Sejarah Pemilihan 7 Jam Menit di Jepang


Seven Hour Workday Japan

Pada tahun 1989, sebuah perusahaan teknologi bernama Shibusawa Eiichi Memorial Foundation melakukan riset tentang jam kerja yang ideal di Jepang. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pekerja Jepang bekerja kurang dari tujuh jam sehari, tetapi tetap merasa lelah dan kurang produktif. Oleh karena itu, mereka merekomendasikan pengenalan konsep “7 jam menit” atau “Seven Hour Workday”.

Perusahaan-perusahaan di Jepang mulai menerapkan konsep ini pada tahun 1990, dan ternyata berhasil meningkatkan produktivitas dan kebahagiaan di tempat kerja. Pekerja merasa lebih seimbang dan punya waktu lebih banyak untuk melakukan aktivitas di luar pekerjaan, seperti berkumpul dengan keluarga dan mengejar hobi. Konsep ini juga membantu mengurangi tingkat stres dan kelelahan di tempat kerja.

Pada tahun 2003, pemerintah Jepang secara resmi mencanangkan “7 jam menit” sebagai bagian dari kebijakan untuk meningkatkan produktivitas nasional dan kesejahteraan pekerja. Konsep ini menjadi populer di seluruh negeri dan mulai diadopsi oleh berbagai bidang industri. Dan sejak itu, konsep “7 jam menit” telah menjadi bagian dari budaya kerja Jepang.

Namun, implementasi konsep “7 jam menit” di Jepang juga menimbulkan masalah. Beberapa perusahaan terlalu memaksa karyawannya untuk bekerja hingga tujuh jam, tanpa memperhatikan kesehatan mereka. Selain itu, beberapa perusahaan menggunakan konsep ini sebagai alasan untuk tidak membayar lembur karyawan mereka, yang sebenarnya harus dihitung lebih dari tujuh jam kerja.

Meski begitu, konsep “7 jam menit” di Jepang tetap dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat dan produktif dibandingkan dengan jam kerja yang terlalu panjang. Seiring dengan perkembangan zaman, konsep ini telah menyebar ke berbagai negara lain, termasuk Indonesia.

Alasan di balik penggunaan 7 jam menit


Man using his mobile smartphone on his sofa in his house.

Sejak tahun 2015, pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan 7 jam menit sebagai salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup masyarakat. Kebijakan ini berlaku bagi pegawai negeri, dan warga Indonesia di seluruh dunia. Alasan di balik penggunaan 7 jam menit adalah untuk memaksimalkan waktu kerja dan untuk meningkatkan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi.

Adapun alasan lain di balik penggunaan 7 jam menit adalah:

Meningkatkan Efisiensi Kerja


Businessman office pencil

Pada umumnya, pekerja akan merasa lelah dan kurang produktif jika mereka terus menerus bekerja lebih dari 7 jam dalam sehari. Sebaliknya, pekerja yang memiliki waktu kerja yang kondusif dan sesuai dengan keterampilan dan kemampuan mereka akan merasa lebih produktif, bahagia, dan lebih efisien dalam menyelesaikan pekerjaan. Aspek tertentu dalam kebijakan ini menuntut masing-masing individu agar mampu mengatur waktunya sehingga pekerjaan yang diberikan dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 7 jam.

Meningkatkan kualitas hidup dan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Kelebihan waktu dari kebijakan 7 jam menit adalah bahwa pekerja ini memiliki cukup waktu luang untuk melakukan liburan, bersosialisasi, berkumpul dengan keluarga dan teman-teman. Pada akhirnya, kondisi ini akan membuat pekerja merasa senang dan nyaman pada waktu kerja mereka dan memiliki waktu yang cukup untuk berlibur sehingga keseimbangan dalam hidup dapat tercapai. Sehingga ini adalah cara yang efektif dalam menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi yang penting untuk kestabilan kesehatan mental.

Meningkatkan Produktivitas dan Efektivitas Karyawan

brainstorming

Upaya penting dalam memenuhi target saat jam kerja 7 jam menit adalah dengan meningkatkan produktivitas dan efektivitas karyawan. Efektivitas karyawan dapat ditingkatkan dengan memberikan pelatihan dan pendidikan. Sementara itu, produktivitas karyawan dapat ditingkatkan dengan menyediakan peralatan kerja yang memadai dan lingkungan kerja yang kondusif. Oleh karena itu, ini adalah alasan terpenting bagi perusahaan dan karyawan untuk mengikuti kebijakan jam kerja 7 jam menit pada saat mereka bekerja untuk memastikan produktivitas tetap berjalan.

