Pengertian Teburu dan Asal Usulnya


Teburu Artinya

Teburu adalah sebuah meja makan yang berasal dari Jepang. Istilah ini sebenarnya berasal dari bahasa Jepang, yaitu “te” yang berarti tangan dan “buru” yang berarti meja, sehingga secara harfiah teburu berarti meja yang dipegang dengan tangan. Namun, di Indonesia, istilah teburu lebih dikenal sebagai meja makan ala Jepang yang biasa digunakan untuk menyajikan hidangan khas Jepang, seperti sushi atau sashimi.

Teburu sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu di Jepang. Namun, pada awalnya, teburu hanya digunakan oleh orang-orang kaya dan bangsawan, karena hanya mereka yang mampu membuat dan membelinya. Pada zaman Edo (1603-1868), teburu mulai digunakan oleh semua kalangan, terutama di daerah Tokyo, karena pada saat itu teburu menjadi populer di kalangan pedagang dan pekerja kota.

Teburu tradisional terbuat dari kayu dengan kaki yang pendek dan rata. Meja ini biasanya dilengkapi dengan bantal atau semacam alas yang diletakkan di atasnya, sehingga orang yang duduk tidak merasa sakit di bagian lututnya saat duduk bersila. Biasanya, di Jepang, orang duduk di lantai untuk makan menggunakan teburu, namun seiring berkembangnya zaman, teburu sekarang sudah tersedia dengan model yang lebih modern dan ringan, serta menggunakan kaki yang lebih pendek atau roda di bawahnya untuk mempermudah penggunaannya.

Saat ini, teburu semakin populer di Indonesia karena makanan Jepang juga semakin digemari oleh masyarakat Indonesia. Ada berbagai macam model dan ukuran teburu yang dijual di pasaran, mulai dari yang kecil untuk dua orang sampai yang besar untuk delapan orang atau lebih. Materialnya pun bervariasi, ada yang terbuat dari kayu, bambu, rotan, atau plastik. Selain itu, beberapa restoran Jepang juga memamerkan teburu sebagai bagian dari dekorasi dalam ruangan mereka.

Dalam upacara makan ala Jepang, penggunaan teburu sangat penting karena dapat menciptakan suasana yang lebih tradisional dan harmonis. Biasanya, orang duduk di lantai, bersila, dan makan di atas teburu dengan memegang sumpit di tangan kanannya. Hal ini menunjukkan penghormatan dan apresiasi dalam menghargai hidangan Jepang yang disajikan.

Secara umum, teburu dapat dianggap sebagai perwujudan budaya Jepang. Penggunaannya yang simpel dan efisien, serta tampilannya yang estetis, membuat teburu menjadi salah satu daya tarik dari restoran-restoran Jepang, terutama bagi para pecinta kuliner Jepang. Bagi mereka yang ingin lebih merasakan nuansa Jepang, tidak salah jika memilih untuk menyajikan hidangan di atas teburu dalam suasana yang lebih santai dan intim.

Fungsi Teburu dalam Budaya Jepang


Teburu

Teburu atau meja dalam bahasa Jepang menjadi unsur penting dalam kehidupan sehari-hari orang Jepang. Teburu bukan sekadar meja melainkan lebih merupakan simbol budaya Jepang yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dalam masyarakat. Di Jepang, teburu bukan sekadar tempat untuk menyantap makanan, melainkan juga seni dan filosofi yang menggambarkan nilai-nilai masyarakat Jepang.

Teburu seringkali dihubungkan dengan gaya hidup Jepang yang sederhana dan minimaris. Bentuk teburu yang sederhana menegasikan gagasan kelebihan dan lebih mengarahkan pada minimalisme dan kesederhanaan. Filosofi hidup bersama yang dikembangkan masyarakat Jepang tercermin dalam adanya teburu di setiap rumah tangga, bahkan di kedai-kedai rakyat.

Teburu di rumah tangga digunakan sebagai tempat untuk berkumpul, berbincang, serta memeberi kesempatan bagi anggota keluarga untuk mengenal satu sama lain. Teburu menjadi tempat yang menyatukan anggota keluarga, khususnya saat waktu makan. Hal ini dikarenakan pada waktu makan, anggota keluarga memiliki waktu untuk menikmati makanan bersama-sama dan berkumpul.

