Makna Simbolik Warna dalam Kebudayaan Jepang


Warna Jepang

Warna memiliki arti penting dalam budaya Jepang. Setiap warna memiliki makna simbolik yang sangat terkait dengan budaya dan tradisi Jepang. Dalam budaya Jepang, warna tidak hanya dipandang sebagai hal yang indah dan menarik tetapi juga memiliki makna filosofis dan religius yang dalam.

Warna putih, atau “shiroi” dalam bahasa Jepang, adalah warna kesucian, kebersihan, dan kesederhanaan. Warna ini banyak digunakan pada hari-hari istimewa, seperti acara pernikahan, saat kelahiran bayi, dan upacara kematian. Penggunaan warna putih pada acara kematian adalah tanda penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal, yang dianggap sebagai bagian dari kesucian.

Warna merah, atau “aka” dalam bahasa Jepang, adalah warna keberuntungan, keberanian, dan semangat. Warna ini sering dikaitkan dengan kegembiraan, kebahagiaan, dan cinta. Warna merah juga merupakan warna nasional Jepang, menggambarkan kebanggaan dan patriotisme.

Warna hitam, atau “kuro” dalam bahasa Jepang, adalah warna kesedihan, kesedihan, dan kemuraman. Warna ini sering digunakan pada saat kematian, umumnya dalam bentuk baju kematian. Namun, warna hitam juga sering dianggap sebagai warna keindahan dan kesederhanaan.

Warna biru, atau “aoi” dalam bahasa Jepang, adalah warna keberanian dan kesetiaan. Warna ini sering digunakan pada saat upacara peringatan dan upacara keagamaan. Warna biru juga sering dihubungkan dengan laut dan langit, yang menggambarkan keindahan alam.

Warna hijau, atau “midori” dalam bahasa Jepang, adalah warna kesegaran, kesuburan, dan keseimbangan. Warna ini banyak digunakan pada saat perayaan musim semi dan musim panas. Dia sering kali dihubungkan dengan manusia yang sehat dan lingkungan yang hijau.

Warna kuning, atau “kiiro” dalam bahasa Jepang, adalah warna kebahagiaan, keberuntungan, dan kemakmuran. Penggunaannya sering terkait dengan festival musim gugur, dan biasanya digunakan untuk menghiasi lampion.

Warna ungu, atau “murasaki” dalam bahasa Jepang, adalah warna kemewahan, kecantikan dan kebijaksanaan. Penggunaannya banyak dijumpai dalam upacara keagamaan atau pada pakaian pengantin perempuan.

Warna pink atau “sakura” dalam bahasa Jepang memiliki arti “mawar Jepang”. Warna ini digunakan pada saat musim semi ketika bunga sakura mekar. Penggunaan warna pink dewasa ini banyak yang digunakan sebagai warna fashion dan makeup.

Secara keseluruhan, warna Jepang mencerminkan budaya dan kepercayaan Jepang. Penggunaan warna pada upacara dan perayaan tradisional akan terus dilestarikan untuk mempertahankan warisan sejarah dan budaya Jepang.

Pengaruh warna dalam seni tradisional Jepang


Seni Tradisional Jepang

Warna merupakan unsur penting dalam seni tradisional Jepang, seperti halnya dengan seni lukis, kimono, hingga tata letak ruang pada rumah tradisional. Seni tradisional Jepang memberikan pengaruh besar bagi warna-warna yang digunakan dalam penggambaran maupun desain suatu objek. Dalam penulisan ini kita akan membahas pengaruh warna dalam seni tradisional Jepang.

