Mengenal Rumah Adat Nias

Pembaca rinidesu.com, Indonesia adalah negara kaya akan adat istiadat dan budaya. Salah satu warisan budaya Indonesia yang tak ternilai adalah rumah adat suku Nias, sebuah keajaiban arsitektur yang tersohor di seluruh dunia. Rumah adat suku Nias juga dikenal dengan nama uma, termasuk dalam jenis rumah panggung, yang berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat ibadah, dan penginapan bagi para tamu.

Sejarah dan Budaya Suara Nias

Rumah adat suku Nias merupakan bagian dari budaya lokal yang kental dengan unsur-unsur paganisme, animisme, dan kristen. Bangsa Nias sendiri diperkirakan telah berdiri sejak enam milenium yang lalu berdasarkan peninggalan-peninggalannya. Rumah adat suku Nias juga menjadi perwujudan kehidupan sosial masyarakat Nias, di mana rumah tersebut menjadi pusat kegiatan masyarakat, mulai dari belajar, beribadah, hingga melakukan tradisi dan upacara adat.

Karakteristik Rumah Adat Nias

Rumah adat suku Nias memiliki ciri khas yang sangat kuat dan mencerminkan keanekaragaman suku Nias. Dari segi arsitektur, rumah adat suku Nias berbentuk persegi panjang dengan tiga tingkat. Tingkat pertama (lukup) digunakan sebagai tempat penyimpanan, sementara tingkat kedua (balugu) berfungsi sebagai ruang tamu serta tempat berkumpul keluarga. Tingkat atas (mawolu) dipergunakan sebagai tempat tidur dan penyimpanan hasil panen. Selain itu, rumah adat suku Nias juga memiliki bentuk atap yang khas, yaitu segitiga dengan tebing curam agar air hujan bisa mengalir dengan mudah.

Keunikan Rumah Adat Nias

Rumah adat suku Nias memiliki keunikan yang menarik untuk dipelajari. Salah satunya adalah penggunaan bahan-bahan alami untuk membuat umunya, seperti kayu, ijuk, dan batu. Selengkapnya, rumah adat suku Nias memiliki kerangka dari kayu ulin, dengan sejumlah balok utama yang disebut hoho. Hoho itu sebagai pondasi yang kuat dan bervigor. Begitu juga atapnya yang dibuat dari ijuk dan pemasangan paku-paku tanduk kerbau—dikenal sebagai suri-suri—sebagai pelengkap atap. Sementara itu, dinding rumah terbuat dari batu alam atau plesteran menggunakan pasir dan kapur.

Kekurangan Rumah Adat Nias

Pada satu sisi, rumah adat suku Nias memang memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, namun pada sisi lainnya banyak kendala yang muncul. Salah satunya adalah keberlangsungan dan pemeliharaan desain arsitektur ini. Resiko lingkungan yang tidak kondusif seperti banjir, tanah longsor dan erosi dapat merusak struktur rumah adat Nias. Di samping itu faktor biaya yang relatif mahal menjadi salah satu kendala dalam pemeliharaan cobanan una.

Kelebihan Rumah Adat Nias

Tidak dapat dimungkiri bahwa rumah adat suku Nias memiliki banyak kelebihan yang melekat pada struktur dan budayanya. Sisi estetikanya sangat mempesona dan menjadi daya tarik tersendiri di mata wisatawan. Dari segi fungsinya, rumah adat Nias sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Nias, seperti pertemuan, ceremonial dan beristirahat pada saat kepanasan.

Keistimewaan Rumah Adat Nias dibandingkan Rumah Adat Daerah Lainnya

Rumah adat suku Nias memang berbeda dari rumah adat daerah lainnya yang ada di Indonesia, baik dari segi fisik, budaya dan simbolisme. Dari segi fisik, bentuk rumah Nias selalu persegi panjang dengan tingkat tiga dan atap segitiga dengan tebing curam pada sisi miring. Kemudian, dari segi budayanya, rumah adat suku Nias masih menggunakan elemen-elemen tradisional seperti upacara adat dan tarian asli daerah Nias. Sementara dari segi simbolisme, banyak simbol dan nilai kearifan lokal yang tercermin pada rumah adat suku Nias, seperti goyong atau ujung-atap pada rumah Nias mengandung makna fleksibilitas moral dan adab di masyarakat Nias, dan ilaloo (lukup kayu) sebagai bentuk penjagaan dan perlindungan terhadap rumah suku Nias.