Dalam jajaran budaya Jepang yang dikenal dan populer di seluruh dunia, seperti seni bela diri, permainan tradisional, atau kesenian tradisional lainnya, teburu juga turut berperan sebagai unsur penting dalam komunitas masyarakat Jepang. Pada acara-acara budaya, teburu sering dijadikan area pertunjukan atau tempat memamerkan kesenian masyarakat Jepang.

Teburu juga menjadi tempat berkarya bagi para seniman untuk mengekspresikan diri dalam melakukan seni dekoratif yang dikenal dengan nama Chabudai-ga, seperti yang biasa kita lihat dalam kartu pos atau benda souvenir dari Jepang. Chabudai-ga menjadi simbol keindahan yang mencerminkan bagaimana nilai-nilai Jepang dalam kehidupan sehari-hari.

Di beberapa acara atau rangkaian acara di Jepang, teburu juga sering kali digunakan sebagai tempat untuk menikmati acara kelompok, seperti musik atau tari. Dalam acara tersebut, teburu berfungsi sebagai ruang berdiam dan berkumpulnya akrab para tamu yang hadir sehingga memberi kesempatan bagi tamu untuk saling berinteraksi dan mempererat tali persaudaraan.

Tampilan teburu yang bersih dan rapi melambangkan kedisiplinan dan kehati-hatian orang Jepang dalam mempersiapkan suatu acara atau pertemuan yang melibatkan orang-orang terdekat. Begitu pun pada saat makan, tampilan teburu yang bersih dan elegan menambah selera makan orang Jepang. Tak heran jika di Jepang sering dikenal dengan sebutan “Indonesia bagian dari Asia yang menghargai teburu”.

Dalam masyarakat Jepang, teburu menjadi simbol kebersamaan dan kekeluargaan. Selain itu, teburu juga menjadi media untuk mempererat tali persaudaraan, memupuk nilai-nilai hidup bersama-sama, dan menjadi tempat bagi masyarakat untuk mengenal serta menjaga keakraban sesama masyarakat.

Jenis-Jenis Teburu yang Populer di Jepang


Teburu merupakan meja makan tradisional Jepang. Terdapat berbagai jenis teburu yang populer di Jepang. Masing-masing jenis memiliki ciri khas yang berbeda dan penggunaannya pun disesuaikan dengan acara atau keperluan tertentu. Berikut adalah beberapa jenis teburu yang populer di Jepang.

Zataku


Zataku merupakan jenis teburu kecil dan sederhana yang digunakan dalam tradisi teh Jepang atau suguhan makanan ringan Jepang, seperti mochi (kue beras Jepang), agar-agar, atau wagashi (kue tradisional Jepang yang terbuat dari tepung ketan). Bahan dasar dari zataku biasanya adalah kayu, bambu, atau keramik. Zataku dapat digunakan di atas tatami (karpet ala Jepang) atau di atas lantai. Di toko suvenir di Jepang, zataku biasanya dijual dalam bentuk set, lengkap dengan kursi kecil yang disebut zaisu.

Chabudai


Chabudai adalah teburu yang lebih besar dari zataku. Ukurannya ringkas dan fleksibel, sehingga sering digunakan untuk mengatur ruang di rumah. Chabudai biasanya terbuat dari kayu dan disusun dengan kaki teleskopik. Chabudai digunakan untuk menyantap nasi, ramen, atau shabu-shabu (hidangan Jepang yang terdiri dari pot yang diisi dengan kaldu dan daging). Di zaman Meiji (1868-1912), chabudai merupakan meja yang digunakan untuk mengatur acara sencha (teh Jepang) di rumah-rumah kelas menengah dan kecil.

Kotatsu


Kotatsu adalah teburu dengan sistem pemanas di dalamnya. Sistem pemanas ini terletak di bagian bawah teburu dan dilengkapi dengan selimut tebal. Cara penggunaannya adalah dengan duduk di sekitar kotatsu dan menyelipkan tubuh ke bawah selimut. Di sisi lain, bagian atas kotatsu dapat digunakan untuk meletakkan buku, laptop, atau makanan. Pada musim dingin yang sangat dingin, kotatsu sangat nikmat untuk bergelayut dan menyantap nabe (makanan Jepang yang disajikan dalam pot besar).

