Apa Itu Doushi (動詞) dalam Bahasa Jepang?


Doushi dalam Bahasa Jepang

Dalam bahasa Jepang, kata kerja disebut dengan istilah “doushi” atau yang juga dikenal sebagai “bendou” atau “godan”. Seperti namanya, doushi adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh subjek dalam sebuah kalimat, seperti berjalan, makan, tidur, membaca, dan lain sebagainya.

Dalam bahasa Jepang, terdapat sekitar 2.700 jenis doushi yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Doushi ini dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu doushi beraturan, doushi tidak beraturan, dan doushi khusus. Setiap jenis doushi ini memiliki karakteristik dan pola konjugasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, memahami doushi menjadi sangat penting dalam mempelajari bahasa Jepang.

Dalam dunia bahasa Jepang, kata kerja berperan sangat penting dala pembentukan kalimat. Doushi dapat digunakan untuk mengindikasikan waktu, cara, dan objek dalam sebuah kalimat. Selain itu, beberapa doushi juga memiliki fungsi spesifik untuk menunjukkan persetujuan, permohonan, keinginan, atau bahkan penghormatan dan kesombongan.

Contoh umum untuk tiga jenis doushi yang ada adalah sebagai berikut:

1. Doushi Beraturan
Doushi beraturan adalah doushi yang pola konjugasinya beraturan. Artinya, pola konjugasi doushi ini dapat diterapkan pada semua bentuk kata kerja dalam kelompok yang sama. Sebagai contoh, kata 帰る (kaeru) yang berarti kembali/mengkembali, sama-sama bercabang pada kelompok 1 atau ichidan, sehingga konjugasi polanya bisa diterapkan pada kata kerja lain dalam kelompok yang sama. Pola konjugasi tersebut yaitu kaerimasu untuk bentuk kehormatan, kaette untuk bentuk matahri, kaettara untuk bentuk kondisional dan kaeranai untuk bentuk negatif.

2. Doushi Tidak Beraturan
Doushi tidak beraturan adalah doushi yang pola konjugasinya tidak beraturan. Artinya, pola konjugasi doushi ini berbeda-beda untuk setiap jenis keadaan. Misalnya, kata suru yang berarti melakukan atau membuat, pola konjugasinya terletak pada masing-masing kata saja. Pola konjugasi suru antara lain: shimasu untuk bentuk kehormatan, shite untuk bentuk keterbukaan dan shinai untuk bentuk negatif.

3. Doushi Khusus
Doushi khusus adalah doushi yang memiliki karakteristik dan pola konjugasi nya sendiri-sendiri. Salah satu contohnya adalah kata iru yang berarti berada, kata iru dalam bentuk negatif ialah inai. Namun, jika kata tersebut dirubah menjadi kedalam cara bicara formal, maka akan menjadi irasshaimasu dan inorasshaimasu sebagai negatif dari kata tersebut.

Itulah tiga jenis doushi dalam bahasa Jepang. Pemahaman mengenai jenis-jenis doushi dan cara menggunakannya merupakan langkah awal yang penting untuk mempelajari bahasa Jepang. Dalam masyarakat Jepang, penggunaan doushi yang tepat dan benar merupakan salah satu cara menunjukkan penghargaan terhadap budaya dan bahasa Jepang.

Contoh Pemakaian Doushi (動詞) dalam Kalimat Jepang


Contoh Pemakaian Doushi

Dalam bahasa Jepang, doushi atau kata kerja adalah salah satu bagian penting dari sebuah kalimat. Doushi bisa ditemukan di setiap percakapan dan tulisan, sehingga penting untuk mempelajari contoh pemakaian doushi dalam kalimat Jepang. Berikut ini adalah beberapa contoh pemakaian doushi dalam kalimat Jepang yang umum digunakan di Indonesia.

Doushi bentuk dasar (Kata Pada Dasarnya)


Doushi bentuk dasar

Dalam bahasa Jepang, bentuk dasar doushi sering disebut sebagai kata pada dasarnya. Bentuk dasar doushi umumnya digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau keadaan secara umum. Contoh pemakaian doushi bentuk dasar, seperti 行く (iku) artinya ‘pergi’, 来る (kuru) artinya ‘datang’, dan 見る (miru) artinya ‘melihat’, dapat digunakan dalam frasa-frasa yang lebih kompleks seperti:

  • 私は学校へ行きます。 (Watashi wa gakkou e ikimasu.) artinya ‘Saya pergi ke sekolah.’
  • あなたは今日ここに来ますか? (Anata wa kyou koko ni kimasu ka?) artinya ‘Apakah kamu datang ke sini hari ini?’
  • 山田さんがテレビを見ています。(Yamada-san ga terebi o miteimasu.) artinya ‘Yamada-san sedang menonton televisi.’

