Asal-usul Bahasa Jepang


Bahasa Jepang Makasih

Bahasa Jepang, atau sering disebut Nihongo (日本語), adalah bahasa resmi di Jepang, dan juga digunakan di berbagai negara lain seperti Brasil, Amerika Serikat, dan Kanada. Bahasa Jepang termasuk dalam kelompok bahasa Japonik, yang meliputi beberapa dialek dan bahasa di wilayah Jepang dan Ryukyu.

Menurut para ahli, bahasa Jepang berasal dari bahasa Austronesia kuno, yang juga merupakan bahasa asli di Jepang. Dalam perkembangannya, bahasa Jepang kemudian dipengaruhi oleh bahasa Tionghoa Kuno, Korea, dan bahasa-bahasa Eropa di masa pemerintahan Meiji di akhir abad ke-19. Perubahan-perubahan dalam tata bahasanya terjadi karena pengaruh asing tersebut, yang membuat bahasa Jepang menjadi sangat berbeda dari bahasa aslinya.

Bahasa Jepang memiliki sistem penulisan yang unik, yaitu menggunakan tiga jenis tulisan resmi yang disebutkan sebagai kanji, hiragana, dan katakana. Kanji adalah tulisan bahasa Tionghoa yang digunakan di Jepang, terdiri dari sekitar 2,136 karakter yang digunakan secara umum. Sedangkan hiragana dan katakana adalah tulisan fonetik yang digunakan untuk menulis kata-kata yang tidak dilengkapi dengan karakter kanji.

Banyak orang yang merasa bahwa bahasa Jepang sangat sulit untuk dipelajari. Terutama karena kurangnya kesamaan kata-kata dan tata bahasa dengan bahasa lain yang pernah dipelajari sebelumnya, serta kesulitan dalam membedakan cara pengucapan dan arti kata-kata dalam situasi yang berbeda. Namun, jika kamu berusaha keras dan memperdalam pelajaran tentang bahasa Jepang, kamu akan merasakan kekaguman tersendiri pada bahasa ini yang sangat unik dan artistik.

Cara mengucapkan huruf miring dalam huruf kanji


kanji jepang

Bahasa Jepang dikenal dengan adanya huruf kanji yang sangat khas. Arial atapun Times New Roman tidak bisa menjadi pilihan dalam penulisan bahasa Jepang. Nah, huruf kanji memang menarik. Karena kita membutuhkan skill untuk bisa menghapal banyak huruf kanji. Bagaimana dengan pengucapan huruf miring jika kamu ketemu hal ini dalam penulisan kanji?

Huruf miring dalam kanji merupakan bagian dari penulisan tanpa bergambar secara penuh. Dalam kasus ini, huruf miring adalah memberi indikasi garis percabangan tangan saat menulis. Huruf ini juga merupakan indikator bahwa kita harus membaca seketika itu sebagai bacaan pendek alih-alih huruf di dalam kanji itu sendiri.

Misalnya, kata-kata seperti “湖” (mata air) diucapkan sebagai “mizuumi” sedangkan “江” (sungai) diucapkan sebagai “kawa”. Huruf miring membantu mengenali pengucapan suku kata dan memudahkan pengucapan kamu ketika membaca mereka dalam situasi apa pun.

Ini juga berlaku untuk nama-nama daerah seperti “Nagano” yang diucapkan sebagai “Na-ga-no” dan “Sapporo” diucapkan sebagai “Sa-p-po-ro”. Pendekatannya harus dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak mengubah makna kata atau nama.

Dalam banyak kasus, huruf tercetak dalam huruf kanji adalah global dalam pengucapannya. Namun, dengan praktek konstan, kamu akan mulai mengaitkan penampilan huruf miring dengan pengucapan suku kata. Sehingga kamu bisa merasa nyaman dengan bahasa Jepang dan kalian bisa lebih mahir dalam membaca teks-teks Jepang yang lebih kompleks.

Penggunaan bahasa sopan dalam budaya Jepang


Penggunaan bahasa sopan dalam budaya Jepang

Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang kaya akan sopan santun, yang tercermin dalam penggunaan bahasa formal dan informal yang berbeda. Kehormatan dalam bahasa Jepang sangatlah penting dan memainkan peranan besar dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam interaksi antara orang yang lebih tua dan lebih muda.