Kongou-tsuri


Kongou-tsuri adalah jenis teburu yang langka dan unik. Teburu ini bergantung di langit-langit dan dapat diangkat dengan tali. Kongou-tsuri biasa digunakan dalam tradisi acara teh Jepang atau acara makan malam yang formal dan bergaya. Teburu ini terbuat dari kayu berkualitas tinggi seperti bubinga, merbau, atau akasia. Menurut sejarahnya, kongou-tsuri diperkenalkan di Zaman Bunka (1804-1818), sebagai upaya untuk membuat kisah inspiratif kuno yang terkenal di Jepang. Teburu ini terlihat unik, seperti pemandangan langit-langit di malam hari.

Izakaya-Go


Izakaya-Go adalah jenis teburu yang fleksibel dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Izakaya-Go sering digunakan untuk mengatur acara makan-makan dan minum-minum bersama teman-teman atau keluarga. Teburu ini terdiri dari modul-modul yang dapat disambungkan secara horizontal atau vertikal, sehingga dapat disesuaikan dengan jumlah tamu dan ukuran ruangan. Izakaya-Go disebut juga dengan “lego table” karena kemudahan memasang dan melepas modulnya. Izakaya-Go sangat populer di kalangan urban muda di Jepang.

Dalam keseluruhan, teburu dapat dimodifikasi, disesuaikan, dan diatur ulang sesuai selera dan kebutuhan yang diinginkan. Di Jepang, teburu bukan hanya sebagai tempat makan, tetapi juga sebagai objek seni dan objek dekorasi yang dapat meningkatkan kenyamanan rumah. Jadi, bagaimana teburu di Indonesia? Apakah ada jenis teburu yang serupa dengan Jepang? Kita tunggu artikel lainnya!

Cara membuat dan merawat teburu


Membuat dan merawat teburu

Teburu adalah meja tradisional Jepang yang digunakan untuk memberikan kenyamanan kepada tamu saat jamuan makan. Pilihan untuk memiliki teburu sebagai furnitur di rumah semakin populer di Indonesia karena pengaruh budaya Jepang yang semakin terasa. Jika Anda ingin membuat dan merawat teburu, mengikuti panduan dibawah ini akan membantu Anda.

1. Membuat Teburu

a) Bahan
Pilih kayu keras seperti jati, bahan mahal lainnya seperti bambu, dan merbau untuk membangun teburu. Kayu harus dicukur dan dihaluskan untuk membuat bagian atas dan kaki meja.

b) Ukuran
Setiap teburu dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bandingkan preferensi Anda dengan luas kamar makan Anda. Setelah Anda mengecek ukuran, gunting kayu menjadi potongan bagian atas dan kaki. Potongan bagian atas harus agak lebih pendek dari kaki sehingga meja tidak terlihat terlalu tinggi.

c) Perakitan
Pertama, susun ribuan kayu agar bagian atasnya laras dan kuat. Kemudian, gergaji kaki teburu dan hubungkan dengan bagian atas. Jika Anda ingin memberikan kesan modern, gunakan paku stainless steel untuk mengikat kaki teburu.

2. Merawat Teburu

a) Membersihkan
Teburu dalam bentuk apapun membutuhkan perawatan, pastikan untuk membersihkan meja Anda secara teratur. Bersihkan dengan spons dan air hangat agar tanah dan debu tidak melekat pada meja. Anda dapat menambahkan beberapa tetes cuka ke air hangat saat membersihkan.

b) Oli Kayu
Setelah Anda selesai membersihkan teburu, pijat produk parafin ke dalam kayu. Oli dan pewarna kayu memberikan teburu tampilan segar dan bersinar, lebih tahan terhadap kotoran dan debu.

c) Hindari Panas dan Basah
Karena teburu terbuat dari kayu, jangan biarkan terkena air atau panas yang terlalu lama. Cairan yang cukup banyak dapat mempengaruhi pola kayu dan merusak corak. Jangan gunakan air panas di dekat teburu, dan selalu gunakan alas di bawah pot atau benda panas lainnya.