Pentingnya Pelestarian Rumah Adat Nias

Rumah adat suku Nias sudah menjadi warisan leluhur yang harus dijaga dan dipertahankan oleh generasi berikutnya. Pelestarian rumah adat Nias bukan hanya sebagai simbol warisan budaya leluhur daerah tersebut, tetapi juga mendukung sektor pariwisata yang ada di Indonesia. Dengan melestarikan rumah adat suku Nias, dapat meningkatkan kecintaan dan kesadaran masyarakat Indonesia akan kekayaan budaya yang dimilikinya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam melestarikan rumah adat Nias, antara lain dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian rumah adat Nias, mengoptimalkan promosi pariwisata pada daerah Nias guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal, dan meningkatkan perawatan dan pemeliharaan rumah adat Nias secara fisik.

Kesenian Tradisional Nias dan Rumah Adat Nias

Tak lengkap rasanya membahas rumah adat suku Nias tanpa mengulas keseniannya. Seperti yang kita tahu, daerah Nias memiliki banyak seni tradisional, antara lain tari-tarian, nyanyian, dan seni pahat. Kesemua seni tradisional itu sebenarnya berkaitan erat dengan rumah adat suku Nias, memperlihatkan betapa pentingnya keberadaan uma bagi masyarakat Nias. Setiap tarian, nyanyian dan patung yang dibuat, selalu ada simbol positif yang berguna untuk memberi moral kepada masyarakat Nias. Tarian dan paduan suara biasa disajikan untuk memperlihatkan kekayaan budaya Nias dan balai balai adat sebenarnya menjadi tempat pertemuan bagi para seniman Nias yang ingin berkumpul dan menampilkan karya mereka.

Simbolisme dalam Rumah Adat Nias

Terdapat beberapa simbol dan cita rasa, dalam membangun rumah adat suku Nias. Ada simbolisme dalam setiap elemen dari rumah adat uma dari kerangka sampai atap. Dalam setiap ujung hoho (pondasi), terdapat ornamen patung manusia, yang dikenal dengan tombak Ulubelu. Patung ini diklaim sebagai simbol perlindungan dan semangat islam di Nias. Kemudian pada atap rumah, terdapat simbol yang dikenal sebagai goyong yang merupakan lambang fleksibilitas moral dan adab pada masyarakat Nias. Simbol yang juga wajib ada dalam setiap rumah suku Nias adalah ilaloo. Ilaloo digunakan sebagai pengaman pada plafon nias pada awal Zaman Nias sambil membawa pengertian bahwa diri yang berada di dalamnya diperlindungi agar tak terkotori oleh makhluk halus atau gangguan alam.

Penggunaan Rumah Adat Nias Saat ini

Walaupun fasilitas blok konvensional sekarang bermunculan di desa Nias, namun rumah adat suku Nias masih banyak digunakan pada saat upacara adat pernikahan, penyembuhan serta upacara adat menyusul kematian atau tihoa ‘dari’- cara Nias mengeluarkan seseorang dari rumah atau suatu tempat pada saat seseorang telah meninggal. Selain itu, adanya turisme homestay berbasis rumah adat menjadi suatu bentuk usaha Nias dalam mengembangkan daerahnya. Wisatawan domestik maupun mancanegara dapat menyewa rumah adat suku Nias yang terdapat di beberapa desa Nias untuk mendapatkan pengalaman bermukim dengan sejuk ekslusif, serta mendalami kebudayaan dan kearifan lokal suku Nias. Wisata homestay berbasis rumah adat Nias sepertinya menjadi salah satu trip terbaru yang wajib dilakukan bagi para wisatawan pecinta adat istiadat daerah Nias.

