digunakan untuk menyatakannya. Katanya sama, hanya berbeda pengejaan saja. Berbeda dengan bahasa Indonesia, angka 7 dalam bahasa Inggris dipanggil “seven”, dalam bahasa Mandarin disebut “qī” dan bahasa Arab “saba’a”.

Namun, jika dilihat dari segi budaya, ada perbedaan dalam arti dan makna angka 7 di Jepang. Angka 7 dalam bahasa Jepang dianggap sebagai angka keberuntungan, karena dianggap sebagai angka yang bisa membawa orang ke keberuntungan dan kesuksesan. Beberapa contoh penggunaan angka 7 dalam budaya Jepang adalah pada “shichigosan” (upacara shinto untuk anak-anak pada usia 3, 5, dan 7 tahun), pernikahan atau ketika membeli hadiah untuk orang yang beruntung.

Angka 7 dalam Bahasa Arab

Di sisi lain, beberapa budaya di dunia memiliki pandangan berbeda terhadap angka 7. Misalnya, dalam konteks agama Islam, angka 7 dipandang sebagai angka yang khusus dan mendapatkan arti yang berbeda. Angka 7 terdapat dalam banyak aspek dalam ritual Islam di seluruh dunia, mulai dari jumlah lapangan di Masjid al-Haram di Makkah hingga jumlah langkah yang harus diambil saat melempar jumrah di Mina selama haji.

Bahkan, angka 7 juga dipandang dalam banyak budaya sebagai angka yang seringkali dianggap membawa sial atau keburukan, seperti penggunaan kata dalam bahasa Indonesia ‘keramat tujuh’ atau dalam bahasa Inggris seperti “unlucky seven” pada permainan kasino, atau bahkan “Seven Deadly Sins” dalam agama Kristen Katolik.

Angka 7 dalam Bahasa Mandarin

Sebagai kesimpulan, angka 7 memiliki makna dan penggunaan yang berbeda di seluruh dunia dari berbagai perspektif budaya, agama, dan bahasa. Namun, keberadaannya menjadikan angka 7 sebagai angka yang penting dan menarik untuk dipelajari. Mari kita terus belajar dan memperluas wawasan kita tentang angka 7, baik dari segi bahasa, budaya, maupun kaitannya dengan keberuntungan atau kesialan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Iklan