Konsep Waktu di Jepang


Jepang Waktu

Pulau Jepang dikenal sebagai salah satu negara yang menjadi simbol presisi waktu. Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan budaya yang sangat dijunjung tinggi di negara tersebut. Warga Jepang terbiasa dan menganggap penting untuk selalu tepat waktu pada setiap kegiatan yang mereka lakukan. Tak heran jika terdapat beberapa konsep waktu di Jepang yang mengatur cara masyarakatnya memandang waktu sebagai kebiasaan atau aturan.

Pertama, ada konsep waktu “San-ju go Fun”. Konsep waktu ini sering diartikan sebagai “35 detik”, yang artinya waktu 35 detik sering dianggap sangat penting bagi warga Jepang. Konsep waktu ini pada awalnya berasal dari permainan tradisional di Jepang yang disebut “hanetsuki”. Permainan tersebut mengharuskan pemain menangkap bulu ayam dengan raket dan melemparkannya lagi ke udara, dalam waktu 35 detik. Konsep ini kemudian diadopsi ke dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi kebiasaan bagi warga Jepang untuk cepat bertindak dalam waktu kurang dari 35 detik pada beberapa situasi.

Selain “San-ju go Fun”, ada pula konsep waktu “Mago-mago Aru”. Konsep ini memiliki arti “sudah-sudah” dan digunakan untuk menghindari terjadinya keterlambatan atau membuat orang yang telah menunggu menjadi tidak sabar. Oleh karena itu, dalam budaya Jepang, seringkali seseorang yang diundang ke acara diminta untuk datang 10-15 menit sebelum acara dimulai agar terhindar dari terlambat. Di beberapa tempat kerja pun, perusahaan atau institusi mengadopsi konsep ini dengan menentukan jam kerja mereka selalu dimulai 10 atau 15 menit lebih awal dari jam kerja resmi.

Tak hanya itu, ada juga konsep waktu “Kaimono-gyoretsu”. Konsep ini biasanya sering terjadi pada periode liburan atau musim perbelanjaan. Di Jepang, shopping atau berbelanja yang dilakukan saat liburan atau hari-hari special, mulai dari minggu hitam, white day, hingga pertengahan tahun, selalu disesuaikan dengan jam yang diberikan toko-toko atau pusat perbelanjaan. Toko besar seperti foodcourt atau pasar tradisional selalu buka lebih awal pada sabtu dan minggu, biasanya sekitar pukul 9-10 pagi, dan juga beroperasi hingga jam yang cukup lama, bisa sampai pukul 9-10 malam.

Nampaknya, kebiasaan Jepang yang sangat menghargai waktu ini sudah terpatri kuat dalam budaya masyarakatnya. Beberapa konsep waktu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang memberikan nilai-nilai penting. Konsep San-ju go Fun yang diwarisi dari permainan tradisional mendorong seseorang untuk tetap aktif dan tanggap. Sedangkan konsep Mago-mago Aru menunjukkan rasa hormat dan kepedulian terhadap orang lain yang telah menunggu. Sementara itu, konsep Kaimono-gyoretsu mempermudah orang untuk berbelanja dan pergi ke pusat perbelanjaan.

Beda Persepsi Waktu antara Jepang dan Negara Lain


perbedaan waktu di dunia

Jepang, negara yang terletak di sebelah Timur Asia, memiliki perbedaan waktu yang sangat signifikan dengan negara lainnya di dunia. Waktu di Jepang dapat menjadi tolak ukur bagi negara-negara di dunia dalam menentukan waktu yang tepat. Namun, perbedaan persepsi waktu yang ada antara Jepang dan negara lain menyebabkan adanya perbedaan penggunaan istilah “jam” sebagai satuan waktu.

Di Jepang, satuan waktu yang digunakan adalah jam (JST) atau Japan Standard Time. Sedangkan di negara-negara lain, seperti Indonesia, satuan waktu yang digunakan adalah Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Timur (WIT). Perbedaan waktu tersebut didasarkan pada letak geografis negara masing-masing.

Secara umum, perbedaan waktu antara Jepang dan negara lain disebut juga dengan istilah Time Zone atau zona waktu. Setiap zona waktu di dunia terbagi menjadi beberapa bagian yang sama-sama memiliki perbedaan waktu. Misalnya, di Indonesia, WIB atau Waktu Indonesia Barat merupakan bagian dari zonasi waktu UTC+07:00. Sedangkan zona waktu di Jepang berada di UTC+09:00.