Tata Cara Petunjuk Memasuki Rumah Adat Nias

Bagi pembaca rinidesu.com yang nantinya akan berkunjung ke desa Nias dan hendak berkunjung ke rumah adat suku Nias, perlu mengetahui sejumlah protokol dan adab yang harus diterapkan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menanyakan kepada pemilik rumah atau tokoh adat setempat, untuk meminta izin dan memperkenalkan diri sebagai tamu. Pertama, ketika memasuki rumah adat, siapapun yang masuk—terlebih untuk kaum laki-laki—sebaiknya melepas alas kaki dan bajunya agar tidak mencemarkan periuk nasi dan lantai. Kedua, pertama kali masuk rumah adat Nias, tanpa melambai-lambaikan tangan terlebih dahulu kepada orang yang sudah ada di dalamnya. Terakhir, jangan memotret atau mengambil gambar dalam lingkungan rumah adat Nias, jika tidak ada izin atau restu dari pemilik rumah atau adat setempat.

Rumah Adat Nias vs Industri Wisata Modern

Masihkah anda menimbang-nimbangkan apakah pengembangan desa wisata berbasis rumah adat suku Nias masih relevan di era globalisasi ini? Menilik dari pengalamanku, usaha wisata berbasis rumah adat Nias tetap layak dikembangkan dengan segala pesona kekayaan budaya dan nilai-nilai luhur yang masih dimiliki oleh masyarakat Nias. Peran serta peran rumah adat suku Nias menjadikan desa-desa mereka termodifikasi dan dikenal oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun, upaya pengembangan desa wisata berbasis rumah-adat Nias ini harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat daerah, sehingga benefisiernya dapat dirasakan oleh masyarakat secara adil dan berkelanjutan.

Pendokumentasian Rumah Adat Nias sebagai Cagar Budaya

Sesuai dengan peraturan hukum dan publikasi UNESCO, rumah adat suku Nias perlu didokumentasikan secara seksama. Hal ini sangat penting untuk menjaga kontinuitas nilai-nilai budaya serta perawatan fisik dan keberlangsungan fungsi rumah adat Nias di masa depan. Pendokumentasian dilakukan dengan menyebarluaskan informasi rumah adat Nias kepada masyarakat luas, membuat jurnal, buku teks, film, situs web dan media sosial, dan juga menyelenggarakan pameran baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Jenis Keterangan
Nama lokasi Desa-Ono Niha, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara
Keterangan Pertama kali tercatat sekitar abad ke-16 oleh misionaris Portugis, Inigo Ortiz Sepeda, dan disebut sebagai rumah terbesar di pulau Nias.
Fungsi Tempat tinggal dan tempat pertemuan masyarakat adat Nias
Arsitektur Pilar Tiwaa terbuat dari kayu dan partisi dinding terbuat dari kayu urat kuda.
Keunikan Rumah adat Nias dengan Tiwaa mampu menampung hingga 10 keluarga untuk tinggal umur berhari-hari.
Status Telah diakui sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Indonesia.

Frequently Asked Questions

1. Apa itu rumah adat suku Nias?

Berupa rumah panggung berbentuk persegi panjang dengan tiga tingkat dan beratap segitiga. Hingga kini, rumah adat suku Nias masih banyak ditemukan di Nias.

2. Apa keunikan rumah adat suku Nias?

Rumah adat Nias memiliki atap segitiga, batu alam dan kayu sebagai bahan utama dan juga memiliki hiasan-hiasan yang berwarna-warni.

3. Apa yang dimaksud dengan suri-suri pada atap rumah adat suku Nias?

Ijuk atau daun lontar yaang digunakan sebagai bahan atap rumah adat suku Nias yang ditambatkan menggunakan paku tanduk kerbau pada kayu yang disebut suri-suri.

4. Apa yang dimaksud dengan goyong atau ujung-atap pada rumah Nias?

Goyong merupakan ujung-atap pada rumah Nias yang secara simbolik mengandung makna fleksibilitas moral dan adab di masyarakat Nias.

5. Bagaimana cara menjaga rumah adat suku Nias agar tetap awet

Iklan