Mengurangi Stres Kerja

wanita stress

Kebijakan 7 jam menit juga dapat sangat membantu membantu mengurangi stres kerja bagi karyawan dan pekerja. Tidak adanya tekanan saat pekerjaan harus selesai dalam waktu berjam-jam dan jumlah waktu yang disediakan untuk pekerjaan membuat karyawan merasa lebih santai ketika mereka bekerja.

Meningkatkan Kualitas Kesehatan

mindfulness meditation

Dalam mengikuti kebijakan 7 jam menit, seseorang dapat menyisihkan waktu untuk berolahraga, menjalani olahraga atau melakukan meditasi atau hal yang progresif membantu kesehatan mental. Ini penting untuk memastikan pencegahan penyakit diantaranya masalah jantung, kolesterol, tekanan darah tinggi, dan gaya hidup yang tidak sehat.

Meningkatkan Peran Keluarga

big family

Kebijakan 7 jam menit juga memberikan waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Hal ini tentu menjadi hal positif dalam membangun keintiman antara anggota keluarga. Sehingga terdapat keseimbangan dari waktu kerja dan kehidupan keluarga. Keluarga juga penting dalam menciptakan lingkungan positif dan menyenangkan, yang membantu menguatkan karakteristik individu.

Memperkuat Hubungan Tim

men women business team

Karyawan yang bekerja dalam lingkungan kerja yang terstruktur dan kondusif akan menjadi lebih produktif dan efektif dalam bekerja. Terdapat beberapa tindakan yang perlu dilakukan agar karyawan dapat dengan mudah bekerja dalam lingkungan tim. Tim dapat mengikuti berbagai kegiatan di luar tempat kerja untuk mempererat hubungan. Dalam mengikuti kebijakan ini, tim dapat melakukan olahraga bersama, makan bersama dan melakukan diskusi untuk mengasah sifat ketimuran.

Di atas, adalah alasan di balik penggunaan kebijakan 7 jam menit. Kebijakan ini berlaku bagi pekerja negeri dan seluruh warga Indonesia di seluruh dunia. Dalam kondisi saat ini, ketentuan tersebut menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan keluarga, fokus pada pekerjaan dan mempererat persatuan tim.

Dampak penerapan 7 jam menit pada kehidupan kerja di Jepang


Penerapan 7 Jam Menit Pada Kehidupan Kerja Di Jepang

– Seiring dengan kecepatan perkembangan dan kemajuan globalisasi, berbagai negara mulai menerapkan aturan jam kerja yang terbatas. Di antara negara-negara tersebut, Jepang mulai menerapkan 7 jam menit sebagai jam kerja yang wajib bagi karyawan perusahaan.

– Dampak dari penerapan 7 jam menit pada kehidupan kerja di Jepang bisa dirasakan di berbagai aspek, di antaranya:

Peningkatan Produktivitas


Productivitas Kerja

– Penerapan 7 jam menit di Jepang membawa dampak positif terhadap peningkatan produktivitas karyawan. Dengan waktu kerja yang terbatas, karyawan lebih fokus dan produktif dalam melaksanakan tugas-tugas yang diembannya.

– Selain itu, karyawan juga dapat memanfaatkan waktu luang mereka untuk melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat, seperti belajar, berolahraga, atau beristirahat, sehingga saat kembali bekerja, karyawan dapat bekerja dengan pikiran yang lebih segar dan produktif.

Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Kehidupan Pribadi


Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Kehidupan Pribadi

– Seiring dengan peningkatan produktivitas karyawan, penerapan 7 jam menit juga membawa dampak positif pada keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi.

– Dengan waktu kerja yang terbatas, karyawan memiliki waktu lebih banyak untuk bersama keluarga dan melakukan aktivitas lain yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

– Dampak negatif dari jam kerja yang terlalu banyak, seperti stress, kelelahan, dan masalah kesehatan, dapat diminimalisir dengan penerapan 7 jam menit pada kehidupan kerja di Jepang.

Penurunan Gaji Karyawan


Penurunan Gaji Karyawan

– Meskipun penerapan 7 jam menit membawa dampak positif pada keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, hal tersebut juga berdampak negatif pada gaji karyawan.