Shintoisme dalam warna-warna seni tradisional Jepang

Seni Tradisional Jepang

Shinto, adalah sistem kepercayaan orang Jepang kuno, yang mengagungkan berbagai dewa-dewa (kami) dan spirit. Shinto memberikan warna-warna tertentu dalam seni tradisional Jepang. Di antaranya, merah, hitam, dan putih, yang dianggap “warna suci”. Warna merah dalam seni Jepang, melambangkan keberanian dan kemenangan, sementara hitam melambangkan kekuatan dan keberanian. Putih sendiri, melambangkan kepercayaan dan kebaikan. Warna merah dalam seni Jepang juga melambangkan cinta dan hasrat. Sebagai contoh, dalam gagak Hitam dan Merah oleh Hasui Kawase, digambarkan empat gagak berwarna merah, sedangkan latar belakangnya berwarna hitam dan putih.

Warna pada kimono tradisional Jepang

Kimono Tradisional Jepang

Warna juga memainkan peran penting dalam Kimono, busana tradisional Jepang yang terkenal. Warna yang digunakan dalam kimono seperti merah, ungu, dan kuning muda adalah warna-warna yang dianggap sebagai warna yang menyenangkan dan penghilang kelelahan. Di sisi lain, warna seperti biru tua, hijau dan cokelat digunakan di musim gugur, saat warna-warna tersebut melambangkan keindahan alam dan bumi yang kering.

Selain warna, pola kimono juga terkenal. Salah satu pola kimono yang telah disebutkan sebelumnya adalah “Tsuru no Ongaeshi” atau “gracefull crane”. Pola ini digunakan untuk memberikan pesan tentang kesetiaan dan kebahagiaan dalam kehidupan seseorang. Pola ini menggambarkan seekor burung bangau yang legendaris dalam kebudayaan Jepang, yang dikenal karena kecantikan, kemurnian, dan panjang umur.

Warna dalam seni ukiyo-e

seni ukiyo-e

Ukiyo-e adalah seni cetak yang berkembang di Jepang pada abad ke-17 hingga ke-19, yang menggambarkan kehidupan sehari-hari rakyat umum. Warna-warna cerah seperti merah, biru, dan hijau terlibat dalam cetakan Ukiyo-e, dengan teknik pemaduan warna melalui cetakan kayu. Seorang seniman Ukiyo-e, Hiroshige, membuat lukisan seri dari “The Fifty-Three Stations of the Tokaido”. Setiap gambar menampilkan tokoh-tokoh sehari-hari dan lingkungan sekitarnya pada tiap stasiun di Tokaido, jalan utama antara Edo dan Kyoto. Dalam gambar tersebut, Hiroshige memberikan efek dramatis dengan warna yang kontras, hingga memberikan kesan visual kontras antara langit dan bumi.

Dalam kesimpulan, warna merupakan bagian penting dalam seni tradisional Jepang. Pengaruh dari Shintoisme, kimono, dan seni Ukiyo-e, merupakan bagian dari warna-warna tradisional kebudayaan Jepang. Dalam seni tradisional Jepang, warna memiliki makna dan nilai budaya yang mendalam dan kompleks, tidak hanya sekadar yang tampak pada permukaan.

Warna-warna dalam upacara adat Jepang


Warna-warna dalam upacara adat Jepang

Warna merah seringkali digunakan dalam upacara adat Jepang seperti pernikahan, soharai, yaitu upacara saat bayi mencapai usia 100 hari, dan seijin shiki, upacara perayaan kematangan wanita. Warna merah dipercayai sebagai warna keberuntungan yang mampu menyingkirkan roh jahat dan mengusir hal-hal buruk. Pada upacara pernikahan, warna merah mewakili cinta, semangat dan kegembiraan, sebagai start dari lembaran baru dalam kehidupan dua orang yang menikah.

Warna putih adalah warna yang dipercayai sebagai warna keabadian, kesucian, kesederhanaan dan kemurnian. Warna ini dipakai dalam upacara-upacara peringatan atau ketika sedang berduka cita. Pada upacara pernikahan Jepang, putih melambangkan kesucian, kepolosan, dan kesucian. Atasan atau kimono pengantin perempuan selalu dikenakan dengan warna putih saat upacara pernikahan berlangsung. Warna ini juga sering dipakai oleh para biksu dalam upacara-upacara religius.