Doushi bentuk masu (Kata Kerja Polite)


Doushi bentuk masu

Bentuk masu atau kata kerja polite adalah bentuk lain dari doushi yang umum digunakan di Indonesia. Bentuk polite digunakan untuk menunjukkan rasa hormat atau kesopanan terhadap lawan bicara atau orang yang lebih tua. Contoh pemakaian doushi bentuk masu termasuk 行きます (ikimasu) artinya ‘pergi’, 来ます (kimasu) artinya ‘datang’, dan 見ます (mimasu) artinya ‘melihat’. Bentuk ini umum digunakan dalam percakapan sehari-hari seperti contoh berikut:

  • お元気ですか? (Ogenki desu ka?) artinya ‘Apa kabar?’
  • 田中さんは今日会社に行きません。(Tanaka-san wa kyou kaisha ni ikimasen.) artinya ‘Tanaka-san tidak pergi ke kantor hari ini.’
  • 私達は公園でピクニックをします。 (Watashi-tachi wa kouen de pikunikku o shimasu.) artinya ‘Kami akan piknik di taman.’

Doushi bentuk te (Kata Kerja Bantu)


Doushi bentuk te

Selain bentuk dasar dan bentuk masu, doushi juga memiliki bentuk te atau kata kerja bantu dalam bahasa Jepang. Bentuk te digunakan untuk menyatakan perbuatan yang terus berlangsung atau perbuatan yang dilakukan secara terus menerus. Bentuk te juga digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih perbuatan dalam satu kalimat. Contoh pemakaian doushi bentuk te termasuk 行って (itte) artinya ‘pergi’, 来て (kite) artinya ‘datang’, dan 見て (mite) artinya ‘melihat’. Bentuk te dapat digunakan dalam kalimat seperti contoh berikut:

  • 私は勉強しています。(Watashi wa benkyou shiteimasu.) artinya ‘Saya sedang belajar.’
  • 山田さんは新聞を読んでいます。(Yamada-san wa shinbun o yondeimasu.) artinya ‘Yamada-san sedang membaca koran.’
  • 新しい車を買って、旅行に行きたいです。(Atarashii kuruma o katte, ryokou ni ikitai desu.) artinya ‘Saya ingin membeli mobil baru dan pergi berlibur.’

Dari contoh pemakaian doushi dalam kalimat bahasa Jepang di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman terhadap doushi sangat penting saat belajar bahasa Jepang. Doushi membantu kita untuk memahami makna kalimat secara keseluruhan dan dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis dalam bahasa Jepang. Yuk, terus pelajari bahasa Jepang dan contoh pemakaian doushi dalam kalimat Jepang yang dapat memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dengan orang Jepang.

Perbedaan Kegunaan Kata Kerja dalam Bahasa Indonesia dan Jepang


Kata Kerja Indonesia dan Jepang

Seperti yang kita ketahui, kata kerja atau doushi sangatlah penting dalam bahasa Indonesia maupun Jepang. Meskipun pada dasarnya keduanya memiliki kesamaan, namun terdapat beberapa perbedaan kegunaan kata kerja antara bahasa Indonesia dan Jepang yang berbeda.

1. Cara Penggunaan Bahasa Indonesia dan Jepang dalam Pembentukan Kata Kerja Dasar

Cara pembentukan Kata Kerja Dasar dalam bahasa Indonesia

Pada bahasa Indonesia, kata kerja dasar biasanya dibuat dengan menambahkan awalan me-, di-, atau ber- pada kata benda atau kata sifat. Sebagai contoh, kata benda “makan” dapat dijadikan kata kerja dengan menambahkan awalan me-, sehingga menjadi “makan”.

Cara pembentukan Kata Kerja Dasar dalam bahasa Jepang

Sementara itu, dalam bahasa Jepang, kata kerja dasar biasanya dibuat dengan menambahkan partikel khusus pada kata benda atau kata sifat. Sebagai contoh, kata benda “taberu” berarti makan, dan kata sifat “kirei” berarti cantik. Kata kerja dasar kedua kata tersebut dibentuk dengan menambahkan partikel khusus, yaitu “ru” pada kata “tabe” dan “suru” pada kata “kirei”.