Secara umum, ada tiga tingkat kehormatan dalam bahasa Jepang: sopan santun tertinggi, menengah dan rendah. Bahasa sopan santun tertinggi biasanya digunakan pada situasi formal, seperti saat berbicara dengan orang yang lebih tua, orang yang lebih penting, atau orang yang anda kenal untuk pertama kalinya.

Sedangkan bahasa sopan santun menengah digunakan saat berbicara dengan orang yang sebaya atau teman dekat, dan bahasa sopan santun rendah digunakan saat berbicara dengan orang yang lebih muda atau orang yang memiliki status sosial yang lebih rendah.

Ketika berbicara dalam bahasa Jepang, sangat penting untuk menghormati orang yang lebih tua atau memiliki status sosial lebih tinggi. Ada beberapa cara untuk menunjukkan kehormatan ini dalam bahasa Jepang, seperti penggunaan kata mimpi atau akhiran seperti “-san”, “-sama”, atau “-sensei”. Kata-kata ini menunjukkan penghormatan kepada orang yang dihormati, tergantung pada situasi dan hubungan yang ada.

Selain itu, gaya bahasa yang sopan santun juga tercermin dalam penggunaan kata ganti sendiri dan kata ganti orang lain. Di dalam bahasa Jepang, terdapat banyak variasi kata ganti untuk mengungkapkan kehormatan, tergantung pada situasi dan hubungan. Misalnya, kata ganti sendiri “watashi” adalah kata yang umum digunakan dalam situasi formal, sedangkan “boku” atau “ore” sering digunakan dalam situasi informal.

Selain itu, dalam bahasa Jepang juga terdapat istilah-istilah yang digunakan untuk menunjukkan penghormatan kepada orang yang dihormati, seperti “keigo” atau bahasa sopan santun. “Keigo” merupakan salah satu aspek bahasa Jepang yang cukup rumit dan membutuhkan latihan dan pengalaman khusus.

Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan bahasa sopan santun sangat penting dalam budaya Jepang. Sudah menjadi kebiasaan untuk memulai sebuah percakapan dengan sapaan yang sopan, seperti “ohayo gozaimasu” (selamat pagi) atau “konnichiwa” (selamat siang). Jika sapaan tersebut diabaikan, orang Jepang dapat merasa tersinggung dan merasa bahwa kehormatannya tidak dihargai.

Oleh karena itu, dalam bahasa Jepang, sangat penting untuk belajar dan memahami etika dan budaya sopan santun untuk dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien. Selain itu, dengan menghargai budaya dan kehormatan dalam bahasa Jepang, anda akan dapat memperluas koneksi dan membangun hubungan yang baik dengan orang-orang di Jepang.

Perbedaan antara bahasa Jepang tertulis dan lisan


Perbedaan Bahasa Jepang Tertulis dan Lisan

Bahasa Jepang terbagi ke dalam dua bentuk, yaitu tertulis dan lisan. Meskipun keduanya memiliki karakter yang sama, tetapi terdapat perbedaan dalam pengucapannya serta penggunaan bahasanya. Berikut adalah perbedaan antara bahasa Jepang tertulis dan lisan.

Bentuk Huruf

Bentuk huruf Bahasa Jepang Tertulis dan Lisan

Bahasa Jepang tertulis menggunakan tiga jenis huruf, yaitu Kanji, Hiragana, dan Katakana. Kanji merupakan huruf dari karakterisasi Hanzi (huruf Cina), Hiragana adalah huruf kana dasar, sedangkan Katakana adalah huruf kana yang digunakan untuk menulis kata-kata asing. Sementara itu, bahasa Jepang lisan tidak menggunakan huruf kanji melainkan lebih banyak menggunakan kata-kata asli dan pengucapan yang berbeda.

Kesopanan

Kesopanan Bahasa Jepang Tertulis dan Lisan

Perbedaan berikutnya antara bahasa Jepang tertulis dan lisan adalah tingkat kesopanan dalam bahasanya. Bahasa Jepang tertulis cenderung lebih sopan dan formal. Contohnya, huruf pengantar dalam sebuah surat formal atau email dalam bahasa Jepang menggunakan gaya bahasa formal yang disebut “sonkeigo.” Sementara itu, bahasa Jepang lisan lebih terbuka untuk penggunaan bahasa sehari-hari yang tidak terlalu formal.