Warna kuning atau keemasan adalah warna keberuntungan bagi orang Jepang. Hal ini mengacu pada mata uang Jepang, yaitu Yen yang mempunyai warna keemasan. Warna kuning sering dikaitkan dengan keberuntungan dan kemakmuran sehingga dipilih sebagai warna untuk upacara-upacara seperti Shichi Go San, yaitu acara untuk merayakan lima tahun, tujuh tahun, dan tiga belas tahun. Selain itu, warna kuning juga melambangkan musim gugur dalam upacara pelaminan (Saiidou).

Warna biru juga seringkali digunakan dalam upacara adat Jepang. Warna ini melambangkan kebesaran hati, kebaikan, ketenangan dan kedamaian. Pada saat upacara pernikahan, atasan pengantin perempuan juga dikenakan warna biru. Warna biru juga dipilih sebagai warna pakaian dalam upacara adat, shintou. Pada saat upacara serah terima kepemimpinan, warna biru dipilih sebagai warna utama dari gemblengan atau keris yang dihadiahkan. Selain itu, warna biru juga dipakai dalam upacara perayaan kematangan.”””

Keterkaitan Warna dengan Musim di Jepang


Keterkaitan warna dengan musim di Jepang

Jepang memiliki empat musim yang berbeda: musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Setiap musim memiliki warna-warna tertentu yang terkait dengannya. Hal ini dapat dilihat dalam kesenian tradisional Jepang seperti ikebana dan kimono yang sering menggambarkan alam dan musim-musim di Jepang.

1. Musim Semi
Musim semi di Jepang terjadi pada bulan Maret hingga Mei. Pada musim ini, pohon-pohon sakura mulai berbunga dan memberikan warna pink yang indah. Warna pink ini kemudian menjadi ikonik Indonesia saat membahas tentang Jepang. Selain itu, warna putih juga menjadi warna khas pada musim semi karena pada saat yang sama, bunga plum juga mekar dan menambahkan keindahan di sekitar Jepang. Contoh penggunaan warna-warna ini bisa dilihat pada kimono tradisional smoky pink atau pink cerah yang dapat melambangkan keindahan bunga sakura atau bunga plum. Warna hijau juga cukup mendominasi pada musim ini karena pada musim semi, dedaunan kembali tumbuh di pohon-pohon yang sempat botak di musim dingin.

2. Musim Panas
Di Jepang, musim panas dimulai dari bulan Juni hingga Agustus. Warna-warna yang seringkali terkait dalam musim panas adalah warna cerah, seperti merah, oranye, kuning, dan ungu. Warna merah dan oranye dapat melambangkan matahari terbit dan terbenam yang sangat terang pada musim panas. Warna kuning dapat dihubungkan dengan warna bunga matahari yang mekar selama musim panas. Warna ungu seringkali juga melambangkan musim panas karena nila, bunga lavender, dan iris mekar pada saat ini dan memiliki warna-warna yang menarik.

3. Musim Gugur
Musim gugur di Jepang dimulai pada bulan September hingga November. Musim ini sering dikaitkan dengan warna-warna yang lebih gelap dan lembut. Warna-warna yang umum pada musim gugur adalah merah dan oranye, yang diambil dari daun yang berubah warna dan sering ditemukan pada pemandangan musim gugur. Selain itu, warna cokelat juga sering menjadi pilihan untuk menambah kesan alami yang lembut pada musim gugur.

4. Musim Dingin
Musim dingin di Jepang dimulai pada bulan Desember hingga Februari dan seringkali terkait dengan warna putih yang melambangkan salju. Selain itu, warna-warna yang sering digunakan pada musim dingin adalah blue-gray, lavender, dan silver yang dapat melambangkan keindahan salju yang terlihat dalam cahaya bulan. Warna merah muda juga seringkali menjadi warna pilihan pada musim dingin, terutama pada saat perayaan Natal dan tahun baru.