2. Kelompok Kata Kerja Berdasarkan Bentuk Dasar

Kelompok kata kerja berdasarkan bentuk dasar Indonesia

Di bahasa Indonesia, kata kerja dapat dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan bentuk dasarnya, yaitu kata kerja dasar, kata kerja berimbuhan, dan kata kerja majemuk. Kata kerja dasar adalah kata kerja yang tidak mengalami perubahan pada bentuk dasarnya. Sementara kata kerja berimbuhan adalah kata kerja yang mengalami penambahan awalan atau akhiran. Sedangkan kata kerja majemuk adalah kata kerja yang terdiri dari dua kata kerja atau lebih.

Kelompok kata kerja berdasarkan bentuk dasar Jepang

Sedangkan dalam bahasa Jepang, kata kerja dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk dasarnya, yaitu kata kerja ichidan dan kata kerja godan. Kata kerja ichidan adalah kata kerja yang berakhiran pada suku kata “ru”. Sedangkan kata kerja godan adalah kata kerja yang ikut perubahan dalam penggunaan huruf hiragana pada akhir kata kerja.

3. Pemakaian Doushi dalam Kalimat

Doushi dalam Kalimat Indonesia

Bagi orang Indonesia, pemakaian kata kerja dalam kalimat cenderung lebih mudah dan sederhana dibandingkan orang Jepang. Dalam bahasa Indonesia, kalimat disusun dengan menggunakan predikat atau kata kerja pada posisi kedua setelah subjek. Sedangkan objek dan pelengkap disusun pada posisi-posisi setelahnya.

Doushi dalam Kalimat Jepang

Pada bahasa Jepang, pemakaian doushi dalam kalimat sangat banyak variasinya, tergantung dari pemakaian particle atau partikel dalam kalimat tersebut. Seperti halnya bahasa Indonesia, struktur kalimat pada bahasa Jepang juga menyusun subjek dan objek, tetapi predikat diletakkan pada posisi akhir kalimat. Oleh karena itu, dalam kalimat bahasa Jepang, sangat penting untuk memperhatikan penggunaan particle atau partikel yang berbeda agar kalimat dapat dipahami dengan benar.

Itulah beberapa perbedaan kegunaan kata kerja antara bahasa Indonesia dan Jepang. Meskipun terdapat perbedaan, namun pada dasarnya, kedua bahasa ini dapat saling belajar dan memperkaya bahasa satu sama lainnya.

Tips Mudah Menguasai Kosa Kata Doushi (動詞) dalam Bahasa Jepang


doushi jepang

Dalam bahasa Jepang, ada banyak jenis tata bahasa yang membutuhkan pemahaman lebih dalam. Salah satunya adalah kosa kata doushi, atau kata kerja. Kosa kata ini memiliki peranan penting dalam membentuk kalimat bahasa Jepang yang baik, sehingga penting untuk mempelajarinya dengan benar. Di sini ada beberapa tips mudah untuk menguasai kosa kata doushi dalam bahasa Jepang.

Pelajari Pola Konjugasi


japanese verbs

Salah satu rahasia sukses dalam mempelajari kosa kata doushi adalah dengan memahami pola konjugasi. Pola ini mengacu pada perubahan bentuk kata kerja sesuai dengan waktu dan fungsi kata itu sendiri. Misalnya, kata kerja yang digunakan dalam bentuk pasif, membentuk bentuk yang berbeda dari ketika digunakan dalam bentuk aktif. Dalam bahasa Jepang, ada banyak pola konjugasi yang harus dipelajari secara teratur untuk dapat menguasai kosa kata doushi dengan baik.

Pelajari Kata Kerja Berpasangan


bahasajepang katakerjaberpasangan

Banyak kata kerja dalam bahasa Jepang yang memiliki pasangan, atau kata yang sering digunakan bersama dengan kata kerja itu. Misalnya, kata “taberu” (makan) sering digunakan bersama dengan kata “nomu” (minum) atau “iku” (pergi) saat menjelaskan ke mana seseorang pergi untuk makan. Dengan mempelajari pasangan-pasangan ini, Anda dapat memperluas kosakata doushi Anda dan menggunakannya dengan lebih lancar dalam kalimat bahasa Jepang.

Praktekkan Dalam Kalimat Yang Terstruktur


bahasa jepang kalimat

Menguasai kosa kata doushi bukanlah hal yang mudah, dan membutuhkan latihan yang terus-menerus. Pelajari pola konjugasi dan kata kerja berpasangan, lalu gunakan dalam kalimat yang terstruktur. Cobalah untuk membuat kalimat yang sederhana terlebih dahulu, lalu tingkatkan kesulitan kalimat tersebut sedikit demi sedikit. Konsistensi dalam berlatih dan mengulang-ulang pola konjugasi dan pasangan kata kerja akan membantu Anda menguasai kosa kata doushi secara cepat dan efektif.