Perbedaan persepsi waktu antara Jepang dan negara lain sering kali dimaknai sebagai masalah yang sulit dijelaskan karena tidak hanya hanya soal zona waktu tetapi juga cara pandang masing-masing negara yang berbeda. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan persepsi waktu antara Jepang dan negara lain tersebut, yaitu:

1. Perbedaan Kebiasaan Penggunaan Waktu

orang jepang menggunakan jam andi yasman

Di Jepang, waktu digunakan sebagai salah satu faktor penting dalam kehidupan sehari-hari. Jepang dikenal sebagai negara yang sangat teratur dan efisien dalam penggunaan waktu. Orang Jepang memiliki kebiasaan untuk selalu datang lebih awal sebelum waktu yang disepakati. Tidak jarang, mereka akan melakukan perjalanan lebih pagi untuk tiba di tempat yang dituju sebelum waktu yang telah ditentukan. Hal ini berbeda dengan kebiasaan di Indonesia yang sebagian besar orangnya terbiasa datang tepat waktu atau bahkan terlambat.

Sehingga, kebiasaan dalam penggunaan waktu tersebut menyebabkan perbedaan persepsi waktu antara Jepang dan negara lain. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam budaya Jepang dalam penggunaan waktu, di antaranya adalah:

  • Asa Gohan: waktu makan pagi sebelum jam 8 pagi.
  • Chuu Gohan: waktu makan siang antara pukul 12:00 dan 13:00.
  • Yuugohan: waktu makan malam antara pukul 18:00 dan 20:00.

Sedangkan di Indonesia, tidak terdapat istilah yang khusus dalam penggunaan waktu untuk waktu makan. Namun, lebih menitikberatkan pada waktu yang disepakati dalam jadwal.

2. Perbedaan Pola Kerja dan Kebudayaan

jam kerja di jepang

Polap kerja dan kebudayaan juga memengaruhi perbedaan persepsi waktu antara Jepang dan negara lain. Di Jepang, pola kerja yang berbeda-beda, seperti kerja paruh waktu hingga pekerjaan lembur, juga mempengaruhi penggunaan waktu. Hal ini memicu adanya kecenderungan orang Jepang lebih sering bekerja lembur dan tidur lebih larut malam.

Dalam budaya Jepang sendiri, adanya istilah “yoru no shimei” atau “tugas malam hari” yang memunculkan anggapan bahwa seseorang yang bertugas malam hari lebih produktif. Anggapan tersebut menyebabkan bekerja malam dianggap sesuatu yang baik dan positif oleh orang Jepang. Sementara, di Indonesia sendiri, pola kerja dan kebudayaan tidak mengarah seperti itu dan lebih fokus terhadap pengembangan kualitas waktu dalam mengerjakan tugas.

Kesimpulannya, perbedaan persepsi waktu yang ada di Jepang dan negara lain memang terjadi karena beberapa faktor di atas. Namun, pada dasarnya semua regulasi waktu sama saja, yang membuat jadi berbeda untuk penggunaannya adalah bagaimana cara manusia untuk memanfaatkannya serta budaya dan kebiasaan di masyarakat masing-masing. Oleh karena itu, memahami perbedaan persepsi waktu di Jepang dan negara lainnya sangat penting untuk memudahkan komunikasi dalam berbagai bidang, seperti perdagangan, pariwisata, dan masih banyak lagi.

Jam Berapa Menit ala Jepang


Jam di Jepang

Saat bepergian ke Jepang, kebingungan akan waktu lokal yang ada di sana bisa menjadi hal yang umum terjadi. Selain beda zona waktu dari Indonesia, cara orang Jepang menunjukkan waktu juga berbeda dengan cara kita di Indonesia. Salah satunya adalah dengan kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan jam berapa.

Sebelum kita membahas lebih dalam, perlu diingat bahwa waktu di Jepang diukur dengan format 24 jam, sama seperti Indonesia. Artinya pukul 12 malam di Jepang akan sama dengan pukul 00.00 di Indonesia. Adapun sistem waktu di Jepang umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu ‘wa’ dan ‘yō’ sesuai dengan kata-kata yang digunakan.

Jam Berapa Menit ‘Wa’

Jam Berapa Menit Wa

Pada sistem waktu ‘wa’, orang Jepang akan menggunakan kata ‘ji’ untuk menunjukkan jam, kemudian kata-kata lain digunakan untuk menunjukkan menitnya. Berikut kata-kata yang digunakan untuk menunjukkan menit di Jepang:

  • 0 menit: ‘han’ (berarti setengah, misalnya jam 7:30 akan diucapkan ‘shichi-ji han’)
  • 1-10 menit: menit diucapkan sesuai dengan angka (misalnya 7:05 diucapkan ‘shichi-ji go-fun’)
  • 11-20 menit: menit diucapkan dengan menambahkan kata ‘ippun’ (1 menit), ‘nifun’ (2 menit), ‘sanpun’ (3 menit) dst. hingga 10 menit.
  • 21-30 menit: setelah angka 20, menit diucapkan dengan menambahkan kata ‘jippun’ (10 menit), kemudian kata-kata 1-10 untuk menyatakan sisa menitnya (misalnya 7:26 diucapkan ‘shichi-ji nijuppun roku-fun’)
  • 31-40 menit: diucapkan dengan menambahkan kata ‘sanjuppun’ (30 menit) dan kata-kata 1-10 untuk menyatakan sisa menit (misalnya 7:38 diucapkan ‘shichi-ji sanjuppun hap-pun’)
  • 41-50 menit: diucapkan dengan menambahkan kata ‘yonjuppun’ (40 menit) dan kata-kata 1-10 untuk menyatakan sisa menit (misalnya 7:49 diucapkan ‘shichi-ji yonjuppun kyuu-fun’)
  • 51-60 menit: diucapkan dengan menambahkan kata ‘gojuppun’ (50 menit) dan kata-kata 1-10 untuk menyatakan sisa menit (misalnya 7:55 diucapkan ‘shichi-ji gojuppun go-fun’)

Jam Berapa Menit ‘Yō’

Jam Berapa Menit Yō

Sistem waktu ‘yō’ lebih sering digunakan pada situasi formal atau untuk keperluan bisnis. Pada sistem ini, jam diucapkan dengan menggunakan kata ‘ji’, seperti pada sistem ‘wa’. Namun untuk menunjukkan menit, orang Jepang akan menggunakan huruf ‘fun’ saja.

Contohnya, jika seseorang ingin mengatakan 8:40, ia akan mengucapkannya sebagai ‘hachi-ji yonjū fun’ atau dalam bahasa Jepang (八時四十分). Sangat sederhana, bukan? Sistem waktu ‘yō’ ini lebih simpel karena tidak memerlukan banyak kata-kata, dan hanya perlu menambahkan kata ‘fun’ pada jam yang ingin diucapkan.

Itulah cara orang Jepang menunjukkan waktu, yang bisa jadi salah satu tantangan yang harus dihadapi saat berkunjung ke Jepang. Namun dengan belajar dan memahami cara pengucapannya, kita dapat dengan mudah mengikuti jadwal di Jepang dan menikmati pengalaman berharga selama di sana.

Cara Menggunakan Jam di Jepang


jam jepang

Jepang adalah salah satu negara yang sangat terkenal dengan teknologi dan kemajuan mereka dalam berbagai industri. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika penduduk di Jepang juga menggunakan jam yang canggih dan modern. Meski begitu, cara menggunakan jam di Jepang masih memerlukan penjelasan untuk diikuti oleh pelancong dari luar negeri, termasuk dari Indonesia. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipahami tentang cara menggunakan jam di Jepang.

Jenis Jam yang Digunakan di Jepang


jam jepang

Sebelum memahami cara menggunakan jam di Jepang, penting untuk mengetahui jenis jam apa yang digunakan di Jepang. Penduduk di Jepang biasanya menggunakan jam digital atau jam analog. Meskipun sekarang sudah ada jam pintar atau smartwatch, namun penggunaannya masih belum terlalu populer seperti di negara lain.

Format Waktu di Jepang


jam tokyo

Pada umumnya, Jepang menggunakan format waktu 24 jam, seperti halnya di Indonesia. Namun, ada beberapa orang di Jepang yang masih menggunakan format waktu 12 jam dengan menambahkan “am” untuk waktu pagi dan “pm” untuk waktu siang dan malam.

Menentukan Zona Waktu Jepang


zona waktu jepang

Jepang memiliki tiga zona waktu yang berbeda-beda. Oleh karena itu, jika kita ingin mengetahui waktu di Jepang berdasarkan zona waktu tempat kita berasal, maka kita perlu menyesuaikan dengan perbedaan waktu tersebut. Zona waktu Jepang adalah JST (Japan Standard Time), JDT (Japan Daylight Time) dan JST-9 (Japan Standard Time – GMT+9).

JST atau Japan Standard Time adalah zona waktu utama Jepang yang digunakan sepanjang tahun. JDT atau Japan Daylight Time adalah zona waktu musim panas yang digunakan sejak April hingga September. Sedangkan JST-9 atau Japan Standard Time – GMT+9 digunakan pada beberapa daerah yang menjadi “perbatasan” antara zona waktu Jepang dengan zona waktu tetangga.