Jadi demikianlah keterkaitan warna dengan musim di Jepang. Ada banyak warna-warna yang melambangkan keindahan alam Jepang yang dapat kita temukan pada musim tertentu. Warna-warna ini juga terkadang dimasukkan pada berbagai produk Jepang, seperti jepitan rambut dan payung, sehingga kita dapat merasakan keindahan alam Jepang dalam produk-produk tersebut.

Perkembangan tren warna dalam mode Jepang modern


Perkembangan tren warna dalam mode Jepang modern

Indonesia telah lama memiliki hubungan yang kuat dengan Jepang. Saat memasuki abad 21, pengaruh budaya Jepang di Indonesia semakin kuat. Mulai dari komik Jepang, anime, pemrograman komputer, film hingga fashion, Indonesia terus menyerap budaya Jepang dengan intensitas yang tinggi.

Warna menjadi bagian penting dalam fashion, salah satu di antara tren yang ditawarkan oleh fashion Jepang saat ini adalah warna-warna cerah. Warna cerah ini dijalankan dalam kain, aksesoris, dan pilihan pakaian yang memilih warna cerah.

Banyak model di dunia fashion Jepang yang menggunakan perpaduan warna yang sangat menarik. Seiring berkembangnya waktu, tren warna yang menonjol dalam mode Jepang telah berubah-ubah. Berikut ini adalah 5 tren warna dalam mode Jepang yang modern.

1. Warna Pastel


Warna Pastel Jepang

Warna pastel adalah warna cerah tapi tetap lembut pada mata. Di Jepang, warna pastel adalah tren yang sangat populer dalam mode. Warna ini membuat pakaian terlihat feminin dan manis tanpa terlihat aneh. Wanita Jepang banyak menggunakan baju berwarna pastel, beberapa warna pastel yang populer adalah pink, biru muda, lilac, soft yellow.

2. Warna Hitam dan Putih


Warna hitam putih Jepang

Warna hitam putih adalah warna yang sangat kontras dan tegas. Warna ini menjadi satu tren yang terus berkembang di Jepang pada beberapa tahun belakangan ini. Desain pakaian Jepang yang menggunakan warna hitam putih terlihat elegan, dramatis, dan berbeda dari pakaian dengan warna-warna lain. Warna hitam putih sangat populer di kalangan anak muda dan pekerja kreatif.

3. Warna Pop


Warna Pop Jepang

Warna pop adalah tren warna yang terus berkembang di mode Jepang. Warna-warna cerah yang terang memenuhi garis-garis busana yang cerah. Warna pop ini sangat cocok digunakan untuk pakaian musim panas yang ceria dan bersemangat. Beberapa warna pop yang biasa digunakan adalah merah muda, hijau lime, kuning terang, biru, oranye, dan lainnya.

4. Warna Earthy


Warna Earthy Jepang

Warna earthy adalah warna yang terinspirasi oleh alam seperti tanah dan air. Ini adalah tren warna dalam mode Jepang yang lebih rendah dari warna-warna yang cerah dan kontras. Namun, warna warna earthy ini banyak dipilih untuk membuat pakaian terlihat tenang dan elegan. Beberapa warna yang termasuk dalam warna earthy seperti olive, tan, deep green, dan sangat cocok dengan pakaian safari atau work-wear.

5. Warna Berry


Warna Berry Jepang

Warna berry adalah trend warna yang berkembang di mode Jepang dalam setahun terakhir. Warna-warna yang kuat seperti ungu tua, pink tua, merah tua dan warna-warna maroon populer di kalangan anak muda. Warna berry sangat serbaguna dan tak pernah gagal membuat outfit terlihat lebih elegan dan dewasa.

Nah itu dia lima warna yang sedang tren dalam dunia mode Jepang. Kamu bisa mencoba memadukan warna-warna yang kamu suka untuk membuat penampilan kamu terlihat lebih menyenangkan. Memadukan warna dalam berpakaian memang merupakan tantangan tapi ketika berhasil, hasilnya sungguh memukau. Selamat mencoba!

Iklan