Pengucapan Bahasa Jepang Tertulis dan Lisan

Perbedaan terakhir adalah pengucapan dan intonasi. Bahasa Jepang lisan memiliki banyak variasi intonasi serta kecepatan, tekanan, dan desain suara pada kata-kata sehari-hari. Sementara itu, bahasa Jepang tertulis hanya memperlihatkan karakter tertentu dengan cara tertentu, suara dan intonasi kata tidak ditulis di dalam tulisan.

Jadi, meskipun bahasa Jepang tertulis dan lisan sama-sama digunakan, tetapi keduanya memiliki perbedaan dalam bentuk huruf pengucapan serta penggunaannya yang baik untuk konteks tertulis maupun lisan.

Menjelajahi variasi bahasa Jepang di seluruh Jepang


bahasa Jepang

Bahasa Jepang merupakan bahasa yang diucapkan dan digunakan pada negara Jepang. Tidak hanya itu, bahasa Jepang juga digunakan sebagai bahasa komunikasi global. Bahasa Jepang memiliki dialek atau variasi bahasa yang berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lainnya di Jepang.

Dialek Jepang yang Digunakan di Hokkaido


dialek Hokkaido

Di Hokkaido, terdapat dialek Jepang yang disebut dengan “Hokkaido-ben”. Banyak penutur asli bahasa Jepang yang mendengar dialek Hokkaido menganggap dialek ini perbedaannya sangat mencolok dibandingkan dengan bahasa Jepang standar. Dalam bahasa Hokkaido, terdapat penggantian suku kata tertentu sehingga kata-kata memiliki arti yang berbeda.

Dialek Jepang yang Digunakan di Osaka


dialek Osaka

Di Osaka, terdapat dialek Jepang yang disebut dengan “Osaka-ben”. Dialek ini seringkali dijuluki sebagai ‘bahasa Jepang dengan logat’ karena penggunaan intonasi yang terdengar kuat dan dramatis. Banyak naskah-naskah drama di Jepang menggunakan dialek Osaka, biasanya diperankan oleh tokoh yang dianggap punk atau bad boy.

Dialek Jepang yang Digunakan di Okinawa


dialek Okinawa

Di Okinawa, terdapat dialek Jepang yang disebut dengan “Uchinaguchi”. Dalam bahasa Okinawa, terdapat penggantian suku kata tertentu dan penggunaan kata-kata bahasa Tionghoa yang lebih banyak dibandingkan dengan bahasa Jepang standar. Uchinaguchi juga memiliki beberapa kata yang tidak ditemukan dalam bahasa Jepang standar.

Dialek Jepang yang Digunakan di Kyoto


dialek Kyoto

Di Kyoto, terdapat dialek Jepang yang disebut dengan “Kyoto-ben”. Dalam dialek Kyoto, terdapat penggunaan kata-kata tertentu yang tidak ditemukan dalam bahasa Jepang standar. Bahkan, di Kyoto, penggunaan bentuk bahasa Jepang Formal “keigo” dihindarkan.

Dialek Jepang yang Digunakan di Tokyo


dialek Tokyo

Di Tokyo, terdapat dialek Jepang yang disebut dengan “Edo-ben”. Dialek ini seringkali dianggap sebagai dialek Jepang standar, terutama untuk orang-orang yang bukan penutur asli bahasa Jepang. Namun, dalam dialek Edo-ben, terdapat beberapa kata yang tidak ditemukan dalam bahasa Jepang standar.

Oleh karena itu, bahasa Jepang memiliki banyak variasi bahasa atau dialek. Masing-masing daerah di Jepang memiliki dialek bahasa Jepang yang berbeda. Setiap dialek Jepang memiliki karakter dan nuansa tersendiri yang membuat bahasa Jepang menjadi unik dan menarik untuk dipelajari. Bijaklah dalam memilih gaya bahasa Jepang yang akan dipakai agar tidak menjadi bahan ejekan bagi penduduk setempat maupun orang lain yang memakainya.

Iklan