– Dengan waktu kerja yang terbatas, maka jumlah gaji yang diterima oleh karyawan juga akan berkurang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi karyawan yang memerlukan gaji lebih banyak untuk menghidupi keluarga mereka.

– Namun, pada kenyataannya, kebijakan penerapan 7 jam menit ini di Jepang tidak memberlakukan penurunan gaji secara drastis. Biasanya, perusahaan memberikan kompensasi kepada karyawan dengan memberikan tunjangan-tunjangan lain yang dapat mengimbangi penurunan gaji.

Dalam kesimpulannya, penerapan 7 jam menit pada kehidupan kerja di Jepang membawa dampak baik dan buruk bagi karyawan. Namun, dengan memperhatikan aspek-aspek yang positif dan negatif, diharapkan penerapan 7 jam menit dapat memberikan kontribusi positif bagi perusahaan dan karyawan.

Bagaimana Sistem 7 Jam Menit dapat Diadaptasi di Negara Lain


Sistem 7 Jam Menit

Satu jam ke depan atau satu jam mundur dari waktu standar sering dianggap membingungkan dan menyulitkan. Tapi, tidak demikian dengan sistem 7 jam menit yang diterapkan oleh Indonesia. Meski hanya satu dari sedikit negara di dunia yang menerapkan sistem ini, ternyata Indonesia mulai menarik perhatian banyak negara lain. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana sistem 7 jam menit dapat diadaptasi di negara lain.

peta zona waktu dunia

1. Penjelasan tentang Sistem 7 Jam Menit

Sistem 7 jam menit di Indonesia adalah sistem waktu resmi yang mengatur perbedaan waktu antara propinsi di Indonesia dan waktu GMT (Greenwich Mean Time/ waktu rata-rata Greenwich) yang berada di Inggris. Terdapat tiga zona waktu di Indonesia yakni WIB (Waktu Indonesia Barat) yang berbeda 7 jam dari GMT, WITA (Waktu Indonesia Tengah) yang berbeda 8 jam dari GMT, dan WIT (Waktu Indonesia Timur) yang berbeda 9 jam dari GMT. Setiap zona waktu kemudian dibagi lagi menjadi 1000 selap mutlak waktu yang setiap selapnya bernilai sekitar 4,8 detik (detik yang lebih pendek dari satuan detik biasa) sehingga membuat total ada 24,5 jam dalam sehari.

2. Keuntungan dari Sistem 7 Jam Menit

papan jam

Sistem 7 jam menit, diadopsi oleh Indonesia sejak tahun 1932, memiliki keuntungan tersendiri bagi negara ini. Salah satunya adalah dapat mengoptimalkan penggunaan waktu. Jarak antara Indonesia dan GMT tergolong jauh, sehingga perbedaan waktu yang besar ini seringkali membuat malu Indonesia di mata dunia. Dengan sistem 7 Jam Menit Indonesia mampu memanfaatkan waktu secara maksimal dengan memperpendek waktu zonanya menjadi paling sedikit dalam sehari. Selain itu, hal ini juga membuat negara ini menjadi lebih mandiri dalam memanfaatkan waktu dan tidak lagi bergantung pada negera lain.

3. Potensi untuk Diadopsi di Negara Lain

Meskipun terdapat pandangan bahwa sistem 7 jam menit mengganggu ritme kehidupan, faktanya, hal ini tidak terjadi di Indonesia selama beberapa dekade. Penerapan sistem ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara pelopor pengaturan waktu yang sangat presisi. Penasihat presiden Malaysia mengatakan bahwa ia dengan antusiasme akan menyarankan kepada Perdana Menteri untuk mempertimbangkan sistem waktu yang lebih presisi seperti Sistem 7 Jam Menit jika merasa diperlukan. Beberapa negara yang lebih kecil, seperti Brunei dan Timor Leste, juga dianggap mampu menerapkan sistem ini. Hanya saja pada skala negara yang lebih besar, seperti Amerika, Inggris atau Cina, sistem ini dirasa kurang cocok karena akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan.