Gabungkan Dengan Kosakata Lain


kosakata jepang

Setelah Anda merasa percaya diri dalam menggunakan kosa kata doushi, cobalah untuk menggabungkannya dengan kosakata lain. Jangan hanya mempelajari kata kerja, tapi juga adjektiva, adverbia, dan kata-kata lain dalam bahasa Jepang. Dengan memadukan kosa kata doushi dengan kosakata lain, Anda dapat membuat kalimat yang lebih kompleks dan berbicara bahasa Jepang dengan lebih lancar.

Dalam mempelajari kosa kata doushi, penting untuk selalu berlatih dan mengulang-ulang. Perbanyak kosakata doushi dan pelajari pola konjugasi serta pasangan kata kerja. Praktekkan dalam kalimat yang terstruktur dan gabungkan dengan kosakata lain agar Anda dapat berbicara bahasa Jepang dengan lancar dan percaya diri.

Berlatih Membentuk Kalimat dengan Doushi (動詞) dalam Pelajaran Bahasa Jepang


Berlatih Membentuk Kalimat dengan Doushi (動詞) dalam Pelajaran Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki beragam tata bahasa yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Salah satu perbedaan mendasar adalah penggunaan doushi atau kata kerja dalam kalimat. Dalam pelajaran bahasa Jepang, siswa diajarkan untuk menggunakan doushi dengan benar dalam membuat kalimat.

Apa itu Doushi?

Doushi (動詞) dalam bahasa Jepang berarti kata kerja. Kata kerja atau doushi dalam bahasa Jepang tidak hanya menunjukkan aksi atau gerakan tetapi juga menunjukkan kondisi seseorang atau sesuatu. Dalam bahasa Jepang, doushi harus dipasangkan dengan partikel dan sesuai dengan waktu dan bentuk kalimat yang digunakan.

Bentuk dasar Doushi

Bentuk dasar Doushi

Dalam bentuk dasarnya, doushi memiliki bentuk kata dasar yang terdiri dari satu hiragana atau beberapa hiragana. Contohnya, “taberu” yang berarti makan, “iku” yang berarti pergi, atau “nomu” yang berarti minum. Bentuk dasar doushi ini akan dipengaruhi oleh huruf terakhirnya untuk mengikuti aturan tata bahasa Jepang dalam konjugasinya.

Cara Membentuk Kalimat dengan Doushi

Cara Membentuk Kalimat dengan Doushi

Dalam pelajaran bahasa Jepang, siswa akan belajar untuk membentuk kalimat dengan doushi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membentuk kalimat dengan doushi, yaitu:

  1. Partikel
  2. Partikel merupakan kata depan yang digunakan untuk menunjukkan hubungan antara doushi dengan kata lain dalam kalimat. Partikel yang sering dipakai dalam bahasa Jepang antara lain “wa”, “ga”, “no” dan “o”.

  3. Waktu
  4. Dalam bahasa Jepang, waktu sangat penting dalam membentuk kalimat dengan doushi. Terdapat beberapa macam waktu dalam bahasa Jepang, yaitu masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.

  5. Bentuk Kalimat
  6. Bentuk kalimat juga perlu diperhatikan dalam membentuk kalimat dengan doushi. Ada beberapa bentuk kalimat yang umum digunakan dalam bahasa Jepang, seperti bentuk positif, negatif, bentuk lampau, dan imbuhan bentuk benda, antara lain.

  7. Meningkatkan Kosa Kata
  8. Meningkatkan Kosa Kata

    Untuk dapat membentuk kalimat dengan doushi, siswa juga harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang kosa kata bahasa Jepang. Adapun cara meningkatkan kosa kata siswa, yaitu dengan membaca dan mempelajari banyak kalimat, menonton film atau acara televisi dengan audio bahasa Jepang, serta menghadiri kursus bahasa Jepang.

  9. Praktek
  10. Praktek juga sangat penting dalam membentuk kalimat dengan doushi. Siswa perlu mengasah kemampuan berbahasa Jepang dengan rajin berbicara dalam bahasa Jepang dan mengekspresikan ide-ide mereka melalui kalimat dengan doushi.

Dengan memperhatikan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membentuk kalimat dengan doushi, siswa pasti akan dapat menguasai tata bahasa Jepang dengan baik. Sehingga, siswa akan lebih mudah dalam berkomunikasi dengan orang Jepang dan memahami percakapan dalam bahasa Jepang.

Iklan