Pelihara teburu dengan baik dengan mengecek kebersihan dan menghindari kontak berlebihan dengan cairan dan panas yang berlebihan. Dengan mengikuti panduan di atas dan memahami panduan membuat dan merawat teburu Anda, meja tradisional indah yang menjadi pusat perhatian di ruang makan Anda akan bertahan lama.

Fenomena “teburu art” dalam industri kreatif Jepang


Teburu Art

Teburu Art atau seni meja makan adalah tren terbaru dalam industri kreatif Jepang. Fenomena ini dimulai dari Tokyo pada awal tahun 2010-an dan kini menyebar ke seluruh negeri Jepang.

Ide teburu art cukup sederhana, yaitu menghias meja makan dengan berbagai macam hiasan seperti bunga, daun, buah-buahan, dan figur binatang yang terbuat dari makanan. Meskipun begitu, teburu art membutuhkan keahlian yang cukup tinggi dan kreativitas yang tak terhingga untuk menciptakan sebuah karya yang indah dan sedap dipandang mata.

Ide Teburu Art

Teburu art sebenarnya merupakan sebuah seni barat yang diperkenalkan ke Jepang pada tahun 2014 lalu. Namun, orang Jepang mampu menciptakan teburu art dengan gaya yang sangat Jepang, dengan menggunakan bahan-bahan hasil pertanian lokal yang tersedia di Jepang.

Teburu art menjadi popular di Jepang karena mampu menciptakan pengalaman makan yang berbeda dan menyenangkan bagi pengunjung restoran maupun pelanggan katering. Tidak hanya tentang menu yang lezat, tetapi juga tampilan yang menarik dan indah. Dalam budaya Jepang, makanan tidak hanya sekedar bahan pangan, tetapi juga mempunyai arti filosofis dan estetika.

Teburu art juga menjadi daya tarik turis yang berkunjung ke Jepang. Mereka dapat merasakan pengalaman makan yang unik dan berbeda dari negara asalnya. Beberapa restoran di Jepang mulai memberikan paket teburu art untuk tamu-tamu yang ingin merasakan pengalaman makan yang unik dan berbeda.

Restoran Teburu Art

Beberapa orang Jepang mulai menjadikan teburu art sebagai hobi baru, dengan membuat karya teburu art sendiri di rumah. Mereka berlatih dengan mengikuti tutorial di YouTube atau mengambil kelas teburu art yang diselenggarakan di beberapa daerah di Jepang.

Teburu art juga terus berkembang, dengan munculnya variasi baru seperti teburu art dirgantara, yaitu teburu art yang dihias dengan miniatur pesawat dan helikopter, atau teburu art Tsum Tsum, yaitu teburu art dengan karakter-karakter Disney Tsum Tsum sebagai hiasannya.

Tsum Tsum Teburu Art

Saat ini, teburu art mulai merambah ke negara-negara lain seperti Indonesia dan Singapura. Beberapa restoran di Indonesia mulai menawarkan paket teburu art untuk menyenangkan pengalaman makan para pengunjungnya. Masyarakat Indonesia juga mulai tertarik dengan teburu art karena keindahannya yang memanjakan mata dan juga keunikan yang cukup berbeda dari tampilan meja makan biasa.

Di Indonesia sendiri, teburu art masih sangat baru dan belum populer seperti di Jepang. Namun, potensi teburu art untuk merambah ke pasar kreatif Indonesia sangatlah besar. Selain menjadi daya tarik restoran atau katering, teburu art dapat menjadi sebuah peluang bisnis yang menjanjikan untuk dijadikan sebagai usaha rumahan, khususnya bagi para ibu rumah tangga atau pengusaha kuliner muda.

Dari beberapa fakta di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa teburu art bukan hanya sebuah seni ataupun tren dalam industri kreatif Jepang, tetapi juga sebuah pengalaman makan yang berbeda dan unik bagi siapa saja yang mengalaminya.

Iklan