4. Kendala yang Mungkin dihadapi

Ada beberapa kendala yang mungkin dihadapi jika sistem 7 jam menit ingin diimplementasikan di negara lain. Pertama, masyarakat perlu memilih antara waktu presisi yang diikuti secara ketat dan kebebasan menjalani hari dengan serba santai. Menerapkan sistem ini dalam konteks perusahaan dan transportasi seringkali memerlukan penyesuaian yang lebih ketat. Kedua, perlu adanya perubahan pada standar jam dunia yang saat ini berada pada basis waktu atom. Hal ini akan mempengaruhi banyak aspek lain, seperti jaringan komputer dan telekomunikasi global. Ketiga, pengenalan sistem waktu ini mungkin menimbulkan tantangan dalam komunikasi internasional yang lebih luas.

5. Kesimpulan

Sistem 7 jam menit merupakan inovasi yang menarik dan telah terbukti efektif di Indonesia selama puluhan tahun terakhir. Namun, untuk dapat diterapkan di negara lain, hal ini membutuhkan waktu dan modifikasi serta kerja sama yang tidak kecil antara banyak pihak. Meskipun demikian, jika diimplementasikan dengan baik, sistem ini dapat meningkatkan disiplin waktu dan produktivitas pada tingkat perorangan dan organisasi dan pada gilirannya, dapat mempercepat pembangunan.

Perbandingan antara sistem 7 jam menit dan sistem kerja fleksibel lainnya


Perbandingan antara sistem kerja fleksibel

Sistem 7 jam menit adalah sebuah sistem kerja yang diatur oleh Kementerian Ketenagakerjaan yang mengatur 7 jam kerja sehari dalam 5 hari kerja dalam seminggu untuk sebagian besar industri di Indonesia. Namun, ada beberapa perusahaan yang menerapkan sistem kerja fleksibel dengan waktu kerja yang lebih pendek dalam sehari, tetapi mengharuskan karyawan untuk bekerja lebih dari 5 hari dalam seminggu. Berikut adalah perbandingan antara sistem 7 jam menit dengan sistem kerja fleksibel lainnya:

1. Durasi Waktu Kerja


Durasi Waktu Kerja

Yang paling mencolok dari kedua sistem kerja ini adalah durasi waktu kerjanya. Sistem kerja 7 jam menit mensyaratkan jam kerja selama 7 jam dalam sehari selama 5 hari dalam seminggu. Sedangkan pada sistem kerja fleksibel, waktu kerja lebih pendek dari 7 jam dan karyawan harus bekerja lebih dari 5 hari dalam seminggu.

2. Pengaturan Waktu Kerja


Pengaturan Waktu Kerja

Sistem 7 jam menit sangat kaku dalam pengaturan waktu kerjanya, yaitu 7 jam per hari. Sementara itu, sistem kerja fleksibel memberikan keleluasaan bagi karyawan untuk menentukan jadwal kerjanya sendiri. Karyawan dapat menyesuaikan waktu kerjanya dengan kebutuhan serta waktu luang yang dimiliki.

3. Fasilitas Kesejahteraan Karyawan


Fasilitas Kesejahteraan Karyawan

Sistem kerja fleksibel seringkali memberikan kelebihan fasilitas kesejahteraan karyawan dibandingkan dengan sistem 7 jam menit. Ini karena dengan sistem kerja fleksibel, karyawan memiliki waktu lebih untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga dapat meringankan beban kerja dan memberikan waktu untuk beristirahat, berolahraga, dan menikmati aktivitas di luar jam kerja.

4. Produktivitas Karyawan


Produktivitas Karyawan

Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam produktivitas antara sistem 7 jam menit dan sistem kerja fleksibel, karena produktivitas tergantung pada kemampuan dan motivasi karyawan. Sementara itu, penggunaan teknologi dan fasilitas kesejahteraan karyawan dapat meningkatkan produktivitas karyawan pada kedua sistem tersebut.

5. Keuntungan dan Kerugian


Keuntungan dan Kerugian

Sistem kerja fleksibel memiliki keuntungan dan kerugian yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan maupun karyawan. Keuntungan utama dari sistem kerja fleksibel adalah fleksibilitas jadwal kerja yang memberi karyawan kebebasan untuk mengatur waktu kerjanya sendiri. Namun, kerugian utama dari sistem kerja fleksibel adalah kurangnya jaminan tentang jam kerja yang pasti dan mungkin mengganggu keseimbangan antara pekerjaan dan hidup pribadi.

Jadi, baik sistem 7 jam menit maupun sistem kerja fleksibel memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihlah sistem kerja yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda dan pekerjaan Anda.

Iklan