Penyesuaian Jam Saat Berada di Jepang


setting jam jepang

Untuk menyesuaikan jam saat kita berada di Jepang, kita perlu mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Untuk mengubah format waktu (24 jam atau 12 jam), kita bisa mempersempit jari pada area frame jam dan menahan selama beberapa detik hingga saat yang diinginkan berhasil dipilih.
  2. Untuk menyesuaikan waktu, kita bisa membuka tombol atau “penutup” bagian belakang jam. Biasanya pada bagian belakang jam akan terlihat sebuah tombol kecil dan kita hanya perlu menekan tombol tersebut dengan menggunakan benda tajam dan tipis seperti ujung pen.
  3. Selanjutnya, kita perlu memutar bagian dalam jam menggunakan jari kita untuk mengatur waktu yang diinginkan berdasarkan zona waktu Jepang.
  4. Jika jam yang digunakan sudah multifungsi, maka kita bisa menyesuaikan kalender atau tanggal dengan menekan tombol pada bagian samping jam tersebut.

Itulah penjelasan tentang cara menggunakan jam di Jepang. Semoga informasi ini bisa membantu kita saat berada di Jepang dan mempermudah kita dalam mengatur waktu saat menjalankan aktivitas sehari-hari.

Keteraturan Waktu dalam Budaya Jepang


Keteraturan Waktu dalam Budaya Jepang

Budaya Jepang terkenal dengan keteraturan yang tinggi dan tentunya juga berdampak pada keteraturan waktu dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa dilihat dari beberapa kebiasaan masyarakat Jepang seperti selalu datang tepat waktu, menghargai waktu, dan berpakaian rapi sebelum keluar rumah. Berikut adalah beberapa contoh bentuk keteraturan waktu yang terdapat dalam budaya Jepang.

1. Kebersihan dan Keteraturan pada Transportasi Umum


Transportasi umum di Jepang

Setiap orang yang menggunakan transportasi umum di Jepang akan terkejut dengan kebersihan dan keteraturan yang terdapat di dalamnya. Petugas kebersihan akan membersihkan ruang kereta sesaat setelah kereta tersebut kosong. Selain itu, penumpang juga tidak diperbolehkan makan atau minum di dalam kereta, kecuali pada tempat yang disediakan. Hal ini membuat transportasi umum di Jepang terlihat rapi dan selalu siap digunakan oleh masyarakat.

2. Keteraturan dalam Prosedur Kantor


Kantor di jepang

Budaya Jepang menghargai waktu, termasuk waktu di kantor. Dalam proses kerja sehari-hari, setiap orang diharapkan untuk mempertimbangkan waktu yang digunakan. Keteraturan terlihat pada berbagai waktu, mulai dari memulai bekerja di pagi hari hingga menyelesaikan proyek pada waktu yang sudah ditentukan. Selain itu, orang Jepang juga terkenal dengan kerapian dan ketelitian serta efisiensi.

3. Keteraturan dalam Upacara Acara


Acara kesenian jepang

Upacara acara di Jepang selalu diatur dengan sangat detail dan tepat waktu. Kegiatan seperti acara sekolah, konser, pertunjukan kesenian, dan lain-lain selalu dijadwalkan dengan rapi. Masyarakat Jepang sangat menghargai waktu, sehingga mereka akan datang tepat waktu dan menghormati waktu yang telah ditentukan untuk acara tersebut. Hal ini adalah hal yang sangat penting bagi masyarakat Jepang untuk menjaga keteraturan dan efisiensi.

4. Keteraturan dalam Makanan


Makanan jepang

Masyarakat Jepang sangat menghargai keteraturan dan kedisiplinan dalam segala hal. Hal tersebut juga terlihat dalam cara mereka menyajikan makanan. Setiap hidangan selalu diatur dengan rapi pada piring yang tersedia, mulai dari nasi hingga lauk-pauknya. Juga, setiap jenis makanan pun mempunyai porsi yang sama. Hal tersebut adalah untuk memastikan setiap orang bisa merasakan makanan yang sama dan menghargai setiap jenis makanan yang ada.

5. Keteraturan dalam Berbusana


Pakaian tradisional jepang

Budaya Jepang sangat menghargai keteraturan, termasuk dalam berpakaian. Warna-warna pakaian biasanya dipilih agar tidak tampak mencolok dan selalu rapi. Masyarakat Jepang juga sangat menghargai gaya dan budaya tradisional. Ketika ada acara tertentu misalnya seperti upacara pernikahan, upacara tradisional, atau acara resmi lainnya, masyarakat Jepang akan mengenakan pakaian tradisional dengan rapi dan sangat sopan. Hal ini menunjukkan penghargaan mereka terhadap kebudayaan tradisional.

Demikianlah beberapa contoh bentuk keteraturan waktu yang terdapat dalam budaya Jepang. Masyarakat Jepang memang sangat memperhatikan kualitas dan efisiensi dalam segala hal, termasuk waktu. Bagi kita yang berasal dari budaya yang berbeda, hal ini bisa menjadi contoh dan inspirasi untuk mengembangkan gaya hidup yang lebih rapi dan efisien.

Iklan